Pengaruh Partisipasi Anggaran, Komitmen,dan Motivasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN, DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA SKPD

PEMERINTAHAN KABUPATEN DAIRI

Oleh :

NAMA : JULIAMI PASARIBU

NIM : 060503053

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Partisipasi Anggaran, Komitmen,dan Motivasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi program S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Maret 2010

Yang membuat pernyataan

Juliami Pasaribu NIM. 060503053


(3)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA, serta senantiasa memberikan kesehatan, kesempatan, dan kekuatan kepada penulis sehingga akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Judul skripsi ini adalah “Pengaruh Partisipasi Anggaran, Komitmen, Dan Motivasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi”.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, baik dari segi isi maupun penyajiannya. Hal ini disebabkan keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis masih dan akan terus belajar untuk meningkatkan kemampuan dan memperbaiki diri lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak berupa dukungan moril, materil, spiritual, maupun administrasi. Pertama, saya persembahkan ucapan terima kasih yang terdalam kepada Ayahanda Kamah Pasaribu dan Ibunda June Angkat, terima kasih untuk semua kasih sayang, doa yang tak pernah putus, pengorbanan, serta dukungan yang sangat besar untuk Ananda. Selanjutnya, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, yaitu:


(4)

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutiah Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak selaku Dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu DR. Erlina, M.Si, Ak dan Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding I dan Pembanding II yang telah banyak membantu penulis melalui saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Kepada Bupati/ Wakil Pemerintah Kabupaten Dairi, seluruh Kepala dan Staf Kedinasan Pemerintahan Kabupaten Dairi terutama DIPPEKA (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset). Saya ucapkan terima kasih atas izin dan dukungan untuk meneliti di instansi Pemerintahan Kabupaten Dairi, serta bantuan yang telah diberikan hingga memudahkan penyelesaian skripsi ini.

Medan, Maret 2010

Yang membuat pernyataan

Juliami Pasaribu NIM. 060503053


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah partisipasi anggaran, komitmen dan motivasi berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi. Metode penelitian dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan desain penelitian kausal, dengan jumlah sampel 62 responden dari 13 dinas sebagai SKPD yang diteliti. Jenis data yang dipakai adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan mengirimkan kuesioner langsung kepada responden dan mengutip setelah jangka waktu satu sampai dua minggu. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis dat, kemudian dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan regresi berganda, dengan uji t, uji F, dan uji koefisien determinasi.

Hasil analisis secara parsial menunjukkan bahwa partisipasi anggaran dan motivasi berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi, sedangkan komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi. Penelitian ini menemukan bahwa partisipasi anggaran dan komitmen, dan motivasi secara simultan berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi.


(6)

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the impact of budgeting participation and organization commitment as partial and simultaneous toward to SKPD performance in Dairi Governance. The method of this minithesis is a causal research design, with 62 sample of respondent from 13 department as research SKPD. Kinds of data in use are primary and secondary. The primary data are taken from direct questionnaire to respondent and pick them after one until two weeks. The collected data is analized with analysis data method that had been examined by classic assumption before hipotesis test had done. Hipotesis test in this research use double regression, with t-test, F-test, and coefficient of determination.

The result of this research show that budgeting participation and motivation as partial has a positive significant impact to SKPD performance. Whereas, commitment has no impact to SKPD performance in Dairi Governance. This research found that the budgeting participation, commitment and motvation are simultaneously have a positively significant effect on to SKPD performance in Dairi Governance.

Keywords : Budgeting Participation, Commitmen, Motivation, Performance of SKPD.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN……….……….i

KATA PENGANTAR………...ii

ABSTRAK……….……iv

ABSTRACT………..…..v

DAFTAR ISI……….vi

DAFTAR TABEL ………....xi

DAFTAR GAMBAR ……….xiii

DAFTAR LAMPIRAN………...xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………...1

B. Batasan Masalah ……….…...5

C. Perumusan Masalah………...5

D. Tujuan Penelitian……….…....6

E. Manfaat Penelitian………..….6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Jenis dan Fungsi Anggaran ……… .7

1. Pengertian Anggaran………... 7

2. Fungsi Anggaran………....7

B. Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran………... 8

C. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Pemerintah…... 9

D. Komitmen Organisasi……….. 9 E. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pemerintah…10


(8)

F. Pengertian dan Teori-Teori Motivasi……….10

1. Pengertian Motivasi ………10

2. Teori-Teori Motivasi ………11

G. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pemerintah …………....14

H. Kinerja SKPD Pemerintahan Daerah ………....14

I. Penelitian Terdahulu ………....15

J. Kerangka Konseptual Dan Hipotesis Penelitian …………....17

1. Kerangka Konseptual ………....17

2. Hipotesis Penelitian ………....19

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian………...20

B. Jenis dan Sumber Data………...20

C. Populasi dan Sampel Penelitian……….21

1. Populasi Penelitian………...21

2. Sampel Penelitian………...23

D. Teknik Pengumpulan Data………...23

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian……...24

F. Pengujian Kualitas Data...………..26

1. Uji Reliabilitas…..………...26

2. Uji Validitas …..………...27

G. Metode Analisis Data ………...27

1. Pengujian Asumsi Klasik……….………27


(9)

b. Uji Multikolinieritas………..…...…………..28

c. Uji Heterokedastisitas………...28

2. Pengujian Hipotesis………..29

a. Uji t………..…...30

b. Uji F………..……….30

c. Pengujian Koefisien Determinan………..………..31

H. Jadwal dan Lokasi Penelitian……….……32

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian………..………33

1. Sejarah Singkat Pemerintah Kabupaten Dairi………..33

a. Masa Penjajahan Belanda ……….……… ……33

b. Masa Penjajahan Jepang ………...33

c. Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI ……….. ……34

2. Visi dan Misi Kabupaten Dairi ……… ……38

3. Kondisi Wilayah………...39

a. Geografis ………...39

b. Topografi ………39

c. Iklim ………40

B. Pembahasan Hasil Analisis………..………..40

1. Analisis Statistik Deskriptif……….40

a. Partisipasi Anggaran……….………….40

b. Komitmen Organisasi………...43


(10)

d. Kinerja SKPD Pemerintahan………..50

2. Hasil Uji Kualitas Data………....53

a. Hasil Uji validitas dan reliabilitas variabel X1………53

b. Hasil Uji validitas dan reliabilitas variabel X2 ………...55

c. Hasil Uji validitas dan reliabilitas variabel X3 ………...56

d. Hasil Uji validitas dan reliabilitas variabel Y………59

3. Hasil Uji Asumsi Klasik………...60

a. Hasil Uji Normalitas…...………...61

b. Hasil Uji Multikolinieritas………..……...64

c. Hasil Uji Heterokedastisitas………...64

4. Hasil Pengujian Hipotesis………65

a. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ………....68

b. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ………70

c. Hasil Uji Koefisien Determinan ………71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………72

B. Keterbatasan Penelitian………..73

C. Saran………...74

DAFTAR PUSTAKA………...76


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu 15

Tabel 3.1 SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi 21

Tabel 3.2 Jumlah Pejabat SKPD 22

Tabel 3.3 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel 24

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian 32

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Partisipasi Anggaran 41 Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Komitmen Organisasi 44 Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel Motivasi Organissasi 47 Tabel 4.4 Statistik Desktiptif Variabel Kinerja Pemerintah 50 Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel

Partisipasi Anggaran 54

Tabel 4.6 Hasil Uji Realibilitas Item Pertanyaan Variabel

Partisipasi Anggaran 54

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel

Komitmen Organisasi 55

Tabel 4.8 Hasil Uji Realibilitas Item Pertanyaan Variabel

Komitmen Organisasi 56

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel

Motivasi Organisasi 56

Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel

Motivasi Organisasi 58

Tabel 4.11 Hasil Uji Realibilitas Item Pertanyaan Variabel

Motivasi Organisasi 59

Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Kinerja 59 Tabel 4.13 Hasil Uji Vaiditas Item Pertanyaan Variabel Kinerja 60 Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel Kinerja 60 Tabel 4.15 One Sample Kolmogorov Smirnov Test 63 Tabel 4.16 Hasil Uji Gejala Multikolinearitas 64


(12)

Tabel 4.17 Variabel Entered/Removed 66

Tabel 4.18 Coefficients (a) 67

Tabel 4.19 ANOVA (b) 70


(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka konseptual penelitian 19

Gambar 4.1 Histogram 61

Gambar 4.2 Normal P plot 62

Gambar 4.3 Scatterplot 65


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran I Tabulasi Hasil Kuesioner Partisipasi Anggaran 78 Lampiran II Tabulasi Hasil Kuesioner Komitmen Organisasi 80 Lampiran III Tabulasi Hasil Kuesioner Motivasi Organisasi (Uji I) 82 Lampiran IV Tabulasi Hasil Kuesioner Motivasi Organisasi (Uji II) 86 Lampiran V Tabulasi Hasil Kuesioner Kinerja Pemerintah (Uji I) 90 Lampiran VI Tabulasi Hasil Kuesioner Kinerja Pemerintah (Uji II) 92 Lampiran VII Hasil Uji Reliabilitas dan Uji Validitas 94

Lampiran VIII Descriptive 105

Lampiran IX Hasil Uji Normalitas 106

Lampiran X Regresi 108

Lampiran XI Hasil Uji Heteroskedastisitas 111

Lampiran XII Kuesioner Penelitian 112


(15)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah partisipasi anggaran, komitmen dan motivasi berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi. Metode penelitian dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan desain penelitian kausal, dengan jumlah sampel 62 responden dari 13 dinas sebagai SKPD yang diteliti. Jenis data yang dipakai adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan mengirimkan kuesioner langsung kepada responden dan mengutip setelah jangka waktu satu sampai dua minggu. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis dat, kemudian dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan regresi berganda, dengan uji t, uji F, dan uji koefisien determinasi.

Hasil analisis secara parsial menunjukkan bahwa partisipasi anggaran dan motivasi berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi, sedangkan komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi. Penelitian ini menemukan bahwa partisipasi anggaran dan komitmen, dan motivasi secara simultan berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi.


(16)

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the impact of budgeting participation and organization commitment as partial and simultaneous toward to SKPD performance in Dairi Governance. The method of this minithesis is a causal research design, with 62 sample of respondent from 13 department as research SKPD. Kinds of data in use are primary and secondary. The primary data are taken from direct questionnaire to respondent and pick them after one until two weeks. The collected data is analized with analysis data method that had been examined by classic assumption before hipotesis test had done. Hipotesis test in this research use double regression, with t-test, F-test, and coefficient of determination.

The result of this research show that budgeting participation and motivation as partial has a positive significant impact to SKPD performance. Whereas, commitment has no impact to SKPD performance in Dairi Governance. This research found that the budgeting participation, commitment and motvation are simultaneously have a positively significant effect on to SKPD performance in Dairi Governance.

Keywords : Budgeting Participation, Commitmen, Motivation, Performance of SKPD.


(17)

BAB. I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Reformasi yang telah terjadi sejak tahun 1998 hingga saat ini telah menyebabkan terjadinya perubahan sistem penyelenggaraan pemerintahan dan ketatanegaraan Indonesia secara fundamental. Hal ini tampak dari UUD 1945 yang telah mengalami amandemen sebanyak empat kali. Keinginan untuk melakukan perubahan menjadi pendorong terjadinya reformasi dimana sistem penyelenggaraan sistem orde baru dianggap telah menyimpang dari semangat konstitusi, tertutup, otoriter dan sentralistik. Terjadinya krisis ini tidak terlepas dari tata cara penyelenggaraan pemerintahan yang tidak dikelola dengan baik.

Untuk itu, pemerintah telah menetapkan sistem desentralisasi dan otonomi daerah dalam rangka meningkatkan akuntabilitas kinerja berupa UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang telah direvisi menjadi UU Nomor 32 Tahun 2004 dan UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang juga direvisi menjadi UU Nomor 33 Tahun 2004. Kebijakan ini memberikan wewenang kepada pemerintah daerah memiliki kewajiban untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara ekonomis, efisien dan efektif untuk mencapai akuntabilitas publik yang lebih transparan.

Namun semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap penyelenggaraan administrasi publik menyebabkan timbulnya gejolak yang


(18)

berujung pada ketidakpuasan. Dimana keberhasilan dan ketidakberhasilan suatu instansi pemerintah dalam menjalankan amanah yang diberikan kepada mereka menunjukkan harapan dan kepedulian publik yang harus direspon. Tetapi, apa yang menjadi harapan masyarakat terhadap kinerja instansi pemerintah dengan apa yang dilakukan oleh para pengelola atau pejabat pemerintah sering berbeda. Ini berdampak pada timbulnya kesenjangan harapan sehingga terjadi ketidakharmonisan antara pemerintah dan masyarakat. Sehingga terjadi tuntutan yang semakin tinggi yang ditujukan pada pertanggungjawaban yang diberikan oleh pejabat pemerintah atas kepercayaan yang diamanatkan pada mereka. Berarti, kinerja pemerintah kini lebih banyak mendapat sorotan. Kondisi ini menyebabkan peningkatan kebutuhan adanya pengukuran kinerja terhadap instansi pemerintah. Pengukuran ini sebagai alat untuk melihat sampai sejauh mana kinerja yang dilakukan dengan apa yang telah direncanakan dalam suatu periode tertentu.

Kinerja yang digapai suatu organisasi pada umumnya sebagai prestasi para anggota organisasi itu sendiri dalam menjalankan tugasnya. Kinerja organisasi publik harus dilihat secara luas dengan mengidentifikasi keberhasilan organisasi tersebut dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan melakukan perbaikan-perbaikan maupun peningkatan pelayanan kepada masyarakat karena kinerja pemerintah teleh mengarah ke good governance. Organisasi yang berhasil merupakan organisasi yang memiliki visi dan misi yang jelas, terukur dan dapat teraktualisai dalam kinerja organisasi. Menurut Mahsun (2006 : 25), kinerja adalah “gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi


(19)

organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi”. Tanpa ada tujuan, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolok ukurnya.

Kinerja pemerintah mencakup bagaimana visi, misi, tugas pokok dan fungsi, struktur organisasi, program kerja serta anggaran. Berdasarkan itu, peneliti mengambil variabel partisipasi anggaran, komitmen dan motivasi sebagai variabel independen atau variabel yang mempengaruhi kinerja pemerintah terutama pemerintah daerah. Partisipasi anggaran yang dimaksud berupa keterlibatan para pegawai pemerintah dalam menyusun anggaran. Dengan adanya partisipasi tersebut diharapkan mereka dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan kinerja pemerintah, sehingga apa yang menjadi tujuan dari organisasi tersebut dapat terlaksana dengan baik. Kinerja publik akan lebih baik dengan adanya partisipasi aparat pemerintah dalam penyusunan anggaran termasuk pengambilan keputusan dalam perencanaan anggaran maupun pelaksanaanya agar dapat mencapai hasil yang maksimal. Ini akan memacu produktivitas dari aparat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk meningkatkan prestasi kerja mereka.

Kinerja dapat diukur dengan membandingkan hasil aktual dengan visi dan misi sebagai komitmen dari suatu organisasi. Komitmen tersebut memberikan alasan untuk melakukan suatu hal yang bermanfaat dalam organisasi. Setiap organisasi harus memiliki solidaritas yang tinggi dalam arti lebih mementingkan kepentingan publik dari pada kepentingan pribadi sehingga dapat saling bekerja sama untuk menjalankan tugasnya. Menurut Luthans (2006: 250), terdapat hubungan positif antara komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, kepuasan


(20)

kerja, motivasi, gaji, terhadap kinerja, tingkat pergantian karyawan yang rendah, dan tingkat ketidakhadiran yang rendah, serta terdapat bukti bahwa komitmen karyawan berhubungan dengan persepsi iklim, organisasi yang hangat dan mendukung, dan menjadi anggota tim yang baik dan siap membantu. Sumber daya manusia merupakan aset vital pada hampir semua jenis organisasi. Oleh karena itu, upaya memperbaiki kinerja organisasi tidak mungkin dapat berhasil jika komitmen pegawai yang tercermin dari perilakunya tidak diarahkan dengan baik. Informasi hasil pengukuran kinerja dapat dijadikan feedback (umpan balik) untuk mengarahkan perilaku pegawai menuju perbaikan kinerja selanjutnya.

Motivasi juga memiliki peran dalam meningkatkan kinerja para anggota organisasi. Menurut Kreitner (2005: 248), motivasi adalah ”proses-proses psikologis meminta mengarahkan, arahan, dan menetapkan tindakan sukarela yang mengarah pada tujuan”. Motivasi dapat menciptakan semangat kerja yang meningkatkan kinerja. Kinerja terbaik menurut Griffin dalam Sule dan Kurniawan (2005: 235) ditentukan oleh tiga faktor, yaitu “motivasi, kemampuan, dan lingkungan pekerjaan”. Berkurangnya pemberian motivasi bisa menyebabkan penurunan kinerja yang menghambat tercapainya tujuan organisasi.

Peneliti memilih pemerintahan Kabupaten Dairi sebagai objek penelitian karena telah diterapkan sistem anggaran berbasis kinerja di pemerintahan ini. Dimana anggaran disusun berdasarkan program kerja, terdapat kejelasan maksud dan tujuan permintaan dana, dan fokus pada efisiensi penyelenggaraan suatu aktivitas. Anggaran yang disusun sangat erat kaitannya dengan publik. Pemerintah daerah dituntut untuk mampu mengelola keuangannya dengan efisien, efektif, dan


(21)

ekonomis. Namun, bagaimana pengaruh partisipasi ini terhadap kinerja pemerintah itu sendiri. Hal ini penting untuk dievaluasi mengingat banyaknya peraturan tertulis yang sudah dibuat oleh pemerintah pusat sampai pada kebijakan pemerintah daerah itu sendiri. Jangan sampai hanya menjadi sebatas peraturan dan teori, karena dalam membuat peraturan itu sendiri, negara mungkin telah menghabiskan sekian banyak dana. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk menemukan bukti empiris yang tertuang dalam penelitian berjudul “Pengaruh Partisipasi Anggaran, Komitmen, dan Motivasi terhadap Kinerja

SKPD Pemerintah Kabupaten Dairi.”

B. Batasan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh partisipasi anggaran, komitmen dan motivasi terhadap kinerja SKPD pemerintahan tersebut.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: “apakah partisipasi anggaran, komitmen, dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja SKPD baik secara parsial maupun simultan?”


(22)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran, komitmen dan motivasi terhadap kinerja SKPD pada Pemerintah Kabupaten Dairi baik secara parsial maupun simultan.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah kemampuan intelektual, mengembangkan wawasan berfikir, dan memperdalam pengetahuan peneliti tentang pengaruh partisipasi anggaran, komitmen, dan motivasi terhadap kinerja SKPD Pemerintah daerah,

2. bagi pemerintah Kabupaten Dairi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pemerintah daerah tersebut untuk meningkatkan kualitas kinerja SKPD nya,

3. bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang sejenis.


(23)

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Fungsi Anggaran 1. Pengertian Anggaran

Anggaran merupakan serangkaian perencanaan yang dijadikan pedoman untuk mengukur kinerja. Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005, “anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode”. Menurut Gunawan dalam Haruman dan Sri (2007: 3), anggaran adalah “suatu pendekatan formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen didalam perencanaan, koordinasi, dan pengawasan”.

Sebelum menyusun anggaran, organisasi harus mengembangkan rencana strategis yang diterjemahkan dalam tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Hal ini akan membantu dalam pengimplementasian anggaran sesuai komitmen organisasi.

2. Fungsi Anggaran

Menurut Bastian (2006: 164), anggaran berfungsi sebagai berikut:

a. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja b. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di

masa mendatang

c. Anggaran sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit kerja dan mekanisme kerja antara atasan dan bawahan d. Anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja

e. Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien dalam pencapaian visi organisasi


(24)

f. Anggaran merupakan instrumen politik

g. Anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal

B. Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran

Partisipasi merupakan konsep keterlibatan anggota atau bawahan dalam pengambilan keputusan. Partisipasi ini dibutuhkan dalam penyusunan anggaran. Ini menggambarkan kepedulian dalam perencanaan strategi penyusunan dan pelaksanaan anggaran. Menurut Ulum (2004:112), anggaran merupakan “alat ekonomi terpenting yang dimiliki pemerintah untuk mengarahkan perkembangan sosial dan ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat”. Penyusunan anggaran didasarkan pada kinerja yang menggambarkan klasifikasi anggaran sesuai kegiatan dan fungsi. Jadi, setiap SKPD harus menyusun anggaran yang mengacu pada rencana strategik.

Secara umum dapat diterangkan bahwa anggaran daerah disusun berdasarkan rencana kerja daerah yang telah disusun baik rencana kerja jangka panjang (RPJP), rencana kerja jangka menengah (RPJM), dan rencana kerja pembangunan daerah (RKPD). Pada tingkat SKPD, anggaran juga disusun berdasarkan rencana jangka menengah SKPD yang sering disebut renstra SKPD. Renstra SKPD dan RKPD menjadi acuan bagi SKPD untuk menyusun rencana kerja (renja) SKPD. Renstra SKPD disusun dengan cara rapat para anggota SKPD serta mengacu kepada RPJP dan RPJM baik nasional maupun daerah. Satuan kerja perangkat daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran atau pengguna barang.


(25)

C. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Pemerintah

Anggaran memiliki fungsi penting dalam mengukur kinerja. Tingkat kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh keputusan yang diambil oleh pemerintah melalui anggaran yang dibuat. Aspek penganggaran mengantisipasi pendapatan dan belanja yang mengarah kepada perencanaan masa yang akan datang. Dalam sebuah negara demokrasi, pemerintah mewakili kepentingan rakyat, uang yang dimiliki pemerintah adalah uang rakyat dan anggaran menunjukkan rencana pemerintah untuk membelanjakan uang rakyat tersebut. Kejelasan sasaran anggaran akan mempermudah aparat Pemerintah Daerah dalam menyusun anggaran untuk mencapai target-target anggaran yang telah ditetapkan.

Anggaran sebagai alat pengendali bagi aparat pemerintah dalam menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab.sehingga kinerja yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Kinerja tersebut dinilai dari pencapaian target anggaran dan cara pengimplementasiannya. Partisipasi anggaran diperlukan dalam mengelola sumber daya daerah dan potensi yang ada seefektif mungkin.

D. Komitmen

Luthans (2006: 249) menyatakan bahwa, komitmen organisasi paling sering diartikan sebagai “keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu, keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi, keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi”. Komitmen sebagai fondasi dasar dalam menjalankan suatu organisasi.


(26)

Komitmen terwujud dalam bentuk visi dan misi yang telah ditetapkan sebelumnya. Visi dan misi harus terstruktur dan terukur sehingga dapat diaktualisasikan dalam kinerja organisasi. Tanpa komitmen suatu organisasi tidak dapat berjalan dengan baik, karena komitmen sebagai tujuan dasar yang memberikan alasan tentang keberadaan suatu organisasi. Komitmen mencerminkan tujuan jangka panjang agar organisasi memiliki kelangsungan hidup yang jelas termasuk dalam menyusun anggaran.

E. Pengaruh komitmen Terhadap Kinerja Pemerintah

Kinerja SKPD pemerintah daerah akan lebih terorganisir baik dengan adanya komitmen. Mereka akan memiliki pemahaman tentang tugasnya. Aparat pemerintah daerah tersebut akan terlibat dalam pekerjaan yang penuh tanggung jawab. Tapi, pekerjaan tersebut tidak sebagai beban semata melainkan tugas dalam pelayanan publik. Untuk itu, komitmen harus dijalankan dengan semestinya.

F. Pengertian dan Teori-Teori Motivasi 1. Pengertian Motivasi

Menurut French dan Raven dalam Sule dan Kurniawan (2005: 235), motivasi adalah “sesuatau yang mendorong seseorang untuk menunjukkan perilaku tertentu”. Krietner (2005: 248), motivasi adalah ”proses-proses psikologis meminta mengarahkan, arahan, dan menetapkan tindakan sukarela yang mengarah pada tujuan”. Robins (2006: 213), motivasi didefinisikan


(27)

sebagai “proses yang ikut menentukan intensitas, arah, dan ketekunan individu dalam usaha mencapai sasaran”. Intensitas terkait seberapa jauh seseorang berusaha, yang memiliki arah yang jelas dan waktu untuk mencapai sasaran tersebut. Motivasi sebagai alat pemberi semangat yang meningkatkan kinerja.

2. Teori-Teori Motivasi

a. Teori Hierarki Kebutuhan

Teori ini dikemukakan oleh Abraham Maslow dalam Robins (2006: 214) sebagai berikut:

1) fisikologis, antara lain rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan perumahan), seks, dan kebutuhan jasmani lainnya,

2) keamanan, mencakup keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional seperti, tunjangan di hari tua,

3) sosial, mencakup kasih sayang, rasa memiliki, diterima baik, dan persahabatan,

4) penghargaan, mencakup faktor penghormatan diri seperti harga diri, otonomi dan prestasi, serta faktor penghormatan dari luar seperti status, pengakuan dan perhatian, dan

5) aktualisasi diri, dorongan untuk menjadi seseorang atau sesuatu sesuai ambisinya yang mencakup pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan kebutuhan diri.

Kebutuhan ini barlaku secara hierarkis, berarti dimulai dari tingkatan paling bawah (kebutuhan fisik) sampai tingkatan tinggi (aktualisasi diri).

b. Teori X dan Teori Y

Douglas McGregor dalam Robins (2006: 215) mengemukakan “dua pandangan yang jelas berbeda mengenai manusia”. Lanjutnya, pada dasarnya yang satu negatif ditandai dengan Teori X dan yang lain positif ditandai dengan Teori Y. Teori X mencakup tentang asumsi bahwa, karyawan secara inheren tidak menyukai kerja dan bila dimungkinkan


(28)

akan mencoba menghindarinya; karena tidak menyukai kerja, mereka harus diperiksa, diawasi, atau diancam hukuman; karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari pengarahan formal bila perlu; dan kebanyakan karyawan menempatkan keamanan diatas semua faktor lain yang terkait dengan kerja dan akan menunjukkan ambisi yang rendah.

Teori Y mengasumsikan karyawan dapat memandang kerja sebagai kegiatan alami yang sama dengan istirahat atau bermain; orang-orang akan melakukan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka memiliki komitmen pada sasaran; rata-rata orang dapat belajar untuk mencoba bahkan mengusahakan dan bertanggung jawab; serta kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif menyebar luas kesemua orang dan tidak hanya milik mereka yang berada dalam posisi manajemen.

c. Teori Dua Faktor

Frederick Herzberg dalam Sule dan Kurniawan (2005: 245) mengemukakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu:

1) faktor yang mendorong kepada kepuasan dalam pekerjaan (motivating factors) adalah berbagai kebutuhan yang terdapat dalam seseorang yang menuntut untuk terpenuhi sehingga jika terpenuhi akan mendorong tercapainya kepuasan seseorang dalam pekerjaannya. Contoh: kesempatan berprestasi, pengakuan dalam lingkungan kerja, dan kesempatan dalam mengembangkan diri, dan

2) faktor yang mendorong kepada ketidakpuasan dalam pekerjaan (hygien factors) adalah kebutuhan yang terdapat dalam seseorang akan kondisi dari lingkungan pekerjaannya, yang jika kebutuhan akan kondisi lingkungan yang diinginkan tidak terpenuhi, maka dirinya akan mengalami ketidakpuasan dalam pekerjaannya. Contoh: gaji atau upah yang tidak layak, hubungan dengan rekan yang tidak baik, tidak adanya penghargaan dan sebagainya.


(29)

d. Teori ERG

Aldefer beragumen tentang motivasi pada teori ERG dalam Robins (2006: 221), bahwa ada 3 kelompok kebutuhan yang utama yaitu:

1) eksistensi, memperhatikan tentang penberian persyaratan keberadaan materil dasar kita seperti kebutuhan fisik dan keamanan dalam Maslow,

2) keterhubungan, hasrat yang memiliki untuk memelihara hubungan antar pribadi yang penting atau interaksi dengan orang lain seperti kebutuhan sosial dalam Maslow, dan

3) pertumbuhan, hasrat instrisik untuk perkembangan pribadi yang mencakup kebutuhan penghargaan dan aktualisasi diri dalam Maslow.

e. Teori Kebutuhan McClellan

Teori kebutuhan ini dikemukakan oleh McClellan dalam Robins (2006: 222) berfokus pada:

1) kebutuhan akan berprestasi yaitu dorongan untuk unggul,untuk berprestasiberdasar seperangkat standar untuk berusaha keras supaya sukses,

2) kebutuhan akan kekuasaan yaitu kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara yang sedemikian rupa sehingga tidak berperilaku sebaliknya,

3) kebutuhan akan kelompok pertemanan yaitu hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab.

G. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Pemerintah

Motivasi membangkitkan semangat kerja anggota organisasi karena motivasi terkait dengan faktor-faktor yang mendorong tenaga kerja untuk berperilaku dan menunjukkan prestasi dalam pekerjaan. Perilaku yang diharapkan dapat menghasilkan kinerja terbaik dalam pemerintahan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai tindakan antisipasi atas kinerja yang tidak memuaskan. Para aparat


(30)

pemerintah daerah akan merasa bahwa usahanya perlu ditingkatkan lagi agar kegagalan tidak terulang.

H. Kinerja SKPD Pemerintah Daerah

Bastian (2006: 274), kinerja adalah “gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi”. SKPD (satuan kerja perangkat daerah) merupakan pusat pertanggungjawaban yang dipimpin oleh seorang kepala satuan kerja dan bertanggung jawab atas entitasnya. Kumorotomo (2005:103), mengungkapkan kinerja organisasi publik adalah “hasil akhir (output) organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, transparan dalam pertanggungjawaban, efisien, sesuai dengan kehendak pengguna jasa organisasi, visi dan misi organisasi, berkualitas, adil, serta diselenggarakan dengan sarana dan prasarana yang memadai”. Budaya pengukuran kinerja SKPD mempertinggi pertanggungjawaban sekaligus menjamin pengendalian yang lebih baik.

Kinerja diukur secara berkelanjutan sebagai umpan balik sehingga memperbaiki kualitas pelayanan publik pada pemerintah daerah. Dengan begitu, SKPD akan mengetahui prestasinya secara objektif dalam suatu periode waktu tertentu. Sistem akuntansi pemerintahan daerah yang ditetapkan mengacu kepada peraturan daerah tentang pengelolaan keuangan daerah sesuai Standar Akuntansi Pemerintah. Peraturan tersebut akan menjadi acuan komitmen pemerintah daerah. Komitmen dapat berubah seiring dengan perubahan peraturan perundang-undangan dalam hal untuk perbaikan kualitas kinerja.


(31)

I. Penelitan Terdahulu

Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu yang beragam. Penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti (Tahun Penelitian) Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1. Khairul Makhyar Batubara (2008) Pengaruh Partisipasi Anggaran, dan Motivasi Terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Siantar Top Tbk. Cabang Medan. Dependen variabel: kinerja manajerial Independen variabel: partisipasi anggaran dan motivasi. Partisipasi anggaran memberikan pengaruh yang negatif terhadap kinerja manajerial, sedangkan motivasi membawa pengaruh yang positif terhadap kinerja manajerial. 2. Essy Refika (2009) Pengaruh

Partisipasi Anggran dan Komitmen Terhadap Kinerja SKPD Pemerintah Kota Binjai. Dependen variabel: kinerja SKPD Independen variabel: partisipasi anggaran dan komitmen. Partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD, sedangkan komitmen organisasi membawa pengaruh positif signifikan terhadap kinerja


(32)

SKPD. 3. Elsa Fitri Syuriani

(2009) Pengaruh Partisipasi Anggarn dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintah Kota Padang Panjang Dependen variabel: kinerja SKPD Independen variabel: partisipasi anggaran dan komitmen. Partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD, sedangkan komitmen organisasi membawa pengaruh positif signifikan terhadap kinerja SKPD. Sumber: Diolah oleh peneliti, 2010

Penelitian ini merupakan replika dari penelitian sebelumnya. Penelitian terdahulu menggunakan dua variabel independen yaitu partisipasi anggaran dan komitmen atau partisipasi anggaran dan motivasi. Penelitian ini menggabungkan variabel independen menjadi tiga yaitu partisipasi anggaran, komitmen, dan motivasi terhadap kinerja SKPD di Kabupaten Dairi dan menggunakan sampel yang sama dengan penelitian Essy Refika (2009) yaitu sekretaris dan kepala bidang setiap dinas.

J. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual

Sejak diberlakukannya anggaran daerah yang berorientasi pada kinerja

maka partisipasi dan pertanggungjawaban pemerintah pada masyarakat sebagai stakeholders daerah menjadi sangat penting. Anggaran yang dibuat


(33)

dan digunakan dapat dipandang pengaruhnya terhadap kinerja dari hasil yang telah dicapai. Aktivitas pemerintah tidak lagi berorientasi pada tingkat pemerintah di atasnya melainkan pada kepentingan dan pertanggungjawaban publik. Partisipasi anggota SKPD dibutuhkan dalam menyusun anggaran. Partisipasi tersebut menunjukkan adanya keterlibatan mereka dalam memberikan kontribusi melalui usulan dan saran dalam rangka memperbaiki kinerja pemerintah.

Komitmen mempengaruhi kinerja pemerintah. Komitmen sebagai alasan keberadaan suatu organisasi. Komitmen berarti kemauan dengan kesadaran pribadi untuk menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, ikhlas terhadap pekerjaan, dan paham akan tujuan organisasi. Komitmen seseorang didalam suatu organisasi akan dapat terlihat dari kinerjanya dalam menyelesaikan seluruh tanggung jawabnya.

Motivasi juga dapat meningkatkan kinerja pemerintah. Motivasi sebagai dorongan bagi setiap anggota dalam menumbuhkan semangat kerja sehingga dapat mencapai prestasi yang diharapkan.

Dengan demikian, kinerja (Y) itu sendiri dapat dipengaruhi oleh partisipasi anggaran (X1), komitmen organisasi (X2) dan motivasi (X3). Penelitian ini merupakan suatu kajian yang berangkat dari berbagai konsep teori dan kajian penelitian yang mendahuluinya. Untuk menyederhanakan alur pemikiran tersebut maka kerangka pemikiran ini akan digambar seperti gambar 2.1.


(34)

H1

H2

H3

H4

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Sumber: Diolah oleh peneliti, 2010

Gambar diatas menggambarkan pengaruh partisipasi anggaran, komitmen, dan motivasi terhadap kinerja pemerintah secara parsial (H1, H2, H3) maupun secara simultan (H4).

2. Hipotesis Penelitian

Menurut Erlina (2008: 49), hipotesis adalah “proposisi yang dirumuskan dengan maksud diuji secara empiris”. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis dari penelitian ini sebagai berikut: Partisipasi Anggaran, Komitmen dan Motivasi secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap Kinerja SKPD Pemerntah Kabupaten Dairi.

Partisipasi Anggaran (X1)

Partisipasi Anggaran (X1)

Komitmen (X2)

Motivasi (X3)

Kinerja SKPD (Y)


(35)

BAB. III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian assosiatif causal yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara tiga variabel atau lebih (Sugioyono, 2004:11). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan hubungan partisipasi anggaran, komitmen dan motivasi sebagai variabel independen dan kinerja SKPD Pemerintah Kabupaten Dairi sebagai variabel dependen. Penelitian ini menggunakan perspektif dimensi waktu cross sectional yaitu melibatkan satu waktu tertentu dengan banyak sampel.

B. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari perusahaan dan belum diolah. Dalam penelitian ini, data primernya adalah data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang diisi oleh pihak terkait, dan

2. data sekunder, yaitu data yang telah diolah dan telah menjadi dokumentasi di perusahaan. Antara lain adalah sejarah singkat, struktur organisasi dan data kelengkapan lainnya.


(36)

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu (Erlina, 2008:74). Penelitian ini menggunakan instansi perangkat daerah sebagai unit analisis. Berdasarkan peraturan daerah kabupaten Dairi No. 3 s/d 6 tahun 2008 tentang bagan organisasi Pemerintahan Kabupaten Dairi, maka populasinya :

Tabel 3. 1

SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi

No. Nama Instansi 1. Sekretariat Daerah 2. Sekretariat DPRD 3. Dinas Pendidikan 4. Dinas Kesehatan

5. Dinas Tenaga Kerja dan Sosial

6. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

7. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika 8. Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Alam 9. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang

10. Dinas Peindustrian, Perdagangan, dan Koperasi

11. Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga 12. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset 13. Dinas Pertanian

14. Dinas Kehutanan dan Perkebuan 15. Dinas Pertambanga dan Energi

16. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa 17. Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Daerah 18. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

19. RSUD 20. Inspektorat

21. Kantor Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Anak dan KB 22. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik,dan Perlindungan Masyarakat 23. Kantor Lingkungan Hidup

24. Kantor Ketahanan Pangan

25. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi 26. Satpol PP


(37)

28. Kec. Tanah Pinem 29. Kec. Tiga Lingga 30. Kec. Gunung Sitembar 31. Kec. Si Empat Nempu 32. Kec. Si Empat Nempu Hilir 33. Kec. Si Empat Nempu Hulu 34. Kec. Silima Pungga-pungga 35. Kec. Lae Parire

36. Kec. Berampu 37. Kec. Pegagan Hilir 38. Kec. Perbuluan 39. Kec. Sitinjo 40. Kec. Sumbul

41. Kec. Silahisaburagan Sumber: Pemkab. Dairi

Tabel 3. 2 Jumlah Pejabat SKPD

No. Jabatan Jumlah

1. Sekretaris Daerah 1 orang

2. Kepala Dinas 13 orang

3. Sekretaris Dewan 1 orang

4. Staf Ahli-Sekretariat Daerah 5 orang

5. Asisten-Sekrtariat Daerah 3 orang

6. Camat 15 orang

7. Kepala Kantor 6 orang

8. Sekretaris Dinas 13 orang

9. Kepala RSUD 1 orang

10. Kepala Bagian-Sekretariat DPRD 2 orang

11. Kepala Bagian-Sekretariat Daerah 8 orang

12. Tata Usaha RSUD 1 orang

13. Sekretaris Camat 15 orang

14. Kepala Bidang-RSUD 49 orang

15. Kepala Bidang-RSUD 3 orang

16. Kepala Sub Bagian-Sekretariat DPRD 24 orang

17. Kepala Sub Bagian-Sekretariat Daerah 6 orang

18. Kepala Seksi-Dinas 147 orang

19. Kepala Seksi-Kantor 6 orang

20. Kepala Seksi-Camat 8 orang

21. Kepala Seksi-RSUD 6 orang

Total Populasi 333 orang


(38)

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karekteristik populasi (Erlina, 2008: 75). Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Adapun pertimbangan yang ditentukan oleh penulis dalam pengambilan sampel adalah sebagau berikut:

a. merupakan perangkat daerah di dinas-dinas Pemerintahan Kabupaten Dairi sebagai unsur pelaksana otonomi daerah (13 dinas, lihat tabel 3. 1 dengan nomor urut 3 s/d 15),

b. merupakan staf yang bertanggung jawab langsung atau memiiki garis komando langsung terhadap kepala SKPD sebagai penanggung jawab utama yaitu seluruh sekretaris dan kepala bidang dari seluruh dinas Pemerintahan Kabupaten Dairi.

Berdasarkan kriteria di atas, maka ada sebanyak 62 sampel sebagai berikut:

a). Sekretaris 13 orang

b). Kepala Bidang 49 orang

Total 62 orang

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. kuesioner-kuesioner tersebut diberikan langsung ke semua responden dan pengumpulan kuesioner dilakukan seminggu,


(39)

2. jika ada responden yang belum mengembalikan kuesioner tersebut, maka akan diberikan waktu seminggu lagi,

3. setelah batas waktu yang telah ditentukan, maka peneliti akan mengelolah data jika jumlahnya telah terkumpul lebih dari 30. Tapi jika data belum mencukupi, maka akan dicoba kembali untuk mengirimkan kuesioner kepada responden yang belum mengembalikannya dengan jangka waktu seminggu lagi.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen). Variabel bebas adalah partisipasi anggaran, komitmen dan motivasi. Sedangkan variabel terikat adalah kinerja pemerintah SKPD atau kinerja pemerintah.

Tabel 3.3

Tabel Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Definisi

Operasional Pengukuran Variabel Skala Variabel Independen 1. Partisipasi anggaran (dalam hal ini yang dinilai adalah partisipasi penyusunan anggaran) Partisipasi anggaran adalah partisipasi dalam penyusunan anggaran sebagai proses dimana individu terlibat dalam penyusunan target anggaran, lalu individu tersebut dievaluasi kinerjanya adan memperoleh penghargaan berdasarkan target anggaran (Supomo dan Indrianto, 1998).

Menggunakan indikator yang dikembangkan Milani (1975) dalam Mas’ud (2004) yang terdiri dari: kontribusi dalam penyusunan anggaran, keterlibatan dalam penyusunan anggaran, alasan melakukan revisi anggaran, usulan kepada atasan, serta penyelesaian Skala interval


(40)

akhir dan meminta pendapat atasan. 2. Komitmen Komitmen organisasi

menurut Luthans (2006:249) menyatakan bahwa, komitmen organisasi paling sering diartikan sebagai “keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu, keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi,

keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi”. Menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Mowday (1979) dalam Mas’ud (2004) antara lain: kerja keras, kebanggaan, keikhlasan, kesamaan nilai, menyukai pekerjaan, inspirasi, perasaan senang, persepsi dan kepedulian. Skala interval

3. Motivasi Motivasi merupakan proses yang ikut menentukan

intensitas, arah, dan ketekunan individu dalam usaha mencapai sasaran (Robins, 2006). Indikatornya menurut Paruk (1985) meliputi prestasi kerja, pengaruh pengendalian, ketergantungan, perluasan dan afiliasi. Skala interval Variabel Dependen 1. Kinerja pemerintah Kinerja pemerintah menurut Kumorotomo (2005: 103), kinerja organisasi publik adalah “hasil akhir (output) organisasi yang sesuai tujuian organisasi, transparan dalam pertanggungjawaban, efisien, sesuai dengan kehendak pengguna jasa organisasi, visi dan misi organisasi,

Menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Mahoney et al (1963) dalam Mas’ud (2004) meliputi perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, pengaturan, staffing negoitiation, pengawasan dan evaluasi. Skala interval


(41)

berkualitas, adil, serta

diselenggarakan dengan sarana prasarana yang memadai”. Sumber: diolah oleh peneliti, 2010

F. Pengujian Kualitas Data

Penelitian ini menggunakan data berupa kuesioner yang diadopsi dari penelitian tedahulu. Sebelum data tersebut diuji secara statistik terlebih dahulu dilakukan pengujian kualitas data yang terdiri dari:

1. Uji Reliabilitas

Reliabilitas terkait pada akurasi dan konsistensi suatu alat pengukur. Instrumen yang digunakan dalam pengujian ini adalah cronbach alpha. Pengukuran variabel dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha > 0,6.

2. Uji Validitas

Erlina (2008: 91), validitas menunjukkan “seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur”. Validitas mengarah pada ketepatan dari pengujian alat ukur yang dipakai. Kriteria pengujian validitas adalah: a. Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel, maka butir pernyataan tersebut

valid.

b. Jika r hitung positif dan r hitung < r tabel, maka butir pernyataan tersebut tidak valid.


(42)

G. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik regresi berganda dengan menggunakan program SPSS 16.0. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak.

1. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian ini didasarkan pada metode pangkat kuadrat terkecil biasa yang mengestimasi garis regresi dengab meminimalkan jumlah kuadrat kesalahan setiap observasi terhadap garis tersebut (Erlina, 2008:102). Tujuannya adalah mengestimasi fungsi regresi populasi dari fungsi regresi sampel. Uji asumsi klasiknya antara lain:

a. Uji Normalitas

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variable pengganggu atau residual ada distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar, maka uji statistik yang dilakukan menjadi tidak valid untuk sampel yang kecil. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

Pengujian normalitas data dilakukan dengan melihat grafik penyebaran data. Karakteristik histogram menunjukkan bahwa grafik histrogram pola distribusi menceng ke kanan dan membawahi hampir semua grafik batang. Sedangkan grafik normal plot terlihat titik yang menyebar disekitar wilayah garis diagonal dan penyebarannya tidak jauh dari garis diagonal. Uji ini juga melakukan uji KolmogravSminov (uji


(43)

K-S). Jika nilai signifikannya lebih dari 0,05 maka terdistribusi normal dan sebaliknya.

b. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi korelasi diantara variable independn. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai VIF dan korelasi diantara variable independn. Jika nilai VIF lebih dari 2 maka terjadi multikolinearitas diantara variable independen.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variable dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Cara mendeteksi gejala ini dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot disekitar nilai x dan y. Jika ada pola tertentu maka telah terjadi gejala heterokedastisitas. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS.

2. Pengujian Hipotesis

Pegujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah ada pengaruh antara variabel independen yaitu partisipasi anggaran, komitmen dan motivasi secara simultan maupun parsial terhadap variabel dependen yaitu kinerja SKPD.


(44)

Data dianalisis dengan model regresi berganda sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana:

Y = kinerja SKPD Pemerintah Kabupaten Dairi X1 = partisipasi anggaran

X2 = komitmen X3 = motivasi a = konstanta

b1 = koefisien regresi partisipasi anggaran b2 = koefisien regresi komitmen

b3 = koefisien regresi motivasi

e = tingkat kesalahan pengganggu atau eror Pengujian hipotesisnya antara lain:

a. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji statistik t sebagai uji signifikan individu. Uji ini untuk menguji setiap variabel bebas (variabel independen) apakah berpengaruh terhadap variabel terikat (variabel dependen) atau tidak.

Bentuk pengujiannya:

Ho: b1=0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha: b1≠0. artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.


(45)

Uji ini menggunakan tingkat signifikan (alpha) 5% dan derajat kebebasan (n-k), kemudian dibandingkan dengan t-hitung untuk menguji signifikansi pengaruh. Bila t-hitung ≥ t-tabel, maka Ho ditolak.

b. Uji Signifikan Simultan ( Uji-F)

Uji ini menunjukkan apakah semua variabel independen dalam penelitian ini berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Bentuk pengujiannya:

Ho: b1=b2=b3=0, artinya variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha : b1,b2,b3≠0, artinya semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.

Uji ini menggunakan tingkat signifikan (alpha) 5%. Bila nilai F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak.

c. Koefisien Determinan (R 2 )

Pengujian koefisien determinan (R²) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R² ≤ 1). Hal ini berarti bila R²=0 menunjukan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R² semakin besar mendekati 1 menunjukan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R2 semakin kecil mendekati nol maka dapat


(46)

dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

H. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Untuk keperluan penelitian, penulis melakukan riset pada Pemerintah Kabupaten Dairi yang beralamat di Jalan Sisimangaraja No. 127, Sidikalang. Waktu penelitian adalah dari bulan Januari 2010 sampai selesai.

Tabel 3. 4 Jadwal Penelitian Tahapan penelitian Okt. 2009 Nov. 2009 Des. 2009 Jan. 2010 Feb. 2010 Mar. 2010 Apr. 2010 Mei 2010 Pengajuan proposal Bimbingan Proposal Seminar proposal Pengumpulan dan pengelolaan data Bimbingan skripsi Ujian komprehensif


(47)

BAB. IV HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Sejarah Singkat Pemerintahan Kabupaten Dairi a. Masa Penjajahan Belanda

Pemerintahan di Dairi telah ada jauh sebelum kedatangan penjajahan

Belanda dengan dikenal adanya penngakuan terhadap raja-raja adat. Pemerintahan masa itu dikendalkan oleh Raja Ekuten/Kampung sebagai raja adat sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Pada masa penjajahan Belanda, Dairi mengalami banyak penyusutan wilayah karena Belanda membatasi dan menutup hubungan wilayah-wilayahnya yaitu:

1). Tongging menjadi wilayah Tanah Karo,

2). Manduamas dan Barus, menjadi wilayah Tapanuli Tengah, 3). Sienem Koden (Parlilitan), menjadi wilayah Tapanuli Utara,

4). Simpang Kanan, Simpang Kiri, Lipat Kijang, Gelombang, Runding dan Singkil menjadi wilayah Aceh.

b. Masa Penjajahan Jepang

Setelah jatuhnya Hindia Belanda atasw pendudukan Dai Nippon, maka pemerintahan Belanda diganti Militerisme Jepang. Secara umum, mereka membagi wilayah Indonesia menjadi 3 bagian:

1). daerah Jawa dikuasai Angkatan Darat yang berkedudukan di Jakarta, 2). daerah Sumatera dikuasai Angkatan Darat yang berkedudukan di


(48)

3). daerah-daerah selebihnya dikuasai Angkatan Laut yang berkedudukan di Makassar.

Pada masa itu, tidak terjadi perubahan dalam susunan pemerintahan hanya ada perubahan nama jabatan lama dimana Demang diganti dengan Guntyo dan sebagainya.

c. Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI

Setelah proklamasi pasal 18 UU 1945 menghendaki terbentuknya Undang-undang yang mengatur tentang pemerintahan daerah .

1). Berlakunya Undang-Undang No. 1 tahun 1945

Undang-undang ini berisi tentang kedudukan komite nasional daerah yang mengatur pemerintahan dalam mengisi kemerdekaan dan menampung aspirasi rakyat termasuk di Dairi.

2). Masa Agresi Militer I

Untuk menyelenggarakan pemerintahan serta menghadapi perang melawan agresi Belanda, ditetapkanlah Residen Tapanuli menjadi 4 kabupaten yaitu Kabupaten Dairi, Toba Samosir, Humbang dan Silindung. Kabupaten Dairi saat itu terbagi menjadi Kewedanan Sidikalang (Kec. Sidikalang dan Kec. Sumbul), Kewedanan Simsim (Kec. Kerajaan dan Kec. Salak) dan Kewedanan Karo Kampung (Kec. Tigalingga dan Kec. Tanah Pinem).

3). Masa Agresi Militer II

Belanda melancarkan gencatan senjata kembali melalui agresi ini sehingga hampir seluruh wilayah Indonesia dikuasai Belanda termasuk


(49)

Dairi dimana wilayahnya dimekarkan dari 6 kecamatan menjadi 12 kecamatan. Setelah Indonesia berdaulat maka kecamatan tersebut menjadi 8. Sesuai ketentuan UU No. 2 Tahun 1948 maka Kabupaten Dairi menjad bagian dari wilayah hokum Kabupaten Tapanuli Utara.

4). Masa Pemberontakan PRRI

Tahun 1958 terjadi pemberontakan PRRI yang menyebabkan terputusnya hubungan Dairi dan Tarutung sebagai ibukota Tapanuli Utara. Agar tidak terjadi kevakuman di pemerintahan tersebut, maka wilayah Dairi menjadi Wilayah Administratif yang langsung berurusan dengan Provinsi Utara.

5). Perjuangan Pembentukan Daerah Otonom

Sejak tahun 1958 itu, masyarakat Dairi mulai memperjuangkan daerahnya sebagai kabupaten yang otonom. Sehingga keluarlah UU darurat yaitu Peraturan Pemerintah pengganti UU No. 4 tahun 1964 tanggal 13 Februari 1964 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Dairi, lalu terpilihlah Mayor Raja Nembah Maha sebagai Bupatinya dan Wal Mantas Habeahan sebagai sekretaris daerah. Kemudian oleh Pemerintahan Pusat dan DPR RI menetapkan UU No. 15 Tahun 1964 sebagai pengganti UU diatas. Peresmian Kabupaten Daerah Tingkat II Otonom dilakukan oleh Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 2 Mei 1964 bertempat di Gedung Nasional Sisikalang.

Berdasarkan UU tersebut maka wilayah Kabupaten Dairi terdiri atas 8 kecamatan sebagai berikut:


(50)

a) Kecamatan Sidikalang, ibukotanya Sidikalang, b) Kecamatan Sumbul, ibukotanya Sumbul; c) Kecamatan Tigalingga, ibukotanya Tigalingga; d) Kecamatan Tanah Pinem, ibukotanya Kuta Buluh; e) Kecamatan Salak, ibukotanya Salak;

f) Kecamatan Kerajaan, ibukotanya Sukarame;

g) Kecamatan Silima Pungga-pungga, ibukoatnya Parongil; dan h) Kecamatan Siempat Nempu, ibukotanya Bunturaja.

6). Berlakunya UU No. 5 Tahun 1974

UU ini berisi tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah. Proses pembentukan kecamatan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 138-210 Tahun 1982 Tanggal 3 Maret 1982 Tentang Tata Cara Pembentukan Kecamatan dan Perwakilan Kecamatan maupun Surat Ederan Mendagri Nomor 138/2603/PUOD Tanggal 7 Juli 1981, Perihal: Prosedur Penyelesaian Masalah Pembentukan Wilayah Kecamatan.

Sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk Dairi menyebabkan terjadinya pembentukan Perwakilan Kecamatan baru sebagai pemekaran dari 4 kecamatan yaitu:

a) Perwakilan Kecamatan Parbuluan dengan ibukotanya Sigalingging, sebagai pemekaran dari Kecamatan Sidikalang;

b) Perwakilan Kecamatan Pegagan Hilir dengan ibukotanya Tigabaru, sebagai pemekaran dari Kecamatan Tigalingga;


(51)

c) Perwakilan Kecamatan Siempat Nempu Hulu dengan ibukotanya Silumboyah, sebagai pemekaran dari Kecamatan Siempat Nempu; d) Perwakilan Kecamatan Siempat Nempu Hilir dengan ibukotanya

Sopo Butar, sebagai pemekaran dari Kecamatan Siempat Nempu. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 1991 tanggal 7 September tahun 1991, maka Perwakilan Kecamatan Parbuluan dipisahkan dan ditingkatkan statusnya menjadi kecamatan yang defenitif dan diresmikan Gubernur Sumut tanggal 30 Oktober 1991 Di Sigalingging. Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 1992, tanggal 13 Juli 1992 maka Perwakilan Kecamatan Siempat Nempu Hulu, Siempat Nempu Hilir dan Pegagan Hilir ditetapkan menjadi Kecamatan yang defenitif oleh Gubernur Sumut tanggal 19 Oktober 1992.

7). Berlakunya UU Nomor 22 tahun 1999

Berdasarkan pedoman Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 4 tahun 2000 tentang pedoman Pembentukan Kecamatan, maka untuk menyikapi aspirasi masyarakat yang lama tumbuh dan berkembang di Kec. Silima Pungga-pungga terjadi pemekaran wilayah sehingga terbentuk Kec Lae Parira, begitu juga di Kecamatan Salak terbentuk kecamatan baru yaitu Kec. Sitelu Tali Urang Jahe. Kedua kecamatan ini ditetapkan sebagai kecamatan baru berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 33 tahun 2000, tapi peresmiannya oleh Bupati Dairi pada tanggal 13 Februari 2001 untuk Kec. Lae Parira dan tanggal 15 Februari 2001 untuk Kec. Sitelu Tali Urang Jahe. Selanjutnya terbentuk Kec. Gunung Sitember tanggal 11 Maret 2003


(52)

dan Kec. Berampu tanggal 10 April 2003 oleh Bupati Dairi berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 15 tahun 2002.

8). Pembentukan Kabupaten Pakpak Barat

Berdasarkan UU RI Nomor 9 tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Barat dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Sumut, maka ditetapkan wilayah Kabupaten Pakpak Barat terdiri atas: Kec. Sitellu Tali Urang Jahe, Kec. Kerajaan dan Kec. Salak.Peresmian kabupaten ini pada tanggal 28 Juli 2003 sekaligus pelantikan Bupatinya oleh Mendagri di Medan.

Pada tanggal 1 Juni 2004 melalui Sidang Paripurna DPRD Kab. Dairi ditetapkan Peraturan Daerah Kab. Dairi Nomor 6 tahun 2004 tentang pembentukan Kec. Silahisabungan sebagai pemekaran dari Kec. Sumbul yang diresmikan tanggal 14 Juli 2004 dan tanggal 31 Agustus 2005 melalui Sidang Paripurna DPRD Kab. Dairi ditetapkan Peraturan Daerah Kab. Dairi Nomor 7 tahun 2005 tentang pembentukan Kec. Sitinjo sebagai pemekaran dari Kec. Sidikalang yang diresmikan tanggal 14 September 2005. Untuk itu, tahun 2005 sampai sekarang ada 15 kecamatan di Kab. Dairi.

2. Visi Dan Misi Kabupaten Dairi

Visi:

terwujudnya masyarakat Kabupaten Dairi yang maju dan sejahtera melalui pengembangan agribisnis yang berdaya saing.

Misi :


(53)

b. mewujudkan pemerintahan yang baik dan pelayanan prima serta menciptakan dan memelihara suasana yang kondusif,

c. meningkatkan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam pengembangan agribisnis dan sumber daya daerah yang berwawasan lingkungan,

d. meningkatkan kualitas dan kuantitas serta pendayagunaan sarana dan prasarana daerah.

3. Kondisi Wilayah a. Geografis

Kabupaten Dairi terletak di bagian barat daya Kota Medan, dengan luas 1.927,80 Km (192.780 Hektar) yang terdiri atas 15 Kecamatan, 161 Desa dan 8 Kelurahan. Secara Astronomi terbentang antara 98° 00 - 98° 38" Bujur Timur (BT) dan 2° 15 - 3° 10" Lintang Utara (LU).

Topografi tanahnya sangat variatif, berbukit dan bergelombang, dengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Aceh Tenggara (Prov. NAD) dan Kabupaten Karo (Prov. Sumatera Utara).

Sebelah Timur : Kabupaten Samosir (Prov. Sumatera Utara). Sebelah Selatan : Kabupaten Pakpak Bharat (Prov. Sumatera Utara). Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Selatan (Prov. NAD).

b. Topografi

Wilayah Kabupaten Dairi sebagian besar merupakan dataran tinggi dengan variasi ketinggian antara 250-1.700 meter dpl.


(54)

c. Iklim

Sesuai dengan topografi wilayah di atas, maka terdapat 3 jenis iklim di Kabupaten Dairi, yakni Iklim Tropis pada daerah dengan ketinggian kurang dari 500 meter dpl, Iklim Sub Tropis pada daerah ketinggian antara 500-1.000 meter dpl, dan Iklim Dingin pada daerah ketinggian diatas 1.000 meter dpl.

B. Pembahasan Hasil Analisis 1. Analisis Statistik Deskriptif

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada responden. Dari 62 kuesioner yang dikirim kepada responden hanya 53 yang dikembalikan selama dua minggu. Ini berarti respon rate 85,48 % dan observasi penelitian berjumlah 53 sampel.

a. Partisipasi Anggaran (X1)

Tabel 4. 1 menyajikan nilai mean, standar deviasi, dan jumlah responden berdasarkan jawaban responden pada kuesioner.


(55)

Tabel 4. 1

Statitik deskriptif variabel partisipasi anggaran (X1)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PA1 53 1 6 3,2830 1,39197

PA2 53 1 6 3,1887 1,44191

PA3 53 1 7 4,0377 1,67518

PA4 53 1 7 3,1509 1,65711

PA5 53 1 7 2,8679 1,34504

PA6 53 1 7 3,0189 1,47401

PA7 53 1 7 2,8679 1,66454

Valid N

(listwise) 53

Sumber: Diolah dari SPSS, 2010

Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1) jawaban terhadap pernyataan pertama, yang berkaitan dengan seberapa sering pejabat SKPD di pemerintahan Kabupaten Dairi memberikan usulan kepada atasan. Jawaban terendah adalah 1, jawaban tertinggi adalah 6, dengan rata-rata 3,2830. Ini menunjukkan bahwa para pegawai menunjukkan keterlibatan yang tinggi terhadap penyusunan anggaran. Nilai standar deviasi sebesar 1,39197 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier. Dikatakan outlier apabila data tersebut nilainya lebih besar dari 2,5 standar deviasi,

2) jawaban terhadap pernyataan kedua, yang berkaitan dengan seberapa sering pejabat SKPD di pemerintahan Kabupaten Dairi memberikan pendapat kepada atasan. Jawaban terendah adalah 1, jawaban tertinggi adalah 6, dengan rata-rata 3,1887. Ini menunjukkan bahwa para pegawai menunjukkan keterlibatan yang tinggi terhadap penyusunan anggaran. Nilai standar deviasi sebesar


(56)

1,44191 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier,

3) jawaban terhadap pernyataan ketiga, yang berkaitan dengan seberapa banyak pengaruh pejabat SKPD di pemerintahan Kabupaten Dairi dalam penyelesaian akhir. Jawaban terendah adalah 1, jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 4,0377. Ini menunjukkan bahwa para pegawai menunjukkan keterlibatan yang tinggi terhadap penyusunan anggaran. Nilai standar deviasi sebesar 1,67518 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier,

4) jawaban terhadap pertanyaan keempat, yang berkaitan dengan seberapa besar unsur keterlibatan pejabat SKPD di pemerintahan Kabupaten Dairi dalam proses penyusunan anggaran. Jawaban terendah adalah 1, jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 3,1509. Ini menunjukkan bahwa para pegawai memberikan kontribusi yang tinggi terhadap penyusunan anggaran. Nilai standar deviasi sebesar 1,65711 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier,

5) jawaban terhadap pernyataan kelima, yang berkaitan dengan seberapa masuk akal alasan pejabat SKPD di pemerintahan Kabupaten Dairi dalam melakukan revisi anggaran. Jawaban terendah adalah 1, jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 2,8679. Ini menunjukkan bahwa para pegawai menunjukkan keterlibatan yang tinggi terhadap penyusunan anggaran. Nilai standar deviasi sebesar 1,34504 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier,


(57)

6) jawaban terhadap pernyataan keenam, yang berkaitan dengan seberapa sering para pejabat SKPD di pemerintahan Kabupaten Dairi meminta pendapat dari atasan. Jawaban terendah adalah 1, jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 3,0189. Ini menunjukkan bahwa para pegawai menunjukkan keterlibatan yang tinggi terhadap penyusunan anggaran. Nilai standar deviasi sebesar 1,47401 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier,

7) jawaban terhadap pernyataan ketujuh, yang berkaitan dengan seberapa besar unsure kontribusi pejabat SKPD di pemerintahan Kabupaten Dairi dalam proses penyusunan anggaran. Jawaban terendah adalah 1, jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 2,8679. Ini menunjukkan bahwa para pegawai menunjukkan keterlibatan yang tinggi terhadap penyusunan anggaran. Nilai standar deviasi sebesar 1,66454 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

b. Komitmen Organisasi (X2)

Kuesioner komitmen organisasi terdiri dari sembilan item pertanyaan. Tabel 4.2 menyajikan deskripsi jawaban responden pada kuesioner komitmen organisasi.


(58)

Tabel 4. 2

Statitik deskriptif variabel komitmen (X2)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

KO1 53 1 7 4,6792 1,38361

KO2 53 1 7 4,7736 1,97719

KO3 53 1 7 5,4151 1,85466

KO4 53 1 7 4,8491 1,89530

KO5 53 1 7 5,0943 1,82150

KO6 53 1 7 5,2075 1,98415

KO7 53 1 7 5,0377 1,78630

KO8 53 2 7 5,1321 1,54469

KO9 53 1 7 4,5283 1,76072

Valid N

(listwise) 53

Sumber: Diolah dari SPSS, 2010

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dideskripsikan hal-hal sebagai berikut:

1) pertanyaan pertama menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD pemerintahan Kabupaten Dairi terhadap kesamaan nilai dengan tempat bekerja. Jawaban terendah adalah 1, jawaban tertinggi adalah 7, rata-rata jawaban responden adalah 4,6792 yang menunjukkan adanya kesamaan nilai dengan tempat responden bekerja. Standar deviasi adalah 1,38361. Artinya tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak ada data yang outlier,

2) pertanyaan kedua menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD pemerintahan Kabupaten Dairi dalam membanggakan tempatnya bekerja. Jawaban terendah adalah 1, jawaban tertinggi adalah 7, rata-rata jawaban responden adalah 4,7736 yang menunjukkan kebanggaan responden pada tempat kerjanya. Standar deviasi adalah 1,97719. Artinya tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak ada data yang outlier,


(59)

3) pertanyaan ketiga menunjukkan seberapa besar penilaian para pejabat SKPD pemerintahan Kabupaten Dairi dalam bekerja keras. Jawaban terendah adalah 1, jawaban tertinggi adalah 7, rata-rata jawaban responden adalah 5,4151 yang menunjukkan keseriusan untuk bekerja keras. Standar deviasi adalah 1,85466. Artinya tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak ada data yang outlier,

4) pertanyaan keempat menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD pemerintahan Kabupaten Dairi merasa bangga terhadap tempatnya bekerja. Jawaban terendah adalah 1, jawaban tertinggi adalah 7, rata-rata jawaban responden adalah 4,8491 yang menunjukkan adanya rasa bangga yang cukup tinggi terhadap tempat responden bekerja. Standar deviasi adalah 1,89530. Artinya tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak ada data yang outlier,

5) pertanyaan kelima menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD pemerintahan Kabupaten Dairi dalam kesetiaannya untuk tetap bekerja di tempat kerjanya. Jawaban terendah adalah 1, jawaban tertinggi adalah 7, rata-rata jawaban responden adalah 5,0943 yang menunjukkan adanya kesetiaan yang cukup baik dari para responden. Standar deviasi adalah 1,82150. Artinya tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak ada data yang outlier,

6) pertanyaan keenam menunjukkan seberapa perduli para pejabat SKPD pemerintahan Kabupaten Dairi terhadap nasib organisasi tempatnya bekerja. Jawaban terendah adalah 2, jawaban tertinggi adalah 7, rata-rata jawaban responden adalah 5,2075 yang menunjukkan kepedulian yang tinggi dari responden. Standar deviasi adalah 1,98415. Artinya tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak ada data yang outlier.


(60)

7) pertanyaan ketujuh menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD pemerintahan Kabupaten Dairi terhadap organisasi tempatnya bekerja. Jawaban terendah adalah 1, jawaban tertinggi adalah 7, rata-rata jawaban responden adalah 5,0377 yang menunjukkan adanya inspirasi yang baik dari tempat responden bekerja. Standar deviasi adalah 1,78630. Artinya tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak ada data yang outlier,

8) pertanyaan kedelapan menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD pemerintahan Kabupaten Dairi memiliki persepsi bahwa organisasi tempatnya bekerja memberikan inspirasi terbaik. Jawaban terendah adalah 2, jawaban tertinggi adalah 7, rata-rata jawaban responden adalah 5,1321 yang menunjukkan bahwa responden setuju menilai oraganisasi tempatnya bekerja sebagai organisasi terbaik. Standar deviasi adalah 1,54469. Artinya tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak ada data yang outlier,

9) pertanyaan kesembilan menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD pemerintahan Kabupaten Dairi dalam perasaan senangnya memilih organisasi tempatnya bekerja. Jawaban terendah adalah 1, jawaban tertinggi adalah 7, rata-rata jawaban responden adalah 4,5283. Standar deviasi adalah 1,76072. Artinya tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak ada data yang

outlier.

c. Motivasi Organisasi (X3)

Kuesioner komitmen organisasi terdiri dari dua puluh sembilan item pertanyaan Tabel 4.3 menyajikan deskripsi jawaban responden pada kuesioner motivasi organisasi.


(61)

Tabel 4. 3

Statitik deskriptif variabel motivasi (X3)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Prestasi MO1 53 1 7 6,1698 1,36911

Kerja MO2 53 2 7 5,0755 1,45244

MO3 53 1 7 4,4340 1,89645

MO4 53 2 7 5,6226 1,27440

MO5 53 1 7 5,3019 1,56383

Pengen- MO6 53 1 7 5,6038 1,41882

Dalian MO7 53 2 7 5,5849 1,29249

MO8 53 2 7 5,9434 1,33611

MO9 53 2 7 5,6981 1,38098

MO10 53 1 7 5\,5660 1,68145

Penga- MO11 53 1 7 5,6038 1,51073

Ruh MO12 53 1 7 5,4906 1,48871

MO13 53 1 7 5,8113 1,58183

MO14 53 2 7 5,5283 1,38124

MO15 53 1 7 5,0000 1,44115

Keter- MO16 53 1 7 4,6981 1,27980

Gantu- MO17 53 1 7 5,2075 1,39171

Ngan MO18 53 1 7 5,6226 1,65514

MO19 53 1 7 5,4528 1,55125

Afili- MO20 53 1 7 5,2830 1,41934

Asi MO21 53 1 7 5,4340 1,37993

MO22 53 1 7 4,9623 1,56847

MO23 53 1 7 4,3774 1,24385

MO24 53 2 7 5,2264 1,25025

Penge- MO25 53 1 7 5,2830 1,59780

mbang- MO26 53 1 7 5,3962 1,70226

An MO27 53 1 7 5,1509 1,62192

MO28 53 1 7 5,2830 1,59780

MO29 53 1 7 5,2642 1,38884

Valid N

(listwise) 53


(62)

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dideskripsikan hal-hal sebagai berikut:

1) pertanyaan 1 sampai 5 menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD pemerintahan Kabupaten Dairi dalam prestasi kerja. Rata-rata jawaban responden mendekati maupun melebihi 5 yang menunjukkan bahwa para pejabat SKPD tersebut menunjukkan prestasi yang baik dalam bekerja. Standar deviasi juga tidak ada yang melebihi nilai jawaban rata-rata responden. Artinya, tidak ada jawaban yang ekstrim, dan tidak ada data yang

outlier,

2) pertanyaan 6 sampai 10 menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD pemerintahan Kabupaten Dairi dalam pengendalian. Rata-rata jawaban responden mendekati 6 yang menunjukkan bahwa para pejabat SKPD tersebut baik dalam pengendalian. Standar deviasi juga tidak ada yang melebihi nilai jawaban rata-rata responden. Artinya, tidak ada jawaban yang ekstrim, dan tidak ada data yang outlier,

3) pertanyaan 11 sampai 15 menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD pemerintahan Kabupaten Dairi dalam memberikan pengaruh. Rata-rata jawaban responden melebihi 5 yang menunjukkan bahwa para pejabat SKPD tersebut memberikan pengaruh yang kuat. Standar deviasi juga tidak ada yang melebihi nilai jawaban rata-rata responden. Artinya, tidak ada jawaban yang ekstrim, dan tidak ada data yang outlier,

4) pertanyaan 16 sampai 19 menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD pemerintahan Kabupaten Dairi tentang ketergantungan. Rata-rata jawaban responden mendekati maupun melebihi 5 yang menunjukkan bahwa


(63)

para pejabat SKPD tersebut memiliki ketergantungan yang cukup tinggi. Standar deviasi juga tidak ada yang melebihi nilai jawaban rata-rata responden. Artinya, tidak ada jawaban yang ekstrim, dan tidak ada data yang

outlier,

5) pertanyaan 20 sampai 24 menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD pemerintahan Kabupaten Dairi dalam afliasi. Rata-rata jawaban responden mendekati maupun melebihi 5 yang menunjukkan bahwa para pejabat SKPD tersebut memahami perasaan dan menjalin hubunngan baik antar sesama. Standar deviasi juga tidak ada yang melebihi nilai jawaban rata-rata responden. Artinya, tidak ada jawaban yang ekstrim, dan tidak ada data yang outlier,

6) pertanyaan 25 sampai 29 menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD pemerintahan Kabupaten Dairi dalam pengembangan. Rata-rata jawaban responden melebihi 5 yang menunjukkan bahwa para pejabat SKPD tersebut memiliki rencana dan pengembangan-pengembangan ke depannya.. Standar deviasi juga tidak ada yang melebihi nilai jawaban rata-rata responden. Artinya, tidak ada jawaban yang ekstrim, dan tidak ada data yang


(1)

angka dibawah ini, dengan skala antara 1 sampai 7 yang menunjukkan seberapa dekat jawaban Bapak/Ibu dengan kedua jawaban yang tersedia.

Petunjuk sebagai berikut:

1 2 3 4 5 6 7

Tidak Kadang- Selalu Setuju kadang

1. Prestasi kerja

a. Saya memiliki komitmen untuk mencapai prestasi/target

1 2 3 4 5 6 7

b. Saya menikmati pekerjaan yang menantang dan sukar

1 2 3 4 5 6 7

c. Saya dapat bekerja dibawah tekanan dan batas waktu

1 2 3 4 5 6 7

d. Saya mencari cara-cara baru untuk mengatasi kesukaran yang dihadapi

1 2 3 4 5 6 7

e. Saya ingin mengetahui seberapa baik saya bekerja dan saya menggunakan umpan balik diri saya sendiri

1 2 3 4 5 6 7

2. Pengendalian

a. Saya memastikan bahwa semua pekerjaan dilakukan sesuai rencana

1 2 3 4 5 6 7

b. Saya melakukan pencatatan dengan teliti

1 2 3 4 5 6 7

c. Saya menjalankan kewenangan dalam pemberhasilan tugas pokok dan fungsi saya

1 2 3 4 5 6 7

d. Saya mendefinisikan peran dan prosedur kerja untuk orang yang bekerja dengan atau untuk saya


(2)

e. Saya menjelaskan sistem dan prosedur dengan jelas kepada orang yang bekerja untuk saya

1 2 3 4 5 6 7

3. Pengaruh

a. Saya memberikan penghargaan dan pengakuan kepada orang lain

1 2 3 4 5 6 7

b. Saya memberikan saran dan ide-ide yang baru

1 2 3 4 5 6 7

c. Saya berupaya untuk menjadikan diri saya sendiri sebagai contoh dan teladan bagi orang lain terutama bagi staf maupun rekan kerja saya

1 2 3 4 5 6 7

d. Saya mengembangkan gagasan-gagasan dari bawah dan atau dari orang lain

1 2 3 4 5 6 7

e. Saya sangat kuat dalam mempertahankan gagasan dan argumentasi saya

1 2 3 4 5 6 7

4. Ketergantungan

a. Saya suka meminta gagasan atau bantuan dari orang lain

1 2 3 4 5 6 7

b. Saya berusaha mencari bantuan dari orang lain yang lebih mengetahui sesuatu masalah/pekerjaan

1 2 3 4 5 6 7

c. Saya menaruh hormat kepada orang yang berpengalaman

1 2 3 4 5 6 7

d. Saya selalu bertindak dalam rangka pencapaian visi organisasi

1 2 3 4 5 6 7

5. Afiliasi

a. Saya memulai inisiatif untuk menjalin hubungan dengan orang lain

1 2 3 4 5 6 7

b. Saya memahami dan menanggapi perasaan orang lain


(3)

c. Saya memperhatikan masalah pribadi orang yang bekerja dengan atau untuk saya

1 2 3 4 5 6 7

d. Saya menceritakan perasaan saya kepada orang lain

1 2 3 4 5 6 7

e. Saya mudah menjalin hubungan baik dengan orang lain

1 2 3 4 5 6 7

6. Pengembangan

a. Saya mengembangkan kelompok/tim kerja diantara orang-orang yang bekerja untuk saya

1 2 3 4 5 6 7

b. Saya berusaha mengembangkan orang yang bekerja dengan atau untuk saya

1 2 3 4 5 6 7

c. Saya mencari cara-cara baru untuk menolong orang-orang yang bekerja untuk saya

1 2 3 4 5 6 7

d. Saya senang memahami dan menanggapi perasaan orang lain

1 2 3 4 5 6 7

e. Saya memulai inisiatif untuk menjalin hubungan dengan orang lain

1 2 3 4 5 6 7

D. Pertanyaan Kinerja

(Diadopsi dari Mahoney, 1963)

Bapak/Ibu dimohon untuk mengukur kinerja sendiri pada setiap bidang tugas yang tersebut dalam daftar pertanyaan dibawah ini dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu diantara skala 1 sampai 9 yang mendekati.

Petunjuk sebagai berikut:

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kinerja dibawah Kinerja rata-rata Kinerja diatas


(4)

1. Perencanaan

Menentukan tujuan, kebijakan, dan tindakan atau pelaksanaan, penjadwalan kerja, penganggaran

1 2 3 4 5 6 7 8 9

2. Pemilihan Staf

Mempertahankan angkatan kerja, merekrut, memilih pegawai baru, dan memutasi pegawai

1 2 3 4 5 6 7 8 9

3. Investigasi

Mengumpulkan dan menyiapkan informasi dalam bentuk catatan, laporan dan rekening, mengukur hasil, analisis pekerjaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

4. Negosiasi

Pembelian, penjualan aset daerah atau melakukan kontrak untuk jasa konsultasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9

5. Perwakilan

Menghindari pertemuan dengan seluruh satuan kerja Pemkab Dairi dan atau pemerintah daerah lain, sosilisasi kepada masyarakat atau turun langsung ke masyarakat

1 2 3 4 5 6 7 8 9

6. Pengkoordinasian

Tukar-menukar informasi dengan orang lain di bagian satuan kerja yang lain/pihak lain untuk mengaitkan dan menyesuaikan program, memberitahu bagian lain, hubungan dengan satuan kerja lain

1 2 3 4 5 6 7 8 9

7. Evaluasi

Menilai dan memonitor pelaksanaan kegiatan untuk peningkatan kinerja dengan melakukan pengamatan, penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan, pemeriksaan kinerja dan evaluasi


(5)

8. Pengawasan

Mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani keluhan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

9. Kinerja Anda secara keseluruhan apabila ditinjau dari tugas pokok dan fungsi Anda

1 2 3 4 5 6 7 8 9


(6)

Lampiran XIII

Tabel r

df α df α df α df Α

5 % 5 % 5 % 5 %

1 0,997 26 0,374 51 0,271 76 0,223

2 0,980 27 0,367 52 0,268 77 0,221

3 0,878 28 0,361 53 0,266 78 0,220

4 0,811 29 0,358 54 0,263 79 0,219

5 0,778 30 0,355 55 0,261 80 0,217

6 0,707 31 0,349 56 0,257 81 0,216

7 0,666 32 0,339 57 0,256 82 0,215

8 0,632 33 0,334 58 0,254 83 0,213

9 0,602 34 0,329 59 0,252 84 0,212

10 0,576 35 0,325 60 0,250 85 0,211

11 0,553 36 0,320 61 0,248 86 0,210

12 0,532 37 0,316 62 0,246 87 0,208

13 0,514 38 0,312 63 0,244 88 0,207

14 0,497 39 0,308 64 0,242 89 0.206

15 0,482 40 0,304 65 0,240 90 0,205

16 0,468 41 0,301 66 0,239 91 0,204

17 0,456 42 0,297 67 0,237 92 0,203

18 0,444 43 0,294 68 0,235 93 0,202

19 0,433 44 0,291 69 0,234 94 0,201

20 0,423 45 0,288 70 0,232 95 0,200

21 0,413 46 0,285 71 0,230 96 0,199

22 0,404 47 0,282 72 0,239 97 0,198

23 0,396 48 0,279 73 0,227 98 0,197

24 0,388 49 0,276 74 0,226 99 0,196


Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara

0 42 93

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Motivasi Pegawai Terhadap Kinerja SKPD Pada Pemerintah Kabupaten Asahan

0 45 83

Pengaruh Sumber Daya Manusia Serta Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja SKPD Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat

3 49 91

Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu

2 49 96

PENGARUH DESENTRALISASI, PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA Pengaruh Desentralisasi, Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Manajerial SKPD Kabupaten Karanganyar.

0 9 16

PENGARUH DESENTRALISASI, PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA Pengaruh Desentralisasi, Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Manajerial SKPD Kabupaten Karanganyar.

0 9 17

PENDAHULUAN Pengaruh Desentralisasi, Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Manajerial SKPD Kabupaten Karanganyar.

0 9 8

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara

0 0 22

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Motivasi Pegawai Terhadap Kinerja SKPD Pada Pemerintah Kabupaten Asahan

0 0 11