e Elastis tak berhingga E = ~
Perubahan pada variabel bebas sedikit saja akan menyebabkan perubahan variabel tak bebas tak terbilang besarnya.
Optimalisasi target pajak adalah suatu keadaan dimana antara nilai yang direncanakan dengan realssasi tidak jauh berbeda sehingga rencana tersebut dapat
dicapai dengan memperhatikan situasi makro ekonomi.
3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian
a. Pengeluaran pembangunan, realisasi pengeluaran pembangunan yang dihitung dalam Juta Rupiah.
b. Pertumbuhan ekonomi di proxy dengan Produk Domestik Regional Bruto PDRB berlaku atau dengan harga nominal yang dihitung dalam Juta
Rupiah. c. Jumlah wajib pajak adalah jumlah wajib pajak perorangan dan badan
unit. e. Target Pajak adalah target dari penerimaan pajak di Kantor Pajak
Sumatera Utara yang dihitung dalam Juta Rupiah.
3.6 Uji Signifikansi
3.6.1 Multikolinieritas
Multikolinieritas timbul karena satu atau lebih variabel bebas penjelas merupakan kombinasi linier yang pasti sempurna atau mendekati pasti dari variabel
Iman Pinem : Analisis Determinan Penentuan Target Pajak di Sumatera Utara, 2008 USU e-Repository © 2008
penjelas lainnya. Jika terdapat multikolinieritas sempurna, koefisien regresi dari variabel penjelas tersebut tidak dapat ditentukan dan variansnya bernilai tak terhingga.
Jika multikonilinieritas kurang sempurna, koefisien regresi dapat ditentukan, namun variansnya sangat besar, sehingga tidak dapat menaksir koefisien secara akurat.
Dalam model regresi linier, diasumsikan tidak terdapat multikolinieritas di antara variabel-variabel penjelas, untuk itu perlu dideteksi dengan mengamati besaran-
besaran regresi yang didapat, yaitu : 1.
Interval tingkat kepercayaan lebar karena varians besar maka standar error besar, sehingga interval kepercayaan lebar;
2. Koefisien determinasi tinggi dan signifikasi nitai t statistik rendah;
3. Koefisien korelasi antar variable bebas tinggi;
4. Nilai koefisien korelasi parsial tinggi.
Untuk melihat ada tidaknya multikolinieritas dalam suatu model pengamatan, dapat dilakukan dengan regresi antar variabel bebas, sehingga dapat diperoleh nilai
koefisien determinan R
2
masingmasing. Selanjutnya R
2
hasil regresi antar variabel bebas tersebut dibandingkan dengan R
2
hasil regresi model, sehingga diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
- Jika nilai R
2
hasil regresi antar variabel bebas R
2
model penelitian, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada multikolinieritas dalam model empiris yang
digunakan ditolak.
Iman Pinem : Analisis Determinan Penentuan Target Pajak di Sumatera Utara, 2008 USU e-Repository © 2008
- Jika nilai R
2
hasil regresi antar variabel bebas R
2
model penelitian, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada masalah autokorelasi model empiris yang
digunakan tidak dapat ditolak.
3.6.2 Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu seperti dalam data time series. Sehingga
terdapat sating ketergantungan antara faktor pengganggu yang berhubungan dengan pengamatan lainnya. Oleh sebab itu masalah autokorelasi biasanya muncul dalam
data time series, meskipun tidak menutup kemungkinan terjadi dalam data cross section.
Dalam konteks regresi, situasi autokorelasi tidak terdapat dalam faktor penggangu atau dapat ditulis :
E μ
i
, μ
j
= 0; i ≠ j ..................................................3.
Bila terjadi saling ketergantungan antara factor pengganggu yang berhubungan dengan observasi dipengaruhi oteh unsur gangguan yang berhubungan
dengan pengamatan tainnya atau dengan kata lain terjadi autokorelasi, ditulis dengan simbol berikut :
E μ
i
, μ
j
= 0; i ≠ j ..................................................4.
Salah satu untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi digunakan metode uji Durbin-Watson uji d :
Iman Pinem : Analisis Determinan Penentuan Target Pajak di Sumatera Utara, 2008 USU e-Repository © 2008
d =
2 2
1 t
t t
μ μ
μ Σ
− Σ
−
............................................ 5. Dimana nilai
DWstatstik
adalah terletak antara 0 dengan 4
d =
2 1
2 1
2
t t
t t
t t
μ μ
μ μ
μ
Σ Σ
− Σ
+ Σ
− −
........................... 6.
karena Σµ
t
hampir sama dengan Σµ
t-1
, maka persamaan di atas dapat ditulis : d =
2 1
1 2
t t
t
μ μ
μ Σ
Σ −
−
............................................. 7.
Dengan menggunakan formulasi persamaan 1 kemudian DW
statstik
dibandingkan dengan nilai DW
tabel
dengan pedoman berikut : Bila 0 DW
statistik
d
L
; tolak H
o
berarti ada korelasi yang positif Bila d
L
≤ DW
statistik
≤ d
u
; kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa-apa Bila d
u
DW
statistik
4- d
u
H
o
diterima artinya tidak ada korelasi positif maupun negatif
Bila 4-d
u
≤ DW
statistik
≤ 4-d
L
; kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa-apa Bila 4-d
L
DW
statistik
4 ; tolak H
o
berarti ada korelasi negatif.
Iman Pinem : Analisis Determinan Penentuan Target Pajak di Sumatera Utara, 2008 USU e-Repository © 2008
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN