B. Analisis Hasil Pertanian 1. Jenis-Jenis Persediaan
PT. PP.London Sumatra Indonesia Tbk mempunyai beberapa jenis persedian antara lain:
a. Bahan Baku Raw Material
Bahan baku adalah persediaan perusahaan yang diperoleh dengan cara membeli dari pihak luar maupun yang diperoleh dari kebun sendiri. Salah
satu bahan baku yang diperoleh dari kebun sendiri adalah buah kelapa sawit yang sudah matang yang sering disebut TBS Tandan Buah Segar.
b. Barang dalam Proses Work In Progress
Barang dalam proses adalah barang yang masih dalam pengerjaan dan memerlukan pengerjaan yang lebih lanjut sebelum menjadi minyak sawit
CPO. Yang termasuk barang dalam proses ini adalah: 1.
TBS yang masih ada di lantai penampungan di pabrik sebelum di masukkan kedalam Lori untuk proses perebusan.
2. TBS yang sudah dimasukkan kedalam Lori untuk direbus.
3. TBS yang sedang di rebus
4. TBS yang masih dalam proses Pressing.
5. Minyak sawit yang ada dalam sterilizer dalam tahap proses penyaringan
dan pembersihan serta proses pengurangan kadar air yang terkandung dalam minyak Sawit CPO.
c. Produk Jadi Finished Goods
Yaitu minyak sawit yang sudah selesai diolah dan siap untuk dijual yang di sebut dengan CPO Crude Palm Oil, dan CPO ini merupakan
bahan baku untuk membuat minyak Goreng siap pakai.
Universitas Sumatera Utara
2. Biaya - Biaya Persediaan
Seperti yang telah dijelaskan dalam PSAK No. 14 bahwa biaya persediaan harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi dan biaya
yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai.
Persediaan di PT PP London Sumatra atas barang dagangan baik yang siap jual maupun dalam proses commodity , bahan pembantu dan suku
cadang. Persediaan barang dagangan diperoleh dari sumber bahan baku dari hasil panen di lahan yang telah menghasilkan milik perusahaan lahan inti
dan juga dari lahan milik petani plasma lahan plasma dan pihak ketiga yang didapat dengan cara pembelian crop purchased kemudian diolah menjadi
barang jadi finished goods yang siap untuk dijual ready for sale . sedangkan untuk perolehan bahan pembantu dan suku cadang umumnya
diperoleh dengan cara pembelian ke pihak ketiga supplier baik dengan cara tunai maupun kredit.
Untuk memperoleh bahan baku dari lahan inti sendiri perusahaan mengeluarkan biaya biaya yang terdiri dari :
1. biaya pemeliharaan tanaman menghasilkan upkeep and cultivation
2. biaya pemanenan harvesting
3. biaya pengolahanpabrikasi manufacturing costs
4. biaya tidak langsung indirect Expenses
Komponen biaya dalam persediaan yang dibebankan sebagai harga perolehan pada PT PP London Sumatra Indonesia,Tbk telah sesuai dengan
definisi dari PSAK dimana selain harga perolehan atas persediaan juga
Universitas Sumatera Utara
dibebankan biaya ongkos angkut dan biaya bongkar muat dalam menghitung harga pokok perolehan persediaan tersebut.
3. Sistem Pencatatan Persediaan
Sistem pencatatan persediaan material yang dipakai oleh PT. PP. Lodon Sumatra Indoneisa,Tbk adalah sistem pencatatan perpetual, dimana material yang
dibeli dan yang dipakai selalu dicatat didalam perkiraan persediaan. Setiap perubahan yang terjadi selalu dicatat, sehingga setiap hari atau setiap saat dapat
dilihat jumlah persediaan yang ada digudang. Sistem pencatatan ini dipilih karena dinilai mudah untuk melakukan pengawasan terhadap persediaan yang ada
digudang. Disamping itu pengawasan terhadap karyawan yang membidangi bagian
persediaan ini dapat dilakukan dengan membandingkan antara kartu stock dengan catatan yang dibuat oleh pihak komersil khususnya bagian akuntansi. Kartu stock
ini juga mempermudah bagian gudang dalam mengajukan pembelian barang yang diperlukan oleh perusahaan.
Penggunaan sistem pencatatan perpetual pada PT. PP. Lodon Sumatra Indoneisa,Tbk telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
dimana pada saat transaksi pembelian persediaan dicatat dengan mendebit perkiraan persediaan bersangkutan dan mengkredit kas atau hutang dan pada saat
transaksi penjualan, harga pokok barang yang terjual dicatat dengan mendebit harga pokok penjualan dan mengkredit persediaan tersebut.
Dalam sistem pencatatan persediaan PT. PP.London Sumatra Indonesia Tbk menggunakan sistem pencatatan persediaan metode perpetual,
adapun alasan penggunaan sistem pencatatan tersebut adalah jenis persediaan barang dagangan yang beragam sehingga diperlukan suatu sistem pencatatan yang
selalu dapat cepat memberikan informasi tentang persediaan baik dari jumlah unit, harga perolehan per unit dan total nilai persediaan yang dimiliki. Hal tersebut juga
didukung oleh kenyataan bahwa perputaran persediaan yang cukup cepat sehinggga informasi yang tersedia dengan cepat dan lengkap mengenai
persediaan barang dagangan akan memudahkan manajemen perusahaan dalam mengantisipasi setiap peluang penjualan maupun penurunan penjualan sehingga
persediaan akan selalu tersedia untuk mencegah kelebihan persediaan maupun
Universitas Sumatera Utara
kekurangan persediaan. Sistem perpetual ini juga memudahkan pihak manajemen dalam memenuhi permintaan pangsa pasar yang meningkat dan
mengantisipasi terhindar dari persediaan barang yang rusak kadaluwarsa pada saat permintaan pangsa pasar turun.
Dalam operasinya PT. PP.London Sumatra Indonesia Tbk sering menemukan persediaan rusak atau barang yang tidak sesuai dengan barang yang
dipesan.maka PT. PP.London Sumatra Indonesia Tbk akan melakukan retur pembelian. Seperti halnya dengan retur pembelian, maka retur penjualan juga
sering terjadi akibat barang yang dipesan oleh pembeli rusak dalam perjalanan, ataupun jumlah yang dipesan pihak pembeli tidak sesuai dengan kesepakatan.
Kebijakan perhitungan fisik atas persediaan yang diterapkan oleh PT. PP.London Sumatra Indonesia Tbk adalah sewaktu-waktu namun perhitungan
fisik harus dilakukan sekali dalam setahun yaitu pada tanggal 30 November setiap tahunnya. Perhitungan fisik ini dilakukan untuk mengetahui jumlah barang yang
masuk dan jumlah barang yang keluar serta jumlah persediaan yang masih ada di gudang. Pengecekan ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil perhitungan
fisik dengan jumlah dalam rekening persediaan. Dan bila terdapat selisih jumlah persediaan antara hasil perhitungan fisik dengan saldo rekening persediaan , dapat
dilakukan penelitian terhadap sebab-sebab terjadinya perbedaan itu. Apakah selisih itu normal dalam arti susut atau rusak, ataukah tidak normal, yaitu
diselewengkan. Dalam melakukan perhitungan fisik tersebut PT. PP.London Sumatra
Indonesia Tbk yang mencatat nya adalah bagian internal dan eksternal auditor yang biasanya dilakukan setiap akhir bulan 11 setiap tahunnya.
Perhitungan fisik atas persediaan dapat saja dilakukan perusahaan sewaktu-waktu namun wajib dilakukan setahun sekali pada tanggal 30 November
setiap tahunnya. Hal ini telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan 14 dimana inventarisasi fisik perlu dilakukan untuk mengetahui kebenaran saldo
perkiraan persediaan yang ada pada kartu persediaan yang telah dicatat dengan kondisi fisik persediaan yang ada di gudang untuk mengetahui apakah telah sesuai
atau tidak sesuai. Pada saat dilakukan inventarisasi fisik tersebut maka akan dibentuk tim inventarisasi yang terdiri dari bagian akuntansi dan bagian gudang.
Universitas Sumatera Utara
4. Metode Penilaian Persediaan
PT PP London Sumatra Indonesia, Tbk menggunakan metode penilaian persediaan secara FIFO First In First Out. Jadi menurut metode ini barang yang
masuk lebih awal akan dikeluarkan lebih awal juga. Dalam hal ini harga pokok persediaan yang pertama dijual sesuai dengan harga pokok persediaan yang
pertama dibeli dan nilai harga pokok persediaan yang kedua dijual sesuai dengan harga pokok persediaan yang kedua dibeli dengan jenis persediaan yang sama.
Setiap persediaan yang dimiliki akan dibuatkan kartu persediaan masing-masing yang kolom penerimaan, pengeluaran beserta saldo perkiraan persediaan tersebut.
Penggunaan metode FIFO akan menyebabkan pajak penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode lain. Hal ini disebabkan karena
penggunaan metode ini akan menghasilkan laba yang tinggi dibanding metode lain. Namun penggunaan metode ini dipandang lebih sesuai untuk diterapkan oleh
perusahaan, karena barang dagangan yang dijual misalnya pupuk tidak tahan lama. Jika pupuk tersebut disimpan terlalu lama maka pupuk tersebut akan
membatu, yang mengakibatkan kualitasnya jelek sehingga akan mengurangi nilai jual pupuk tersebut atau bahkan pupuk tersebut tidak dapat dijual karena
kualitasnya yang sudah buruk. Dengan metode FIFO berarti PT PP London Sumatra Indonesia, Tbk akan
menghitung harga pokok penjualan barang yang dijual berdasarkan pada nilai barang yang lebih awal masuk ke gudang, sedangkan nilai persediaan akhir
dihitung berdasarkan nilai barang yang terakhir masuk gudang. Metode penilaian FIFO yang digunakan perusahaan akan menghasilkan akuntansi perusahaan yang
Universitas Sumatera Utara
terbaru karena persediaan yang ada di gudang adalah persediaan yang harga pokok perunitnya yang terakhir dibeli atau yang terbaru.
PT PP London Sumatra Indonesia, Tbk menggunakan penilaian persediaan dengan metode FIFO dimana metode ini sesuai diterapkan untuk perusahaan yang
memiliki persediaan yang tidak tahan lama atau cenderung mudah rusak. Metode ini juga akan menghasilkan akuntansi persediaan yang terbaru karena persediaan
yang ada di gudang adalah persediaan terakhir atau terbaru dibeli sehingga perusahaan akan terhindar dari kerusakan fisik persediaan.
Metode FIFO yang digunakan oleh PT. PP London Sumatra Indonesia, Tbk dalam melakukan penilaian persediaan telah sesuai dengan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan 14, dimana barang yang pertama dibeli akan dijual terlebih dahulu sehingga persediaan yang tertinggal di gudang sebagai persediaan
akhir adalah persediaan yang dibeli kemudian.
Metode Penentuan Harga Pokok Persediaan
Untuk dapat menghitung harga pokok persediaan dapat digunakan berbagai cara antara lain:
a. FIFO First In First Out Metode ini artinya , harga yang digunakan untuk menghitung nilai stok
akhir dan HPP adalah harga barang yang dibeli oleh perusahaan terlebih dahulu . jadi harga barang yang masuk pertama beli pertama adalah
yang keluar pertama digunakan pertama . b. LIFO Last In Last Out
Metode ini artinya , harga yang digunakan untuk menghitung nilai stok akhir dan HPP adalah harga barang yang dibeli terakhir oleh
perusahaan. Jadi masuk beli terakhir,keluar dipakai pertama. c. Average Rata-Rata tertimbang
Universitas Sumatera Utara
Metode ini artinya , Harga yang dipakai untuk menghitung nilai stok akhir dan HPP adalah dengan menghitung nilai rata-rata harga
persediaan awal + semua pembelian pada periode tersebut. Metode penentuan harga pokok persediaan yang digunakan oleh PT.
London Sumatra Indonesia Tbk adalah Weight Average Rata-rata tertimbang yaitu barang-barang yang dipakai untuk pemeliharaan tanaman ataupun produksi
akan dibebani harga pokok rata-rata pada akhir periode, karena harga pokok rata- rata baru dihitung pada akhir peirode, dan akibatnya jurnal untuk mencatat
berkurangnya persediaan barang juga dibuat pada akhir periode. Perhitungan harga pokok rata-rata dilakukan dengan cara membagi jumlah harga perolehan
dengan kuantitasnya. Perusahaan menggunakan metode ini karena membutuhkan nilai persediaan yang sebenarnya pada setiap akhir bulan.
Sebagai contoh perhitungan penilaian persediaan akan diambil contoh beberapa material yang dibeli dan di pergunakan di tahun 2008 di lokasi kebun
dan Palm Oil Mill.
5. Penyajian dan Pengungkapan Persediaan Pada Laporan Keuangan
Pada PSAK No. 14 diuraikan bahwa laporan keuangan mengungkapkan informasi berikut ini :
a. Biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama perode tertentu, atau, b. Biaya operasi, yang dapat diaplikasikan pada pendapatan.
Penyajian persediaan dalam laporan keuangan PT PP London Sumatra Indonesia,Tbk telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
dimana persediaan disajikan dalam neraca yakni persediaan akhir yang benar- benar dimiliki oleh perusahaan dan kelompokkan dalam aktiva lancar dimana
persediaan tersebut merupakan gabungan dari jumlah persediaan yang ada dan telah ditotalkan jumlahnya pada akhir periode sedangkan persediaan barang
dagang rusak dicantumkan pada bagian aktiva lain-lain. Persediaan pada laporan
Universitas Sumatera Utara
laba rugi PT PP London Sumatra Indonesia,Tbk disajikan pada bagian harga pokok penjualan dan persediaan barang dagangan rusak diakui sebagai biaya
kerugian dan dicantumkan pada biaya diluar usaha pada bagian biaya lain-lain. Perusahaan juga telah mengungkapkan kebijakan akuntansi terhadap
persediaan secara konsisten, yakni kebijakan didalam menentukan harga pokok perolehan persediaan, sistem pencatatan persediaan, metode penilaian persediaan
dan penyajian persediaan pada laporan keuangan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1 PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN
LONDON SUMATRA INDONESIA,TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 Desember 2011 Disajikan dalam Jutaan Rupiah
ASET ASET LANCAR
KAS DAN BANK
Kas dan setara kas 2.063.982
Jumlah
INVESTASI JANGKA PENDEK 2.063.982
Piutang Usaha 101.261
Piutang Lain-lain Jumlah
142
UANG MUKA DAN PAJAK
101.403
Uang muka 17.811
Pajak dibayar di muka Jumlah
226
POS TRANSITORIS DAN ANTISIPASI
18.037
Biaya dibayar Dimuka Jumlah
5.323
PERSEDIAAN
5.323
Minyak dan inti kelapa sawit 131.027
karet 28.154
kakao 4.447
Bibit 4.187
Teh Jumlah
3.749
TOTAL ASET LANCAR
171.564 2.360.309
Universitas Sumatera Utara
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK
Hutang Usaha 110.912
Hutang lain-lain 29.873
Uang Muka Pelanggan 28.141
Biaya masih harus dibayar 299.822
Hutang pajak 22.712
TOTAL LIABILITAS 491.460
Sumber : PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA,Tbk
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA,TBK
LAPORAN LABA RUGI 31 Desember 2011
Disajikan dalam Jutaan Rupiah
PENJUALAN NETO 4.686.457
BEBAN POKOK PENJUALAN 2.324.138
LABA BRUTO 2.362.319
Beban penjualan dan distribusi 22.873
Beban umum dan administrasi 346.276
Pendapatan operasi lainnya 24.849
Universitas Sumatera Utara
Beban operasi lainnya 12.495
LABA OPERASI 2.003.976
Pendapatan keuangan 90.410
Beban keuangan 3.873
Bagian atas rugi neto entitas asosiasi 1.548
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
2.090.513
Beban pajak penghasilan, neto 389.000
LABA TAHUN BERJALAN 1.701.513
Pendapatan komprehensif lain: -
TOTAL PENDAPATAN KOMPEREHENSIF TAHUN
BERJALAN 1.701.513
Sumber : PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA,Tbk
Universitas Sumatera Utara
42
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian-uraian dan analisa yang telah dikemukakan pada bab- bab sebelumnya, maka penulis mencoba menarik beberapa kesimpulan dan saran
bagi perusahaan sehubungan dengan akuntansi persediaan pada PT PP London Sumatra Indonesia,Tbk .
A. Kesimpulan