Perdamaian berasal dari kata “ damai” atau conciliation dalam bahasa Inggris. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perdamaian didefenisikan sebagai penghentian
permusuhan perselisihan.
19
Sedangkan menurut Black’s Law Dictionary:
20
Concilia tion is the a djustment a nd settlement of a dispute in friendly una nta gonistic ma nner used in courts before tria l with a few towa rds a voiding tria l a nd in la bour dispute
before a rbitra tion .
Sementara menurut Hans Kelsen, perdamaian merupakan suatu kondisi yang disitu tidak terdapat paksaan. Menurut pengertian ini, hukum hanya memberikan perdamaian
relatif, bukan absolut. Karena hukum mencabut hak para individu utuk menggunakan paksaan tetapi menyerahkannya kepada masyarakat. Dengan kata lain, ketiadaan hukum,
menurut pengertian yang ada di sini pada hakikatnya merupakan keadaan perdamaian.
21
Dari kedua pengertian di atas tentang rumusan pengertian perdamaian, pada intinya, perdamaian adalah satu sarana untuk menyelesaikan konflik secara kekeluargaan
tanpa kekerasan. Perdamaian ini dapat dilakukan baik sebelum perkara di ajukan ke pengadilan sebelum sidang maupun saat perkara di pengadilan selama persidangan.
Dalam perdamaian lebih mengutamakan suasana kekeluargaan di antara para pihak yang bersengketa sebab dalam perdamaian tidak ditonjolkan pihak yang bersalah atau yang
benar namun akan dibahas duduk persoalan yang sebenarnya dan para pihak akan mengambil keputusan berdasarkan kesepakatan.
Penyelesaian sengketa dengan perdamaian lazimnya ditempuh dalam lapangan Hukum Perdata dan Hukum Adat Hukum Pidana Adat.
a. Perdamaian dalam Hukum Perdata
19
Departement Pendidikan dan Kebudayaan ,
Kamus Besar Bahasa Indonesia
, Balai Pustaka, Jakarta , 1994, halaman 207.
20
Black Law’s Dictionary, dalam Alef Musyahadah R. 2005, “
Kedudukan Perdamaian Antara Korban Dengan Pelaku Tindak Pidana Dalam Sistem Pemidanaan
.” Tesis, Universitas Dipinegoro, Semarang.
21
Hans Kelsen,
Teori Umum Tentang Hukum dan Negara, diterjemahkan oleh Raisul Muttaqien dari General Theory of Law and State
New York, Russel and Russel, 1971, Nusa media, Bandung, 2011. halaman 27.
Universitas Sumatera Utara
Dalam Hukum Perdata, itikad perdamaian tidak hanya datang dari para pihak yang bersengketa, namun hakim wajib mengupayakan perdamaian terhadap penyelesaian
perkara yang diajukan kepadanya. Hal ini sebagaimana diatur dalam pasal 130 ayat 1 HIR yang berbunyi : jika pada hari yang ditentukan kedua belah pihak datang maka
pengadilan negeri dengan pertolongan ketua mencoba akan memperdamaikan mereka. Ketentuan mengenai perdamaian dalam hukum perdata dapat dilihat dalam pasal
1851 sampai dengan pasal 1864 KUHPerdata. Dalam pasal 1851, diatur tentang pengertian perdamaian dading yaitu :
Suatu persetujuan dengan mana kedua belah pihak, dengan menyerahkan, menjanjikan atau menahan suatu barang, mengakhiri suatu perkara yang sedang
bergantung ataupun mencegah timbulnya suatu perkara. Persetujuan ini tidaklah sah melainkan jika dibuat secara tertulis.
Dari rumusan pasal tersebut diatas, terlihat beberapa syarat formal dari putusan perdamaian, yaitu :
22
1. Persetujuan dari kedua belah pihak.
2. Mengakhiri suatu sengketa
3. Perdamaian atas sengketa yang telah ada
4. Berbentuk tertulis
Inisiatif untuk melakukan perdamaian harus datang dari inisiatif murni datang dari kedua belah pihak yang bersengketa, bukan atas kehendak sepihak ataupun atas
kehendak hakim. Adapun sengketa yang dapat dituangkan dalam persetujuan perdamaian yakni:
a. Sudah berwujud sengketa perkara di pengadilan
22
Victor M. Situmorang,
Perdamaian dan Perwasitan dalam Hukum Acara Perdata
, Rineka Cipta, Jakarta, 1993.halaman 6.
Universitas Sumatera Utara
b. Sudah nyata berwujud sengketa perdata yang akan diajukan ke pengadilan, sehingga
perdamaian hanya dibuat oleh para pihak mencegah terjadinya perkara di sidang pengadilan
Suatu persetujuan perdamaian sah apabila dibuat secara tertulis. Syarat ini sifatnya imperatif. Berdasarkan tingkat cara pembuatan persetujuan perdamaian itu sendiri
dibedakan:
23
a. Putusan perdamaian
Apabila kedua belah pihak berdamai, kemudian meminta ke pihak pengadilan agar perdamaian itu dijadikan sebagai putusan pengadilan, maka bentu k persetujuan
perdamaian ini disebut putusan perdamaian. b.
Akta Perdamaian. Yakni suatu persetujuan perdamaian yang dibuat para pihak dan terdapat dalam
persetujuan itu. Para pihak tidak meminta pengukuhan dari pengadilan. Dalam perkara perdata sudah ditentukan perkaraobjek yang dapat ataupun tidak
dapat diselesaikan melalui perdamaian. Perkara yang dapat diselesaikan secara damai seperti kepentingan-kepentingan keperdataan yang terbit dari suatu kejahatan
pelanggaran pasal 1953. Perkara yang dilarang diselesaikan melalui perdamaian seperti dading tentang sah tidaknya suatu perkawinan, pengesahan anak, sahnya suatu
pengakuan anak, hak untuk memilih atau dipilih menjadi anggota badan-badan perwakilan, boedel warisan pasal 1334 ayat 2, barang-barang yang berada di luar
perdagangan buiten handel pasal 1332.
24
Kekuatan hukum perjanjian perdamaian sama dengan suatu hukum yang tetap in kracht van gewijsde artinya suatu perdamaian
di muka sidang pengadilan negeri mempunyai kekuatan yang sama dengan putusan
23
Ibid
24
Ibid.
halaman 4.
Universitas Sumatera Utara
hakim pada tingkat akhir pasal 1858.
25
Meskipun demikian, perjanjian perdamaian dapat dibatalkan dalam hal:
26
a. Terjadi kekhilafan mengenai orangnya dan mengenai pokok yang diperselisihkan
pasal 1859. b.
Melanggar asas umum dalam perjanjian seperti penipuan, atau paksaan pasal 1320. c.
Tentang surat palsu pasal 1861 d.
Tidak diketahui oleh para pihak atau salah satu pihak, padahal sudah diakhiri dengan putusan hakim pasal 1862.
b. Perdamaian dalam Hukum Adat