119 X2 dengan kinerja guru Y. Hasil perhitungan korelasi Person Product Moment
adalah sebagai berikut: Tabel 36. Hasil Perhitungan Korelasi Pearson Product Moment komunikasi
interpersonal dengan Kinerja Guru
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate 1
.421
a
.049 .180
9.866 a. Predictors: Constant, Komunikasi Interpersonal X2
Sumber : Data Primer dan Perhitungan Peneliti 2013. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai R sebesar 0,421, dan diperoleh
koefisien determinasi yang diperoleh dari Adjusted R Square sebesar 0,180 atau r
2 x2y
= 0,180 x 100 = 18. Nilai koefisien determinasi tersebut menyatakan bahwa 18 variabel kinerja guru dipengaruhi oleh komunikasi interpersonal.
Semakin tinggi komunikasi interpersonal berarti semakin tinggi pula kinerja guru. Berdasarkan hasil tesebut diperoleh suatu kesimpulan bahwa kinerja guru Y
dipengaruhi oleh supervisi akademik kepala sekolah X1, yaitu t
hitung
t
tabel
4,261 1,696 atau Sig. 0,05 0,001 0,05, dengan besaran pengaruh yang diberikan oleh X2 terhadap Y sebsar 18. Sehingga hal tersebut menyatakan
bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja guru di Sekolah Bodhisattva Bandar Lampung.
120
4.3.3 Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa “Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi kerja guru terhadap kinerja guru sekolah Bodhisattva Bandar
Lampung”. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah: H
1
: Variabel X3 berpengaruh dan signifikan dengan variabel Y H
o
: Variabel X3 tidak berpengaruh dan tidak signifikan dengan variabel Y dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
a. Jika nilai probabilitas 0,05 ≤ nilai probabilitas sig atau 0,05 sig, maka Ho
diterima artinya tidak signifikan atau tidak ada pengaruh. b.
Jika nilai probabilitas 0,05 ≥ nilai probabilitas sig atau 0,05 sig, maka H
1
diterima artinya signifikan atau ada pengaruh. Tabel 37. Hasil Regresi data Variabel Kinerja Guru dengan Motivasi Kerja Guru.
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
102.328 23.562
6.798 .000
Motivasi Kerja X3
.611 .340
.307 4.343
.003
a. Dependent Variable: Kinerja Y
Sumber : Data Primer dan Perhitungan Peneliti 2013. Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS yang ditambilkan pada tabel
tersebut diperoleh persamaan regresi antara variabel Kinerja guru Y dan Motivasi Kerja X3 adalah Ŷ = 102,328 + 0,611 X3. Persamaan regresi tersebut
memberikan informasi bahwa setiap perubahan skor komunikasi interpersonal sebesar satu satuan, maka akan mempengaruhi kinerja guru sebesar 0,611.
121 Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara kinerja guru dan
motivasi kerja. Berdasarkan tabel tersebut diperoleh t
hitung
sebesar 4,343 dan t
tabel
dari 33 responden dengan dk n -2 sehingga 31 responden dengan taraf signifikasi 0,05
diketahui 1,696. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa t
hitung
t
tabel
4,343 1,696 atau Sig. 0,05 0,003 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut memiliki hubungan regresi yang signifikan dan
terdapat pengaruh antara X3 terhadap Y. Tahap selanjutnya pada pengujian hipotesis adalah menggunkan korelasi Person
Product Moment, sehingga diperoleh korelasi antara motivasi kerja X3 dengan kinerja guru Y. Hasil perhitungan korelasi Person Product Moment adalah
sebagai berikut: Tabel 38. Hasil Perhitungan Korelasi Pearson Product Moment Motivasi kerja
dengan Kinerja Guru
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate 1
.307
a
.094 .165
9.626 a. Predictors: Constant, Motivasi Kerja X3
Sumber : Data Primer dan Perhitungan Peneliti 2013. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai R sebesar 0,307, dan diperoleh
koefisien determinasi yang diperoleh dari Adjusted R Square sebesar 0,165 atau r
2 x3y
= 0,165 x 100 = 16,5. Nilai koefisien determinasi tersebut menyatakan bahwa 16,5 variabel kinerja guru dipengaruhi oleh motivasi kerja. Semakin
tinggi motivasi kerja berarti semakin tinggi pula kinerja guru.