Kebanyakan masyarakat belum sadar akan hal tersebut. Mereka tidak mengimunisasikan bayinya karena berbagai sebab, sehingga masih ada
kemungkinan bayi dapat tertular oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi Dinkes. Kota Surabaya, 2007.
Imunisasi bukanlah hal baru dalam dunia kesehatan di Indonesia, namun tetap saja sampai kini banyak orangtua yang masih ragu-ragu dalam memutuskan
apakah anaknya akan diimunisasi atau tidak. Kebingungan tersebut sebenarnya cukup beralasan, banyak selentingan dan mitos yang kontroversial beredar, mulai
dari alergi, autis, hingga kejang-kejang akibat diimunisasi. Namun, jika para orangtua mengetahui informasi penting sebelum imunisasi, sebenarnya risiko-
risiko tersebut bisa dihindari.
5.1 Pemberian Imunisasi Hepatitis B-0 Unijeck Pada Bayi Usia 0-7 Hari
Pemberian imunisasi Hepatitis B di Indonesia mulai tahun 1997 menjadi program imunisasi rutin diberikan sebanyak tiga kali dengan penyuntikan pertama
pada bayi umur 3 tiga bulan. Mengacu kepada surat No : 168MENKESI2003 tentang Perubahan Kebijakan Teknis Imunisasi Hepatitis B, diberikan pada bayi
umur 0 –7 hari, dengan menggunakan prefilled syringe Uniject HB yaitu alat
suntik sekali pakai yang sudah steril dan sudah diisi vaksin hepatitis untuk satu dosis. Hasil cakupan imunisasi Hepatitis B-0 0-7 hari secara nasional masih
belum mencapai hasil yang optimal, untuk itu perlu diupayakan agar kerjasama kegiatan Kunjungan Neonatal 1 KN-1 sekaligus memberikan imunisasi hepatitis
B dengan Uniject HB dilakukan bersamaan pada saat kunjungan rumah. Mengingat perubahan teknis imunisasi Hepatitis B tersebut merupakan hal yang
Universitas Sumatera Utara
baru bagi masyarakat menyuntik bayi usia 0-7 hari, tentunya perlu sosialisasi kepada masyarakat dan perlu dukungan berbagai pihak.
Pemberian imunisasi pada seorang bayi sangatlah penting termasuk ketepatan waktu dan berbagai macam jenisnya. Banyak orang tua yang cukup
teledor untuk memberikan anaknya imunisasi, seperti hanya memberikan beberapa Imunisasi yang penting saja. Padahal jika mereka tahu bahayanya,
mungkin mereka akan berpikir dua kali untuk melakukan hal tersebut. Program imunisasi tidak boleh dilakukan sembarangan dan harus sesuai
jadwal lahir dan usia dari sang bayi, karena pemberian Imunisasi yang terlambat bisa dikatakan hampir percuma karena biasanya sang penyakit sudah ada duluan
di dalam tubuh sang bayi. Keterlambatan dalam vaksinasi sampai usia 18 bulan akan meningkatkan kemungkinan anak terserang penyakit karena pada usia
tersebut anak rentan terhadap penyakit Dombkowski, 2004.
5.2 Gambaran Karakteristik Informan