Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas

Jansen Batubara : Pengaruh Belanja Modal Dan Belanja Pemeliharaan Untuk Pelayanan Publik Terhadap Realisasi Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintah Daerah KabupatenPemerintah Kota Di Propinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Sumber: Diolah dari SPSS, 2008 Dari grafik histogram pada gambar 4.1 dan grafik PP Plots pada gambar 4.2 dapat disimpulkan bahwa grafik histogram pola distribusi yang menceng ke kanan menunjukkan distribusi normal. Sedangkan pada grafik PP Plots terlihat titik-titik menyebar di sekitarmengikuti garis diagonal, yang menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak digunakan karena memenuhi uji normalitas data.

2. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas independen. Ghozali 2005:91 mengemukakan bahwa pengujian multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF dan korelasi di antara variabel independen. Jika nilai VIF 10 atau nilai tolerance 0,10 maka terjadi multikolonieritas sedangkan apabila nilai VIF 10 atau nilai tolerance 0,10 maka tidak terjadi multikolonieritas. Di samping itu, suatu model dikatakan terdapat gejala multikolinearitas, jika korelasi di antara variabel independen lebih besar dari 0,9. Hasil dari uji multikolinearitas dapat kita lihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Belanja Modal 0,988 1,012 Belanja Pemeliharaan 0,988 1,012 Dependen variable: Pendapatan asli daerah Jansen Batubara : Pengaruh Belanja Modal Dan Belanja Pemeliharaan Untuk Pelayanan Publik Terhadap Realisasi Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintah Daerah KabupatenPemerintah Kota Di Propinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Sumber: Diolah dari SPSS, 2008 Dari hasil pengujian pada tabel 4.3, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas antara variabel independen, dengan dasar nilai VIF untuk setiap variabel independen tidak ada yang melebihi 10 dan nilai tolerance tidak ada yang kurang dari 0,1; maka dapat dilakukan analisis lebih lanjut dengan menggunakan model regresi berganda.

3. Uji Heteroskedastisitas

Ghozali 2005:105 menyatakan “uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas”. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya menurut Ghozali 2005:105 adalah sebagai berikut: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Jansen Batubara : Pengaruh Belanja Modal Dan Belanja Pemeliharaan Untuk Pelayanan Publik Terhadap Realisasi Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintah Daerah KabupatenPemerintah Kota Di Propinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi gejala heteroskedastisitas atau tidak dengan cara mengamati penyebaran titik-titik pada grafik. -3 -2 -1 1 2 Regression Standardized Predicted Value -2 -1 1 2 R egression S tudent iz ed R esi dual Dependent Variable: Pendapatan asli daerah Scatterplot Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dengan tidak adanya pola yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga model ini layak dipakai untuk memprediksi jumlah Pendapatan Asli Daerah yang diterima daerah dengan berdasarkan masukan variabel belanja modal dan belanja pemeliharaan untuk pelayanan publik. Jansen Batubara : Pengaruh Belanja Modal Dan Belanja Pemeliharaan Untuk Pelayanan Publik Terhadap Realisasi Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintah Daerah KabupatenPemerintah Kota Di Propinsi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009

4. Uji Autokorelasi