Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Tinjauan Penelitian Terdahulu

Rafika Anggraeni : Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu, 2010. Anggaran yang disusun sangat erat kaitannya dengan publik. Pemerintah daerah dituntut untuk mampu mengelola keuangannya dengan efisien, efektif, dan ekonomis. Namun, bagaimana pengaruh partisipasi ini terhadap kinerja pemerintah itu sendiri. Hal ini penting untuk dievaluasi mengingat banyaknya peraturan tertulis yang sudah dibuat oleh pemerintah pusat sampai pada kebijakan pemerintah daerah itu sendiri. Jangan sampai hanya menjadi sebatas peraturan dan teori, karena dalam membuat peraturan itu sendiri, negara mungkin telah menghabiskan sekian banyak dana. Realisasi dari komitmen yang secara jelas dipaparkan dalam visi dan misi yang mengatasnamakan berbasis kinerja dan pelayanan publik diharapkan mampu menghapus pandangan negatif masyarakat tentang kinerja pemerintah daerah. Uraian tersebut menjadi alasan peneliti untuk menemukan bukti empiris tentang “pengaruh partisipasi anggaran dan komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu”.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Apakah partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu ? 2. Apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu ? 3. Apakah partisipasi anggaran dan komitmen organisasi berpengaruh secara simultan bersama-sama terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu ? Rafika Anggraeni : Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu, 2010.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu 2. Untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu 3. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran dan komitmen organisasi secara simultan bersama-sama terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu. D . Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu: a. bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah kemampuan intelektual, mengembangkan wawasan berfikir, dan memperdalam pengetahuan penulis tentang partisipasi anggaran dan komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD di Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu. b. bagi organisasi perangkat daerah Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu, sebagai informasi untuk perbaikan kinerja organisasi di masa yang akan datang, c. bagi akademisi, hasil penelitian ini bisa dijadikan referensi dan bahan kajian lebih lanjut dalam penilaian mengenai partisipasi anggaran terhadap kinerja pemerintahan kotakabupaten lainnya. BAB II Rafika Anggraeni : Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu, 2010. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Pengertian dan Fungsi Anggaran a. Pengertian Anggaran

Nafarin 2004:12 menyebutkan anggaran adalah: “suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang disahkan, dimana perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang dalam mencapai tujuan yang diinginkan”. Penulis lain mendefinisikan, “anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang perencanaan keuangan untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi” Yuwono, 2005: 27. Sumber lain menyebutkan, “anggaran dapat juga dinyatakan sebagai pernyataan mengenai estimasi yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu dalam ukuran finansial” Nordiawan, 2006: 48. Penganggaran merupakan proses penerjemahan rencana aktivitas ke dalam rencana keuangan. Dalam sebuah organisasi besar, penganggaran boleh jadi merupakan proses yang terus menerus. Bagi organisasi yang besar dan telah matang mature dengan tingkat operasional yang relatif stabil dalam jangka panjang, anggaran merupakan dokumen formal yang sangat terperinci. Untuk itu perlu waktu yang lama dalam menyiapkan suatu anggaran agar tersedia tepat di periode tahun berikutnya dan disetujui semua pihak. Contohnya adalah organisasi pemerintahan. Rafika Anggraeni : Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu, 2010.

b. Fungsi Anggaran

Dalam ruang lingkup akuntansi, anggaran berada dalam lingkup akuntansi manajemen. Beberapa fungsi anggaran dalam manajemen organisasi sektor publik menurut Nordiawan 2006:48 antara lain sebagai: alat perencanaan, pengendalian, kebijakan, politik, koordinasi dan komunikasi, penilai kinerja, serta komunikasi. 1 Anggaran sebagai alat perencanaan Dengan adanya anggaran, organisasi tahu apa yang harus dilakukan dan ke arah mana kebijakan yang dibuat. 2 Anggaran sebagai alat pengendalian Dengan adanya anggaran organisasi sektor publik dapat menghindari adanya pengeluaran yang terlalu besar overspending atau adanya penggunaan dana yang tidak semestinya misspending. 3 Anggaran sebagai alat kebijakan Melalui anggaran organisasi sektor publik dapat menentukan arah atas kebijakan tertentu. Contohnya adalah apa yang dilakukan pemerintah dalam hal kebijakan fiskal, apakah melakukan kebijakan fiskal ketat atau longgar dengan mengatur besarnya pengeluaran yang direncanakan. 4 Anggaran sebagai alat politik Dalam organisasi sektor publik, melalui anggaran dapat dilihat komitmen pengelola dalam melaksanakan program-program yang telah dijanjikan. 5 Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi Melalui dokumen anggaran yang komprehensif sebuah bagian atau unit kerja atau departemen yang merupakan suborganisasi dapat mengetahui apa yang harus dilakukan dan juga apa yang akan dilakukan oleh bagian unit kerja lainnya. 6 Anggaran sebagai alat penilai kinerja Anggaran adalah suatu ukuran yang bisa menjadi patokan apakah suatu bagian unit kerja telah memenuhi target baik berupa terlaksananya aktifitas maupun terpenuhinya efisiensi biaya. 7 Anggaran sebagai alat komunikasi Anggaran dapat digunakan sebagai alat komunikasi dengan menjadikan nilai-nilai nominal yang tercantum sebagai target pencapaian. Dengan catatan, anggaran akan menjadi alat motifasi yang baik jika memenuhi sifat “menantang tetapi masih mungkin untuk dicapai”. Maksudnya adalah suatu anggaran itu hendaknya tidak terlalu tinggi dan jangan terlalu rendah.

2. Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran

Rafika Anggraeni : Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu, 2010. Proses penganggaran daerah dengan pendekatan kinerja dalam Kepmendagri nomor 13 tahun 2006 membuat pedoman penyusunan rancangan APBD yang dilaksanakan oleh tim anggaran eksekutif bersama-sama unit organisasi perangkat daerah atau unit kerja. Secara umum dapat diterangkan bahwa anggaran daerah disusun berdasarkan rencana kerja daerah yang telah disusun baik rencana kerja jangka panjang RPJP, rencana kerja jangka menengah RPJM, dan rencana kerja pembangunan daerah RKPD. Pada tingkat SKPD, anggaran juga disusun berdasarkan rencana jangka menengah SKPD yang sering disebut renstra SKPD. Renstra SKPD dan RKPD menjadi acuan bagi SKPD untuk menyusun rencana kerja renja SKPD. Renstra SKPD disusun dengan cara rapat para anggota SKPD serta mengacu kepada RPJP dan RPJM baik nasional maupun daerah. Satuan kerja perangkat daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran atau pengguna barang. Menurut Kepmendagri No. 13 Tahun 2006, Pasal 10, Kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaranpengguna barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 3 huruf c mempunyai tugas, yaitu: a. menyusun RKA-SKPD, b. menyusun DPA-SKPD, c. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja, d. melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya, e. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran, f. melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak, g. mengadakan ikatanperjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang telah ditetapkan, h. menandatangani SPM, i. mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya, j. mengelola barang milik daerahkekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya, k. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya, Rafika Anggraeni : Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu, 2010. l. mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya, m. melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaranpengguna barang lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah, dan n. bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah. Selanjutnya, pejabat pengguna anggaranpengguna barang dalam melaksanakan tugas-tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dapat melimpahkan sebagian seluruh kewenangannya kepada unit kerja pada SKPD selaku kuasa pengguna anggarankuasa pengguna barang. Pelimpahan sebagian kewenangan sebagaimana tersebut sebelumnya berdasarkan pertimbangan tingkatan daerah, besaran SKPD, besaran jumlah uang yang dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi danatau rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya. Garrison et. al. 2000: 347, menyatakan bahwa: arah aliran data anggaran dalam suatu sistem partisipatif berawal dari level tanggung jawab yang lebih rendah kepada level tanggung jawab yang lebih tinggi. Setiap orang mempunyai tanggung jawab atas pengendalian biaya harus menyusun estimasi anggarannya sendiri dan kemudian menyerahkannya kepada level manajemen yang lebih tinggi. Estimasi tersebut kemudian direview dan dikonsolidasikan dalam gerakannya ke arah level manajemen yang lebih tinggi. Supomo dan Indrianto 1998 menyatakan bahwa “partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan proses dimana individu terlibat dalam penyusunan target anggaran, lalu individu tersebut dievaluasi kinerjanya dan memperoleh penghargaan berdasarkan target anggaran”. Partisipasi dalam penyusunan anggaran diyakini mampu membangun suatu interaksi yang lebih baik antara pemimpin dengan bawahan. Dengan demikian, akan tercipta komitmen yang kuat untuk merealisasikannya ke arah yang lebih baik. SKPD mengikuti pedoman penyusunan rencana kerja dan anggaran dalam menyiapkan dokumen rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah RKA-SKPD. Isi dari pedoman penyusunan RKA-SKPD ini yaitu: Rafika Anggraeni : Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu, 2010. 1 prioritas dan plafon anggaran PPA yang dialokasikan untuk setiap program SKPD berikut rencana pendapatan dan pembiayaan, 2 sinkronisasi program dan kegiatan antar SKPD dengan kinerja SKPD berkenaan sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan, 3 batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada PPKD, 4 hal-hal lainnya yang perlu mendapatkan perhatian dari SKPD terkait dengan prinsip- prinsip peningkatan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas penyusunan anggaran dalam rangka pencapaian prestasi kerja, 5 dokumen sebagai lampiran meliputi KUA, PPA, kode rekening APBD, format RKA- SKPD, analisis standar belanja, dan standar satuan harga. Dokumen pelaksanaan anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat DPA-SKPD adalah dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran. PPA adalah program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD setelah disepakati dengan DPRD. Rencana kerja dan anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RKA-SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan SKPD serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD. Pengguna anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya. Garrison 2000: 347 menyatakan bahwa sejumlah keunggulan yang biasa diungkapkan atas partisipasi anggaran yaitu: Rafika Anggraeni : Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu, 2010. a setiap orang pada semua tingkatan organisasi diakui sebagai anggota tim yang pandangannya dan penilaiannya dihargai oleh manajemen puncak, b orang yang berkaitan langsung dengan suatu aktivitas mempunyai kedudukan terpenting dalam pembuatan estimasi anggaran. Dengan demikian estimasi anggaran yang dibuat oleh orang semacam itu cenderung lebih akurat dan andal, c orang lebih cenderung untuk mencapai anggaran yang penyusunannya melibatkan orang tersebut. Sebaliknya orang kurang terdorong untuk mencapai anggaran yang didrop dari atas, d suatu anggaran partisipatif mempunyai sistem kendalinya sendiri yang unik sehingga jika mereka tidak dapat mencapai anggaran maka yang harus mereka salahkan adalah diri mereka sendiri. Disisi lain jika anggaran didrop dari atas mereka akan selalu berdalih bahwa anggarannya tidak masuk akal atau tidak realistis untuk diterapkan dan dicapai.

3. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Pemerintah

Partisipasi dianggap sebagai sarana aktualisasi yang terbaik untuk para pekerja dalam rangka mengikatkan diri mereka kepada masing-masing tanggung jawab atau tugas yang diemban. Menurut Anthony dan Govindarajan 2005: 87, partisipasi anggaran memiliki dampak positif karena dua alasan yaitu: a. kemungkinan ada penerimaan yang lebih besar atas cita-cita anggaran jika anggaran dipandang berada dalam kendali pribadi pegawai dibandingkan bila secara eksternal, b. hasil penyusunan anggaran partisipatif adalah pertukaran informasi yang efektif. Partisipasi dianggap sebagai sarana aktualisasi yang terbaik untuk para pekerja dalam rangka mengikatkan diri mereka kepada masing-masing tanggung jawab atau tugas yang diemban. Sinambela 2003, “partisipasi penyusunan anggaran mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai perguruan tinggi swasta di Kota Medan”. Penelitian serupa dari Sardjito dan Osmad 2007 yang mengungkapkan bahwa, “terdapat pengaruh yang signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah”. Deliana 2004 menyatakan bahwa, “adanya pengaruh yang signifikan antara partisipasi anggaran terhadap kinerja pegawai”. Dari tiga Rafika Anggraeni : Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu, 2010. penelitian ini, partisipasi telah menunjukkan dampak positif terhadap kinerja manajemen perguruan tinggi swasta, aparat pemerintah daerah, dan perusahaan perkebunan di Sumatera Utara.

4. Komitmen Organisasi

Organisasi berdasarkan Kepmendagri 13 tahun 2006 adalah “unsur pemerintahan daerah yang terdiri dari DPRD, kepala daerahwakil kepala daerah dan satuan kerja perangkat daerah”. Organisasi yang baik merupakan organisasi yang terstruktur, punya tujuan, punya anggota atau sumber daya manusia yang memiliki tanggung jawab, komitmen, moral, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berkesinambungan. Komitmen organisasi yang kuat akan mendorong individu berusaha keras mencapai tujuan organisasi. Komitmen organisasi yang tinggi akan meningkatkan kinerja yang tinggi pula. Luthans 2006:249, komitmen organisasi paling sering diartikan sebagai “keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu, keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi, keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi”. Komitmen organisasi menurut Robbins 2006 adalah “keadaan dimana karyawan mengaitkan dirinya ke organisasi tertentu dan sasaran-sasarannya serta berharap mempertahankan keanggotaan dalam organisasi itu”. Pada pemerintah daerah, aparat yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi akan menggunakan informasi yang dimiliki untuk membuat anggaran menjadi relatif lebih tepat. Kejelasan sasaran anggaran akan mempermudah aparat pemerintah daerah dalam menyusun anggaran untuk mencapai target-target anggaran yang telah ditetapkan. Komitmen yang tinggi dari aparat Rafika Anggraeni : Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu, 2010. pemerintah daerah akan berimplikasi pada komitmen untuk bertanggung-jawab terhadap penyusunan anggaran tersebut.

5. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pemerintah

Pegawai pemerintah yang berkomitmen akan bekerja secara maksimal karena mereka menginginkan kesuksesan organisasi tempat dimana mereka bekerja. Pegawai pemerintah yang berkomitmen akan memiliki pemahaman atau penghayatan terhadap tujuan organisasi, perasaan terlibat dalam suatu pekerjaan atau perasaan bahwa pekerjaan tersebut adalah menyenangkan, dan perasaan bahwa organisasi adalah tempatnya bekerja dan tinggal. Selain itu, dengan adanya komitmen yang kuat, mereka akan bekerja keras, ikhlas dalam melaksanakan pekerjaannya, senang dan perduli terhadap organisasi tempatnya bekerja. Hal ini akan menyebabkan peningkatan kinerja mereka karena ada keyakinan bahwa visi dan misi pemerintahan akan tercapai dengan sumbangsih mereka. Komitmen organisasi merupakan dorongan dari dalam diri individu untuk melakukan sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi.

6. Kinerja SKPD Pemerintah Daerah

SKPD satuan kerja perangkat daerah merupakan pusat pertanggungjawaban yang dipimpin oleh seorang kepala satuan kerja dan bertanggung jawab atas entitasnya, misalnya: dinas kesehatan, dinas kependudukan dan catatan sipil, dinas pendidikan, dinas pemuda dan olah raga dan lainnya. Kumorotomo 2005:103, mengungkapkan kinerja organisasi publik adalah “hasil akhir output organisasi yang sesuai dengan tujuan Rafika Anggraeni : Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu, 2010. organisasi, transparan dalam pertanggungjawaban, efisien, sesuai dengan kehendak pengguna jasa organisasi, visi dan misi organisasi, berkualitas, adil, serta diselenggarakan dengan sarana dan prasarana yang memadai”. Mahsun 2006:198, mengungkapkan bahwa: pengukuran kinerja pemerintah daerah diarahkan pada masing-masing satuan kerja yang telah diberi wewenang mengelola sumber daya sebagaimana bidangnya. Setiap satuan kerja adalah pusat pertanggungjawaban yang memiliki keunikan sendiri- sendiri. Dengan demikian perumusan indikator kinerja tidak bisa seragam untuk diterapkan pada semua Satuan Kerja yang ada. Namun demikian, dalam pengukuran kinerja setiap satuan kerja ini harus tetap dimulai dari pengidentifikasian visi, misi, falsafah, kebijakan, tujuan, sasaran, program, anggaran serta tugas dan fungsi yang telah ditetapkan. Bastian 2006:267, “indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhitungkan indikator masukan inputs, keluaran outputs, hasil outcome, manfaat benefits, dan dampak impact”. Lebih lanjut Bastian 2006:267 menjelaskan bahwa syarat-syarat indikator kinerja adalah sebagai berikut: a. spesifik, jelas, dan tidak ada kemungkinan kesalahan interpretasi, b. dapat diukur secara objektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif dan relevan, c. dapat dicapai, penting, dan harus berguna untuk menunjukkan keberhasilan masukan, proses keluaran, hasil, manfaat, serta dampak, d. harus cukup fleksibel dan sensitive terhadap perubahanpenyesuaian pelaksanaan dan hasil pelaksanaan kegiatan efektif. Whittaker 1993 dalam Bastian 2006: 274 mengungkapkan “pengukuran penilaian kinerja adalah suatu alat manajemen untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas”. Lain halnya menurut Bastian 2006:276, “aspek yang diukur dalam pengukuran kinerja adalah aspek finansial, kepuasan pelanggan, operasi Rafika Anggraeni : Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu, 2010. dan bisnis internal, kepuasan pegawai, kepuasan komunitas dan shareholders, serta waktu”. Berdasarkan UU no. 17 tahun 2003, maka penyusunan anggaran dilakukan dengan mengintegrasikan program dan kegiatan masing-masing satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan. Dengan demikian, akan tercipta sinergi dan rasionalitas yang tinggi dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang tidak terbatas.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu yang beragam. Penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2. 1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti Judul Hasil Penelitian J. Sumarno 2005 Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Pegawai Studi Empiris Pada Kantor Cabang Perbankan Indonesia di Jakarta 1. Terdapat pengaruh dan hubungan negatif yang kuat antara partisipasi anggaran dan kinerja pegawai, 2. pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan partisipasi anggaran dan kinerja pegawai adalah positif dan signifikan, 3. pengaruh gaya kepemimpinan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja pegawai Rafika Anggraeni : Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu, 2010. tidak signifikan. Elizar Sinambela 2003 Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Pegawai Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi Swasta di Kota Medan 1. Partisipasi dalam penyusunan anggaran telah diterapkan pada perguruan tinggi swasta di Kota Medan, 2. partisipasi penyusunan anggaran mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai . Bambang Sardjito dan Osmad Muthaher 2007 Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah: Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating.Studi Empiris Pemerintah Kota dan Kabupaten Semarang 1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah, 2. terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel budaya organisasi dalam memoderasi partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja pegawai, 3. terdapat pengaruh signifikan antara variabel komitmen orgnisasi dalam memoderasi partisipasi pnyusunan anggaran dengan kinerja aparat pemda. Rafika Anggraeni : Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu, 2010. Essy Refikha 2008 Pengaruh Partisipasi Aggaran dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kota Binjai 1. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara partisipasi anggaran terhadap kinerja SKPD pemerintah Daerah 2. Adanya pengaruh yang signifikan antara komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD pemerintah daerah Sumber: Hasil Pengolahan Peneliti, 2009

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara

0 42 93

Pengaruh Partisipasi Anggaran, Komitmen,dan Motivasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi

0 29 136

PENGARUH DESENTRALISASI, PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA Pengaruh Desentralisasi, Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Manajerial SKPD Kabupaten Karanganyar.

0 9 16

PENGARUH DESENTRALISASI, PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA Pengaruh Desentralisasi, Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Manajerial SKPD Kabupaten Karanganyar.

0 9 17

PENDAHULUAN Pengaruh Desentralisasi, Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Manajerial SKPD Kabupaten Karanganyar.

0 9 8

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, UMPAN BALIK ANGGARAN, KEJELASAN TUJUAN ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN KARO.

0 4 29

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Survei pada Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo).

0 1 16

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara

0 0 9

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara

0 0 11