Transmitter Receiver Bagian-Bagian Sensor Photoelectric

tidak menangkap sejumlah cahaya maka arus yang mengalir melalui anoda sangat kecil. 4. Lalu keluaran dari bagian receiver akan diterima oleh bagian penguat instrumentasi. Pada bagian ini akan terjadi penguatan sebesar : A v = R 2 R 1 +1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.2 Kemudian sinyal dari penguat instrumentasi diteruskan ke bagian komparator. Lalu komparator akan mengeluarkan sinyal low ke bagian PLC jika ada benda pada daerah pendeteksian, dan akan mengirimkan sinyal high ke bagian PLC jika tidak ada benda pada daerah pendeteksian.

3.2 Bagian-Bagian Sensor Photoelectric

Secara garis besar sensor photoelectric terdiri dari tiga bagian utama, yaitu transmitter dan receiver serta satu perangkat pengolah sinyal. Dan biasanya pada perangkat pengolah sinyal dilengkapi dengan display berupa LED, lampu pilot, atau bahkan seven segment yang mendakan bahwa cahaya yang dikirimkan oleh transmitter diterima dengan baik oleh receiver.

3.2.1 Transmitter

Transmitter adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan cahaya serta mengumpankan cahaya tersebut ke arah receiver. Bagian ini dapat berupa lampu fluoresensi atau incandescent lamp untuk jarak pendeteksian yang jauh antara 5- 10 meter, atau dapat juga menggunakan LED untuk jarak pendeteksian yang dekat antara 5-100 cm. Alat ini dilengkapi dengan lensa untuk memfokuskan cahaya yang di kirimkan agar ketika sampai pada receiver, energi cahaya yang diterima Universitas Sumatera Utara maksimal. Selain memakai lensa transmitter juga dilengkapi dengan mounting bracket. Mounting bracket ini tempat transmitter diletakkan, dengan memakai mounting ini transmitter dapat digerakkan ke kanan atau ke kiri maupun ke atas atau ke bawah. Tujuannya tidak lain untuk mendapatkan posisi yang sentris antara transmitter dengan receiver. untuk lebih jelasnya, konstruksi transmitter dapat di lihat pada Gambar 3.3. Gambar 3.3 Konstruksi Sebuah Transmitter Cahaya

3.2.2 Receiver

Receiver adalah alat yang digunakan untuk menangkap sejumlah cahaya yang dikirimkan oleh transmitter dan mengubah energi cahaya tersebut menjadi energi listrik, dalam hal ini berupa tegangan listrik. Komponen utama bagian ini dapat berupa dioda foto, transistor foto dan lain-lain, seperti yang telah di jelaskan pada bab 2. Dalam pembahasan Karya Akhir ini sesuai dengan hasil studi Selongsong Lensa Bola Lampu Kabel shield Fitting Universitas Sumatera Utara lapangan, sensor cahaya pada bagian receiver ini menggunakan dioda foto yang dilengkapi dengan komponen lain berupa resistor dan operational amplifier. Konstruksi bagian ini juga dilengkapi dengan lensa dan mounting bracket. Lensa yang digunakan untuk menyebarkan cahaya agar sensor menangkap dengan maksimal cahaya yang dikirimkan, serta mounting bracket untuk menggerakkan receiver ke posisi yang diinginkan. Untuk keamanan dan kemaksimalan kerja pada bagian receiver ini, sebaiknya dioda foto beserta lensanya ditempatkan dalam selongsong dengan filter sehingga bagian ini hanya menerima cahaya pada arah dan panjang gelombang tertentu saja misal menghindari cahaya lampu TL dan sinar matahari. Untuk lebih jelasnya , konstruksi dan rangkaian receiver dapat dilihat pada Gambar 3.4 a dan b. Gambar 3.4 a Konstruksi Receiver Cahaya Universitas Sumatera Utara Gambar 3.4 b Rangkaian Sederhana Receiver Cahaya Pada Gambar 3.4 b dapat dilihat rangkaian sederhana dari sebuah receiver cahaya yang mengadopsi rangkaian operational amplifier jenis penguat inverting. Dengan rangkaian seperti ini maka sejumlah cahaya yang masuk ke dioda foto dapat diproses sehingga menghasilkan keluaran yang berupa tegangan listrik. Rangkaian receiver tersebut diberi tegangan masukan diatas 20 V, sehingga mengalirlah arus melalui dioda foto. Seperti kita ketahui ketika dioda foto diberi tegangan diatas 20 V, maka besar arus yang mengalir melalui dioda tersebut tidak bergantung pada tegangan masukan tetapi bergantung pada intensitas cahaya yang ditangkap dioda. Semakin besar intensitas cahaya yang diterima dioda maka semakin besar arus yang mengalir, demikian sebaliknya semakin kecil intensitas cahaya yang diterima oleh dioda maka arus yang mengalir juga semakin kecil. Oleh karena terminal pada operational amplifier jenis penguat inverting pada pertanahan semu virtual ground yang berarti tegangan terhadap tanah mendekati nol. Tetapi karena pertanahan semu tidak Universitas Sumatera Utara dapat melepaskan arus, maka semua arus input yaitu arus dioda dikirimkan melalui R 2 , akibatnya V in = I in R 1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.3 V out = - I in R 2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.4 Dengan R 1 adalah tahanan tetap yaitu tahanan dioda dan R 2 merupakan variabel resistor, sehingga dapat diatur tegangan keluarannya dengan mengatur R 2 . tanda minus terjadi karena inversi. Dengan mengambil rasio kedua persamaan di atas diperoleh penguatan tegangan, sehingga rumus tegangan keluaran menjadi V out = - R 2 R 1 V out . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.5 Dengan hasil analisa tadi didapatkan sejumlah cahaya yang ditangkap oleh dioda foto menghasilkan suatu tegangan listrik pada bagian receiver ini. Keluaran dari receiver ini akan diberikan ke bagian pengolah sinyal untuk keperluan tertentu.

3.2.3. Alat Pengolah Sinyal