kelainan di saluran pencernaan, seperti peradangan saluran pencernaan, intoleransi laktosa gangguan penyerapan laktosa karena kekurangan enzim laktosa,
cacingan, penyempitan saluran pencernaan, dan radang usus buntu serta yang disebabkan dari luar saluran pencernaan seperti infeksi saluran kemih dan radang
paru-paru bagian bawah Febry dan Zulfito, 2010. Pengobatan sakit perut ini disesuaikan dengan penyebabnya. Dokter akan
melakukan pemeriksaan fisik dan melakukan pemeriksaan laboratorium periksa darah, urin, dan tinja untuk menegakkan diagnosis. Bila perlu dilakukan
pemeriksaan ultrasonografi rongga perut atau foto rontgen saluran pencernaan Febry dan Zulfito, 2010.
BAB III METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu Pengujian
Pengujian penetapan kadar air pada sediaan jamu serbuk dilakukan di Laboratorium Obat Tradisional, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan
BBPOM di Medan yang berada di Jalan Williem Iskandar, Pasar V Barat I No. 2 Medan pada tanggal 25 Februari 2015.
3.2 Alat
Alat yang digunakan adalah beaker glass, corong pisah, erlenmeyer, gelas ukur, labu alas bulat, lemari pengering, peralatan destilasi azeotrop, spatula,
timbangan digital.
3.3 Bahan
Bahan yang digunakan adalah toluen dan akuades.
3.4 Sampel
Sampel yang digunakan adalah sediaan jamu serbuk, yaitu jamu penenang, jamu gatal-gatal dan jamu jampi usus yang berasal dari pabrik PT. Njonja
Meneer-Semarang.
3.5 Prosedur
3.5.1 Penjenuhan Toluen
Dicampur toluen dan air dengan perbandingan yang sama 1:1 lalu digojok kuat dalam corong pisah, biarkan memisah. Diambil lapisan toluen.
3.5.2 Penetapan Kadar Air Sampel
Prosedur yang digunakan adalah sesuai dengan yang diterapkan di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan BBPOM di Medan dengan acuan metode
berdasarkan Materia Medika Jilid VI tahun 1995.
1. Kedalam labu yang kering masukkan bahan sejumlah ±10 gr.
2. Masukkan lebih kurang 200 ml toluen ke dalam labu, pasang rangkaian
alat. 3.
Tuang toluen ke dalam tabung penerima melalui alat pendingin sampai leher alat penampung.
4. Panaskan labu hati-hati selama 15 menit.
5. Lanjutkan proses destilasi ±2 jam hingga semua air tersuling.
6. Biarkan tabung penerima mendingin hingga suhu kamar.
7. Jika ada tetes air yang melekat pada pendingin dan tabung penerima,
gosok dengan karet yang diikat pada sebuah kawat tembaga dan basahi dengan toluen jenuh air hingga tetesan air turun.
8. Setelah air dan toluen memisah sempurna, baca volume air.
9. Hitung kadar air dalam .
3.6 Interpretasi Hasil
Kadar air dalam sampel dapat dihitung dengan rumus: Kadar air
=
� �
x 100 Keterangan:
V = Volume air yang dibaca pada tabung penerima G = Berat cuplikan yang ditimbang