Faktor Risiko 6 Klasifikasi 7 Patofisiologi 9 Karateristik Subjek Penelitian 27 Hubungan skor klinis A Nilai sensitifitas dan spesifisitas dari skor klinis 30 A Hubungan tiap komponen skor A Tujuan Umum : Faktor Risiko

iii

II.1.2. Faktor Risiko 6

II.1.3. Klasifikasi 7

II.1.4. Patofisiologi 9

II.2. PNEUMONIA PADA STROKE 11

II.3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA 15 PNEUMONIA PADA PENDERITA STROKE

II.4. SCREENING TEST UNTUK DISFAGIA 17

II.5. KERANGKA KONSEPSIONAL 19

BAB III METODE PENELITIAN 20

III.1. Tempat dan Waktu 20 III.2. Subjek Penelitian 20 III.2.1. Populasi Sasaran 20 III.2.2. Populasi Terjangkau 20 III.2.3. Besar Sampel 20 III.2.4. Kriteria Inklusi 21 III.2.5. Kriteria Eksklusi 21 III.3. Batasan Operasional 21 III.4. Rancangan Penelitian 23 Universitas Sumatera Utara iv III.5. Pelasanaan Penelitian 23 III.5.1. Instrumen Penelitian 23 III.5.2. Pengambilan Sampel 23 III.5.3. Kerangka Operasional 24 III.5.4. Variabel yang Diamati 25 III.5.5. Analisa Statistik 25 III.5.6. Jadwal Penelitian 25 III.5.7. Biaya Penelitian 26 III.5.8. Personalia Penelitian 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 27

IV.1. HASIL PENELITIAN 27

IV.1.1 Karateristik Subjek Penelitian 27

IV.1.2. Hubungan skor klinis A

2 DS 2 terhadap kejadian 29 pneumonia pada penderita stroke iskemik

IV.1.3. Nilai sensitifitas dan spesifisitas dari skor klinis 30 A

2 DS 2

IV.1.4. Hubungan tiap komponen skor A

2 DS 2 terhadap 31 Kejadian pneumonia pada penderita stroke akut IV.2. PEMBAHASAN 33 IV.2.1. Karakteristik Demografi Subjek Penelitian 33 Universitas Sumatera Utara v

IV.2.2. Hubungan tiap komponen skor A

2 DS 2 terhadap 34 Kejadian pneumonia pada penderita stroke akut

BAB V KESIMPULAN 38

DAFTAR PUSTAKA 39 LAMPIRAN 44 Universitas Sumatera Utara vi DAFTAR TABEL Tabel. 1 Gambaran karakteristik demografik subjek penelitian Tabel. 2 Hubungan skor A 2 DS 2 dengan insidens pneumonia pada penderita stroke iskemik Tabel. 3 Nilai sensitifitas dan spesifisitas masing-masing dari skor A 2 DS 2 Tabel. 4 Hubungan usia dengan kejadian pneumonia pada penderita stroke akut Tabel. 5 Hubungan disfagia dengan kejadian pneumonia pada penderita stroke akut Tabel. 6 Hubungan seks dengan kejadian pneumonia pada penderita stroke akut Tabel. 7 Hubungan keparahan stroke NIHSS dengan kejadian pneumonia pada stroke akut Universitas Sumatera Utara vii DAFTAR SINGKATAN A 2 DS 2 Age, Atrial Fibrillation, Dysphagia, Sex, And Stroke Severity SKRT Survei Kesehatan Rumah Tangga ASNA Asean Neurologic Association NIHSS National Institutes of Health Stroke Scale PIS Perdarahan intraserebral PSA Perdarahan subarakhnoid TIA Transient Ischemic Attack CDC Center for Disease Control PDPI Perhimpunan Dokter Paru Indonesia CT SCAN Computed Tomography Scan EKG Elektrokardiograf SPSS Statistical Product and Science Service FK USU Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP Rumah Sakit Umum Pusat Universitas Sumatera Utara viii DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN LAMPIRAN 2 LEMBAR PENGUMPULAN DATA LAMPIRAN 3 NATIONAL INSTITUTE OF HEALTH STROKE SCALE NIHSS LAMPIRAN 4 SCREENING TEST DISFAGIA LAMPIRAN 5 SKOR KLINIS A 2 DS 2 Universitas Sumatera Utara 1 ABSTRACT Intoduction: Pneumonia is one of the most frequent medical complications of stroke, which is consistently associated with a high attributable risk of early mortality in acute stroke. The A 2 DS 2 score is a new valid tool for predicting poststroke pneumonia. The purpose of this study was to confirm our hypothesized that there was association between A 2 DS 2 score and incidence of pneumonia in acute phase of stroke patients. Methods: This cross sectional study observed 32 acute stroke patients who stayed in Adam Malik General Hospital from September until November 2012. Patients were excluded if admitted with pneumonia or others pulmonary infections and were using antiobiotics. A 10-point score was derived for prediction o f poststroke pneumonia Age ≥ 75 years = 1, Atrial fibrillation = 1, Dysphagia = 2, male Sex = 1, stroke Severity, National Institutes of Health Stroke Scale 0 – 4 = 0, 5 – 15 = 3, ≥ 16 = 5 ; A 2 DS 2 . Patients were followed in acute phase and pneumonia was diagnosed based on Center for Disease Control criterias that were adopted by Indonesia Association of Lung Doctors. Results: There were 32 subjects in this study, consist of 40,6 male and 59,4 female, with the mean of age 62,38 years. The proportion of pneumonia varied between 6,25 in patients with a score of 5 point to 62,5 in patients with a score of ≥ 5 points. There was a significant associaton between A 2 DS 2 score and incidence of pneumonia in patients with acute stroke p=0,038, with a significant positive correlation r = 0,200 ; p = 0,040. An A 2 DS 2 score of ≥ 5 predicts with a sensitivity of 90,9 and a specificity of 70 the occurrence of poststroke pneumonia; an A 2 DS 2 score of ≥ 6 yields a sensitivity of 90,9 and a specificity of 100. Conclusion: There was a significant positive weak association between A 2 DS 2 score and incidence of pneumonia in acute stroke patients, and this score had high sensitivity and spesificity in predicting poststroke pneumonia. Further prospective study with larger subjects is needed to confirm this study. Universitas Sumatera Utara 2

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Stroke merupakan salah satu sumber penyebab gangguan otak pada usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab kematian sesudah penyakit jantung pada sebagian besar negara di dunia. 1 Di Amerika Serikat, stroke menempati urutan ketiga penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker, 2 Biaya perawatan stroke adalah sangat besar, pada tahun 2004 diperkirakan 53,6 miliar dolar Amerika. 1 Di Indonesia, menurut survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT tahun 1995, stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan yang utama yang harus ditangani segera, tepat dan cermat. 3 Di Indonesia juga telah dilakukan penelitian yang berskala cukup besar oleh survei ASNA Asean Neurologic Association di 28 rumah sakit di seluruh Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada penderita stroke akut yang dirawat di rumah sakit, dan dilakukan survei mengenai faktor-faktor risiko, lama perawatan dan mortalitas serta morbiditasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita laki-laki lebih banyak dari perempuan dan profil usia di bawah 45 tahun cukup banyak yaitu 11,8, usia 45-64 tahun berjumlah 54,7 dan di atas usia 65 tahun 33,5. 4 Lebih dari 40 penderita stroke mempunyai prognosis outcome yang jelek, meliputi kematian, dan disabilitas dalam 3 bulan setelah serangan stroke. 5 Banyak penelitian telah mengidentifikasi komplikasi awal selama perawatan sebagai faktor potensial utama yang dapat dimodifikasi yang mempengaruhi mortalitas dan morbiditas stroke. 6,7,8 Infeksi saluran kemih dan Universitas Sumatera Utara 3 terutama pneumonia merupakan komplikasi yang serius pada penderita stroke. Komplikasi ini dilaporkan terjadi 5 – 65 pada penderita stroke akut. 9 Penelitian Vermeij, dkk, 2009 mendapati 15 infeksi terjadi pada penderita stroke dalam 7 hari masa rawatan stroke-associated infection, dimana 7,5 menderita pneumonia dan 4,4 infeksi saluran kemih. 9 Penelitian Koennecke HC, dkk, 2011, dalam waktu 3 tahun, mendapati dari 16.518 penderita stroke iskemik dan hemoragik, 12,2 mengalami komplikasi berupa pneumonia. 10 Pneumonia erat kaitannya dengan risiko mortalitas yang tinggi pada stroke fase akut, sehingga identifikasi yang segera pada pasien dengan risiko tinggi mendapatkan pneumonia dapat menentukan panderita stroke yang memerlukan pengawasan ketat dan pengobatan profilaksis. 6 Parameter klinis seperti keparahan stroke, disfagia, usia dan diabetes telah menunjukkan hubungan yang erat dengan pneumonia pada penderita stroke. 6 Penelitian Chumbler, dkk, 2010 mendapati bahwa usia 70 tahun, disfagia, nilai NIHSS dan riwayat menderita pneumonia sebelumnya dapat digunakan untuk mengetahui risiko pneumonia post-stroke. 11 Penelitian Sellar, dkk, 2007 menyimpulkan bahwa pneumonia pada penderita stroke berkaitan dengan usia tua 65 tahun , disartria, keparahan disabilitas poststroke, gangguan kognitif dan abnormalitas hasil tes menelan air. 12 Namun demikian sampai saat ini belum didapati sistim skor untuk memprediksi pneumonia pada penderita stroke yang dapat digunakan dengan rutin secara klinis dan pada penelitian-penelitian. Hoffmann, dkk, 2012 meneliti suatu sistim skor A 2 DS 2 untuk memprediksi pneumonia pada penderita stroke iskemik akut. Dimana A=age usia, A=atrial fibrilasi, D=disfagia, S=sex jenis Universitas Sumatera Utara 4 kelamin dan S=stroke severity keparahan stroke yang dinilai dengan NIHSS. Penelitiannya menyimpulkan skor A 2 DS 2 merupakan alat yang valid untuk memprediksi pneumonia post stroke dan mungkin sebagai petunjuk pengawasan pada penderita stroke dengan risiko tinggi menderita pneumonia atau penatalaksanaan profilaksis pneumonia. Dari penelitiannya tersebut didapatkan bahwa skor klinis A 2 DS 2 ≥ 4 memiliki sensitifitas 91 dan spesifisitas 57 untuk memprediksi kejadian poststroke pneumonia. 6

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan di atas, maka dirumuskanlah masalah sebagai berikut, apakah terdapat hubungan skor klinis A 2 DS 2 terhadap kejadian pneumonia pada penderita stroke akut ?

I.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

1.3.1 Tujuan Umum :

Untuk mengetahui hubungan skor klinis A 2 DS 2 terhadap kejadian pneumonia pada penderita stroke akut.

1.3.2. Tujuan Khusus :

1. Untuk mengetahui hubungan skor klinis A 2 DS 2 terhadap kejadian pneumonia pada penderita stroke akut yang dirawat di ruangan rawat inap Neurologi RSUP. H. Adam Malik Medan. 2. Untuk mengetahui hubungan masing-masing komponen skor klinis A 2 DS 2 ageusia, atrial fibrilasi, disfagia, sexjenis kelamin dan stroke severity NIHSS terhadap kejadian pneumonia pada penderita Universitas Sumatera Utara 5 stroke akut yang dirawat di ruangan rawat inap Neurologi RSUP. H. Adam Malik Medan. 3. Untuk melihat gambaran karakteristik demografi penderita stroke akut yang dirawat di ruangan rawat inap Neurologi RSUP. H. Adam Malik Medan.

I.4. Hipotesis

Ada hubungan skor klinis A 2 DS 2 terhadap kejadian pneumonia pada penderita stroke akut.

I.5. Manfaat

Dengan mengetahui hubungan skor klinis A 2 DS 2 terhadap kejadian pneumonia pada penderita stroke akut, dapat diupayakan tindakan preventif terhadap kejadian pneumonia pada penderita stroke akut, sehingga outcome menjadi lebih baik. Universitas Sumatera Utara 6

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

II.1. STROKE II.1.1. Definisi Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau global, dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau menyebabkan kematian, tanpa ada penyebab lain yang jelas selain vaskuler. 3,13 Definisi ini mencakup stroke akibat infark otak stroke iskemik, perdarahan intraserebral PIS non traumatik, perdarahan intraventrikuler dan beberapa kasus perdarahan subarakhnoid PSA. 14 Iskemik adalah kurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak. 15,16 Sedangkan hemoragik adalah keluarnya darah ke jaringan otak dan ke ektravaskular di dalam kranium. 16

II.1.2. Faktor Risiko

Penelitian prospektif stroke telah mengidentifikasi berbagai faktor-faktor yang dipertimbangkan sebagai risiko yang kuat terhadap timbulnya stroke. Faktor risiko timbulnya stroke: 1,15,17 1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi : a. Umur b. Jenis kelamin c. Ras dan suku bangsa d. Faktor turunan Universitas Sumatera Utara 7 e. Berat badan lahir rendah 2. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi a. Prilaku: 1. Merokok 2. Diet tidak sehat: lemak, garam berlebihan, asam urat, kolesterol, kurang buah 3. Alkoholik 4. Obat-obatan: narkoba kokain, anti koagulansia, antiplatelet, amfetamin, pil kontrasepsi 5. Kurang gerak badan b. Fisiologis 1. Penyakit hipertensi 2. Penyakit jantung 3. Diabetes mellitus 4. Infeksilues, arthritis, traumatik, AIDS, lupus 5. Gangguan ginjal 6. Kegemukan obesitas 7. Polisitemia, viskositas darah meninggi penyakit perdarahan 8. Kelainan anatomi pembuluh darah 9. Stenosis karotis asimtomatik

II.1.3. Klasifikasi