Bahan Sampel Interpretasi Hasil Persyaratan

3.5.2 Penetapan Kadar Air Sampel

Prosedur yang digunakan adalah sesuai dengan yang diterapkan di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan BBPOM di Medan dengan acuan metode berdasarkan Materia Medika Jilid VI tahun 1995. 1. Kedalam labu yang kering masukkan bahan sejumlah ±10 gr. 2. Masukkan lebih kurang 200 ml toluen ke dalam labu, pasang rangkaian alat. 3. Tuang toluen ke dalam tabung penerima melalui alat pendingin sampai leher alat penampung. 4. Panaskan labu hati-hati selama 15 menit. 5. Lanjutkan proses destilasi ±2 jam hingga semua air tersuling. 6. Biarkan tabung penerima mendingin hingga suhu kamar. 7. Jika ada tetes air yang melekat pada pendingin dan tabung penerima, gosok dengan karet yang diikat pada sebuah kawat tembaga dan basahi dengan toluen jenuh air hingga tetesan air turun. 8. Setelah air dan toluen memisah sempurna, baca volume air. 9. Hitung kadar air dalam .

3.6 Interpretasi Hasil

Kadar air dalam sampel dapat dihitung dengan rumus: Kadar air = � � x 100 Keterangan: V = Volume air yang dibaca pada tabung penerima G = Berat cuplikan yang ditimbang

3.7 Persyaratan

Persyaratan kadar air maksimal pada sediaan jamu serbuk yang digunakan pada pengujian ini berdasarkan Materia Medika Jilid VI tahun 1995 yaitu tidak lebih dari10.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan pengujian yang dilakukan yaitu penetapan kadar air pada sediaan jamu serbuk secara destilasi azeotrop, diperoleh hasil yaitu: Sampel Volume Destilat ml Hasil Jamu penenang 1,6 ml 13,7 Jamu gatal-gatal 0,7 ml 7,01 Jamu jampi usus 1 ml 9,25 Data dan perhitungan hasil pengujian dapat dilihat pada lampiran 2.

4.2 Pembahasan

Syarat kadar air menurut Materia Medika Jilid VI tahun 1995 adalah kadar air tidak lebih dari 10. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, diperoleh hasil yaitu jamu penenang tidak memenuhi persyaratan, karena kadar air yang diperoleh lebih dari 10 sedangkan jamu gatal-gatal dan jamu jampi usus memenuhi persyaratan, karena kadar air yang diperoleh tidak lebih dari 10. Tujuan dari penetapan kadar air adalah untuk mengetahui batasan maksimal atau rentang tentang besarnya kandungan air dalam bahan. Hal ini terkait dengan kemurnian dan adanya kontaminan dalam simplisia tersebut. Dengan demikian, penghilangan kadar air hingga jumlah tertentu berguna untuk memperpanjang daya tahan bahan selama penyimpanan. Simplisia dinilai cukup aman bila mempunyai kadar air tidak lebih dari 10 Depkes RI, 1979. Semakin tinggi kadar air, maka akan semakin cepat terjadi kerusakan. Oleh karena itu, kadar air yang tidak memenuhi persyaratan akan menjadi media untuk pertumbuhan mikroba serta akan memperpendek daya simpannya Purnomo, 1995. Kandungan air yang berlebihan pada bahan sediaan obat tradisional akan mempercepat pertumbuhan mikroba dan juga dapat mempermudah terjadinya hidrolisa terhadap kandungan kimianya sehingga dapat mengakibatkan penurunan mutu dari obat tradisional. Oleh karena itu batas kandungan air pada suatu simplisia sebaiknya dicantumkan dalam suatu uraian yang menyangkut persyaratan dari suatu simplisia Depkes RI, 1979.