Rafika Anggraeni : Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu, 2010.
pemerintah daerah akan berimplikasi pada komitmen untuk bertanggung-jawab terhadap penyusunan anggaran tersebut.
5. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pemerintah
Pegawai pemerintah yang berkomitmen akan bekerja secara maksimal karena mereka menginginkan kesuksesan organisasi tempat dimana mereka bekerja. Pegawai
pemerintah yang berkomitmen akan memiliki pemahaman atau penghayatan terhadap tujuan organisasi, perasaan terlibat dalam suatu pekerjaan atau perasaan bahwa pekerjaan
tersebut adalah menyenangkan, dan perasaan bahwa organisasi adalah tempatnya bekerja dan tinggal. Selain itu, dengan adanya komitmen yang kuat, mereka akan bekerja keras,
ikhlas dalam melaksanakan pekerjaannya, senang dan perduli terhadap organisasi tempatnya bekerja. Hal ini akan menyebabkan peningkatan kinerja mereka karena ada
keyakinan bahwa visi dan misi pemerintahan akan tercapai dengan sumbangsih mereka.
Komitmen organisasi merupakan dorongan dari dalam diri individu untuk melakukan
sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi.
6. Kinerja SKPD Pemerintah Daerah
SKPD satuan kerja perangkat daerah merupakan pusat pertanggungjawaban yang dipimpin oleh seorang kepala satuan kerja dan bertanggung jawab atas entitasnya,
misalnya: dinas kesehatan, dinas kependudukan dan catatan sipil, dinas pendidikan, dinas pemuda dan olah raga dan lainnya. Kumorotomo 2005:103, mengungkapkan kinerja
organisasi publik adalah “hasil akhir output organisasi yang sesuai dengan tujuan
Rafika Anggraeni : Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu, 2010.
organisasi, transparan dalam pertanggungjawaban, efisien, sesuai dengan kehendak pengguna jasa organisasi, visi dan misi organisasi, berkualitas, adil, serta diselenggarakan
dengan sarana dan prasarana yang memadai”. Mahsun 2006:198, mengungkapkan bahwa:
pengukuran kinerja pemerintah daerah diarahkan pada masing-masing satuan kerja yang telah diberi wewenang mengelola sumber daya sebagaimana bidangnya. Setiap
satuan kerja adalah pusat pertanggungjawaban yang memiliki keunikan sendiri- sendiri. Dengan demikian perumusan indikator kinerja tidak bisa seragam untuk
diterapkan pada semua Satuan Kerja yang ada. Namun demikian, dalam pengukuran kinerja setiap satuan kerja ini harus tetap dimulai dari pengidentifikasian visi, misi,
falsafah, kebijakan, tujuan, sasaran, program, anggaran serta tugas dan fungsi yang telah ditetapkan.
Bastian 2006:267, “indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan,
dengan memperhitungkan indikator masukan inputs, keluaran outputs, hasil outcome, manfaat benefits, dan dampak impact”. Lebih lanjut Bastian 2006:267
menjelaskan bahwa syarat-syarat indikator kinerja adalah sebagai berikut: a.
spesifik, jelas, dan tidak ada kemungkinan kesalahan interpretasi, b.
dapat diukur secara objektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif dan relevan,
c. dapat dicapai, penting, dan harus berguna untuk menunjukkan keberhasilan
masukan, proses keluaran, hasil, manfaat, serta dampak, d.
harus cukup fleksibel dan sensitive terhadap perubahanpenyesuaian pelaksanaan dan hasil pelaksanaan kegiatan efektif.
Whittaker 1993 dalam Bastian 2006: 274 mengungkapkan “pengukuran penilaian kinerja adalah suatu alat manajemen untuk meningkatkan kualitas pengambilan
keputusan dan akuntabilitas”. Lain halnya menurut Bastian 2006:276, “aspek yang diukur dalam pengukuran kinerja adalah aspek finansial, kepuasan pelanggan, operasi
Rafika Anggraeni : Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu, 2010.
dan bisnis internal, kepuasan pegawai, kepuasan komunitas dan shareholders, serta waktu”. Berdasarkan UU no. 17 tahun 2003, maka penyusunan anggaran dilakukan
dengan mengintegrasikan program dan kegiatan masing-masing satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan.
Dengan demikian, akan tercipta sinergi dan rasionalitas yang tinggi dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang
tidak terbatas.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu yang beragam. Penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2. 1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul
Hasil Penelitian
J. Sumarno 2005 Pengaruh Komitmen
Organisasi dan Gaya Kepemimpinan
terhadap Hubungan Antara Partisipasi
Anggaran dan Kinerja Pegawai Studi Empiris
Pada Kantor Cabang Perbankan Indonesia di
Jakarta 1.
Terdapat pengaruh dan hubungan
negatif yang kuat antara partisipasi
anggaran dan kinerja pegawai,
2. pengaruh komitmen
organisasi terhadap hubungan
partisipasi anggaran dan kinerja pegawai
adalah positif dan signifikan,
3. pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap hubungan
antara partisipasi anggaran dan
kinerja
pegawai