1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Televisi merupakan media massa yang sangat popular di tengah masyarakat. Hampir di setiap tempat-tempat umum, kantor, rumah, bahkan di
kamar. Oleh karena itu, setiap berita yang disampaikan melalui media televisi akan sangat mudah sampai ke tengah kalangan masyarakat. Keberadaan media
massa seperti televisi, film, radio, surat kabar, majalah dan internet sebagai komunikasi abad modern dapat berpengaruh luas bila dibanding dengan
komunikasi tatap muka. Dengan pesatnya perkembangan teknologi dan informasi, perubahan yang dibawa dapat menyentuh segala aspek kehidupan
masyarakat sehingga sangat luas jangkauan perubahan dalam komunikasi. Begitu kuatnya eksistensi media komunikasi di tengah-tengah
masyarakat yang berakibat informasi berubah menjadi kebutuhan dan komoditi dalam masyarakat, seperti yang di kemukakan Marwah Daud: “Era
sekarang dan masa depan sering disebut sebagai era reformasi, penyebabnya adalah bahwa sekarang ini informasi telah menjadi komoditi terpenting. Jika
dalam masyarakat pasca industri informasi yang memegang kendali kekuasaan, siapa yang memiliki informasi adalah yang dianggap memegang
komoditi kehidupan.
1
1
Marwah Daud, “Dakwah Islam Tahun2000-an”, Makalah Pengantar pada Stadium General Fakultas Dakwah IAIN Syaruf Hidayatullah,1990,h.2.
2
Televisi juga sebagai media massa keberadaannya sangat dibutuhkan. Karena televisi dengan bentuk audio visualnya mempunyai kedudukan yang
sangat urgent penting bagi kehidupan manusia di zaman global dan modern seperti sekarang ini. Urgensinya adalah di samping sebagai penyampaian
informasi hiburan, bisnis, pengetahuan wawasan dan pendidikan juga bisa dipakai sebagai alat propaganda politik.
Data terakhir menujukan bahwa saat ini ada sekitar 30-33 juta rumah tangga bahkan lebih yang memiliki pesawat TV. Tidak kurang dari 18 jam
sehari berbagai acara dan informasi dijejalkan kepada pemirsa di seluruh tanah air. Itu berarti hanya ada enam jam sehari waktu kita yang lowong. Itu pun
ketika jam tayang relatif sama. Ketika sudah banyak stasiun televisi yang non-stop, berarti waktu kosong melihat televisi semakin mengecil.
2
Akhir-akhir ini media televisi memiliki kedudukan yang vital dan banyak diminati masyarakat, bukan hanya di negara kita saja, tetapi di negara-
negara maju, termasuk Amerika Serikat di dalamnya.
3
Jalaludin Rahmat mengatakan bahwa televisi sudah menjadi agama masyarakat industri, artinya
masyarakat sekarang sudah belajar hidup dari televisi. Negara Amerika pernah menganggap bahwa televisi sebagai “The Second God” Tuhan Kedua tetapi
sekarang televisi bukan tidak mungkin sudah menjadi “The First God” Tuhan Pertama. Kalau masyarakat lihat dari peran televisi sebagai kotak
ajaib, yang bisa membuat seseorang betah di hadapan televisi sampai berjam- jam.
2
Aep Kusnawan, M.Ag, Dindin Solahudin, M.A., Enjang As., M.Si., Moch. Fakhruroji, M,Ag. Komunikasi Penyiaran Islam, Bandung:Tesis Oktober,2004 cet ke 1 h.73
3
Jalaludin Rahmat, Islam Aktual, Bandung: Mizan, 1992, cet. Ke-4
3
Munculnya siaran televisi komersial swasta semakin menyemarakkan dunia pertelevisian saat ini dan termasuk di dalamnya adalah produk siaran
luar negri. Dimulai pada tahun 1989 dengan munculnya stasiun-stasiun swasta baru yaitu seperti: TRANS TV, TRANS 7, INDOSIAR, TPI, RCTI, ANTV,
GLOBAL TV, TV ONE dan METRO TV. Kesemuanya sekarang makin popular di mata masyarakat kita. Di tengah perkembangan yang pesat televisi
swasta saat ini, televisi telah menawarkan berbagai macam acaranya diformat sedemikian rupa, tentu disesuaikan dengan visi dan misi dari televisi itu
sendiri. Di antara keanekaragaman acara televisi, ada yang bersifat infotainment, seperti program acara agama, siaran berita dan sebagainya. Serta
ada pula televisi yang bersifat entertainment seperti musik, film, kuis dan sebagainya. Marwah Daud Ibrahim mensinyalir adanya perubahan sosial yang
cukup mendasar, dalam sekala makro yang diharapkan bisa terjadi dalam masyarakat sebagai akibat dari kemajuan teknologi komunikasi. Nana
Rukmana melanjutkan bahwa, pengaruh negatif secara langsung dapat dirasakan dari proses globalisasi ini yakni terjadinya transformasi budaya
yang dapat menimbulkan erosi budaya maupun agama konteks ”iman”. Transformasi budaya ini merembes lewat saluran televisi, parabola, internet.
4
Dengan semakin banyaknya stasiun-stasiun televisi dan semakin banyaknya saluran-saluran yang menyajikan lebih banyak program,
memungkinkan semua orang yang memiliki sesuatu yang menarik untuk diucapkan bisa tampil di televisi. Akan tetapi ribuan pembisnis, pemimpin-
4
Nana Rukmana DW, Tuntunan Praktis Sistematika Dakwah Menuju Kehidupan Islam, Jakarta: Puspa Swara,1996 cet. Ke-2 h.4
4
pemimpin kelompok penekan KADIN, dan pengumpulan dana berasumsi bahwa televisi untuk para ahli, di mana mereka sendiri akan dapat berbuat
yang lebih baik jika membuat tulisan di media cetak lokal. Televisi adalah suatu media komunikasi yang selalu mencari bahan
hiburan. Hampir semua orang dapat memanfaatkan informasi yang disajikan secara massal oleh televisi. Bagi pembisnis, televisi dapat menjadi alat
penghubung dengan masyarakat konsumennya dan bisa juga menjadi penyebab kehancuran bisnisnya tergantung bagaimana perlakuannya. Direktur
dari suatu perusahaan yang sama, yang memanfaatkan media publikasi lain yang memiliki wiraniaga yang handal, akan terhindar dari teror atas
kesempatan menguntungkan untuk para pelanggan melalui media yang dapat dipercaya.
Televisi adalah paduan radio Broadcast dan film Moving Picture. Penonton di rumah tidak mungkin menangkap siaran televisi tanpa ada unsur-
unsur radio yang dapat didengar. Dan tidak mungkin dapat melihat gambar- gambar yang bergerak pada layar pesawat televisi, jika tidak ada gambar.
5
Televisi terdiri dari istilah Tele yang berarti jauh dan Visi vision yang berarti pengelihatan. Segi jauhnya didasarkan oleh prinsip-prinsip radio dan segi
pengelihatannya oleh gambar.
6
Banyak sekali acara-acara televisi yang menayangkan acara yang tidak mendidik bahkan tega menyiarkan tayangan seperti sinetron yang ceritanya
5
Sunandar, Telaah Format Keagamaan di Televisi, Studi Deskriptif Analisis TPI. Yogyakarta: Tesis, 1988, h. 3
6
Onong. U. Effendi, Dimensi-dimensi Komunikasi, Bandung: Penerbit Alumni 1981, h. 170
5
tidak masuk akal, terlalu dibuat-buat dan jalan ceritanya mudah ditebak. Lebih tidak masuk akal lagi ada sinetron yang di dalamnya menceritakan seorang ibu
kandung dengan ringan mulut mencaci anak kandungnya sendiri atau seorang remaja yang masih duduk di bangku sekolah, tapi karakter jahatnya sudah
sangat keterlaluan dan dapat ditiru oleh pemirsa yang menontonnya. Tidak bisa dimungkiri, banyak stasiun televisi menyiarkan tayangan-
tayangan seperti itu karena para pekerja televisi terlalu menuhankan rating, sehingga pernah ada masa di mana acara misteri menjadi program unggulan,
sukses di stasiun televisi satu diikuti oleh stasiun televisi yang lain. Belakangan, selain sinetron, banyak stasiun televisi kita yang menayangkan
acara-acara kuis berbau judi yang memotivasi orang untuk mendapatkan kekayaan dengan jalan pintas, atau setidaknya memunculkan rasa iri karena
melihat orang lain begitu gampang mendapatkan hadiah. Atau acara infotainment yang jelas-jelas menayangkan gosip-gosip para artis dan selebriti
acara ini mengambil porsi waktu paling besar dari jam tayang stasiun televisi kita. Bayangkan ada stasiun televisi yang menayangkan acara seperti itu pada
pagi buta, siang, sore, dan malam hari. Dan dari sekian banyak stasiun televisi hanya Metro TV yang benar-
benar menyajikan acara berita, tanpa menayangkan acara sinetron atau kuis- kuis stasiun televisi ini hanya memusatkan acaranya pada siaran pemberitaan
saja. Tetapi dalam perkembangannya, stasiun televisi ini kemudian juga memasukan unsur hiburan dan talkshow dalam program-programnya.
6
Metro TV stasiun televisi yang paling menonjol dalam menayangkan acara-acara talkshow di tanah air, dari Mario Teguh Golden Ways, Kick
Andy, Mata Najwa, Just Alvin, MDGS Insight, The Interview, Healthy Life dan Chat Club. Dari sekian banyak acara talkshow Kick Andy menjadi salah
satu acara yang sangat menarik hati masyarakat, acara ini benar-benar bisa menyentuh hati para pemirsa yang menyaksikannya, bahkan untuk
menontonnya kita tidak cukup hanya dengan mata dan pikiran saja, tapi harus dengan hati juga.
Kesuksesan acara ini tidak lepas dari peranan sang pemandu acara yang dapat menjadikan acara ini sangat menarik dan menyentuh hati
pemirsanya. Andy Flores Noya nama lengkap seorang pemandu acara ini dan sekaligus Pemimpin Redaksi Metro TV berambut kribo dan memiliki cara
bertanya yang bersahaja dengan bahasa percakapan sehari-hari dapat menjadikan acara Kick Andy yang dipandunya memiliki karakter tersendiri,
berbeda dengan acara talkshow di televisi lain. Kick Andy tayang pada hari jumat jam 21.30-23.00 acara ini menyajikan topik-topik sosial, kesehatan,
pendidikan, budaya dan kemasyarakatan lainnya. Selain dari pemandu acara, kesuksesan ini tidak lepas pula dari tim
kreatif, tim produksi dan kru-kru pendukungnya. Dengan mengundang para narasumber yang bersangkutan dalam tiap-tiap tema yang akan dibahas
terkadang Andy Noya terlarut dalam acara yang dibawakannya. Diperlukan waktu yang lama dan proses yang panjang sebelum sebuah episode Kick Andy
tayang di layar kaca. Selain berdiskusi di forum rapat yang diselenggarakan
7
setiap kamis, senin dan rabu, tim kreatif Kick Andy juga perlu turun ke lapangan untuk melakukan riset dan investigasi layaknya wartawan media
cetak guna menghasilkan produk jurnalistik yang memiliki bobot. Dengan melihat latar belakang masalah di atas, maka penulis sangat
tertarik untuk menganalisis program tersebut. Karena belum adanya penelitian
yang mengambil tema tersebut maka penulis mengambil judul “ ANALISIS PROGRAM ACARA KICK ANDY DI METRO TV”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah