© 2003 Digit ized by  USU digit al library
3
2.  m asyarak at  secara perseorangan harus t erlibat  dalam   pem buat an k eput usan yang pent ing dalam  art i m em ut uskan hukum - hukum  publik dan m asalah-
m asalah kebij aksanaan um um . 3. para penguasa berkew aj iban unt uk m em pert anggungj aw abkan t indakan-
t indak anny a k epada m asy arak at  . 4.  para penguasa harus bert anggung j aw ab k epada perw ak ilan dari m asyarak at .
5.  para penguasa harus dipilih oleh m asyarakat . 6.  para penguasa dipilih m elalui represent at if perw akilan dari m asyarakat  dan
7.  para penguasa harus bert indak  sesuai dengan k epent ingan m asyarak at .  prism a
No.4 t ahun XXI , 1992 :  32 . Kalau kit a am at i m odel dem okrasi David Held diat as, m aka unt uk kasus
negara berkem bang sepert i I ndonesia dem okrasi yang m uncul sangat  bergant ung kepada  perilaku  elit  polit ik dan st rukt ur budaya, ekonom i dan ideologi yang m enj adi
anut an, khususnya dalam  cara pandang t erhadap pem bangunan polit ik. Dem okrasi yang dapat  m engham bat  nilai- nilai kult ural m enurut  seorang I ndonesianist  Benedict
R.OG Anderson y ait u prinsip aj aran dem ok rasi pandangan Jaw a y ang sangat m em pengaruhi sist em  polit ik dan proses dem ok rat isasi I ndonesia. Basis k ult ural
dalam   pem erint ahan  Orde  Baru  di I ndonesia it u dapat  dilihat  dari bagaim ana hubungan ant ara elit  polit ik dengan w arga negara sebagai hubungan ant ara k a w u lo
da n  gu st i, ant ara kekuasaan di kalangan  w ong ghede dan w ong cilik” .
Usaha dem ok rat isasi m asih m em erluk an rent ang w ak t u y ang cuk up panj ang bagi lem baga- lem baga polit ik, rezim  y ang m em erint ah, m aupun nilai m asy arak at ny a
sendiri dalam  m em aksim alkan upaya yang ada m enuj u iklim  dem okrat isasi yang diidam - idam k an.
c. Kon t r ibu si bir ok r a si de n ga n  D e m ok r a si
Kebany ak an orang m enganggap bahw a k onsep birok rasi sebagai adm inist rasi yang t idak efisien dan rasional, m encakup aplikasi krit eria evaluat if dan spesifikasi
sifat  nilai- nilai t ersebut   Mart in Albrow ,1989 :  1 07 . Konsep birok rasi cendrung dianggap sebagai suat u aspek  ancam an t erhadap dem ok rasi, apalagi k onsep
birok rasi sebagai k ek uasaan y ang dij alank an oleh pej abat , k onsep ini diam at i secara serius k arena m endisk usik an t ent ang pej abat - pej abat  negara y ang m enj alank an
t uj uan- t uj uan dem ok rasi. Perlu dipert any ak an apak ah t indak an t ergant ung pada bagaim ana nilai- nilai dem okrasl I t u dit afsirkan dan m ana diant ara penafsiran it u
y ang dipandang salah.
Fr ie dr ich  da n  Fin e r  prihat in t erhadap m asalah k esesuaian  prak t ek - prak t ek
adm inist rasi  negara  m odem  dengan nilai- nilai dem okrasi, karena m ereka percaya bahw a bukan kekuasaan yang dij alankan pej abat  yang m enim bulkan m asalah t et ap
cara m enggunakan kekuasaan it ulah yang m enj adi m asalahnya, unt uk it u perlu dilihat   bagaim ana  m asing- m asing  karakt erist ik ant ara birokrasi dan dem okrasi
digunakan dalam  usaha m endiagnosis dan m enyem buhkan m asalah yang t erj adi.
M a r t in  Albr ow  m em bedak an t iga posisi dasar t ent ang fungsi- fungsi pej abat
di negara dem ok rasi, y ait u 1. pej abat  m enunt ut  kekuasaan t erlalu besar dan perlu dikem balikan pada
fungsinya sem ula. 2.  pej abat  benar- benar m erniliki kekuasaan dan t ugas yang sem akin besar sehingga
j abat an t ersebut  harus dij alank an secara bij ak sana . 3. k ek uaasaan perlu bagi para pej abat  sehingga harus dicari m et ode- m et ode
pelay anan y ang dapat  disalurkan bersam a- sam a.
© 2003 Digit ized by  USU digit al library
4
Problem a yang harus dipecahkan unt uk dapat  m enum buh kem bangkan dem ok rasi dengan m enem pat k an birok rasi secara k onsist en di dalam  sist em
polit ik. Dalam  sist em  polit ik dem okrasi liberal yang beraw al dari Maklum at  Wakil
Presiden No.X t ert anggal 3 Nov em ber 1945. t erw uj ud k onfirm asi, dim ana polit ik yang ikut   m enent ukan sosok adm inist rasi pem erint ah pada w akt u it u. Posisi
infrast ruk t ur polit lk v is- a- v is suprast ruk t ur polit ik secara relat if lebih k uat , m encipt akan suat u sosok sist em  polit ik bureau- nom ia  Moelj art o Tj okrow inot o,
1996:  159 .
Menurut  t eori, agar dapat  m em aham i birok rat isasi dalam  pem bangunan nasional, di I ndonesia t erlebih dahulu didek at k an m elalui 2 k onsep y ait u :
1.  k onsep m asy arak at  polit ik birok rat ik y ang dik em bangk an pert am a  sek ali oleh Fred Riggs  1966  dan digunak an oleh Karl D.Jackson  1978  dalam  k ont eks
I ndonesia. 2.  k onsep k apit alism e birok rat ik y ang dirum uskan oleh Wit t fogel  1957 .
Ber dasar kan konsep Jackson t er sebut  m aka cir i- ciri pokok m asyar akat  polit ik birok rat ik adalah :
1.  lem baga polit ik y ang dom inan adalah aparat  birok rasi 2. lem baga–lem baga  polit ik  lainnya,  sepert i parlam ent er, part ai polit ik, dan
kelom pok kepent ingan sem uanya lem ah dan t idak m am pu m elakukan kont r ol t erhadap birok rasi.
3.  m asa  diluar  birokrasi  secara  polit is dan ekonom is pasif, sehingga m enyebabkan lem ahnya peranan part ai polit ik dan dam paknya sem akin m em perkuat  peranan
birok rasi. Bert it ik t olak  dari ciri- ciri t ersebut  m ak a dapat  k it a sim pulk an bahw a birok rasi
di I ndonesia cendrung m endekat i k e t iga ciri t ersebut , sehingga perlu dipert any ak an k em am puan m asy arak at  polit ik birok rat ik ini unt uk  m elak sanak an pem bangunan
,t erut am a pem bangunan yang m am pu m engant isipasi dan m enahan gej olak- gej olak ekst ernal sehingga bisa m encapai t ingkat  pert um buhan yang m em adai, yang dapat
m endist ribusikan secara m erat a hasil dari perj uangan m asyarakat  t ersebut .
Ada t iga k ecendrungan y ang dialam i oleh set iap birok rasi, y ait u pe r t a m a
proses w eberisasi, y ait u suat u proses dim ana suat u birok sasisem ak in m endekat i t ipe ideal sebagaim ana dikem ukakan oleh Max Weber .Ke du a , proses parkinsonisasi yait u
proses dim ana birok rasi cendrung m enuj u k edalam  k eadaan pat ologis sebagaim ana pernah diduga k uat  oleh C.Nort hcot e Parkinson Ke t iga ,  proses orw elisasi, yait u
kecendrungan birokrasi sem akin m enguasai m asyarakat , unt uk birokrasi di I ndonesia agak ny a cendrung k e arah parkinsonisasi dan orw elisasi k et im bang k e arah
w eberisasi. Muhadj ir Effendy , dalam  j urnal Best ari, j anuari- april 1995 :  27,28  .
Menurut  analisa Dr.Muhadj ir Darw in yang m enyim pulkan bahw a birokrasi di I ndonesia sedang “ sakit ”  dengan t it ik t ekanannya berdasarkan hukum  Parkinson,
sedangk an param et er birok rasi “  sehat  “  y ang dij adik an  sandaran adalah k onsep birok rasi w eber  t et api pada k eny at aany a selalu m enim bulk an m asalah, k arena ciri-
ciri organisasi yang diharapkan t erlalu ideal sehingga kadang kala belum  t ent u cocok dengan k ondisi at au sit uasi di suat u negara.
© 2003 Digit ized by  USU digit al library
5
d.D a m pa k  Ke k u a sa a n  Bir ok r a si Te r h a da p Kon disi D e m ok r a si