Ahmad Fauzi : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN PERSERO Proyek Induk Pembangkit Dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh Dan Riau medan, 2010.
INDUK PEMBANGKIT DAN JARINGAN SUMATERA UTARA, ACEH DAN RIAU JL. DR. CIPTO NO.12 MEDAN.”
B. Permasalahan
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah yaitu : 1.
Apakah pengawasan inten kas yang dilakukan pada PT. PLN Persero Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan
Riau sudah berjalan efektif dan efisien. 2.
Bagaimana sistem pengawasan intern kas pada PT. PLN Persero Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan
Riau.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengawasan intern kas pada PT.
PLN Persero Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan Riau.
2. Untuk mengetahui apakah pengawasan intern kas yang dilakukan pada
PT. PLN Persero Proyek induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan Riau telah dilakukan secara efektif dan efisien.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang ingin dicapai penulis adalah : 1.
Bagi penulis, untuk menambah dan memperluas wawasan penulis mengenai pengawasan intern kas dan sebagai pembanding dengan
teori yang didapat dari perkuliahan.
Ahmad Fauzi : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN PERSERO Proyek Induk Pembangkit Dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh Dan Riau medan, 2010.
2. Bagi Perusahaan, dapat digunakan sebagai masukan dalam
melaksanakan pengawasan intern kas pada masa yang akan datang. 3.
Bagi Pembaca, dapat digunakan sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan.
D. Rencana Penulisan
a. Jadwal Survey
Berikut adalah jadwal survey selama penyusunan tugas akhir ini. Tabel 1.1. Daftar Kegiatan Selama Penyusunan Tugas Akhir
No Keterangan
Tanggal Survey 1
Mengurus SKS bersih 5 Agustus 2009
2 Mengajukan surat permohonan judul dan dosen
pembimbing 5 Oktober 2009
3 Mengurus surat riset
8 Oktober 2009 4
Mengantar surat izin riset ke perusahaan 12 Oktober 2009
5 Mengambil surat balasan riset dari perusahaan
22 Oktober 2009 6
Meminta data ke perusahaan mengenai sejarah ringkas perusahaan, struktur organisasi, uraian
tugas job describtion, dan kinerja usaha terkini 22 Oktober 2009
7 Melakukan wawancara kepada perusahaan
mengenai penerimaan dan pengeluaran kas serta prosedur pengawasan internal kasnya
2 dan 9 November 2009 19 November 2009
b. Rencana Isi
Penulis akan memberikan gambaran rencana isi yang membuat lebih terarahnya penulisan tugas akhir ini, maka dari itu penulis membagi ke dalam
empat bagian bab
Ahmad Fauzi : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN PERSERO Proyek Induk Pembangkit Dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh Dan Riau medan, 2010.
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang , permasalahan, maksud dan tujuan penelitian, rencana penulisan yang mencakup jadwal survey dan
rencana isi.
BAB II : PROFIL PERUSAHAAN
Dalam bab ini diuraikan tentang sejarah ringkas perusahan, struktur organisasi dan personalia, job description, jaringan usaha kegiatan,
kinerja usaha terkini, dan rencana kegiatan.
BAB III : TOPIK PENELITIAN
Pada bab ini penulis mencoba untuk menguraikan mengenai pengertian, fungsi, tujuan dan pengawasan intern dan juga mengenai pengertian, dan
fungsi kas, serta prosedur pengawasan intern kas yang diterapkan oleh perusahaan.
BAB IV : PENUTUP
Hasil penelitian yang telah dikembangkan penulis, maka dalam bab ini penulis mencoba mengambil kesimpulan dan memberikan saran yang
dapat menunjang kemajuan perusahaan pada masa yang akan datang.
Ahmad Fauzi : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN PERSERO Proyek Induk Pembangkit Dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh Dan Riau medan, 2010.
BAB II PROFIL PT. PLN PERSERO PIKITRING SUAR MEDAN
A. Sejarah Ringkas Perusahaan
Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa Pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat itu penyediaan tenaga listrik di negara
kita dikelola oleh beberapa perusahaan salah satunya adalah NV OGEM Overzeese Gase dan Electritiest Maathappy yang berpusat di negara Belanda,
sedangkan di Indonesia berpusat di Jakarta. Sejarah kelistrikan di Indonesia dimulai pada tahun 1893 di daerah Batavia atau Jakarta sekarang.
Tiga puluh tahun kemudian 1923 listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun di pertapakan kantor PLN cabang Medan yang sekarang di jalan listrik
no 12 Medan, dibangun oleh NV NIGEMOGEM, yaitu salah satu perusahaan swasta Belanda. Kemudian menyusul pembangunan listrik di tanjung Pura dan
pangkalan brandan 1924, Tebing Tinggi 1927, Sibolga, Berastagi, dan Tarutung 1929, Tanjung Balai 1931, Labuhan Bilik 1936, dan Tanjung Tiram 1937. Pada
masa penjajahan Jepang, perusahaan listrik berada ditangan Jepang dengan mendatangkan tenaga ahli dari Jepang, tetapi Jepang hanya mengambil alih
pengelolaan listrik milik swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerjanya dibagi menjadi Perusahaan Listrik
Sumatera, dan Perusahaan Listrik Jawa yang disesuaikan dengan struktur organisasi pemerintahan Jepang pada saat itu.
Sejak proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 dikumandangkan maka kesatuan aksi karyawan listrik di seluruh penjuru tanah air
Ahmad Fauzi : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN PERSERO Proyek Induk Pembangkit Dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh Dan Riau medan, 2010.
mengambil alih Perusahaan Listrik swasta Belanda dari tangan tentara Jepang. Pengambilalihan itu selesai bulan oktober 1945 dan diserahkan pada pemerintah
Republik Indonesia dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum. Mengenang peristiwa ambil alih itu maka tanggal 27 oktober ditetapkan sebagai hari listrik
nasional. Sejak tahun 1955 di Medan berdiri perusahaan listrik distribusi cabang Sumatera Utara yang mula-mula dikepalai oleh R. Sukarno merangkap Kepala di
Aceh. Kantornya berlokasi di jalan Batu Gingging sekarang menjadi gudang
PLN, setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri No. 16120 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan di rubah, Sumatera Utara, Aceh, Sumatera
Barat, dan Riau menjadi PLN Eksploitasi II dipimpin oleh Ir Dudung Yachyasumitra. Pada tahun 1965 BPU PLN dibubarkan dengan peraturan Menteri
No. 1PRT65 ditetapkan daerah pembagian kerja PLN menjadi 15 kesatuan daerah eksploitasi Sumatera Utara yang juga disebut daerah eksploitasi I yang
dipimpin oleh Ir Dudung Yachyasumitra, Aceh menjadi eksploitasi XIII, Sumatera Barat dan Riau menjadi eksploitasi XIV. Pada tanggal 12 April 1969
dengan SK Menteri PU T No. 57Kpts1969 dan No 193Kpts69 serta SK Dirjen GATRIK No 12K69 jabatan pemimpin Eksploitasi I diserah terimakan
dari Ir Dudung Yachyasumitra kepada Ir Darmono dan PLN waktu itu dibagi menjadi 14 Eksploitasi dan 4 PLN Pembangunan.
Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak dan wewenang dan
tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan, dan mendistribusikan tenaga
Ahmad Fauzi : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN PERSERO Proyek Induk Pembangkit Dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh Dan Riau medan, 2010.
listrik di seluruh Indonesia, kemudian disusul dengan keputusan menteri PUTL No. 01PRT73 untuk menetapkan perubahan PLN dari Perusahaan Umum Listrik
Negara sebagai satu-satunya Perusahaan Negara yang dibentuk Pemerintah untuk membangkitkan, menyalurkan, dan mendistribusikan tenaga listrik di seluruh
Indonesia. Dalam SK Menteri tersebut ditetapkan pula pembagian kerja PLN menjadi 14 Eksploitasi, 4 daerah distribusi dan 3 daerah pembangkitan dan sejak
itu PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diganti menjadi PLN Eksploitasi Sumatera Utara. Menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013PRT75 yang merubah PLN
Eksploitasi PROLIS yang diasuh oleh Direksi, sementara Organisasi Direksi PLN pun mengalami perubahan pula. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II
Sumatrera Utara, PLN Pembangunan VIII kemudian menjadi PLN Pembangunan I dan berubah menjadi Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara,
kemudian terjadi perubahan nama menjadi PT. PLN Persero Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan Riau PIKITRING SUAR
sesuai dengan surat keputusan No. 032KDIR2006 tanggal 14 Februari 2006.
B. Struktur Organisasi