3. Teknik Pengumpulan Data
a. Library Research Studi Kepustakaan, yaitu mempelajari dan
menganalisis secara sistematika peraturan perundang-undangan, buku- buku, maupun sumber lainnya yang memiliki hubungan dengan isi skripsi
ini. b.
Field Research Studi Lapangan, yaitu penelitian yang dilaksanakan langsung ke lapangan melalui wawancarakepada pihak UPT Kesehatan
Indera Masyarakat Medan. 4.
Analisa data Analisis data dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan data kualitatif,
yaitu suatu analisis data yang secara jelas serta diuraikan ke dalam bentuk kalimat sehingga dapat diperoleh gambaran dan maksud yang jelas yang berhubungan
dengan skripsi ini.Data dalam skripsi ini merupakan hasil wawancara dari pihak UPT Kesehatan Indera Masyarakat Medan.
F. Keaslian Penulisan
Skripsi ini berjudul “Perlindungan Hukum Terhadap Hak-Hak Pasien Sebagai Konsumen Berdasarkan Hukum Positif Indonesia”.Hal ini telah disetujui
oleh Ketua Departemen Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan telah melalui tahap pengujian kepustakaan. Berdasarkan
penelusuran kepustakaan oleh pihak Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara atau Pusat Dokumentasi dan Informasi
Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara maka judul skripsi ,tesis yang telah ada di Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Hukum USU atau
Pusat Dokumentasi dan Informasi FH USU adalah :
Universitas Sumatera Utara
Nama : Wanelfi Simangunsong
Nim : 080200225
Judul : Perlindungan hukum terhadap pasien sebagai konsumen
jasa di bidang pelayanan medis Nama
: Rizky Wirdatul Husna Nim
: 080200222 Judul
: Perlundungan hukum pasien pengguna Jamkesmas dalam pelaksanaan kesehatan di RSUP H.Adam Malik Medan.
Penelitian ini dilakukan dengan mempelajari dan mengkaji buku-buku, peraturan perundang-undangan dan literatur-literatur yang sesuai dengan kajian
permasalahan dalam penulisan skripsi ini, sehingga hasil kajian dalam skripsi ini dapat dikatakan aktual dan asli serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai keseluruhan isi,penulisan hukum ini akan dibagi menjadi lima bab, yaitu :
I. PENDAHULUAN Dalam bab ini dikemukakan tentang latar belakang masalah,
permasalahan,tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian, keaslian penulisan dan sistematika penulisan.
II. TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN Adapun yang mendasari penulisan ini adalah mengenai penjelasan tentang
pengertian perjanjian, asas dan unsur-unsur perjanjian, macam-macam perjanjian, pelaksanaan perjanjian, wanprestasi serta perbuatan melawan hukum.
Universitas Sumatera Utara
II. TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN TERAPEUTIK
TRANSAKSI MEDIS Bab ketiga ini menguraikan secara detail mengenai pengertian unsur-
unsur, syarat sah,dasar hukum,para pihak dalam perjanjian terapeutik serta menguraikan tentang persetujuan tindakan medis yang sering disebut dengan
istilah Informed consent. IV.PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK-HAK PASIEN
BERDASARKAN HUKUM POSITIF INDONESIA PADA UNIT PELAYANAN TEKNIS BALAI KESEHATAN INDERA MEDAN
Bab ini merupakan suatu hasil dari penelitian yang dilakukan serta membahas mengenai bagaimana bentuk hubungan antara pasien dan dokter pada
UPT Balai Kesehatan Indera Medan, pertanggungjawaban apabila wanprestasi dan perbuatan melawan hukum yang mengakibatkan kerugian pada pasien,
penyelesaian sengketa serta bentuk perlindungan hukum terhadap pasien sebagai konsumen pelayanan medis.
Universitas Sumatera Utara
18
BAB II. TINAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN
A. Pengertian Perjanjian
Kita sebagai manusia yang hidup bermasyarakat pastilah pernah melakukan suatu tindakan mengikat janji.Perjanjian adalah kesepakatan antara
dua orang atau dua pihak, mengenai hal-hal pokok yang menjadi objek dari perjanjian. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kesepakatan itu timbul karena
adanya kepentingan dari masing-masing pihak yang saling membutuhkan. Sebagai manusia kita tidak dapat menghindari atau lari dari kenyataan bahwa manusia
dalam hidup bermasyarakat, pastilah memiliki kepentiungan-kepentingan tersendiri baik bersifat individual maupun kelompok tertentu..Perjanjian juga
dapat disebut sebagai persetujuan, karena dua pihak tersebut setuju untuk melakukan ataupun tidak melakukan sesuatu yang diperjanjikan atau
disepakati.Adapun kata sepakat berarti suatu persesuaian paham dan kehendak antara dua pihak. Berdasarkan pengertian kata sepakat tersebut berarti apa yang
dikehendaki oleh pihak yang satu, juga dikehendaki oleh pihak yang lain, meskipun tidak sejurusan tetapi secara timbal balik kedua kehendak itu bertemu
satu sama lain
14
Menurut Sudikno Mertokusumo, perjanjian adalah suatu hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk
menimbulkan akibat hukum.
15
14
R Subekti, Op.cit, hlm.26
15
RM. Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar,Liberty, Yogyakarta, 1988, hlm. 97.
Maksudnya, kedua pihak tersebut sepakat untuk menentukan peraturan atau kaidah atau hak dan kewajiban yang mengikat mereka
untuk ditaati dan dilaksanakan. Kesepakatan tersebut adalah untuk menimbulkan
Universitas Sumatera Utara
akibat hukum, yaitu menimbulkan hak dan kewajiban, sehingga apabila kesepakatan itu dilanggar maka akan ada akibat hukumnya atau sanksi bagi si
pelanggar.Dapat dikatakan pula bahwa sebuah perjanjian terjadi karena adanya suatu perikatan. Begitu pula sebaliknya dengan perikatan, dimana perikatan ada
karena adanya suatu perjanjian. Namun dalam hal perikatan sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 1233 BW bahwa perikatan dilahirkan bukan hanya oleh
perjanjian1313 BW tetapi dikarenakan adanya undang-undang Pasal 1352 BW. Melalui perjanjian yang dibuat maka akan menimbulkan hak dan
kewajiban masing-masing pihak yang bersepakat. Dengan adanya hak dan kewajiban tersebut menuntut para pihak yang bersepakat atau pihak yang
membuat kontrak mematuhi setiap kesepakatan yang telah dibuat.Kesepakatan tersebut pastilah memiliki sanksi apabila dilanggar atau tidak ditepati.Perjanjian
dalam hal ini dapat dipaksakan untuk dipatuhi dan diberi sanksi apabila dilanggar. Pengaturan hukum mengenai perjanjian diatur dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata Burgerlijk Wetboek.Selain di dalam KUH Perdata, mengenai hukum perjanjian juga diatur dalam sumber hukum perjanjiankontrak
lainnya seperti UU Perbankan dan Keputusan Presiden tentang Lembaga Pembiayaan serta jurisprudensi dan sumber hukum lainnya.
16
16
Baron Wijaya Dyah Sarimaya,Kitab Terlengkap Surat Perjanjian Kontrak, Laskar Aksara, Jakarta, 2012, hlm.1.
Pembahasan mengenai perjanjian dalam KUH Perdata diatur dalam buku III.Pengertian
perjanjian menurut ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata diatur dalam Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang berbunyi “Perjanjian
adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih dengan mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”. Rumusan yang diberikan dalam Pasal1313
Universitas Sumatera Utara
KUH Perdata tersebut merupakan pengertian yang tidak sempurna dan kurang memuaskan, karena terdapat beberapa kelemahan, baik itu tidak jelas karena ada
dua macam perbuatan yaitu apakah itu perbuatan biasa ataukah perbuatan hukum, selain itu subjek hukum yang disebutkan hanyalah orang perorangan padahal
subjek hukum yang kita kenal terdapat juga badan hukum serta perjanjian yang dibuat tidak hanya sepihak melainkan juga ada perjanjian timbal balik.
Dalam hukum asing dijumpai istilah overeenkomst bahasa Belanda, contract agreement bahasa Inggris, dan sebagainya yang merupakan istilah
yang dalam hukum kita dikenal sebagai ”kontrak” atau ”perjanjian”. Umumnya dikatakan bahwa istilah-istilah tersebut memiliki pengertian yang sama,yaitu suatu
perbuatan hukum yang saling mengikatkan para pihak ke dalam suatu hubungan hukum, sehingga tidak mengherankan apabila istilah tersebut digunakan secara
bergantian untuk menyebut sesuatu konstruksi hukum.Penggunaan istilah kontrak lebih sering digunakan dalam dunia praktik bisnis. Kontrak dibuat sebagai bukti
kuat bahwa telah dilakukan dan disetujuinya suatu ikatan atau hubungan hukum antar pelaku bisnis tersebut.Kontrak bisnis tersebut dibuat dalam bentuk
tertulis,sehingga kontrak dapat diartikan adalah suatu perjanjian yang dibuat dalam bentuk tertulis.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam pengertian perjanjian terdapat adanya suatu perbuatan hukum yang dilakukan. Kita
seharusnya telah memahami bahwa setiap perbuatan pastilah ada akibatnya, begitu pulalah dengan perbuatan hukum akan menghasilkan akibat hukum pula.
Perbuatan hukum dalam perjanjian diartikan melaksanakan sesuatu yang disebut dengan istilah prestasi. Selanjutnya defenisi dari prestasi tersebut diatur di
Universitas Sumatera Utara
dalamPasal 1234 BW yang berbunyi “Tiap-tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu,untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu.”
17
1. Memberikan sesuatumenyerahkan sesuatu, misalnya menyerahkan rumah
bernuansa minimalis dalam suatu perjanjian jual beli rumah. Mengenai prestasi tersebut meliputi 3 jenis perbuatan hukum sebagaimana yang
dijelaskan pada Pasal 1234 KUHPerdata, maka akan dijelaskan satu persatu,yaitu:
2. Berbuat sesuatumelakukan sesuatu, misalnya mengerjakan pembangunan
got dan jalan raya sesuai surat perjanjian pemborongan. 3.
Tidak berbuat sesuatu, tidak dapat menjalin hubungan pertalian suami istri dalam satu instansi yang samasebagaimana disebutkan dalam surat
perjanjian kerja.
B. Asas Umum Dan Unsur-Unsur Suatu Perjanjian