Pola Pembentukan Kata Konsep

xxii

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini dijelaskan tentang konsep, landasan teori dan tinjauan pustaka yang dipakai dalam menganalisis masalah dalam penelitian agar ditemukan hasil yang sesuai dengan judul penelitian dan tinjauan pustaka.

2.1 Konsep

Konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008:588 adalah gambaran dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.Tujuan adanya konsep dalam penulisan ilmiah yaitu untuk dijadikan sebagai dasar pengembangan penulisan selanjutnya. Penjabaran konsep ini dapat bersumber dari ahli, pengalaman peneliti, dokumentasi, dan nalar yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Untuk memahami hal-hal yang ada dalam penelitian ini perlu dipaparkan beberapa konsep yaitu: 1 pola, 2 pembentukan kata, 3 akronim dan 4koran harian Mandarin GuoJi RiBao.

2.1.1 Pola

Dalam melakukan analisis terhadap akronim diperlukan pemahaman mengenai pola-pola yang dapat terbentuk dari akronim tersebut. Pada kamus linguistik, Kridalaksana 2007: 175 mendefinisikan pola sebagai pengaturan atau susunan unsur-unsur bahasa yang sistematis menurut keteraturan dalam bahasa. Pola dalam penelitian ini mengacu kepada susunan dan keteraturan bentuk sebuah kata yang digunakan untuk membentuk suatu akronim. Universitas Sumatera Utara xxiii Pola-pola akronim dalam bahasa Mandarin dapat terbentuk dari gabungan silabel. Pola-pola tersebut antara lain, pengekalan silabel pertama tiap komponen, misalnya 师 h uáshī akronim dari 南 师 范 h uánán shīfàn; pengekalan silabel terakhir tiap komponen, misalnya 央行 yāngháng akronim dari 中央银行 z hōngyāng yínháng; serta pengekalan silabel kedua komponen pertama dan silabel pertama komponen kedua, misalnya 容忍 róng rěn akronim dari 容忍耐 kuānróng rěnnài. Penggalan adalah hasil proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari leksem Kridalaksana, 2007:162. Dalam menganalisis pola akronim tidak dapat terlepas dari komponen. Misalnya, dalam pola akronim terdapat pola pengekalan silabel pertama tiap komponen. Komponen yang dimaksud dalam kalimat tersebut sebenarnya adalah kata. Komponen dipilih digunakan untuk menggambarkan kata karena sesuai dengan yang dikemukakan oleh Kridalaksana.

2.1.2 Pembentukan Kata

Proses morfologis yaitu proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya Ramlan, 2009:51. Dengan kata lain proses morfologis adalah peristiwa penggabungan morfem yang satu dengan morfem yang lain menjadi kata. Proses morfologi pada dasarnya adalah proses pembentukan kata dari sebuah bentuk dasar melalui proses afiksasi, reduplikasi, komposisi, abreviasi, dan derivasi balik Kridalaksana, 2007: 12. 1. Afiksasi Universitas Sumatera Utara xxiv Afiksasi merupakan proses mengubah leksem menjadi kata kompleks. Afiks tersebut dapat berupa prefiks awalan, infiks sisipan, sufiks akhiran, konfliks dan simulfiks imbuhan gabungan. Proses afiksasi ini biasanya akan menyebabkan terjadi perubahan fonem pada suatu kata. 2. Reduplikasi Reduplikasi merupakan proses pengulangan bentuk dasar yang dilakukan dengan pengulangan seluruh, pengulangan sebagian, pengulangan kombinasi dengan afiks, pengulangan berubah bunyi. Contoh : - Rumah-rumah - Perumahan-perumahan - Berlari-lari - Mengata-ngatakan - Kebarat-baratan - Sayur-mayur - Lauk-pauk Bentuk rumah-rumah dan perumahan-perumahan merupakan pengulangan secara utuh, artinya seluruh bentuk dasar mengalami proses pengulangan. Bentuk berlari-lari dan mengata-ngatakan mengalami pengulangan sebagian. Bentuk mengata-ngatai dan kebarat-baratan mengalami pengulangan berkombinasi dengan afiks, sedangkan sayur-mayur dan lauk-pauk merupakan pengulangan berubah bunyi. 3. Komposisi Universitas Sumatera Utara xxv Komposisi ialah proses penggabungan dua leksem atau lebih yang membentuk kata. Komposisi merupakan suatu proses penggabungan dua atau lebih bentuk dasar sehingga menimbulkan makna yang relatif baru. Makna yang timbul akibat penggabungan tersebut ada yang dapat ditelusuri dari unsur yang membentuknya, ada yang maknanya tidak berkaitan dengan unsur pembentuknya, dan ada yang mempunyai makna unik. 4. Abreviasi Abreviasi adalah proses penanggalan bagian-bagian leksem atau gabungan leksem sehingga menjadi sebuah bentuk singkat, tetapi maknanya tetap sama dengan makna bentuk utuhnya. Hasil proses abreviasi ini disebut kependekan Chaer, 2007:198. Hasil dari proses pemendekan tersebut yaitu singkatan, penggalan, dan akronim. Menurut Kridalaksana 2007:162 diantara bentuk-bentuk kependekan terdapat : a Singkatan yaitu proses pemendekan yang menghasilkan kata yang berupa gabungan huruf. b Penggalan yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari kata atau leksem. c Akronim yaitu proses pemendekan yang menggabungkan huruf yang ditulis menjadi sebuah kata yang dapat dilafalkan. d Kontraksi yaitu proses pemendekan dengan meringkaskan gabungan leksem dasar atau gabungan morfem. Universitas Sumatera Utara xxvi e Lambang huruf yaitu proses pemendekan yang menghasilkan satu huruf atau lebih yang menggambarkan konsep dasar kuantitas, satuan dan unsur. 5. Derivasi Balik Derivasi balik adalah proses pembentukan kata karena bahasawan membentuknya berdasarkan pola-pola yang ada tanpa mengenal unsur- unsurnya. Akibatnya terjadi bentuk yang secara historis tidak diramalkan.

2.1.3 Akronim