Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik (RSUP H. Adam Malik) Medan 1993-2000

(1)

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK ( RSUP H. ADAM MALIK ) MEDAN ( 1993-2000 )

SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O

l e h

Anggi Utari Pardede Nim. 060706015 Pembimbing

Drs. Nurhabsyah, M.Si Nip 195912311985032005

DEPARTEMEN ILMU SEJARAH FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

Lembaran Persetujuan Ujian Skripsi

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK (RSUP H. ADAM MALIK) MEDAN ( 1993-1999 )

Yang diajukan oleh Nama : Anggi Utari Pardede

NIM : 060706015

Telah disetujui untuk diajukan dalam ujian skripsi oleh

Pembimbing Tanggal

Dra. Nurhabsyah,M.Si Nip 195912311985032005

Ketua Departemen Ilmu Sejarah Tanggal

Dra. Fitriaty Harahap, S.U Nip 195406031983032001

DEPARTEMEN ILMU SEJARAH FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK (RSUP H. ADAM MALIK) MEDAN ( 1993 – 1999 )

Skripsi Sarjana DIKERJAKAN O

l e h

Anggi Utari Pardede 060706015

Pembimbing

Drs. Nurhabsyah, M.Si Nip 195912311985032005

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian

Fakultas Sastra USU Medan, untuk melengkapi Salah satu syarat ujian SARJANA SASTRA Dalam bidang Ilmu Sejarah

DEPARTEMEN ILMU SEJARAH FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(4)

DAFTAR ISI

UCAPAN TERIMA KASIH...i

ABSTRAK...iv

DAFTAR ISI...v

DAFTAR TABEL...vii

BABI PENDAHULUAN...….1

1.1 Latar Belakang……….1

1.2 Rumusan Masalah ………...4

1.3 Tujuan dan Manfaat……….5

1.4 Tinjauan Pustaka………...………...6

1.5 Metode Penelitian………....8

BAB II SEJARAH BERDIRI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN 1993-2000...10

2.1.BerdirinyaRumahSakit...12

2.2 Visi dan Misi...14

2.3 Kedudukan...16

2.4 Tugas dan Fungsi...17

BAB III PERKEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK 1993-2000...19


(5)

3.2 Tenaga Kerja...26

3.3 Tata Kerja Pekerja...28

3.4 Fasilitas...29

3.4.1 Pelayanan Medis...29

3.4.1.1 Dalam Bidang Kesehatan...33

3.4.2 Gedung...35

3.4.3 Sarana dan Prasarana...37

3.4.4 Ambulance...38

3.4.5 Laundry...41

3.5 Hambatan yang Dihadapi...42

3.6 Pemecahan Masalah...46

BAB VI PERANAN RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN 1993-2000...49

4.1 Dalam Bidang Kesehatan...49

4.2 Dalam bidangPendidikan...53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...61

5.1 Kesimpulan...61

5.2 Saran...63

DAFTAR PUSTAKA...64


(6)

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja RSUP H. Adam Malik Tahun 1993.

Tabel 2. Kegiatan Pelayanan Ambulance (Ambulance Service) di RSUp H. Adam Malik Tahun 1993-2000.

Tabel 3. Jumlah Kegiatan Laundry RSUP H. Adam Malik Tahun 1993-2000.

Tabel 4. Jumlah Pengunjung / Kunjungan Rawat Jalan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 1993/2000.

Tabel 5. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Diperinci Menurut Poliklinik di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 1993-2000.

Tabel 6. Jumlah Pasien Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 1993 – 2000. Tabel 7. Kegiatan Pembedahan di RSUP H. Adam Malik tahun 1993/2000.

Tabel 8. Kegiatan Kebidanan/Persalinan di RSUP H. Adam Malik Medan.

Tabel 9. Jumlah Mahasiswa, siswa yang melakukan pendidikan di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 1999-2000.


(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur dipersembahkan kepada Allah SWT, yang memberikan karunia tidak terhingga berupa bimbingan, kekuatan, petunjuk, pertolongan, maupun hidayah, dan taufik-Nya, serta Shalawat dan salam atas junjungan nabi Besar Muhammad SAW yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisaan skripsi ini dapat diselesaikan, meskipun banyak hambatan dan tantangan.

Skripsi ini, yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana Sastra tidak akan pernah terwujud tanpa bantuan, kerja sama, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, inilah saat yang tepat bagi penulis untuk mengungkapkan rasa terimah kasih kepada:

1. Kedua orang tuaku, Ayahanda tersayang H.Nurdin Pardede dan Ibunda tercinta Hj. Nurhayati yang telah mendidik, membesarkan, merawat, mendoakan, dan membimbing Ananda dari lahir sampai saat ini, walau sering Ananda membuat kalian sedih dan kecewa. Semoga dengan skripsi inilah Ananda dapat membalas seluruh curahan kasih sayang Ayahanda dan Ibunda, walaupun mungkin tidak seberapa dengan pengorbanan yang kalian berikan.

2. Bapak Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara yang memberikan segala bantuannya selama penulis mengikuti perkuliahan di Fakultas Sastra.

3. Ibu Dra. Fitriaty Harahap S.U, selaku Pimpinan Departemen Ilmu Sejarah yang telah banyak memberikan bantuan serta pelajaran yang berharga bagi penulis selama dalam perkuliahan.


(8)

4. Ibu Dra. Nurhabsyah, M.Si, selaku dosen pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang telah begitu banyak memberikan dorongan, semangat, masukan dan telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis. Di samping sebagai pembimbing, ibu juga telah menjadi teman, sahabat bagi penulis untuk mencurahkan segala perasaan, cerita, peristiwa sehingga nasihat dan masukan bagi ibu akan menjadikan penulis lebih baik. Budi baik yang ibu berikan akan selalu penulis ingat. Hanya Tuhan yang dapat membalasnya. Amin.

5. Ibu Dra. Ratna, M.Si, selaku Dosen pembimbing penulis yang telah memberikan perhatian selama menjadi anak bimbingan ibu.

6. Bapak Drs. Edi Sumarno, M.Hum selaku dosen yang telah banyak memberikan nasihat, saran, motivasi, waktu bagi penulis.

7. Bapak Dr. Djamaluddin Sambas, MARS, selaku pimpinan serta seluruh staf pegawai RSUP H. Adam Malik yang telah memberikan izin dan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian di lapangan.

8. Seluruh Dosen, Staf Pengajar, Staf Administrasi pendidikan Departemen Ilmu Sejarah ( B’Ampera) yang telah banyak membantu penulis.

9. Teman-teman seperjuanganku Stambuk 06 yang tidak bisa kusebutkan satu-persatu yang telah memberikan dukungan, semangat selama dalam perkuliahan. 10. Keluargaku di Medan, Embah, Bude, Tante, yang penulis anggap sebagai orang

tua di Medan yang telah memberikan dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga Allah dapat membalas kebaikan kalian semua.

11. Terimah kasih khusus dan spesial penulis ucapkan kepada yang paling penulis sayangi dan kasihi Veni Judo A. Fatahillah, S.Sos sebagai kekasih, teman,


(9)

sahabat, abang, yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis. Semoga apa yang selama ini kita cita-citakan akan terkabul. Amin.

Akhirnya untuk semua pihak-pihak yang telah membantu penulis yang tidak seluruhnya disebutkan dalam penyusunan skripsi ini, saya mengucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan dengan balasan yang berlipat ganda. Penulis juga mengharapkan semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Juni 2010 Penulis,


(10)

ABSTRAK

Nama Anggi Utari Pardede, judul Penelitian ”Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam

Malik (RSUP H. Adam Malik) Medan 1993-2000”. Adapun tujuan dari penulisan skripsi

ini adalah pertama, menjelaskan sejarah berdirinya Rumah Sakit Umum pusat H. Adam Malik Medan, kedua Menjelaskan perkembangan Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan (1993-2000), dan terakhir ketiga adalah menjelaskan peranan Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah, yaitu Heuristik (pengumpulan data), Kritik Sumber, Interpretasi (Menyimpulkan kesaksian/data yang dipercaya dari bahan yang ada), dan yang terakhir adalah Historiografi (penulisan).

Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan yang umumnya dikenal orang banyak dengan sebutan RSUP H. Adam Malik merupakan Rumah Sakit Umum Kelas A yang berada di kota Medan. Selain itu RSUP H. Adam Malik juga digunakan sebagai rumah sakit pendidikan bagi calon dokter.

RSUP H. Adam Malik yang beralamatkan di jalan Bunga Lao no. 17 Medan berada di daerah yang masih segar sehingga mempercepat kesembuhan bagi para pasien. RSUP H. Adam Malik mulai beroperasi secara menyeluruh pada tahun 1993 yang diresmikan langsung oleh mantan bapak Presiden RI, H. Soeharto. RSUP H. Adam Malik merupakan unit organisasi di lingkungan Departemen Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direkturr Jenderal Pelayanan Medik.

Demikianlah penulis mencoba menggambarkan RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 1993-2000. Penulis merasa yakin bahwa RSUP H. Adam Malik merupakan sesuatu yang berharga memiliki peranan penting di Sumatera Utara terlebih lagi walaupun nama rumah sakit ini tidak menggunkan nama dokter ataupun orang yang berjasa pada bidang kesehatan, tetapi rumah sakit ini sudah menunjukkan sosok seorang yang berjasa di Sumatera Utara, bahkan Internasional, yaitu Adam Malik.


(11)

ABSTRAK

Nama Anggi Utari Pardede, judul Penelitian ”Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam

Malik (RSUP H. Adam Malik) Medan 1993-2000”. Adapun tujuan dari penulisan skripsi

ini adalah pertama, menjelaskan sejarah berdirinya Rumah Sakit Umum pusat H. Adam Malik Medan, kedua Menjelaskan perkembangan Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan (1993-2000), dan terakhir ketiga adalah menjelaskan peranan Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah, yaitu Heuristik (pengumpulan data), Kritik Sumber, Interpretasi (Menyimpulkan kesaksian/data yang dipercaya dari bahan yang ada), dan yang terakhir adalah Historiografi (penulisan).

Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan yang umumnya dikenal orang banyak dengan sebutan RSUP H. Adam Malik merupakan Rumah Sakit Umum Kelas A yang berada di kota Medan. Selain itu RSUP H. Adam Malik juga digunakan sebagai rumah sakit pendidikan bagi calon dokter.

RSUP H. Adam Malik yang beralamatkan di jalan Bunga Lao no. 17 Medan berada di daerah yang masih segar sehingga mempercepat kesembuhan bagi para pasien. RSUP H. Adam Malik mulai beroperasi secara menyeluruh pada tahun 1993 yang diresmikan langsung oleh mantan bapak Presiden RI, H. Soeharto. RSUP H. Adam Malik merupakan unit organisasi di lingkungan Departemen Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direkturr Jenderal Pelayanan Medik.

Demikianlah penulis mencoba menggambarkan RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 1993-2000. Penulis merasa yakin bahwa RSUP H. Adam Malik merupakan sesuatu yang berharga memiliki peranan penting di Sumatera Utara terlebih lagi walaupun nama rumah sakit ini tidak menggunkan nama dokter ataupun orang yang berjasa pada bidang kesehatan, tetapi rumah sakit ini sudah menunjukkan sosok seorang yang berjasa di Sumatera Utara, bahkan Internasional, yaitu Adam Malik.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna, paling tinggi derajat dari makluk ciptaan-Nya yang lain. Salah satu kesempurnaan manusia adalah manusia memiliki nilai kebudayaan. Contoh dari suatu nilai budaya terutama dalam masyarakat Indonesia adalah manusia itu suka bekerja sama dengan sesamanya berdasarkan rasa solidaritas yang besar. Dari bukti ini, terlihat bahwa manusia sebagai makhluk sosial, tidak dapat hidup tanpa adanya orang lain.1

Pengertian rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional dan terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.

Kesehatan merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam hidup manusia. Tidak jarang didengar ada ungkapan yang mengatakan bahwa kesehatan sangat mahal harganya. Jika seseorang sakit, maka ia harus minum obat dan jika masih belum sembuh maka ia akan dibawa ke rumah sakit. Pastilah seseorang akan mengeluarkan biaya jika suda h di rawat di rumah sakit. Rumah sakit merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam hidup manusia. Dapat dibayangkan bagaimana jika tidak ada rumah sakit yang merawat orang sakit, pastilah semakin banyak orang yang meninggal.

2

1

Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan, Jakarta: Gramedia, 1974, hal. 21.

Dari pengertian di atas maka kita dapat melihat bahwa begitu pentingnya rumah sakit, yang tentunya tidak terlepas dari beberapa


(13)

faktor, yaitu adanya gedung, organisasi, dokter, perawat, penyakit yang diderita, dan pengobatan. Faktor-faktor di atas tidak dapat dipisahkan dan harus saling berhubungan satu dengan lainnya.

Rumah sakit setidaknya mempunyai lima fungsi. Pertama, harus ada pelayanan rawat inap dengan fasilitas diagnosis. Berbagai jenis spesialisasi, baik bedah maupun non bedah, harus tersedia. Pelayanan rawat inap ini juga meliputi pelayanan keperawatan, gizi, farmasi, laboraturium, radiologi, dan berbagai pelayanan diagnosis lainnya. Kedua, rumah sakit harus memiliki pelayanan rawat jalan. Ketiga, rumah sakit juga mempunyai tugas untuk melakukan pendidikan dan latihan. Keempat, rumah sakit perlu melakukan pendidikan di bidang kedokteran dan kesehatan karena keberadaan pasien di rumah sakit merupakan modal dasar untuk penelitian. Kelima, rumah sakit juga mempunyai tanggung jawab untuk program pencegahan penyakit dan penyuluhan kesehatan bagi populasi di sekitarnya.3

Sebuah Rumah Sakit harus mempunyai nama. Untuk memberi nama rumah sakit harus mengacu kepada Surat Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medik No.

Mengingat kota Medan yang semakin lama jumlah penduduknya semakin meningkat, maka membutuhkan pembangunan-pembangunan rumah sakit yang bertujuan pada peningkatan pelayanana di bidang kesehatan. Berdasarkan Surat Keputusan Menkes No.335/Menkes/SK/VII/1990 dibangunlah Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik yang merupakan rumah sakit kelas A, yang terletak di jalan Bunga Lao no. 17 Padang Bulan, Medan. Di samping itu juga merupakan Rumah Sakit Pusat Rujukan untuk wilayah Pembangunan A yang meliputi Propinsi Sumatera Utara, Propinsi Aceh, Propinsi Sumatera Barat, dan Propinsi Riau.

3


(14)

0308/Yanmed/RSKS/PA/SK/IV/92 yang menyatakan bahwa: 1. Nama rumah sakit tidak boleh memakai nama orang yang masih hidup; 2. Tidak boleh menyebutkan jenis badan hukum, misalnya rumah sakit milik PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) atau PTBA tidak boleh menggunakan nama Rumah Sakit PT Tambang Batubara Asam (Persero) tetapi boleh dinamai Rumah Sakit Bukit Asam4

Nama Adam Malik, tokoh dari Pematang Siantar, memang sudah lama terpatri dalam ingatan masyarakat Sumatera Utara. Nama mantan Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) kedua itu seolah tak bisa dipisahkan dari masyarakat Sumatera Utara bahkan Internasional. Beliau menjadi ikon kebanggaan masyarakat Sumatera Utara. Adam Malik menjadi putra Sumatera Utara terbaik yang mampu bersaing dengan putra dari daerah lain di tanah air. Nama beliau telah banyak diabadikan di berbagai tempat di Sumatera Utara. Di Medan, selain menjadi nama rumah sakit, Adam Malik juga diabadikan sebagai nama jalan. Ruas jalan Adam Malik terentang dari barat ke timur. Jalan ini termasuk jalan utama dan salah satu pusat bisnis di kota Medan. Selain di kota Medan, nama Adam Malik juga diabadikan sebagai nama jalan di kota Pematang Siantar, tempat kelahiran beliau. Walaupun bukan menjadi jalan utama, namun nama jalan Adam Malik termasuk kawasan padat penduduk. Adam Malik bukan seorang dokter, tetapi nama beliau digunakan sebagai nama rumah sakit milik pemerintah Propinsi Sumatera Utara (Pempropsu). Ini dilakukan sebagai wujud penghormatan kepada Adam Malik atas jasa-jasanya. Pemberian nama Rumah Sakit Adam Malik dapat disesuaikan dengan SK Direktur Jendral Pelayanan Medik yang mana Adam Malik meninggal pada tahun 1984. Atas dasar pemikiran tersebut di ataslah, penulis merasa tertarik untuk menelitinya dengan judul “Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik (RSUP H. Adam Malik)

.


(15)

Medan 1993-2000”. Adapun periode 1993 sebagai awal dari penelitian yaitu awal mula beroperasinya rumah sakit secara resmi. Adapun tahun 2000 sebagai akhir dari penulisan karena penulis sudah dapat melihat perkembangan yang ada pada Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik, antara lain dalam waktu yang tidak terlalu lama didirikan, rumah sakit tersebut telah mendapat peningkatan, seperti Fasilitas rumah sakit dan pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada masyarakat. Skop spasial dari penelitian ini adalah Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun permasalahan-permasalahan yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan?

2. Bagaimana perkembangan Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan (1993–1999)?

3. Apa Peranan Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Suatu penelitian pastilah mempunyai tujuan dan manfaat yang dapat memberikan informasi yang berguna bagi pembaca. Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menjelaskan sejarah berdirinya Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan.


(16)

2. Menjelaskan perkembangan Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan (1993-1999).

3. Menjelaskan peranan Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan.

Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat :

1. Menambah referensi tentang sejarah bedirinya Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik, khususnya di Kota Medan.

2. Menjadi masukan bagi Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik sehingga dapat lebih mengembangkan perusahannnya di masa yang akan datang.

3. Menjadi acuan bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan terhadap Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik, khususnya di Kota Medan.

1.4 Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini penulis memerlukan berbagai sumber tertulis ataupun literatur berupa buku-buku yang dapat membantu pemahaman serta kelancaran penulis dalam pelaksanaan penelitian ini.

Buku-buku yang dipergunakan oleh penulis dalam menyelesaikan penelitian ini antara lain berjudul Pengantar Pengantar Administrasi Kesehatan (2003), karangan Azrul Azwar. Di dalam bukunya ini penulis memaparkan banyak hal mengenai Administrasi kesehatan yaitu berupa pelayanan kesehatan. Banyak diantaranya yaitu memaparkan tentang konsep dari rumah sakit serta bagaimana sebuah rumah sakit dapat dikatakan baik sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Dari sumber buku ini maka penulis dapat memperoleh banyak informasi mengenai syarat pokok pelayanan kesehatan


(17)

dan masalah pelayanan kesehatan. Syarat pokok pelayanan kesehatan ini menyangkut tentang pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan kesehatan yang harus tersedia di kalangan masyarakat serta bersifat berkesinambungan. Selain itu terdapat juga persyaratan lainnya, yaitu dapat diterima dengan wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau dan bermutu. Dengan adanya buku ini maka penulis dapat membandingkan syarat-syarat pokok tersebut yang ada pada Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik. Selain itu, buku ini juga memaparkan tentang pelayanan yang ada di rumah sakit, seperti Pelayanan kedokteran, pelayanan rawat jalan, dan pelayanan Gawat Darurat. Hal ini tentu saja akan menjadi sumber informasi yang berguna bagi penulis dalam membahas pokok kajian yang akan dibahas dalam skripsi ini nantinya serta dapat dijadikan sebagai model penulisan bagi penulis.

Selain itu, buku yang berjudul Kiat Mengelola Rumah Sakit (1997) karangan Darmanto Djojibroto. Rumah sakit yang telah didirikan memerlukan proses agar dapat mencapai pelayanan yang maksimal. Di dalam buku ini banyak menjelaskan tentang bagaimana manajemen rumah sakit yang baik, termasuk struktur organisasi di dalam sebuah rumah sakit. Selain itu juga membahas tentang manajemen personalia yang didalamya termasuk kepada kebutuhan tenaga, bagaimana mutu SDM, tenaga medis atau dokter, tugas dari masing-masing personalis seperti tugas direktur, wakil direktur, kepala rawat jalan, kepala unit gawat darurat, kepala rawat inap yang dapat digunakan sebagai panduan dalam meneliti Rumah Sakit Pusat Haji Adam Malik.

Buku dengan judul Reformasi Perumahsakitan Indonesia (2002), karangan Soedarmono Soejitno, dkk. Dalam buku ini dibahas redefinisi fungsi dan peranan rumah sakit dalam konteks sistem pelayanan kesehatan dan dan sistem kesehatan mengingat


(18)

institusi ini merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Buku ini selain membahas mengenai substansi reformasi rumah sakit juga dibahas faktor-faktor konstekstual yang mempengaruhi dan menentukan keberhasilan dari reformasi itu sendiri. Telah terjadi banyak perubahan seiring dengan reformasi yang terjadi di Indonesia yaitu perubahan lingkungan: tentang perubahan lingkungan luar rumah sakit menyangkut perubahan pada lingkungan yang tidak langsung, lingkungan peraturan, perubahan pada mitra di luar sistem pelayanan kesehatan. Selain itu buku ini juga membahas fungsi rumah sakit dalam bidang kesehatan dan pendidikan yang akan dikaitkan dengan Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik.

1.5 Metode Penelitian

Penulisan karya ilmiah yang memenuhi syarat adalah dengan didukung oleh berbagai data serta informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya dan harus sasuai dengan permasalahan. Metode penelitian sejarah lazim juga disebut dengan metode sejarah. Metode adalah cara, jalan, atau petunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis.5

Langkah pertama adalah heuristik yaitu pengumpulan sumber-sumber baik berupa tulisan maupun lisan yang sesuai dan mendukung objek yang diteliti. Dalam langkah ini penulis melakukan penelitian kepustakaan dengan mengumpulkan sumber-sumber berupa sumber tertulis yang dapat diperoleh melalui buku-buku, artikel-artikel yang

Dalam penelitian, penulis menggunakan metode sejarah agar proses penelitian dilakukan secara efektif. Adapun metode sejarah yang meliputi: Heuristik, Kritik Sumber,

interprertasi dan historiografi. Melalui metode ini dilakukan langkah-langkah sebagai

berikut.


(19)

berhubungan dengan topik penelitian dan membantu penulis untuk memahami permasalahan. Semua sumber kepustakaan ini penulis dapatkan di perpustakaan, baik itu perpustakaan Universitas Sumatera Utara, Perpustakaan Daerah Kota Medan, ataupun Perpustakaan Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik. Selain penelitian kepustakaan, penulis juga melakukan penelitian lapangan berupa wawancara dengan beberapa pegawai Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik untuk mengetahui informasi tentang topik penelitian dalam memperoleh sumber secara lisan, salah satunya adalah dengan bapak Muharta Maha. Beliau merupakan pegawai administrasi Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik yang bekerja cukup lama (+- 10 tahun) sehingga saya dapat mengetahui informasi dari beliau.

Langkah yang kedua dilakukan adalah dengan kritik sumber. Banyaknya sumber yang ditemukan penulis tentu tidak semuanya digunakan oleh penulis, sehingga perlu kembali diseleksi. Dalam tahapan ini, kritik dilakukan terhadap sumber yang telah terkumpul untuk menguji keabsahan ataupun kebenaran yang didapat dari sumber. Kritik yang dilakukan yaitu kritik intern dan kritik ekstern. Kritik intern dipergunakan untuk menilai kredibilitas sumber, kelayakan data apakah data dapat dipercaya atau tidak sedangkan kritik ekstern digunakan untuk menentukan otensitas data (keaslian data).

Langkah selanjutnya adalah interpretasi. Tahapan ini dilakukan dengan menafsirkan dan menyimpulkan kesaksian atau data informasi yang dapat dipercaya mengenai bahan-bahan yang autentik menjadi data yang objektif. Di dalam intrerpretasi merupakan pandangan penulis ataupun kesimpulan penulis terhadap sumber-sumber yang terkumpul dan teruji kebenarannya.


(20)

Langkah terakhir adalah historiografi atau penuliasn sejarah, yaitu penyusunan kesaksian atau sumber-sumber yang dapat dipercaya menjadi suatu kisah, kajian yang menarik dan berarti secara sistematis dan kronologis. Historiografi merupakan tahap akhir dari penulisan ini sehingga dapat dituangkan dalam bentuk tulisan skripsi.


(21)

BAB II

SEJARAH BERDIRI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN 1993 – 2000

2.1 Berdirinya Rumah Sakit

Kebutuhan akan RS pendidikan dikemukakan oleh para dosen Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara kepada Menteri Kesehatan Republik Indonesi (RI) Bapak Dr. Suarjono Surjaningrat sewaktu kunjungan kerja di RS Dr. Pringadi, Medan pada tahun 1980 dan mendapat tanggapan positif dari Bapak Menteri.6

6

Profil RSUP H. Adam Malik Medan, 1997, hal. 1.

Pada mula didirikan, Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik merupakan Rumah Sakit Umum Kelas A di Medan yang berdasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 335/Menkes/SK/VII/1990. Namun, nama rumah sakit ini mengalami perubahan yang pada mulanya bernama Rumah Sakit Umum Kelas A di Medan menjadi Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik. Perubahan nama rumah sakit ini berdasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 775/MENKES/SK/IX/1992. Adapun alasan pergantian nama rumah sakit ini disebabkan karena perlunya pencantuman nama Pahlawan Nasional Sebagai Nama Rumah Sakit Umum Pemerintah yang merupakan bagian penghargaan dan kebangganan rakyat Indonesia. Nama Haji Adam Malik perlu diabadikan pada rumah sakit umum pemerintah sebagai penghargaan dan kebanggan terhadap Pahlawan Nasional, terlebih lagi Adam Malik merupakan ikon kebanggaan masyarakat Sumatera Utara yang mana namanya tidak hanya dikenal di Indonesia saja, tetapi juga di Internasional.


(22)

Rumah sakit yang ada di Indonesia tidak hanya berdasarkan satu kepemilikan saja, tetapi banyak kepemilikan, termasuklah di dalamnya Rumah Sakit Umum yang dimiliki pemerintah. Rumah Sakit Milik Pemerintah memiliki 2 bagian, yaitu Rumah Sakit milik Pemerintah Pusat dan rumah sakit milik Pemerintah Provinsi dan Kabupaten atau Kota. Adapun perbedaan dari kedua rumah sakit ini adalah: Rumah Sakit milik Pemerintah Pusat (Rumah Sakit Umum Pusat atau RSUP) mengacu kepada Departemen Kesehatan (Depkes) sehingga segala urusan rumah sakit bergantung pada Depkes Republik Indonesia (Pemerintah Pusat). Rumah sakit ini sebagian besar adalah rumah sakit pendidikan yang cukup besar dan luas dengan hubungan khusus ke Fakultas kedokteran, rumah sakit inilah yang digolongkan kepada RSUP H. Adam Malik. Sedangkan Rumah Sakit Milik Pemerintah Propinsi dan Kabupaten atau Kota (Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD) mengacu pada pimpinan daerah dan lembaga perwakilan masyarakat daerah. Rumah sakit ini mempunyai keunikan karena secara teknik medis berada di bawah koordinasi Departemen Kesehatan, sedangkan kepemilikan sebenarnya berada di bawah pemerintah propinsi atau kabupaten atau kota dengan pembinaan urusan kerumahtanggaan dari Departemen Dalam Negri (depdagri).

Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan, maka rumah sakit diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan rumah sakit,7

a. Rumah Sakit Umum Kelas A; yaitu:

b. Rumah Sakit Umum kelas B;

7


(23)

c. Rumah Sakit Umum kelas C; d. Rumah Sakit Umum kelas D.

RSUP H. Adam Malik termasuk kepada bagian a, yaitu Rumah Sakit Umum Kelas A. Adapun syarat dari Rumah Sakit Umum Kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 5 (lima) spesialis penunjang medik, 12 (dua belas) spesialis lain, dan 13 (tiga belas) subspesialis dan RSUP H. Adam Malik memiliki semua dari persyaratan di atas.8

RSUP H. Adam Malik ini beralamat di Jalan Bunga Lau no. 17, Medan, terletak di kelurahan Kemenangan, kecamatan Medan Tuntungan. Letak RSUP H. Adam Malik ini agak berada di daerah pedalaman yaitu berjarak +- 1 Km dari jalan Djamin Ginting yang merupakan jalan raya menuju ke arah Brastagi.9

RSUP H. Adam Malik merupakan Rumah Sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VIII/1990. Di samping itu, RSUP H. Adam Malik adalah Rumah Sakit Rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Propinsi Sumatera Letak daerah yang di pedalaman ini sangat mendukung bagi para pasien karena suasana tenang di daerah tersebut akan semakin mempercepat proses penyembuhan dari pasien. Selain itu, RSUP H. Adam Malik yang berada jauh dari pusat kota medan, masih memiliki udara yang sangat sejuk dan belum terpolusi oleh udara kendaraan bermotor. Di sekeliling area RSUP H. Adam Malik terdapat tempat-tempat seperti toko buah, warung ataupun rumah makan, apotik, toko yang menyediakan jasa foto kopi sehingga berguna bagi para pengunjung rumah sakit untuk menjenguk, para pegawai ataupun mahasiswa yang berada di rumah sakit.

8

Ibid. hal. 135.

9

Wawancara dengna bapak Muharta Maha pada tanggal 19 Mei 2010 di RSUP H. Adam Malik Medan.


(24)

Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau. RSUP H. Adam Malik juga ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.502/Menkes/IX/1991 tanggal 6 September 1991 dan secara resmi pusat pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dipindahkan ke RSUP H. Adam Malik pada tanggal 11 Januari 1993. Dengan ditetapkannya RSUP H. Adam Malik sebagai Rumah Sakit Pendidikan, maka Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dapat menggunakannya sebagai Pusat Pendidikan Klinik calon dokter dan Pendidikan Keahlian calon dokter spesialis.

RSUP H. Adam Malik mulai berfungsi sejak tanggal 17 Juni 1991 dengan pelayanan rawat jalan dan untuk pelayanan rawat inap mulai berfungsi tepatnya pada tanggal 2 Mei 1992. Rumah Sakit ini mulai beroperasi secara total pada tanggal 21 Juli 1993 yang diresmikan oleh mantan Presiden RI, H. Soeharto.10

Misi rumah sakit merupakan pernyataan mengenai mengapa sebuah rumah sakit didirikan, apa tugasnya, dan untuk siapa rumah sakit tersebut melakukan kegiatan.

2.2 Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik

11

10

Informasi Kegiatan Pelayanan Medik RSUP H. Adam Malik, 1993, hal 1.

11

Laksono Trisnantoro, Aspek Strategis Manajemen Rumah Sakit Antara Misi Sosial dan Tekanan

Misi rumah sakit dapat menggambarkan tugas, cakupan, tindakan yang dilakukan, kelompok masyarakat yang dilayaninya, pengguna yang harus dipuaskan, dan nilainya.Perincian misi mencakup pernyataan mengenai tujuan yang akan dicapai oleh lembaga. Menurut Keputusan Menkes RI NO.983/SK/MENKES/XI/92, rumah sakit umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam


(25)

rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Misi khusus rumah sakit umum adalah aspirasi yang ditetapkan dan ingin dicapai oleh pemilik rumah sakit.12

1. Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan yang dalam keputusan ini selanjutnya disebut RSUP H. Adam Malik Medan mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan paripurna, bermutu dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, tempat pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan serta tempat penelitian dan pengembangan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Misi RSUP H. Adam Malik yang berdasarkan pada SK Menteri Kesehatan RI Nomor: 547/MENKES/SK/VI/1994 BAB I, pasal I adalah:

2. Misi khusus RSUP H. Adam Malik Medan adalah sebagai rumah sakit rujukan ragional untuk wilayah bagian Sumatera Utara dan Sumatera bagian tengah serta meningkatkan dan mengembangkan pelayanan penanggulangan penyakit pendarahan saluran pencernaan bagian atas.

Tetapi pada tahun 1996 SK Menkes ini mengalami perubahan dalam hal Misi, yaitu adanya penambahan visi dan misi. Visi Rumah Sakit adalah gambaran keadaan rumah sakit di masa mendatang dalam menjalankan misinya. Isi pernyataan visi tidak hanya berupa gagasan-gagasan kosong. Visi merupakan gambaran mengenai keadaan lembaga di masa depan yang berpijak dari masa sekarang. Adapun penambahan tersebut adalah:

Visi RSUP H. Adam Malik adalah sebagai ”Pusat Rujukan Kesehatan Regional”. Dengan Misi RSUP H. Adam Malik adalah:

12


(26)

1. Memberikan pelayanan kesehatan paripurna, bermutu dan terjangaku oleh lapisan masyarakat;

2. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan yang bermutu untuk menghasilkan sumber daya manusia yang profesional di bidang kesehatan;

3. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangna di bidang kesehatan;

4. Menyelenggarakan pelayanan penunjang kesehatan yang berkualitas dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan.

Dalam melaksanakan visi dan misi RSUP H. Adam Malik senantiasa berpedoman kepada nilai-nilai sebagai berikut:

1. Pelayanan harus berfokus kepada penderita, dengan mengutamakan keselamatan pasien.

2. Pelayanan harus diberikan secara utuh (Seamless) melalui organisasi dan sistem yang memungkinkan terjadinya pendekatan kerja sama tim, sehingga terlaksana pelayanan yang utuh dan bermutu.

3. Pelayanan medik dilaksanakan para staf medik fungsional merupakan leading sektor yang didukung oleh instalasi-instalasi pelayanan.

4. Adanya pemisah wewenang dan tanggung jawab antara para manajer produksi (ka. Instalasi), manajear klinik (ka. SMF/para dokter) dan para manajer koorporal (struktural).

5. Koordinasi pelayanan medik dilakukan melalui forum komite medik beserta tim-timnya (panitia bersama direksi).

6. Harus terjadi koordinasi, sinkronisasi, dan integritasi dengan Fakultas Kedokteran di semua tingkatan Departemen, Dekan, Direksi, Bagian dan Instalasi.


(27)

7. Pelayanan yang bermutu dengan perbandingan tempat tidur yang sesuai untuk dapat menghasilkan suatu pendapatan (revenue) untuk subsidi silang.13

1. RSUP H. Adam Malik Medan adalah unit organik di lingkungan Departemen Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pelayanan Medik.

2.3 Kedudukan RSUP H. Adam Malik Medan

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 547/MENKES/SK/VI/1994, pada BAB I pasal 2 disebutkan tentang kedudukan RSUP H. Adam Malik. Adapun kedudukan RSUP H. Adam Malik adalah:

2. RSUP H. Adam Malik berlokasi di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan Propinsi Sumatera Utara dan merupakan Pusat Rujukan Regional Sumatera Bagian Utara dan Sumatera Bagian Tengah.

3. RSUP H. Adam Malik Medan dipimpin Oleh seorang kepala dengan sebutan direktur.

2.4 Tugas dan Fungsi RSUP H. Adam Malik Medan

Menurut Undang-Undang Rumah Sakit pasal 4 dan 5, Suatu rumah sakit harus mempunyai tugas dan fungsi.14

13

Profil RSUP H. Adam Malik Medan, 1998, hal. 6.

14

Tim Redaksi Pustaka Yustisia, Op.cit, hal 99.

Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, rumah sakit mempunyai fungsi:


(28)

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memelihara etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memelihara etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Dari pengertian ataupun penjelasan Undang-undang Rumah Sakit tersebut di atas, maka RSUP H. Adam Malik Medan mempunyai tugas:

- Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.

- Bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan lembaga lainnya dalam menyelanggarakan pendidikan klinik calon dokter dan pendidikan dokter keahlian, calon dokter spesialis serta tenaga kesehatan lainnya.

Fungsi RSUP H. Adam Malik. Adapun fungsi rumah sakit ini adalah: a. Menyelenggarakan Pelayanan Medis;

b. Menyelenggarakan Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis; c. Menyelenggarakan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan;


(29)

d. Menyelenggarakan Pelayanan Rujukan; e. Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan; f. Menyelanggarakan Penelitian dan Pengembangan; g. Menyelenggarakan Admisistrasi Umum dan Keuangan;


(30)

BAB III

PERKEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 1993 – 2000

3.1 Struktur Organisasi

Organisasi adalah proses penggabungan pekerjaan yang para individu atau kelompok-kelompok harus melakukan dengan bakat-bakat yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas sedemikian rupa, memberikan saluran terbaik untuk pemakaian yang efisien, sistematis, positif, dan terkoordinasi dari usaha yang tersedia.15

15

Sutarto, Dasar-Dasar Organisasi, Yogyakarta: Gajah mada University Press, 2002, hal 16.

Dari definisi yang sederhana ini dapat diketemukan adanya berbagai faktor yang dapat menimbulkan organisasi-organisasi, yaitu orang-orang, kerja sama, dan tujuan tertentu. Berbagai faktor tersebut tidak dapat saling lepas berdiri sendiri melainkan saling kait yang merupakan satu kebulatan. Maka dalam pengertian organisasi tersebut digunakan sebutan sistem yang berarti kebulatan.

Dalam usaha mencapai sasarannya suatu rumah sakit harus memiliki struktur organisasi yang efektif dan mudah beroperasi dan tidak banyak birokrasi. Penetapan struktur organisasi ini dimaksudkan untuk bisa membagi tugas, pekerjaan, memberikan wewenang, melakukan pengawasan dan meminta pertanggungjawaban sehingga masing-masing pihak akan bekerja sesuai dengan bidangnya masing-masing-masing-masing. Dalam memilih bentuk organisasi rumah sakit, yang perlu diingat adalah sifat rumah sakit yang berbeda dengan sifat umumnya suatu institusi karena rumah sakit merupakan suatu instansi yang bergerak dalam bidang sosial juga.


(31)

Adapun susunan atau struktur organisasi di RSUP H. Adam Malik adalah sebagai berikut:

1. Direktur

Adapun tugas dari Direktur RSUP H. Adam Malik adalah memimpin, merumuskan kebijaksanaan pelaksanaan, membina pelaksanaan, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaaan tugas rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Pendidikan.

Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Pendidikan mempunyai tugas mengelola pelayanan medis, asuhan dan pelayanan keperawatan pada Instalasi Rawat Jalan, Rawat Inap Terpadu A, Rawat Inap Terpadu B, Rawat Darurat, Rawat Intensif, Bedah Pusat, Kegiatan pendidikan dan pelatihan serta urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan. Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Pendidikan membawahkan:

a. Bidang Pelayanan Medis. Bidang pelayanan Medis membawahkan: - Seksi Ketenagaan dan Pengendalian Mutu Pelayanan Medis. - Seksi Pengembangan Fasilitas Pelayanan Medis.

- Seksi Pemeliharaan Fasilitas Pelayanan Medis.

b. Bidang Keperawatan. Bidang Keperawatan membawahkan: - Seksi Asuhan Keperawatan

- Seksi Profesi Keperawatan - Seksi Logistik Keperawatan

c. Bidang Pendidikan dan Pelatihan. Seksi Pendidikan dan Pelatihan membawahkan: - Seksi Pendidikan dan Pelatihan Medis;


(32)

- Seksi Pendidikan dan Pelatihan Paramedis; - Seksi Pendidikan dan Pelatihan Non Medis. d. Instalasi Rawat Jalan;

e. Instalasi Rawat Inap Terpadu A; f. Instalasi Rawat Inap Terpadu B; g. Instalasi Rawat Darurat;

h. Instalasi Rawat Instensif; i. Instalasi Bedah Pusat.

3. Wakil Direktur Penunjang Medis dan Penelitian.

Wakil Direktur Penunjang Medis dan Penelitian mempunyai tugas menglola pelayanan penunjang medis pada Instansi Radiologi, Rehabilitasi Medis, Farmasi, Gizi, Patologi Klinik, Patologi Anatomi, Sterilisasi Pusat, Diagnostik terpadu, Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit, Kegiatan penelitian dan pengembangan serta urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaannya. Wakil Direktur Penunjang Medis dan Penelitian membawahkan:

a. Bidang Penunjang Medis. Bidang Penunjang Medis membawahkan: - Seksi Ketenagaan dan Pengendalian Mutu Penunjang Medis;

- Seksi Penelitian dam Pengembangan Penunjang Medis; - Seksi Penelitian dan Pengembangan Keperawatan.

b. Bidang Penelitian dan Pengembangan. Bidang Penelitian dan Pengembangan membawahkan:

- Seksi Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Medis; - Seksi Penelitian dan Pengembangan Penunjang Medis;


(33)

- Seksi Penelitian dan Pengembangan Keperawatan. c. Instalasi Radiologi;

d. Instalasi Rehabilitasi Medis; e. Instalasi Farmasi;

f. Instalasi Gizi;

g. Instalsai Patologi Klinik; h. Instalasi Patologi Anatomi; i. Instalasi Sterilisasi Pusat; j. Instalasi Diagnosis Terpadu;

k. Instalasi Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit; l. Instalasi Bio Elektro Medik.

4. Wakil Direktur Umum dan Keuangan.

Wakil Direktur Umum dan Keuangan mempunyai tugas mengelola kegiatan kesekretariatan, perencanaan dan informasi, keuangan, akuntansi, teknik sipil, pemulasaran jenazah, tata usaha rawat pasien dan memberikan pelayanan kesekretariatan, penyusunan program dan informasi, keuangan dan akuntasi kepada semua satuan organisasi di lingkungan rumah sakit. Wakil Direktur Umum dan Keuangan Membawahkan:

a. Bagian Sekretariat. Bagian Sekretariat Membawahkan: - Sub Bagian Tata Usaha;

- Sub Bagian Kepegawaian; - Sub Bagian Rumah Tangga; - Sub Bagian Perlengkapan.


(34)

b. Bagian Perencanaan dan Informasi. Bagian Perencanaan dan Informasi membawahkan:

- Sub Bagian Penyusunan Program dan Laporan; - Sub Bagian Rekam Medis;

- Sub Bagian Hukum Dan Publikasi;

- Sub Bagian Informasi dan Pemasaran Sosial. c. Bagian Keuangan. Bagian Keuangan Membawahi:

- Sub bagian Penyusunan Anggaran; - Sub Bagian Pembendaharaan; - Sub Bagian Mobilisasi Dana.

d. Bagian Akuntansi. Bagian Akuntansi membawahkan: - Sub Bagian Akuntansi Keuangan;

- Sub Bagian Akuntansi Manajeman; - Sub Bagian Akuntansi Verifikasi. e. Instalasi Pemulasaraan Jenazah; f. Instalasi Teknik Sipil;

g. Instalasi Tata Usaha Rawat Pasien. 5. Kepala Instalasi.

Instalasi dipimpin oleh seorang kepala dalam jabatan non-struktural. Tugas Kepala Instalasi adalah menyiapakan fasilitas agar pelayanan terlaksana dengan baik yang dibantu oleh beberapa penanggung jawab sesuai kebutuhan. Kepala Instalasi dan penanggung jawab diangkat oleh direktur RSUP H. Adam Malik.


(35)

Selain dari hal tersebut di atas, RSUP H. Adam Malik memiliki satu bagian organisasi terpenting, yaitu Komite Medis. Komite Medis adalah wadah non-struktural yang keanggotaannya dipilih dari Ketua Staf Medis Fungsional (SMF) atau yang mewakili SMF yang ada di RSUP H. Adam Malik. Tugas Komite Medik adalah memberikan pertimbangan kepada direktur dalam standar pelayanan medis, pengawasan dan penilaian mutu pelayanan medis, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan. Selain itu Komite Medik memberikan pertimbangan kepada direktur tentang penerimaan tenaga medis untuk bekerja di rumah sakit dan bertanggung jawab tentang pelaksanaan etika profesi. Pembentukan Komite Medis ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Medik atas usulan direktur dan mempunyai masa kerja 3 (tiga) tahun. Dalam melaksanakan tugas Komite Medis dibantu oleh panitia-panitia antara lain panitia Infeksi Nosokomial, Panitia Rekam Medis, Panitia Farmasi dan Terapi, Panitia Peningkatan Mutu Pelayanan. Keanggotaan SMF dalam Panitia, jumlah dan jenis panitia ditetapkan dengan Keputusan Direktur RSUP H. Adam Malik.

Komite SMF mempunyai tugas melaksankan diagnosis, pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan, penyuluhan, penelitian, pengembangan, pendidikan, dan pelatihan. Dalam melaksanakan tugasnya SMF menggunakan pendekatan tim. SMF diangkat dalam jabatan fungsional dan dikelompokkan dengan cara lain berdasarkan pertimbangan khusus. Setiap jenis SMF dikoordinasikan oleh seorang ketua yang dipilih oleh anggota SMF dan disetujui oleh direktur untuk masa kerja 3 tahun dan merupakan atasan langsung dari anggota SMF. Ketua SMF diangkat oleh Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan atas usul Direktur RSUP H. Adam Malik.


(36)

Kepemimpinan adalah seni atau proses untuk mempengaruhi orang lain sehingga mereka bersedia dengan kemampuan sendiri dan secara antusias bekerja untuk mencapai tujuan organisasi.16 Seorang pemimpin adalah seorang yang karena kecakapan pribadinya, dengan atau tanpa pengangkatan resmi, dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk mengarahkan upaya bersama ke arah pencapaian sasaran-sasaran tersebut. Dalam hal ini, pemimpin RSUP H Adam Malik disebut dengan direktur. Pengangkatan direktur RSUP H. Adam Malik ditentukan oleh Dinas Kesehatan dengan Menteri Kesehatan yang dituangkan ke dalam SK Menkes, dengan kata lain dari pusat.17

3. Dr. Fauzi, SKM ( 23 Pebruari 1998 s/d 05 Pebruari 2003).

Adapun beberapa direktur RSUP H. Adam Malik dari tahun 1993-2000 adalah: 1. Prof. Dr. Marwali Harahap, Sp.KK ( 27 Desember 1990 s/d 23 Pebruari 1993) 2. Dr. T. M. Panjaitan, SKM ( 23 Pebruari 1993 s/d 23 Pebruari 1998)

18

Pada dasarnya di rumah sakit ada tiga kelompok tenaga kerja, yaitu kelompok profesional, kelompok manajerial, dan kelompok perkarya. Kelompok profesional bertugas mengupayakan penyembuhan pasien yang dirawat. Yang termasuk kelompok ini adalah dokter, perawat, apoteker, ahli gizi, psikolog, ahli laboraturium, radiografer, fisioterapis. Kelompok menajerial bertugas membantu memperlancar jalannya pelayanan kesehatan rumah sakit. Yang termasuk kelompok ini adalah para pejabat struktural, akuntan, ahli instalasi teknik. Kelompok perkarya adalah tukang cuci, cleaning service, 3.2 Tenaga Kerja

16

Tjandra Yoga Aditama, Op.cit, hal. 188

17


(37)

pesuruh.19

Para pekerja yang bekerja di RSUP H. Adam Malik seperti dokter, perawat, ataupun kelompok menajerial pada awalnya yaitu tahun 1993 tidak melalui tahap ujian melainkan perpindahan dari rumah sakit Dr. Pirngadi Medan dan rumah sakit lainnya yang berada di sekitar Medan. Mulai tahun 1994 RSUP H. Adam Malik mengadakan ujian/test bagi para pekerja yang ingin bekerja di RSUP H. Adam Malik. Ujian ini pun dilakukan setiap tahun.

Mutu tenaga kerja di rumah sakit sangat menentukan tingkat efesiensi. Tenaga kerja yang bermutu rendah tidak menyokong rumah sakit dalam usaha mendapatkan surplus keuangan, malahan bisa sebagai penyebab kebangkrutan.

20

Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pemimpin satuan organisasi di lingkungan rumah sakit wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik di lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan rumah sakit dan instansi lain di luar rumah sakit sesuai dengan tugasnya masing-masing. Setiap pemimpin satuan organisasi wajib mengawasi bawahan masing-masing dan apabila Jumlah tenaga kerja yang ada di RSUP H. Adam Malik pada tahun 1993 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Guna terciptanya tenaga kerja yang profesional, RSUP H. Adam Malik banyak menugaskan para tenaga kerjanya untuk ikut pada latihan/kursus/penataran yang pada umumnya diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan RI. Adapun beberapa Pelatihan/Kursus/Penataran yang diikuti oleh tenaga dari RSUP H. Adam Malik Medan dari tahun 1993-2000 dapat dilihat pada tabel di daftar lampiran:

3.3 Tata Kerja Pekerja

19

Darmanto, Djojobiroto, Op.cit, hal 55.

20


(38)

terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan rumah sakit bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti, mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing, menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan menyusun laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bahawan.

Dalam menyampaikan laporan masing-masing pada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan pula kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. Para wakil direktur, kepala bagian, kepala sub bagian, dan kepala seksi wajib menyampaikan laporan berkala kepada atasan masing-masing.

Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi dibantu oleh kepala satuan organisasi di bawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan pembinaan kepada bawahan masing-masing wajib mengadakan rapat berkala. RSUP H. Adam Malik mempunyai hubungan koordinasi fungsional dengan Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi Sumatera Utara sesuai dengan tugas dan fungsinya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. RSUP H. Adam Malik yang merupakan Rumah Sakit Rujukan Regional Wilayah Sumatera bagian Utara dan Sumatera bagian Tengah serta sebagai Rumah Sakit Pendidikan melakukan hubungan fungsional terhadap rumah sakit-rumah sakit yang berada di wilayah Sumatera bagian Utara dan Sumatera bagian Tengah, melakukan kerja sama dengan Fakultas Kedokteran


(39)

Universitas Sumatera Utara dan lembaga pendidikan lainnya, melakukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan serta penelitian dan pengembangan di bidang ilmu kedokteran serta keperawatan.

3.4 Fasilitas RSUP H. Adam Malik Medan 3.4.1 Pelayanan Medis

Pelayanan medis adalah pelayanan yang diberikan RSUP H. Adam Malik terhadap pasien dalam bidang medis atau kesehatan, yaitu dalam bidang pengobatan. Adapun pelayanan medis yang dimiliki RSUP H. Adam Malik Medan adalah:

1. Instalasi Rawat Jalan terdiri dari : 13 Spesialis dan 106 Sub-Spesialisasi - Penyakit dalam : 10 Sub Spesialisasi.

- Bedah : 8 Sub Spesialisasi.

- Kesehatan Anak : 13 Sub Spesialisasi. - Obstetri dan Ginekologi21

- Kardiologi

: 12 Sub Spesialisasi. - Syaraf : 7 Sub Spesialisasi.

- Jiwa : 9 Sub Spesialisasi.

- THT : 13 Sub Spesialisasi.

- Gigi dan Mulut : 9 Sub Spesialisasi.

- Mata : 10 Sub Spesialisasi.

- Kulit dan Kalamin : 8 Sub Spesialisasi. 22

- Paru : 5 Sub Spesialisasi.

: 4 Sub Spesialisasi.

21

Ginekologi adalah cabang ilmu kedokteran yang menangani penyakit alat kelamin wanita.

22

Kardiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang menangani penyakit jantung dan pembuluh darah.


(40)

- Bedah Syaraf : -

2. Instalasi Rawat Inap : 450 Tempat Tidur (TT)

Instalasi Rawat Inap terdiri dari Instalasi Rindu A = 262 TT dan Instalasi Rindu B = 188 TT.

1. Instalasi Rindu A terdiri dari:

- Kelas Utama : 10 TT - Kelas I Plus : 18 TT - Kelas I : 16 TT

- Kelas II : 50 TT

- Kelas III : 168 TT

Pelayaanan yang diberikan di Rindu A meliputi pelayanan yang dilakukakn oleh:

* SMF Penyakit Dalam Wanita : 46 TT

* SMF Penyakit Dalam Pria : 46 TT

* SMF Paru –apru : 48 TT

* SMF Syaraf : 46 TT

* SMF Mata, THT, Gigi dan mulut, dan kulit kelamin : 48 TT

* VIP A + Klas I Plus (Umum) : 28 TT

2. Instalasi Rindu B terdiri dari:

- Kelas Utama : 12 TT - Kelas I Plus : 36 TT

- Kelas I : - TT

- Kelas II : 20 TT


(41)

Pelayanan yang diberikan di Rindu B meliputi pelayanan yang dilakukan oleh: * SMF Kebidanan dan Penyakit Kandungan : 36 TT

* SMF Anak : 30 TT

* SMF Bedah : 74 TT

* SMF Bedah : 74 TT

* VIP B + Klas I Plus (Umum) : 48 TT

* Kamar Bersalin

3. Instalasi Perawatan Intensif : 32 TT

- IPI Dewasa : 12 TT

- IPI Anak : 4 TT

- IPI Pasca Bedah : 8 TT - IPI Jantung : 8 TT 4. Instalasi Gawat Darurat

5. Instlasi Bedah Pusat : 9 OK 6. Instalasi Hemodialisa23

3. Instalasi Patologi Anatomi.

: 8 Unit. B. Pelayanan Penunjang Medis terdiri dari:

1. Instalsai Diagnostik terpadu. 2. Instalasi Patologi Klinik.

24

4. Instalasi Radiologi.25

23

Hemodialisa adalah cuci darah yang dilakukan untuk menangani penyakit ginjal.

24

Patologi Anatomi adalah ilmu tentang perubahana fisik dan fungsional pada tubuh akibat penyakit.

25

Radiologi adalah ilmu tentang energi dan zat-zat radioaktif, khususnya cabang ilmu kedokteran yang menggunakan energi radio aktif dalam diagnosis dan pengobatan penyakit.


(42)

C. Pelayanan Penunjang medik terdiri dari: 1. Instalasi Gizi.

2. Instalasi Farmasi. 3. Instalasi CSSD.

4. Instalasi Bio Elektro Medik. 5. Instalsasi PKMRS.

D. Pelayanan Non Medis terdiri dari: 1. Instalasi Tata Usaha Pasien. 2. Instalasi Teknik Sipil.

3. Instalasi Pemulasaran Jenazah.

3.4.1.1 Dalam Bidang Kesehatan

Sebuah rumah sakit pastilah mempunyai tujuan yang terutama yaitu dalam bidang kesehatan, sesuai dengan pengertian rumah sakit, bahwa rumah sakit merupakan tempat untuk merawat orang sakit. Pada tahun 1994, terdapat perjanjian kerja sama antara direktur RSUP H Adam Malik Medan dengan direktur Rumah Sakit Jantung ”Harapan Kita” Jakarta. Adapaun guna perjanjian tersebut adalah untuk pengembangan di bidang Pelayanan Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa keadaan kesehatan di Indonesia yaitu penyakit jantung dan pembuluh darah menunjukkan kecenderungan meningkat. Mengingat bahwa RSUP H. Adam Malik Medan sebagai Rumah Sakit Pendidikan mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai rujukan tertinggi untuk pelayanan kesehatan jantung dan pembuluh darah, di wilayah Propinsi Sumatera Utara dan Daerah Istimewa Aceh. Rumah Sakit Jantung ’’Haparan Kita” Jakarta sebagai pusat rujukan nasional kesehatan jantung dan pembuluh


(43)

darah mampu melaksanakan bimbingan teknis dan alih pengetahuan serta alih teknologi di bidang pelayanan kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Kerja sama antara RSUP H. Adam Malik Medan dan Rumah Sakit Jantung ”Harapan Kita” Jakarta didasarkan pada semangat dan cita-cita yang luhur dengan menghayati azas gotong royong serta menempatkan kepentingan nasional sebagai prioritas utama, kedua rumah sakit bertekad bekerja sama untuk mengembangkan pelayanan kesehatan jantung dan pembuluh darah. Adapun maksud dan tujuan dari kerja sama ini adalah dengan menyadari diperlukannya pelayanan yang makin bermutu dan ditingkatkannya cakupan pelayanan bagi penderita penyakit jantung dan pembuluh darah, ketiga rumah sakit bertekad bekerja sama untuk mengembangkan pelayanan kesehatan jantung dan pembuluh darah di RSUP H. Adam Malik Medan sekaligus dikembangkan sebagai rujukan tertinggi untuk wilayah Propinsi Sumatera Utara dan Daerah Istimewa Aceh. Kerja sama ini merupakan perwujudan fungsi Rumah Sakit Jantung ”Harapaan Kita” Jakarta sebagai Pusat Rujukan Nasional Pelayanan Kesehatan Jantung dan Pembuluh darah dalam tugas membina rumah sakit pendidikan di Indonesia.

Kerja sama antara RSUP H. Adam Malik Medan dan Rumah Sakit Jantung ”Harapan Kita” Jakarta meliputi pengembangan di bidang pelayanan kesehatan jantung dan pembuluh darah, melalui:

1. Program pelatihan dan pengembangan tenaga medis, perawat dan para medis non perawatan dari RSUP H. Adam Malik Medan dan program rujukan tenaga ahli dari Rumah Sakit Jantung ”Harapan Kita’’ Jakarta.

2. Program penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pelayanan kesehatan jantung dan pembuluh darah.


(44)

3. Penyediaan tim tenaga, sarana, fasilitas, dan peralatan yang memenuhi syarat untuk dapat terselenggaranya program kerja sama ini.

3.4.2. Gedung

Gedung merupakan sesuatu hal yang penting selain adanya para pekerja di rumah sakit karena gedung merupakan tempat dilakukannya semua aktifitas. Pada mulai beroperasi, RSUP H. Adam Malik sudah memiliki gedung antara lain seperti di bawah ini:

1. Instalasi Rawat Jalan...7.000 m². Lantai I : - Poli Obst dan Gynekology

: - Poli gigi : - Poli Jiwa Lantai II : - Poli Anak

: - Poli Kardiologi : - Poli Paru : - Poli Syaraf

Lantai III : - Poli Penyakit Dalam : - Poli Bedah

: - Poli Bedah syaraf Lantai IV : - Poli Mata

: - Poli THT

: - Poli Penyakit Kulit dan kelamin 2. Instalasi Rawat Inap:


(45)

- Instalasi Rawat Inap A (300 TT )...9.000 m² - Instalasi Rawat Inap B ( 150 TT )...5.254 m² 3. Central Medical Unit (CMU)...11.000 m²

Lantai I : - Instalasi Radiologi : - Instalasi Hemodialisa

Lantai II : - Instalasi Diagnostik Terpadu : - Instalasi Patologi Klinik : - Instalasi Patologi Klinik : - Instalasi Patologi Anatomi : - Instalasi Rehabilitasi Medis Lantai III : - Instalasi Bedah Pusat

: - Instalasi Perawatan Intensif.

4. Instalasi Gawat Darurat...1.000 m² 5. Farmasi, Dapur, dan Laundry ...2.100 m² 6. Instalasi Kedokteran kehakiman / Pemulasaran Jenazah ...500 m² 7. Pusat Administrasi ( Lantai I ) ...1.000 m² 8. M & E Utility ... 360 m² 9. Work Shop ...500 m² 10. Asrama Perawat ...1.800 m²

Pembangunan tahap berikutnya dilaksanakan berlanjut setiap tahun sampai dengan waktu penulisan ini, yaitu:

- T.A. 1992/1993: Pembangunan gedung Instalasi Gawat Darurat.


(46)

- T.A. 1994/ 1995: Gedung Rawat Inap B ( 150 TT ) dan selasar penghubung. - T.A. 1997/1998: Lanjutan pembangunan gedung Rawat Inap B (150 TT lagi)

dalam bentuk rangka/Konstruksi bangunan saja.

- T.A 1999/2000: Lanjutan pembangunan gedung administrasi lantai II dan III.

3.4.3 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana sangat dibutuhkan dalam suatu instansi, seperti rumah sakit karena tanpa adanya sarana dan prasarana maka rumah sakit tersebut tidak akan sempurna dan tidak dapat melayani para pasien dengan baik. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki RSUP H. Adam Malik Medan adalah:

1. Air:

Bersumber dari Perusahaan Air Minum (PAM) dengan kapasitas 20 I/detik ditambah Deep Wel dengan kapasitas 5 I/detik.

2. Listrik:

Berasal dari PLN dengan kapasitas 1.730 KVA dan Generator 1.000 KVA yang dikhusukan untuk Boiler Gedung CMU dan UPS dengan kapasitas 40 KVA. 3. Taman dan Parkir yang memiliki luas:

- Taman : 6.000 m² - Parkir : 8.500 m²

4. Pembuangan Limbah cair dan padat:

Telah dibangun Sewage Treatment Sederhana dan Insreator dengan pengelolahannya:

- Limbah Cair (Waste Water Treatment): 8 L/ detik; - Limbah Padat (Increator): 3 m³;


(47)

- Limbah Radiasi: Bapetan. 5. Alat–alat lain:

- AC Centarl untuk gedung CMU;

- Telekomunikasi, berupa Telephone (sambungan) dan faximile; - Instalasi gas medis dengan pengelolahannya:

1. Gas Central 8.000 M³ 2. Gas Tabung 6 M³ 3. Gas Tabung 2 M³ 4. Gas Tabung 1 M³

3.4.4 Ambulance

Ambulance merupakan alat transportasi yang digunakan oleh rumah sakit untuk mengangkut pasien, ataupun jenazah. Dapat dibayangkan bagaimana jika suatu rumah sakit tidak memiliki Ambulance pastilah rumah sakit ini tidak akan menjadi lengkap atau dengan kata lain menjadi janggal. Adapun persyaratan ambulance sebagai alat transportasi adalah:26

- Terdapat lemari obat;

- Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak; - Ruangan penderita mudah dicapai dari tempat pengemudi; - Tersedia tempat duduk untuk petugas di ruangan penderita;

- Terdapat gantungan infus minimal setinggi 90 cm di atas tempat penderita; - Terdapat stop kontak listrik DC 12 volt;

- Terdapat penerangan yang cukup;

26


(48)

- Tersedia air bersih sejumlah lk 20 liter dengan westafel; - Lampu rotator warna merah;

- Tanda pengenal ambulance dari bahan yang memantulkan sinar; - Tersedia tabung oksigen;

- Tersedia peralatan P3K dan obat-obatan yang dianggap perlu; - Tersedia tabung oksigen;

- Tata tertib: sewaktu menuju lokasi penderita boleh menggunakan sirine dan lampu rotator, sedangkan saat mengangkut penderita hanya menggunakan lampu rotator. Kecepatan mobil 40 km/jam di jalan biasa, 80 km/jam di jalan yang bebas hambatan. - Harus taat kepada semua peraturan lalu lintas.

Pada mula beroperasinya RSUP H. Adam Malik tahun 1993 memliki 1 buah ambulance, sampai dengan tahun 2000 jumlah ambulance yang dimiliki RSUP H. Adam Malik sebanyak 7 buah dengan jenis kendarannya adalah sebagai berikut:

- Toyota Kijang BK 252 H; - Toyota Kijang Bk 253 H; - Ambulance Jenazah BK 538 H; - Toyota Kijang BK 370 H; - Feroza Garnd BK 1833 J; - Ambulance IGD BK 1920 H;

- Ambulance BK 1973 H ( Mitsubishi L300 ) Solar.

Adapun mengalami peningkatan karena semakin meningkatnya jumlah pasien sehingga saat memerlukan ambulance sebagai jalur transportasi yang tidak hanya digunakan di dalam kota tetapi juga di luar kota. Lebih jelasnya lihat tabel berikut ini:


(49)

Tabel 2: Kegiatan Pelayanan Ambulance (Ambulance Service) di RSUP H. Adam Malik tahun 1993 – 2000.

N O

Tahun Pelayanan Dalam Kota Pelayanan Luar Kota

Jumlah Pelayanan

1 1993 19 - 19

2 1994 15 9 24

3 1995 143 132 275

4 1996 113 96 209

5 1997 75 110 185

6 1998 44 134 178

7 1999/2000 88 113 201

Sumber: Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan.

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa periode tahun 1994 sampai dengan 1995 mengalami peningkatan jumlah pelayanan hingga 9 kali lipat yang menunjukkan bahwa ambulance begitu penting pada suatu rumah sakit.

3.4.5 Laundry

Laundry adalah tempat dan sarana pencucian linen.27

27

Yang dimaksud dengan linen adalah item yang dicuci dengan cara mengucek. Menurut bidang laundri ada linen kotor dan linen terinnfeksi serta linen yang terkontaminasi hepatitis. Pengumpulan linen ini harus dipisahkan dengan kantung yang dibedakan warnaya.

Lokasi penempatan hendaknya pada tempat yang mudah dijangkau oleh unit yang memerlukan. Lokasi laundry sebaiknya jauh dari ruang pasien dan tidak berada di jalan lingkungan. Lantainya terbuat dari beton atau plester yang kuat, tidak licin dengan kemiringan 2-3 derajat.


(50)

Keran air bersihnya dengan tekanan yang memadai, saluran pembuangan air kotor harus cukup besar agar pembuangan air kotor cepat berlangsung. Tersedia saluran air panas, perlengkapan disinfeksi. Mesin cuci harus dapat digunakan pada bermacam-macam jenis linen. Perlu disediakan alat peniris/pemeras dan alat pengering. Ruang yang perlu disediakan adalah:

- Ruang linen kotor; - Ruang linen bersih; - Gudang kereta linen;

- Gudang untuk menyimpan perlengkapan bersih, perlengkapan cuci.

Tabel 3: Jumlah Kegiatan Laundry RSUP H. Adam Malik tahun 1993 – 2000.

NO Tahun Jumlah Cucian (Kg)

1 1993 28.890

2 1994 42.744

3 1995 54.432

4 1996 73.693

5 1997 96.667

6 1998 99.471

7 1999/2000 94.954

Sumber: Informasi Kegiatan Pelayanan RSUP H. Adam Malik Medan 1993-2000.


(51)

Segala sesuatu yang ada di dunia ini pastilah tidak selalu berjalan dengan lancar dan menghadapi hambatan, termasuklah hambatan yang dihadapi RSUP H. Adam Malik. Adapun Hambatan yang dihadapi adalah:

1. Gedung

a. Gedung poliklinik yang ada seluas 7.000 m² tidak dapat menampung seluruh kegiatan poliklinik;

b. Gedung Gawat Darurat yang menurut master plan seluas 4.500 m² baru dapat dibangun seluas 1.000 m² itupun dengan design yang kurang menggambarkan gedung gawat darurat;

c. Gedung Rawat Inap. Dari 600 TT yang direncanakan, gedung yang telah selesai baru menampung untuk 450 TT, itupun kondisi gedung yang memprihatinkan, terutama tentang kebocoran, dsb;

d. Gedung untuk gudang tidak ada; e. Gedung pendidikan tidak ada. 2. Peralatan

a. Peralatan Medis.

Peralatan medis awalnya adalah peralatan yang sebagiannya ”canggih” yang berasal dari Loan Luar negri, sedang peralatan / alat kesehatan dasar dan perawatan sangat minim, mungkin diharapkan RS. Dr. Pirngadi Medan digabung ke RSUP H. Adam Malik, tetapi tidak demikian halnya. Diantara peralatan Loan tersebut ada yang sejak awal tidak dapat digunakan seperti:

- Panaromix


(52)

Sedang peralatan lainnya saat ini sebagian telah rusak dan ada beberapa peralatan yang spare partnya tidak diproduksi lagi seperti ventilator. Ada beberapa peralatan lain dari loan Perancis tersebut tidak umum misal ECG yang menggunakan kertas khusus harus diimpor dari Perancis dan alat-alat lain yang kurang efisien seperti peralatan dari laboraturium Patologi Klinik. RSUP H. Adam Malik sebagai rumah skait Kelas A Pendidikan tidak mempunyai peralatan Radiotherapi ataupun radio diagnostik lain.

b.Peralatan Non medis.

– AC Central cukup membebani anggaran dan selalu rusak serta tidak ada dana pemeliharaan dan selalu menyebabkan kelembaban yang tinggi sehingga dapat merusak peralatan.

- Lift dari 7 yang berasal dari loan tersebut 4 sudah rusak dan sulit mencari spare partnya.

3. Prasarana

Pengelolahan limbah cair yang ada kapasitasnya kecil, prosesnya sederhana dan tidak mampu menampung beban sehingga limbah cair selalu meluap ke halaman. 4. Kendaraan

Sebagai rumah sakit, masih terbatasnya kendaraan operasional dan kendaraan untuk mengantar jemput pegawai belum ada (khusus untuk dinas sore atau malam) atau dalam keadaan tertentu yang memerlukan mobilisasi yang cepat.


(53)

a. Tenaga Medis.

Tenaga ahli sudah memadai, hanya perlu segera penambahan tenaga ahli radiologi, radioteraphi, bedah saraf. Disamping itu yang masih menjadi kendala adalah kepatuhan / kehadiran yang masih perlu ditingkatkan.

b. Paramedis perawatan.

Paramedis perawatan jumlahnya sudah memadai, namun kualitasnya masih jauh dari harapan karena sebagian besar adalah tenaga yang baru selesai pendidikan. Disamping itu masih dirasakan perlu peningkatan dedikasi dan disiplin. Tenaga perawatan untuk pelayanan khusus masih dirasakan belum cukup memadai.

6. Keamanan

- Lokasi RSUP H. Adam Malik terletak jauh dari kota / pemukiman. - Lingkungannya adalah lingkungan yang dianggap rawan.

- Denah rumah sakit, termasuk pagar memungkinkan orang masuk dari segala penjuru.

- Tenaga keamanan yang masih merasa takut / kurang berani terhadap lingkungan masyarakat.

- Sikap kurang rasa memiliki dari pegawai. Keadaan ini mengakibatkan sering terjadi kehilangan.

7. SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit)

Belum berjalan sebagaimana diharapkan karena fasilitas dan SDM belum tertata / tersedia cukup.


(54)

Keterbatasan anggaran terutama anggaran untuk pemeliharaan baik peralatan maupun gedung, sehingga masih banyak peralatan yang rusak dan tidak dapat segera diperbaiki disamping sulitnya mencari spare part alat- alat bantuan tersebut. Demikian pula akibat kelembaban yang tinggi dari AC Central mengakibatkan gedung rusak/kotor, peralatan menjadi rusak terutama peralatan yang sensitif terhadap temperatur dan kelembaban.

3.6 Pemecahan Masalah 1. Gedung

a. Keterbatasan gedung poliklinik dalam menampung kegiatan telah diupayakan langkah- langkah:

- Mengajukan anggaran perluasan;

- Mengadakan penyekatan selasar/antar ruangan dijadikan ruangan kegiatan pelayanan;

b. Gedung Rawat Darurat.

- Menata kembali gedung gawat darurat yang ada (1.000 m²) dari anggaran untuk lebih mendekati gedung rawat darurat yang baik;

- Mengusulkan untuk pembangunan gedung gawat darurat sesuai luas dalam master

plan;

c. Gedung Rawat Inap.

Mengusulkan anggaran penyelesaian gedung rawat inap untuk 150 TT sehingga dapat menjadi 600 TT. Bagi gedung rawat inap yang selalu mengalami kebocoran telah diusulkan perbaikannya.


(55)

d. Gedung untuk gudang dan pendidikan diupayakan diusuklkan. 2. Peralatan

a. Peralatan Medis.

- Peralatan bantuan Perancis yang rusak yang tidak memungkinkan mndapatkan spare

part dengan mengupayakan cara kanibalisasi sehingga berberapa masih dapat

digunakan;

- Yang masih mungkin diperbaiki diusulkan diperbaiki; - Direncanakan pengadaan / usulan untuk peralatan pengganti;

- Merencanakan pengusulan peralatan dasar, dll sesuai dengan standar RS kelas A. 3. Peralatan Non Medis

- Secara bertahap, direncanakan pengadaan AC Split untuk pengganti AC Central yang tidak efisien;

- Mengupayakan modifikasi pemakaian spare part lift yang memungkinkan bila spare part asli tidak ada lagi.

4. Prasarana

Mengusulkan anggaran untuk pembangunan pembuangan limbah cair yang dapat menampung limbah rumah sakit dan memenuhi standar.

5. Kendaraan

Mengusulkan alat transportasi lain untuk mengangkut para perawat yang bekerja di rumah sakit.

6. Ketenagaan a. Tenaga Medis.


(56)

Mengadakan pendekatan dengan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara agar tenaga medis Fakultas Kedokteran dapat ditingkatkan kehadiranya;

b. Menginstruksikan untuk kehadiran;

c. Mengupayakan tenaga-tenaga ahli yang sangat dibutuhkan agar dapat bertugas di RSUP H. Adam Malik;

d Secara bertahap meningkatkan kualitas keperawatan baik untuk pendidikan formal yang lebih tinggi maupun keterampilan, demikian pula untuk tenaga non- medis. 7. Keamanan

- Mengupayakan pendekatan kepada pihak berwajib dan masyarakat untuk turut membantu pengamanan Rumah Sakit;

- Upaya pembinaan tenaga satpam;

- Peningkatan pengawasan oleh seluruh pegawai terhadap lingkungan masing- masing.

8. SIMRS. ( Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit )

- Mengupayakan secara bertahap pemakaian SIMRS dengan telah mengadakan beberapa komputer dan soft warenya dan pengusulan pengadaan kelengkapan lainnya.

9. Pembiayaan.

Mengupayakan peningkatan pendapatan dengan lebih mengaktifkan pelayanan dan ketertiban administrasi. Mengusulkan pembiayaan terutama untuk biaya pemeliharaan dan perbaikan serta pengadaan pengganti peralatan yang rusak.


(57)

BAB IV

PERANAN RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN

4.1 Dalam Bidang Kesehatan

Suatu rumah sakit pastilah mempunyai peranan dalam bidang kesehatan yaitu untuk melayani kesehatan masyarakat. Pelayanan suatu rumah sakit kepada masyarakat dapat dilihat dari jumlah pasien yang berada di rumah sakit tersebut. Dalam hal ini dapat dilihat jumlah pasien RSUP H. Adam Malik Medan. Adapun jumlah rata-rata pengunjung rawat jalan di RSUP H. Adam Malik dari tahun 1993–2000 adalah

Tabel 4: Jumlah Pengunjung / Kunjungan Rawat Jalan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 1993/2000.

No Tahun Jumlah (Orang)

1 1993 26.581

2 1994 23.891

3 1995 28.077

4 1996 28.077

5 1997 23.923

6 1998 22.823

7 1999/2000 23.455

Sumber: Informasi Kegiatan Pelayanan RSUP H. Adam Malik tahun 1993-2000.

Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Tersebut di atas diperinci lagi menurut Poliklinik di RSUP H. Adam Malik. Adapun jumlah kunjungan rawat jalan di RSUP H. Adam Malik


(58)

Medan dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5: Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Diperinci Menurut Poliklinik di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 1993-2000.

Sumber: Informasi Kegiatan Pelayanan RSUP H. Adam Malik Tahun 1993-2000.

No Poliklinik Tahun

1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999/00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Penyakit Dalam Bedah Kes. Anak Obs. & Ginekologi KB Bedah Syaraf Syaraf Jiwa THT Mata Kulit & Kelamin Gigi & Mulut Kardiologi Radiologi B. Ortopedi Paru-Paru Umum U. Darurat RehapMedik Akup Medik Gizi 14.251 5.347 3.769 5.428 98 195 3.308 282 7.370 3.892 2.350 1.718 2.452 6.510 - 1.695 - 3.683 2.009 - 161 20.571 8.176 4.993 5.724 836 453 5.184 521 10.748 5.315 3.973 3.211 4.320 9.218 - 3.687 - 4.933 3.762 - 292 25.521 8.805 5.514 6.494 630 357 4.945 651 10.496 5.644 4.387 3.531 6.318 4.849 - 4.090 - 6.632 2.115 - 50 29.234 11.022 6.935 6.471 938 569 5.141 970 12.380 6.060 5.289 4.647 6.931 - - 4.339 - 7.291 - - - 6.068 3.153 2.061 2.166 - 243 1.397 210 5.172 2.979 2.323 2.330 1.362 1.302 - - - - - 5.678 3.331 2.203 2.110 - 175 1.392 265 4.987 2.948 2.549 2.296 1.288 - 1.245 - 1.012 - - - 6.483 3.883 2.833 2.580 - 197 1.397 315 4.494 2.697 2.072 2.193 2.153 - 1.383 - 1.160 - - -


(59)

RSUP H. Adam Malik dalam menjalankan peranannya juga melayani pasien untuk rawat inap. Rawat inap ini dilakukan agar pasien dapat diobati dengan seksama dan istirahat dengan tenang. Adapun jumlah pasien rawat inap di RSUP H. Adam Malik dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6: Jumlah Pasien Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 1993 – 2000.

No Tahun Jumlah

Pasien Masuk

Pasien Keluar

Jumlah Hidup Mati

1 1993 4.678 4.629 4.278 350

2 1994 6.105 6.066 5.494 572

3 1995 6.663 6.691 6.049 642

4 1996 7.886 7.906 7.196 673

5 1997 8.740 8.771 8.066 705

6 1998 12.379 12.369 11.526 843

7 1999/2000 10.289 10.360 9.313 1.047

Sumber: Informasi Kegiatan Pelayanan RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 1993-2000.

Selain hal tersebut di atas, suatu rumah sakit pastilah memiliki pelayanan berupa pembedahan. Pembedahan ini dilakukan baik yang direncanakan ataupun tidak direncanakan seperti kecelakaan sehingga pasien harus segera dibedah. Jumlah pasien yang dibedah di RSUP H. Adam Malik dikelompokkan berdasarkan pembedahan khusus, besar, sedang, dan kecil.


(60)

Tabel 7: Kegiatan Pembedahan di RSUP H. Adam Malik tahun 1993/2000

No Tahun Khusus Besar Sedang Kecil Jumlah

1 1993 7 420 254 16 697

2 1994 19 727 299 1.333 2.396

3 1995 9 878 406 4 1.297

4 1996 11 1.153 477 15 1656

5 1997 3 1.152 519 2 1.676

6 1998 1 1.268 531 - 1.800

7 1999/2000 - 1.702 556 4 2.262

Sumber: Informasi Kegiatan Pelayanan RSUP H. Adam Malik Tahun 1993 - 2000.

Memiliki anak merupakan impian bagi para ibu. Jika ibu melahirkan dapat dilakukan di rumah dengan cara pertolongan bidan, di bawa ke klinik bersalin, ataupun di bawa ke rumah sakit umum. Persalinan / Kebidanan juga terdapat di RSUP H. Adam Malik. Walaupun telah ada klinik ataupun rumah bersalin yang khusus sebagai tempat bersalinnya para ibu, namun RSUP H. Adam Malik tetap melmiliki jumlah pasien yang cukup banyak.

Tabel 8. Kegiatan Kebidanan/Persalinan di RSUP H. Adam Malik Medan. No Tahun Normal Dengan

Tindakan

Total Abortus

Kematian

1 1993 514 - 514

99 -


(61)

3 1995 443 226

669 83 -

4 1996 480 285 765 124 -

5 1997 429

323 752 168

-

6 1998 424

298 722 170

3

7 1999/00 582 307 889 192 2

Sumber: Informasi Kegiatan Pelayanan RSUP H. Adam Malik Tahun 1993-2000.

4.2 Dalam Bidang Pendidikan

Selain pelayanan kesehatan, RSUP H. Adam Malik juga bertujuan sebagai pusat pelatihan dan pendidikan. Rumah Sakit Pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting, yaitu merupakan pusat rujukan regional dan nasional, baik medik maupun kesehatan.28 Di lain pihak, Rumah Sakit Pendidikan juga merupakan tempat dihasilkannya Sumber daya manusia di bidang kesehatan, merupakan sarana pendidikan untuk melaksanakan upaya menumbuhkan dan membina sikap, keterampilan, profesional kedokteran khususnya, serta tempat penelitian dan penapisan ilmu dan teknologi kedokteran juga kesehatan. Peraturan Menkes No.159/Menkes/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit memberi batasan dan penjelasan tentang rumah sakit pendidikan sebagai berikut29

1. Rumah Sakit Pendidikan adalah rumah sakit umum yang digunakan untuk tempat pendidikan tenaga medik tingkat S1, S2, dan S3.

:

28

Tjandra Yoga Aditama, Op.cit, hal 234.

29

Soedarmono Soejitno, dkk. Reformasi Perumahsakitan Indonesia, Jakarta: Grasindo, 2002, hal 177.


(62)

2. Rumah Sakit Pendidikan harus ditetapkan bersama oleh Menkes, Mendikbud, dan Mentri dari instansi yang memiliki dan menyelenggarakan rumah sakit teresebut.

3. Rumah Sakit Pendidikan milik pemerintah daerah ditetapkan bersama oleh Menkes, Mendikbud, dan Mendagri.

4. Rumah Sakit Swasta yang digunakan untuk pendidikan tenaga medik harus terlebih dahulu mendapat izin dari Menkes.

5. Rumah Sakit kelas A dan BII dapat berfungsi sebagai rumah sakit pendidikan.

Rumah sakit pendidikan diharapkan dapat memenuhi beberapa kriteria, antara lain secara resmi terakreditasi sebagai rumah sakit pendidikan. Rumah sakit juga dituntut memiliki manajemen yang memungkinkan untuk pelaksanaan tugas pelayanan, pendidikan, dan penelitian di bidang kesehatan. Rumah sakit harus mampu menetapakan metodologi dan teknologi maju dalam pelayanan medis, serta menciptakan iklim yang kondusif untuk terselenggaranya pendidikan. Selain itu, diharapkan juga agar rumah sakit pendidikan memiliki peralatan dan staf profesional, mampu mendayagunakan ilmu pengetahuan kedokteran, menerapkan nilai moral dan etika serta merupakan lahan penelitian dan pengembangan serta penapisan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Ketua AIPKI (Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indoinesia) (2002) menyampaikan kriteria Rumah Sakit Pendidikan yang seyogyanya memenuhi persyaratan antara lain30

4. Rasio staf dan pasien cukup. :

1. Rumah Sakit yang memungkingkan tujuan pendidikan dokter tercapai. 2. Tersedianya berbagai bentuk pengalaman belajar yang diperlukan.

3. Iklim dan lingkungan yang kondusif untuk komunikasi efektif dan belajar.


(63)

5. Staf rumah sakit mempunyai sikap positif terhadap semua profesi kesehatan dan pendidikan, dan bersedia berperan dalam mengelola pengalaman belajar yang diperlukan peserta didik.

6. Rumah sakit bersedia dan dapat menerima pengembangan baru dan maju. 7. Dimungkinkannya pelaksanaan penelitian medik baru dan maju.

8. Staf profesional di rumah sakit dapat berperan sebagai fasilisator dalam proses belajar mengajar dan dapat menjadi model peran.

9. Rumah sakit harus mempunyai perpustakaan profesional sesuai dengan tingkat perkembangan rumah sakit.

Pada mula didirikan, rumah sakit ini memang digunakan sebagai rumah sakit pendidikan, terbukti dari Keputusan Menkes RI Nomor: 502/MENKES/SK/IX/1991. Sesuai dengan tingkatan kelasnya, RSUP Medan dapat dimanfaatkan untuk pendidikan klinik calon dokter dan pendidikan keahlian calon dokter, spesialis yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Pada tanggal 15 Juni 1991, terdapat kerja sama antara Rumah Sakit Umum Pusat Kelas A Medan dengan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang tertuang dalam Piagam Kerja Sama, terdapat pada Nomor: 490/RSUP-A/SKB/VI/1991 dan Nomor: 49/PT05.H4/FK/H.1991. Rumah Sakit Umum Pusat Kelas A Medan selain berfungsi melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan dan bahwa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara berfungsi melakasanakan program pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam bidang ilmu kesehatan. Sehingga kedua belah pihak menyadari sepenuhnya pelu diadakan kerja sama, semua potensi yang ada berdaya guna dan berhasil guna serta saling menguntungkan dengan semangat gotong


(1)

6. Nama : Mapang Sembiring

Umur : 60 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Kristen Pekerjaan : Wiraswasta

7. Nama : Usaha Sembiring

Umur : 52 tahun

Jenis Kelamin : laki-laki Agama : Kristen Pekerjaan : Wiraswasta

8. Nama : Risma Apriana, S.S

Umur : 40 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Guru


(2)

Lampiran

Sekilas Profil tentang tokoh Adam Malik

Nama Adam Malik tidak begitu asing didengar oleh telinga kita, terlebih lagi pada masyarakat Sumatera Utara. Pria cerdik berpostur kecil ini dilahirkan di Pematang Siantar, Sumatera Utara pada tanggal 22 juli 1917 dari pasangan H. Abdul Malik Batubara dan Salamah lubis. Semenjak kecil ia gemar menonton film koboi, membaca, dan fotografi. Dalam bidang pendidikan Adam Malik seorang anak yang hanya tamatan SD (HIS) dan Madrasah Ibtidaiyah. Setelah lulu HIS, sang ayah menyuruhnya memimpin toko ”Murah”, di sebrang bioskop Deli di Pematang Siantar. Di sela-sela kesibukan barunya itu, ia banyak membaca berbagai buku yang memperkaya pengetahuan dan wawasannya.

Ketika usianya masih belasan tahun, ia pernah ditahan polisi Dinas Intel Poltik di Sipirok 1934 dan dihukum dua bulan penjara karena melanggar larangan berkumpul. Adam Malik pada usia 17 tahun telah menjadi ketua Partindo di Pematang Siantar (1934-1935) untuk ikut aktif memperjuangkan kemerdekaan bangsanya. Keinginannya untuk maju dan berbakti kepada bangsa mendorong Adam Malik merantau ke Jakarta.

Pada usia 20 tahun, Adam Malik bersama teman-temanya mempelopori berdirinya kantor berita Antara tahun 1937 yang berkantor di Jakarta kota. Dengan modal satu meja tulis tua, satu mesin tulis tua dan satu mesin reneo tua, mereka menyuplai berita ke berbagai surat kabar nasional. Sebelumnya, ia sudah sering menulis antara lain di koran Pelita Andalas dan Majalah Pertindo.

Sebagai Mentri Luar Negri (Menlu) dalam pemerintahan Orde Baru, Adam Malik berperan penting dalam berbagai perundingan dengan negara-negara lain. Bersama


(3)

Menlu negara-negara ASEAN, Adam Malik mempelopori terbentuknya ASEAN tahun 1967.32

- Wakil Presiden RI (23 Maret 1978 – 1983 )

Dalam dunia Internasional, peranan Adam Malik tidak hanya pada organisasi ASEAN saja tetapi juga PBB. Ia bahkan dipercaya menjadi Ketua Sidang Majelis Umum PBB ke-26 di New York. Ia orang Asia kedua yang pernah memimpin sidang lembaga tertinggi di dunia pada waktu itu. Hal ini pastilah sangat membanggakan Indonesia karena memiliki putra terbaik. Tahun 1977 ia terpilih menjadi ketua DPR/MPR. Kemudian tiga bulan berikutnya, dalam sidang Umum MPR Maret 1978 terpilih menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia yang ke-3 menggantikan Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang secara tiba-tiba menyatakan tidak bersedia dicalonkan lagi.

Sebagai seorang diplomat, wartawan bahkan birokrat, ia sering mengatakan ’semua bisa diatur’. Sebagai diplomat ia memang dikenal selalu mempunyai 1001 jawaban atas segala macam pertanyaan dan permasalahan yang dihadapkan kepadanya. Tapi perkataan ’semua bisa diatur’ itu juga sekaligus sebagai lontaran kritik bahwa di negri ini ’semua bisa diatur’ dengan uang.

Setelah mengabdikan diri demi bangsa dan negaranya, H. Adam Malik meninggal di Bandung pada 5 Septemberr 1984 karena penyakit kanker lever. Kemudian, istri dan anak-anankya mengabdikan namanya dengan mendirikan museum Adam Malik. Pemerintah juga memberikan berbagai tanda kehormatan, termasuk pemberian nama beliau kepada rumah sakit yang ada di Medan, yaitu Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik.

Adapun jabatan yang pernah diduduki Adam Malik adalah:

32

ASEAN (Association of South East Asia Nation) merupakan organisasi kerja sama di negara- negara kawasan Asia Tenggara yang tidak bersifat persekutuan militer melainkan bersifat kerja sama di bidang ekonomi, sosial, kebudayaan, pendidikan, pembangunan, dan sebagainya.


(4)

- Ketua MPR / DPR 1977 – 1978

- Ketua Sidang Majelis Umum PBB ke-26

- Wakil Perdana Mentri II/ Mentri Luar Negri RI (1966-1977) - Menko Pelaksana Ekonomi Terpimpin (1965)

- Ketua Delegasi Indonesia-Belanda (1962) - Duta besar di Uni Soviet dan Polandia (1959) - Anggota DPA ( 1959 )

- Anggota Parlemen ( 1956 )

- Ketua III Komite Nasional Indonesia Pusat ( 1945 – 1947 )

Profesi Adam Malik yaitu beliau merupakan seorang wartawan (Pendiri LKBN Antara tahun 1937)

Organisasi yang diikuti Adam Malik: - Pinisepuh Golongan Karya;

- Pendiri Partai Murba (1946-1948); - Pendiri Partai rakyat (1946);


(5)

Tabel 1: Jenis Pelatihan/latihan/kursus yang Diikuti Oleh Tenaga Kerja RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 1993-2000.

No Tahun Kategori Latihan Total

Peserta Tempat Pelatihan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 36 35 1993 1994 1995 1996 1997 Pelatihan Laboratotium

Pelatihan Penerapan Standar RS

Pelatihan Keterampilan Perawat Bidang ICU Kursus Administrasi Keuangan

Radiologi Konventional X ray Kursus Tropical Eptdemiologi Pelatihan Clinical Instruktur Pelatihan Bank Darah

Pelatihan Asuhan Keperawatan Pelatihan Tenaga Gizi Rumah Sakit

Pelatihan Pola Peningkatan Pelayanan Kesehatan Gizi

Sepala

Bed Side Teaching Management Laktasi

Sistem Pencatatan Kegiatan RS dan Sistem Laporan Rumah Sakit

Pelatihan Perawatan Perinatologi Semiloka Pemberantasan PMS AIDS Pelatihan Diabetes Indonesia

Simposium Diabetes Up Date Pelatihan TOT Rekam Medik Pelatihan Asuhan Nutrisi ADUM

Penyusunan Anggaran RSUP H. Adam Malik Pelatihan Perawatan Geriatry

Training Hemotlogy & Oncelogi Anak Clinical Training Skill PTC

Pelatihan / Pencabutan IUD & Implant Pelatihan Pencegahan Penata laksana AIDS Pelatihan Sumber Daya Manusia

Training Schedule Urology Project Pelatihan Tenaga Rekam Medis Training ESWL

Orientasi Tenaga Perawat Baru Pelatihan Gawat Darurat ADUM

Lokakarya Akreditasi Lab. Kesehatan

2 1 1 1 5 1 2 1 1 2 1 30 30 35 1 2 1 1 3 3 1 1 1 1 2 5 1 1 1 1 1 138 23 3 1 Jakarta Jakarta Semarang Jakarta Medan Jakarta B. Aceh Jakarta Padang Jakarta Ciloto Medan Medan Medan Jakarta Bogor Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Semarang Rotterdam Jakarta Medan Medan Jakarta Perancis Medan Jakarta Medan Medan Medan Yogyakarta


(6)

37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 1998 1999/ 2000

Pelatihan Perawat Dasar Kanker Pelatihan Educator DM

Pelatihan Gugus Kendali Mutu Pelatihan Demam Berdarah Orientasi PPDS Baru Resusitasi Bayi Baru Lahir Penaggulangan Gawat Darurat Pemantapan A. Keperawatan Pel. Teknologi Tepat Guna Orientasi PPDS Baru Diklat Spamen

Pelatihan HIV & PMS

Symposium Cardiology up date & Cardiology Interventional

Pelatihan Administrasi PHLN

Pel. Sistem Informasi SPA dengan Komput er Pel. Teknologi Tepat Guna

Pelatihan Bimbingan Klinik Pelatihan Bimbingan Risbinakes Orientasi PPDS Baru

Pel. Perawat dasar Lanjutan Medikal Bedah I Pel. Dalam Bid. Medis Bedah

Orientasi PPDS Baru

1 2 55 26 21 46 26 40 8 44 1 1 1 1 1 8 1 2 40 20 15 49 Jakarta Jakarta Medan Medan Medan Medan Medan Medan Medan Medan Jakarta Medan Surabaya Medan Bogor Medan Jakarta Medan Medan Medan Medan Medan

Sumber: Informasi Kegiatan Pelayanan RSUP H. Adam Malik Medan tahun 1993- 2000.