Tayangan Kick Andy di Metro TV dan Motivasi Pengembangan Diri (Studi Korelasional Tentang Tayangan Kick Andy di Metro TV dan Motivasi Pengembangan Diri di Kalangan Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara).

(1)

TAYANGAN KICK ANDY DAN MOTIVASI

PENGEMBANGAN DIRI

(Studi Korelasi Tayangan Kick Andy dan Motivasi Pengembangan Diri di Kalangan Mahasiswa Fakultas Psikologi USU)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disusun Oleh:

Maria Augustina Sagala

050908084

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Maria Augustina Sagala

Nim : 050904084

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : Tayangan Kick Andy di Metro TV dan Motivasi Pengembangan Diri (Studi Korelasional Tentang Tayangan Kick Andy di Metro TV dan Motivasi Pengembangan Diri di Kalangan Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara).

Medan, 07 Oktober 2009

Dosen Pembimbing Ketua Departemen Ilmu Komunikasi

DR. Iskandar Zulkarnain,M.Si Drs. Amir Purba,MA NIP: 131 882 279 NIP: 195 102 191 987 011 001

Dekan FISIP USU

Prof.Dr.M.Arif Nasution,MA NIP: 196 207 031987 111 001


(3)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Tayangan Kick Andy dan Motivasi Pengembangan Diri. Penelitian ini bertujuan untuk mencari sejauh mana hubungan antara tayangan Kick Andy dan Motivasi Pengembangan diri di kalangan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

Untuk mencari jumlah sampel dalam penelitian ini, maka dipakai rumus Slovin dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%. Dengan menggunakan rumus ini, maka diperoleh jumlah responden dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 79 orang mahasiswa. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah Sampel Stratifikasi Proporsional (Propotional Stratified Sampling), dimana dengan menggunakan teknik penarikan sampel ini maka memungkinkan untuk memberi peluang atau kesempatan kepada populasi yang lebih kecil untuk dipilih menjadi sampel. Setelah itu, kemudian digunakan Purposif Sampling dimana sampel yang diambil disesuaikan dengan tujuan penelitian berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria sampel ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi USU stambuk 2008 sampai dengan 2006 dan sudah pernah menonton tayangan Kick Andy minimal sebanyak 5 (lima) kali.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang bertujuan untuk mencari korelasi yang ada antara variabel bebas (Tayangan Kick Andy) dengan variabel terikat (Motivasi Pengembangan Diri). Pengumpulan data dari responden dilakukan dengan cara membuat pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk kuesioner dan wawancara langsung. Sebelum menyebarkan kuesioner kepada responden, peneliti melakukan uji validitas dan uji realibilitas terhadap kuesioner yang sudah dibuat sehingga dihasilkan pertanyaan-pertanyaan yang valid.

Dengan menggunakan teknik analisis tabel tunggal dan analisis tabel silang, maka peneliti mendapatkan bahwa terdapat hubungan antara Tayangan Kick Andy dan Motivasi Pengembangan Diri dikalangan Mahasiswa Fakultas Psikologi USU. Dengan menggunakan rumus Spearman’s Rho Rank-Order Correlations, diketahui bahwa H (terdapat a hubungan antara tayangan Kick Andy dan motivasi pengembangan diri) diterima dan korelasi yang diperoleh sebesar 0,430 yang berarti hubungan yang cukup berarti. Adapun variabel lain di luar dari variabel-variabel yang sudah dibahas dalam penelitian ini, yang juga mempengaruhi motivasi pengembangan diri responden adalah kepemilikan televisi, bersama dengan siapa responden menonton tayangan Kick Andy, keseriusan di dalam menonton tayangan dan kegiatan yang dilakukan ketika menonton.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanya kepada Yesus Kristus, Allah yang hidup yang sudah memberikan kasih-Nya kepada peneliti sehingga akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Setiap permasalahan dan kendala yang peneliti lalui selama pengerjaan skripsi ini membuat peneliti semakin menyadari kebesaran-Nya yang mampu memberi jalan keluar dari setiap permasalahan dan kendala tersebut.

Penulisan karya ilmiah ini dilakukan adalah sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan S-1 di Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Melalui penulisan karya ilmiah ini juga peneliti dapat menuangkan dan menggunakan ilmu-ilmu yang peneliti dapatkan selama kuliah di Departemen Ilmu Komunikasi.

Peneliti menyadari ada banyak pihak yang membantu dan memiliki peran yang besar dalam pengerjaan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti ingin menyampaikan banyak terimakasih, terkhusus kepada kedua orangtua peneliti, Bapak (H.Sagala) dan Mama (S.Sinaga) yang sudah sangat banyak mendukung melalui doa-doa yang dipanjatkan, perhatian, motivasi, dan materi yang sudah diberikan untuk penyelesaian skripsi ini. Selain itu, peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

2. Bapak Drs. Amir Purba, MA, selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi.

3. Bapak Drs. Iskandar Zulkarnaen, M.Si, selaku dosen pembimbing yang


(5)

memberiakan masukan serta sumbangan pemikiran dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Dra, Dewi Kurniawati, M.Si, selaku dosen wali peneliti.

5. Seluruh dosen dan pegawai di Departemen Ilmu Komunikasi, yang banyak

membantu peneliti selama proses perkuliahan sampai kepada penyelesaian skripsi ini.

6. Seluruh dosen, pegawai, dan mahasiswa di Fakultas Psikologi USU yang

sudah mau memberi ijin, keterangan, bahkan ikut membantu peneliti di dalam proses pengumpulan data selama penelitian dilakukan.

7. Saudara-saudara (kak Keken, bang Yusak, kak Memes, bang Petrus, kan

Jejet, bang Marben, kak Kamfrom, kak Ketik, bang Cao, Deon, Audrey, Fael, Lio, dan yang lainnya) yang selalu memberi masukan, motivasi, dan semangat kepada peneliti.

8. TPP 07/08, TPP 08/09, AKK, PKK, Alumni, KTB IMMANUEL (kak Risa

dan Yenty), KK Next Generation (Anna, Berty, Denni, Donald, Lias dan Riko) dan seluruh Komponen Pelayanan UKM KMK USU, terkhusus UKM KMK USU UP PEMA FISIP yang selalu memberi masukan, motivasi, semangat, dan teguran untuk peneliti sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini. Tetaplah memberi yang terbaik bagi Tuhan melalui pelayanan yang kita kerjakan.

9. Seluruh teman-teman di Departemen Ilmu Komunikasi, khususnya

stambuk 2005, yang boleh sama-sama berbagi, memberi masukan, dan motivasi kepada peneliti di dalam mengerjakan skripsi ini.


(6)

10. Seluruh pihak-pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, terima kasih banyak untuk semuanya.

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu, peneliti meminta maaf atas kesalahan yang terdapat pada skripsi yang sudah peneliti buat. Peneliti juga sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan penelitian-penelitian yang mungkin akan peneliti lakukan kemudian hari. Semoga skripsi ini memberi manfaat bagi semua pihak.

Medan, September 2009 Peneliti


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN………... i

LEMBAR PENGESAHAN………...…... ii

ABSTRAKSI...………..…… iii

KATA PENGANTAR………..……….…… iv

DAFTAR ISI……….………..….. vii

DAFTAR GAMBAR DAN DAFTAR TABEL……….…….. ix

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah.………...…. 1

I.2 Perumusan Masalah………...…….….. 5

I.3 Pembatasan Masalah………... 5

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian………...….. 6

I.5 Kerangka Teori……….… 7

I.6 Kerangka Konsep……….……….……... 10

I.6.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa…….…... 10

I.6.2 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa...… 12

I.6.3 Motivasi Pengembangan Diri………...…… 12

I.7 Model Teoritis………...……….... 14

I.8 Variabel Operasional………..……….. 14

I.9 Defenisi Operasional………...……. 15


(8)

BAB II URAIAN TEORITIS

II.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa………..….. 18

II.1.1 Komunikasi………..…….. 18

II.1.1.1 Pengertian Komunikasi……….. 18

II.1.1.2 Unsur-unsur Komunikasi……...…… 20

II.1.1.3 Fungsi dan Tujuan Komunikasi…... 24

II.1.1.4 Dampak Komunikasi……..……….... 26

II.1.2 Komunikasi Massa………..………. 27

II.1.2.1 Pengertian Komunikasi Massa…...… 27

II.1.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa…... 29

II.1.2.3 Fungsi Komunikasi Massa…...…….. 32

II.2 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa……… 34

II.3 Teori S-O-R………..………...………... 38

II.4 Motivasi Pengembangan Diri……… 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian……….…………. 44

III.1.1 Sejarah Fakultas Psikologi………….………… 44

III.1.2 Visi dan Misi Fakultas Psikologi……….……. 45

III.1.3 Fasilitas Fakultas Psikologi………... 46

III.1.4 Jajaran Struktural Fakultas Psikologi……..… 47

III.2 Metode Penelitian………..……….. 51

III.3 Populasi dan Sampel…….……….. 51


(9)

III.5 Teknik Pengumpulan Data………... 54

III.6 Teknik Analisis Data………..………. 54

BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data di Lapangan…….…… 57

IV.2 Teknik Pengelolahan Data.………... 58

IV.3 Analisis Tabel Tunggal…………..……….. 59

IV.4 Analisis Tabel Silang………..………... 88

IV.5 Uji Hipotesis………..……….. 94

IV.6 Pembahasan………….……… 97

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan…...………... 100

V.2 Saran…..……… 101

DAFTAR PUSTAKA………...………. 102 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 : Model S-O-R………. 8

Gambar I.2 : Model S-O-R (Tayangan Kick Andy dan Motivasi Pengembangan Diri diKalangan Mahasiswa Psikologi USU)………... 9

Gambar I.3: Model Teoritis……….………...…... 14

DAFTAR TABEL Tabel I.1 : Variabel Operasional………..……….…. 15

Tabel III.1 : Jajaran struktural Fakultas Psikologi USU tahun 2009.. 47

Tabel III.2 : Populasi……….... 51

Tabel III.3 : Penarikan Sampel………. 53

Tabel IV.1 : Usia Responden……… 59

Tabel IV.2 : Jenis Kelamin Responden……… 60

Tabel IV.3 : Angkatan Responden……… 61

Tabel IV.4 : Suku Bangsa Responden……… 63

Tabel IV.5 : Uang Saku Per Bulan Responden……….. 64

Tabel IV.6 : Seringnya Responden Menonton Tayangan Kick Andy.. 65

Tabel IV.7 : Kemenarikan Materi yang Disampaikan………... 66

Tabel IV.8 : Pesan yang Disampaikan dalam Tayangan……… 67

Tabel IV.9 : Ketepatan Waktu Penayangan………... 68


(11)

Tabel IV.11 : Ketepatan Hari Penayangan Acara……… 71

Tabel IV.12 : Frekuensi Penayangan……….. 72

Tabel IV.13 : Penambahan Frekuensi Penayangan………. 73

Tabel IV.14 : Durasi Penayangan……… 74

Tabel IV.15 : Kecukupan Durasi Acara Untuk Memotivasi Penonton………. 75

Tabel IV.16 : Narasumber Yang Diundang dalam Acara Kurang Dapat Dipercaya………. 77

Tabel IV.17 : Narasumber Yang Diundang Mempengaruhi Keinginan Menonton……….. 78

Tabel IV.18 : Pengalaman yang Diceritakan Narasumber………... 79

Tabel IV.19 : Tayangan Menambah/Mengembangkan Pengetahuan. 80 Tabel IV.20 : Termotivasi Untuk Mengembangkan Pengetahuan….. 81

Tabel IV.21 : Kesadaran Akan Keterampilan Dalam Diri………... 82

Tabel IV.22 : Tayangan Mampu Mengingatkan Keterampilan yang Dimiliki Penonton………... 83

Tabel IV.23 : Termotivasi Untuk Mengembangkan Keterampilan yang Dimiliki Penonton……… 84

Tabel IV.24 : Kemampuan Narasumber Mampu Memberi Inspirasi Bagi Penonton……….. 85

Tabel IV.25 : Termotivasi Untuk Mengembangkan Kemampuan Setelah Menonton……….... 87


(12)

Tabel IV.26 : Hubungan antara Kemenarikan Materi yang Disampaikan dengan Termotivasi Untuk

Mengembangkan Pengetahuan……….. 89

Tabel IV.27 : Hubungan antara Tokoh yang Diundang dengan Termotivasi untuk Mengembangkan Keterampilan

yang Dimiliki……… 91

Tabel IV.28 : Hubungan antara Pengalaman yang Diceritakan Narasumber dengan Termotivasi untuk

Mengembangkan Kemampuan……… 93


(13)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Tayangan Kick Andy dan Motivasi Pengembangan Diri. Penelitian ini bertujuan untuk mencari sejauh mana hubungan antara tayangan Kick Andy dan Motivasi Pengembangan diri di kalangan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

Untuk mencari jumlah sampel dalam penelitian ini, maka dipakai rumus Slovin dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%. Dengan menggunakan rumus ini, maka diperoleh jumlah responden dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 79 orang mahasiswa. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah Sampel Stratifikasi Proporsional (Propotional Stratified Sampling), dimana dengan menggunakan teknik penarikan sampel ini maka memungkinkan untuk memberi peluang atau kesempatan kepada populasi yang lebih kecil untuk dipilih menjadi sampel. Setelah itu, kemudian digunakan Purposif Sampling dimana sampel yang diambil disesuaikan dengan tujuan penelitian berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria sampel ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi USU stambuk 2008 sampai dengan 2006 dan sudah pernah menonton tayangan Kick Andy minimal sebanyak 5 (lima) kali.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang bertujuan untuk mencari korelasi yang ada antara variabel bebas (Tayangan Kick Andy) dengan variabel terikat (Motivasi Pengembangan Diri). Pengumpulan data dari responden dilakukan dengan cara membuat pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk kuesioner dan wawancara langsung. Sebelum menyebarkan kuesioner kepada responden, peneliti melakukan uji validitas dan uji realibilitas terhadap kuesioner yang sudah dibuat sehingga dihasilkan pertanyaan-pertanyaan yang valid.

Dengan menggunakan teknik analisis tabel tunggal dan analisis tabel silang, maka peneliti mendapatkan bahwa terdapat hubungan antara Tayangan Kick Andy dan Motivasi Pengembangan Diri dikalangan Mahasiswa Fakultas Psikologi USU. Dengan menggunakan rumus Spearman’s Rho Rank-Order Correlations, diketahui bahwa H (terdapat a hubungan antara tayangan Kick Andy dan motivasi pengembangan diri) diterima dan korelasi yang diperoleh sebesar 0,430 yang berarti hubungan yang cukup berarti. Adapun variabel lain di luar dari variabel-variabel yang sudah dibahas dalam penelitian ini, yang juga mempengaruhi motivasi pengembangan diri responden adalah kepemilikan televisi, bersama dengan siapa responden menonton tayangan Kick Andy, keseriusan di dalam menonton tayangan dan kegiatan yang dilakukan ketika menonton.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan jaman secara tidak langsung didukung oleh perkembangan media yang digunakan untuk berkomunikasi. Dengan adanya arus informasi dengan menggunakan media komunikasi, maka perkembangan yang ada akan semakin mudah untuk diteruskan hingga ke belahan dunia yang lain.

Televisi merupakan salah satu media massa yang dianggap paling disukai oleh banyak orang. Hampir setiap hari masyarakat bersentuhan dengan media massa yang satu ini. Media yang menggunakan sistem audio-visual ini banyak digemari karena khalayak tidak hanya bisa mendengar tetapi juga bisa melihat gambar yang bergerak. Dengan begitu, pesan yang ingin dikomunikasikan kepada khalayak dapat dilakukan dengan lebih efektif dan menarik.

Kehadiran televisi mampu mempengaruhi setiap segi kehidupan manusia. Dengan berbagai kelebihan yang dimiliki oleh televisi, ia mampu menarik perhatian dari khalayak yang menontonnya. Televisi mampu menjangkau kebutuhan-kebutuhan khalayak akan informasi yang saat ini dianggap menjadi salah satu kebutuhan yang penting yang setiap hari semakin kompleks dan bervariasi. Karena kelebihannya ini para ahli mengasumsikan bahwa televisi mempunyai daya tarik yang kuat akibat adanya unsur seperti musik, kata-kata dan sound effect serta unsur visual dari televisi itu sendiri (Effendy, 1990:177).

Khalayak yang tersebar luas di seluruh daerah tidak menjadi halangan bagi penyampaian pesan dan informasi lagi. Televisi merupakan salah satu media yang dapat dinikmati dan dirasakan oleh setiap khalayak dari berbagai wilayah dalam


(15)

waktu yang sama. Dengan demikian, televisi mampu menjangkau khalayak dalam jumlah yang besar. Pemberitaannya sangat cepat dan juga lebih singkat, jelas dan sistematis (Effendy, 1993:21). Bahkan saat ini masyarakat dapat merasakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari mereka tidak pernah terlepas dari televisi untuk memenuhi kebutuhan akan informasinya.

Kehadiran televisi memberi banyak pengaruh atau dampak bagi kehidupan masyarakat. Mengubah pola pikir, pola hidup, dan style serta membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Bahkan mampu memotivasi penontonnya untuk mencapai suatu hal dalam kehidupannya ditengah-tengah kondisi krisis global saat ini.

Kesulitan kehidupan yang dihadapi oleh masyarakat terkadang membuat masyarakat putus asa. Keadaan ini membuat masyarakat cenderung terfokus pada kekurangan yang ia miliki dan kurang memberi perhatian pada kelebihan yang dimilikinya.

Setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan, tetapi yang paling sering terjadi adalah orang lebih suka melihat kepada kekurangannya dari pada kelebihan yang dimilikinya. Mereka sering sekali menganggap diri mereka tidak mampu mengerjakan sesuatu karena merasa tidak mampu tanpa mau mencoba terlebih dahulu.

Manusia lebih mudah melihat kepada kekurangan atau kegagalan yang dilakukan dari pada kelebihan atau keberhasilan yang diperoleh. Hal ini dikarenakan kepercayaan diri yang kurang sehingga menyebabkan manusia itu sendiri tidak termotivasi untuk melakukan dan mencoba hal-hal baru yang selama ini tidak pernah dicoba. Bahkan dengan kepercayaan diri yang kurang tersebut


(16)

juga menyebabkan banyak orang tidak mau mencoba lagi hal-hal yang pernah gagal dilakukannya. Dengan kondisi yang seperti itu, maka kesempatan untuk mengembangkan diri pun akan semakin tertutup.

Melihat kondisi yang seperti itu, Metro TV hadir dengan tayangan-tayangan yang memberi motivasi-motivasi kepada setiap penontonnya. Tayangan Kick Andy merupakansalah satunya. Kick Andy merupakan suatu tayangan yang setiap tayangannya menghadirkan orang-orang yang mampu memberi inspirasi bagi setiap orang yang menonton tayangan tersebut. Inspirasi yang dibagikan dengan berbagi pengalaman hidup setiap orang yang diundang hadir pada penayangan acara tersebut.

Sejak tayangan pertamanya pada 1 Maret 2006, Kick Andy selalu menampilkan banyak nara sumber yang mampu menjadi inspirator bagi pemirsanya. Termasuk diantara para nara sumber tersebut adalah mereka yang memiliki keterbatasan baik secara fisik, kesehatan, atau finansial.

Ada banyak tayangan yang juga mampu memberi motivasi bagi setiap pemirsanya seperti tayangan The Golden Ways yang menghadirkan seorang motivator, Mario Teguh. Selain itu ada juga tayangan Just Alvin yang menghadirkan artis tanah air yang dianggap memiliki prestasi. Bahkan ada banyak tayangan lainnya yang juga mampu menggugah hati penontonnya dan memberikan motivasi. Tetapi peneliti lebih tertarik melihat tayangan Kick Andy yang secara langsung menghadirkan narasumber yang berasal dari berbagai tingkatan dan berbagi pengalaman hidupnya.

Mendengarkan kata-kata bijak untuk memotivasi mungkin sudah biasa di dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi mendengarkan pengalaman hidup orang lain


(17)

yang berjuang mengerjakan sesuatu hal di dalam kehidupan di tengah-tengah kekurangannya sering tidak disadari mampu memberikan motivasi yang besar bagi kehidupan setiap orang yang mendengarkannya. Hal ini jugalah yang disajikan oleh tayangan Kick Andy, membagikan pengalaman setiap tokoh yang diundang.

Mendengarkan prestasi dari orang-orang yang terkenal dan memiliki status ekonomi yang baik, sudah sangat biasa dan dianggap “wajar” oleh masyarakat karena kecukupan yang mereka miliki. Namun dalam Kick Andy, menghadirkan orang-orang dari segala lapisan masyarakat dan bahkan dari berbagai golongan usia yang dengan keberadaannya mampu berjuang untuk mengembangkan diri menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.

Setiap penayangan Kick Andy selalu menghadirkan orang-orang yang berbeda dengan pengalaman hidup yang berbeda pula. Setiap pengalaman hidup yang diceritakan adalah pengalaman-pengalaman yang mampu memberi inspirasi kepada setiap orang yang menontonnya. Inspirasi-inspirasi yang disajikan dalam acara yang dibawakan oleh Andy F. Noya ini menunjukkan kepada masyarakat bahwa ditengah-tengah keberadaan sebagai apapun, masyarakat mampu mengembangkan diri untuk hidup lebih baik.

Tayangan ini pun semakin hari semakin banyak diminati oleh masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari penambahan jam tayang yang sebelumnya hanya satu jam saja namun saat ini acara ini ditayangkan selama satu setengah jam. Selain itu, jumlah penayangan yang sebelumnya hanya sekali dalam seminggu, saat ini ditayangkan dua kali dalam seminggu (Jumat dan Minggu). Hal ini menunjukkan adanya respon yang baik dari masyarakat terhadap penayangan acara ini.


(18)

Media massa, khususnya televisi memberikan pengaruh atau efek kepada para penontonnya. Tayangan Kick Andy yang ditayangkan oleh Metro TV juga memberi pengaruh kepada setiap penontonnya. Pengaruh atau efek yang didapatkan atau dirasakan oleh penonton juga dipengaruhi oleh berbagai hal. Salah satu hal yang mempengaruhi efek tersaebut adalah latar belakang pendidikan dari penonton tersebut. Jenjang pendidikan dan latar belakang pendidikan yang berbeda akan membuat seseorang menangkap pesan yang berbeda dan mendapat pengaruh yang berbeda pula dengan orang lain di dalam menonton satu tayangan di televisi. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti tayangan Kick Andy dan motivasi pengembangan diri di kalangan mahasiswa Fakultas Psikologi USU. Dengan latar belakang pendidikan psikologi yang mempelajari bidang-bidang psikologi seperti motivasi pengembangan diri, mahasiswa psikologi diharap mampu memberi jawaban yang objektif ketika penelitian ini dilakukan.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Sejauhmanakah hubungan antara tayangan Kick Andy di Metro TV dan motivasi pengembangan diri di kalangan mahasiswa Fakultas Psikologi USU?”

I.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan mengambang, maka peneliti merasa perlu untuk membuat pembatasan masalah


(19)

yang lebih spesifik dan jelas. Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Masalah yang diteliti adalah korelasi tayangan Kick Andy di Metro TV dan

motivasi pengembangan diri di kalangan mahasiswa Fakultas Psikologi.

2. Khalayak atau pemirsa yang diteliti adalah mahasiswa Fakultas Psikologi

stambuk 2006-2008 yang masih aktif kuliah.

3. Sampel dalam penelitian ini adalah responden yang menonton tayangan Kick

Andy minimal lima kali.

4. Penelitian ini bersifat korelasional.

5. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-September.

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui alasan mahasiswa Fakultas Psikologi menonton tayangan

Kick Andy di Metro TV.

2. Untuk mengetahui pengaruh tayangan Kick Andy di Metro TV dan motivasi

pengembangan diri di kalangan mahasiswa Fakultas Psikologi.

Manfaat Penelitian

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi khususnya mengenai komunikasi massa dan motif menonton serta dampak media massa.


(20)

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tempat bagi penulis untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama masa kuliah dan menjadi wadah memperluas cakrawala pengetahuan khususnya media massa dan tayangannya.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan dalam membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan tema penelitian ini.

I.5 Kerangka Teori

Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti di dalam mengaplikasikan pola berpikirnya di dalam menyusun secara sistematis teori-teori yang mendukung permasalahan penelitian. Teori berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, memberikan pandangan dan melahirkan strategi.

Teori yang relevan dengan penelitian ini adalah teori S-O-R (Stimulus-Organism-Response). Teori ini mula-mula dikemukakan oleh para psikolog seperti Parlov, Shiner dan Hull. Teori ini dilandasi suatu anggapan bahwa organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu. Dalam proses perubahan sikap, maka sikap komunikan akan akan dapat berubah jika stimulus yang menerpanya benar-benar melebihi dari apa yang pernah dialaminya.

Teori S-O-R ini yang semula berasal dari psikologi yang kemudian menjadi teori komunikasi. Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi, unsur-unsur dalam teori S-O-R adalah:


(21)

a. Stimulus (S) = pesan

b. Organism (O) = responden/komunikan c. Response (R) = efek (Effendy, 1993:254).

Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah “how”, bukan “what” atau ”why”. Dalam proses perubahan sikap, tampak bahwa sikap yang dapat berubah hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Hovland, Janis dan Kelley mengatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel yang penting, yaitu:

a. Perhatian b. Pengertian c. Penerimaan

Gambar I.1 Model S-O-R

Sumber : Effendy, 1993:254-255

Bagan I.1 menunjukkan bahwa perubahan sikap tergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan

Stimulus

Organism:

• Perhatian

• Pengertian

• Penerimaan


(22)

berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya, komunikan mengerti, setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.

Model ini bilamana dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan, yakni tentang tayangan Kick Andy dan Motivasi Pengembangan Diri di kalangan mahasiswa Fakultas Psikologi USU, dapat dirumuskan sebagai berikut:

Gambar I.2 Model S-O-R

Tayangan Kick Andy dan Motivasi Pengembangan Diri di Kalangan Mahasiswa Fakultas Psikologi USU

Gambar di atas menerangkan bahwa stimulus yang dimaksud adalah tayangan Kick Andy. Sedangkan mahasiswa Psikologi yang telah diberikan rangsangan oleh tayangan tersebut merupakan komunikan atau juga disebut dengan organism. Motivasi pengembangan diri merupakan efek atau response yang terjadi sebagai akibat dari komunikan menyaksikan tayangan Kick Andy.

Stimulus Tayangan Kick Andy

Organism

Mahasiswa Fakultas Psikologi USU

Respons

Adanya motivasi pengembangan diri setelah menonton tayangan Kick


(23)

I.6 Kerangka Konsep

Kerangka yaitu hasil pemikiran yang rasional, merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesis.

Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti, yaitu istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.

Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Adanya kerangka konsep dapat menuntun penelitian pada perumusan hipotesis (Nawawi, 1995:40).

I.6.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa Komunikasi

Komunikasi tidak pernah bisa lepas dari kehidupan manusia. Setiap bidang dalam kehidupan manusia dilakukan dengan komunikasi, baik verbal maupun nonverbal. Bahkan ketika manusia hendak berhubungan dengan orang lain pun menggunakan komunikasi.

Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Sebuah defenisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Siapa yang


(24)

menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya” (Cangara, 2004:18).

Dengan begitu di dalam berkomunikasi ada lima unsur yang tercakup, yaitu:

1. Komunikator

2. Pesan 3. Saluran

4. Komunikan

5. Efek

Berdasarkan paradigma Lasswell komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media/saluran dan menimbulkan efek (Effendy, 2001:10).

Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca/pendengar/penonton yang akan coba diraihnya dan efeknya terhadap mereka (Nurudin, 2003:1). Komunikasi massa dapat didefenisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan film (Cangara, 2004:36).

Komunikasi massa bersumber dari komunikator yang menyampaikan pesannya dengan menggunakan media massa yang ditujukan untuk masyarakat


(25)

luas. Jadi salah satu ciri dari komunikasi massa adalah pesan yang disampaikan

merupakan pesan yang mengandung kepentingan publik.

I.6.2 Televisi sebagai Media Komunikasi Massa

Istilah televisi terdiri dari dua suku kata, yaitu “tele” yang berarti jauh dan “visi” (vision) yang berarti penglihatan. Televisi adalah salah satu bentuk media komunikasi massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur-unsur kata, musik, dan sound effect, juga memiliki keunggulan yang lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang menimbulkan pesan mendalam bagi pemirsanya (Effendy, 1993:192).

Sedangkan menurut sosiolog Marshall Luhan, kehadiran televisi membuat dunia menjadi “Desa Global”, yaitu suatu masyarakat dunia yang batasannya diterobos oleh media televisi.

Televisi memiliki ciri-ciri antara lain:

• Berlangsungnya satu arah

• Komunikasi melembaga

• Pesannya bersifat umum

• Sasarannya menimbulkan keserempakan

• Komunikasinya bersifat heterogen

I.6.3 Motivasi Pengembangan Diri

Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu


(26)

(KBBI,2005:756). Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang ke arah suatu tujuan. Motivasi menjadi dorongan bagi seseorang agar

mau melaksanakan sesuatu

Kontak-kontak sosial membantu menciptakan dan mempertahankan motivasi. Kontak sosial yang dilakukan dengan orang lain melalui komunikasi dapat menciptakan suatu motivasi. Melalui komunikasi yang dilakukan, baik langsung maupun tidak langsung, akan memunculkan suatu dorongan di dalam diri individu atau golongan tersebut.

Definisi dari pengembangan diri adalah Individu-individu yang mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan-kemampuan mereka melalui usaha-usaha yang diarahkan oleh diri mereka sendiri. Untuk mengembangkan diri, seseorang dapat melakukan kegiatan-kegitan yang mampu memotivasi mereka untuk mengembangkan diri. Adapun contohnya adalah dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang menantang, membaca buku-buku, maupun dengan mendengarkan prestasi atau keberhasilan dari orang lain

maka diperlukan terlebih dahulu untuk mengenali diri sendiri, mengenali setiap potensi-potensi dan bahkan kekurangan-kekurangan yang dimiliki.

Dalam penelitian ini ditetapkan kerangka konsep metodologi penelitian dalam bentuk kelompok variabel, yaitu:

1. Variabel Bebas, yaitu sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang


(27)

unsur yang lain (Nawawi, 1995:56). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tayangan Kick Andy di Metro TV.

2. Variabel Terikat, yaitu sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas (Nawawi, 1995:57). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi pengembangan diri.

3. Karakteristik Responden, adalah nilai-nilai yang dimiliki oleh seseorang yang dapat membedakannya dengan orang lain, seperti: usia, jenis kelamin, pendidikan, penghasilan, pekerjaan, dan lain-lain.

I.7 Model Teoritis

Gambar I.3 Model Teoritis

±

I.8 Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka untuk memudahkan penelitian ini perlu dibuat operasional variabel-variabel terkait sebagai berikut:

Tayangan Kick Andy

Motivasi Pengembangan Diri


(28)

Tabel I.1

Variabel Operasional

Variabel Teoritis Variabel Operasional Variabel Bebas (X)

Tayangan Kick Andy

1. Isi acara

2. Waktu penayangan

3. Frekuensi penayangan

4. Durasi penayangan

5. Tokoh yang diundang

Variabel Terikat (Y) Motivasi Pengembangan Diri

1. Motivasi mengembangkan

pengetahuan

2. Motivasi mengembangkan keterampilan

3. Motivasi mengembangkan

kemampuan Variabel Antara

Karakteristik Responden

1. Usia

2. Jenis kelamin 3. Angkatan 4. Suku bangsa

5. Uang saku per bulan

I.9 Defenisi Operasional

Menurut Singarimbun (1995 : 46), defenisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksana bagaimana caranya mengukur suatu variabel.


(29)

Dalam penelitian ini, variabel-variabel dapat didefenisikan sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (X) tentang tayangan Kick Andy: a) Isi acara : bagaimana isi dari tayangan tersebut.

b) Waktu penayangan : waktu program acara tersebut ditayangkan (pagi,

siang, sore, malam hari).

c) Frekuensi penayangan : seberapa sering program acara tersebut

ditayangkan. Dalam hal ini Kick Andy ditayangkan setiap hari Jumat (live) dan Minggu (recoord).

d) Durasi : lamanya program acara tersebut ditayangkan.

e) Tokoh yang diundang : seseorang atau sekelompok orang yang dihadirkan

pada saat penayangan program acara untuk diwawancara. 2. Variabel Terikat (Y) peningkatan motivasi:

a) Motivasi mengembangkan pengetahuan : motivasi yang dialami penonton

untuk mengembangkan pengetahuan setelah menyaksikan tayangan Kick Andy.

b) Motivasi mengembangkan keterampilan : motivasi yang dialami penonton

untuk mengembangkan keterampilan setelah menyaksikan tayangan Kick Andy.

c) Motivasi mengembangkan kemampuan : motivasi yang dialami penonton

untuk mengembangkan kemampuan setelah menyaksikan tayangan Kick Andy.

3. Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden terdiri dari: a) Usia : tingkatan umur dari responden.


(30)

b) Jenis Kelamin : yaitu laki-laki dan perempuan.

c) Angkatan : yaitu tahun dimana responden dinyatakan diterima sah sebagai mahasiswa USU. Seluruh responden terdiri dari angkatan 2006, 2007, 2008.

d) Suku bangsa : suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya

mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan

garis keturunan

e) Uang saku per bulan : merupakan uang saku yang diberikan oleh orangtua atau jumlah pendapatan responden per bulan.

I.10 Hipotesis

Hipotesis diturunkan dari teori. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu fenomena dan atau pertanyaan penelitian yang dirumuskan setelah mengkaji suatu teori. Oleh sebab itu, rumusan hipotesis harus dalam bentuk pernyataan ilmiah atau proposisi, yaitu mengandung hubungan dua variabel atau lebih (Sudjana, 2000:11). Sekalipun demikian, pernyataan ilmiah yang sudah dibuat masih perlu diuji kebenarannya melalui data empiris, sebab pendapat yang terkandung dalam pernyataan tersebut masih dangkal.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

0

H : tidak terdapat hubungan antara tayangan Kick Andy di Metro TV dan

motivasi pengembangan diri

a

H : terdapat hubungan antara tayangan Kick Andy di Metro TV dan


(31)

BAB II

URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa

II.1.1 Komunikasi

Sebagai mahluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi.

II.1.1.1 Pengertian Komunikasi

Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Professor Wilbur Schramm menyebutnya bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi (Cangara,2004:1-2).

Salah satu persoalan di dalam memberi pengertian komunikasi adalah banyaknya defenisi yang telah dibuat oleh para pakar menurut bidang ilmunya. Hal ini disebabkan karena banyaknya disiplin ilmu yang telah memberi masukan terhadap perkembangan ilmu komunikasi, mislnya psikologi, sosiologi, antropologi, ilmu politik, ilmu manajemen, linguistik, matematika, ilmu elektronika, dan lain sebagainya.

Sebuah defenisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan


(32)

“Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya” (Cangara, 2004:17-18).

Steven mengajukan sebuah defenisi komunikasi yang lebih luas. Steven menyatakan bahwa komunikasi terjadi kapan saja suatu organisme memberi reaksi terhadap suatu objek atau stimuli.

Sebuah defenisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antarmanusia (human communication) bahwa: “komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antarsesama manusia melalui pertukaran informasi untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain serta mengubah sikap dan tingkah laku itu”.

Menurut M. Rogers, komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (Cangara,2004:18-19).

Ada banyaknya defenisi dari komunikasi membuat Fisher (1986) membuat 5 (lima) kategori dari defenisi yang berhasil ditemukannya. Kelima kategori itu adalah:

1) Defenisi yang memusatkan perhatian pada penyampaian atau pengoperan

2) Defenisi yang menempatkan komunikasi sebagai kontrol sosial

3) Defenisi yang memandang komunikasi sebagai fenomena stimuli-respons

4) Defenisi yang menekankan pada unsur kebersamaan arti

5) Defenisi yang melihat komunikasi sebagai integrator sosial


(33)

II.1.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi

a. Sumber

Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dan dokumen ataupun sejenisnya.

Bila diklasifikasikan, maka sumber dapat berbentuk:

a) Lembaga : universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, dan lain-lain.

b) Persona : rektor, dekan, direktur, dan lain-lain.

c) Nonlembaga/nonpersona : buku pedoman universitas, buku

pedoman fakultas, undang-undang dasar, dan lain-lain.

b. Komunikator

Dalam komunikasi, setiap orang ataupun kelompok dapat menyampaikan pesan-pesan komunikasi itu sebagai suatu proses, dimana komunikator dapat menjadi komunikan, dan sebaliknya komunikan dapat menjadi komunikator.

a) Penampilan

Seorang komunikator harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan komunikan. Penampilan sesuai dengan tata krama dan memperhatikan keadaan, waktu dan tempat.

b) Penguasaan Masalah

Seseorang yang tampil/ditampilkan sebagai komunikator haruslah betul-betul menguasai masalahnya. Dalam suatu


(34)

proses timbal balik, yang lebih menguasai masalah akan cenderung memenangkan tujuan komunikasi.

c) Penguasaan Bahasa

Komunikator harus menguasai bahasa dengan baik. Bahasa ini adalah bahasa yang digunakan dan dapat dipahami oleh komunikan. Tanpa penguasaan bahasa secara baik dapat menimbulkan kesalahtafsiran atau menimbulkan ketidakpercayaan terhadap komunikator.

c. Pesan

Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan ini mempunyai inti (tema) yang sebenarnya menjadi pengarah di dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat secara panjang lebar mengupas berbagai segi, namun inti pesan dari komunikasi akan selalu mengarah kepada tujuan akhir komunikasi itu.

d. Channel/Saluran

Channel adalah saluran penyampaian pesan, biasa juga disebut media. Media komunikasi dapat dikategorikan dalam dua bagian:

a) Media Umum

Media umum ialah media yang dapat digunakan oleh segala bentuk komunikasi, contohnya adalah radio CB, OHP, dan sebagainya.


(35)

Media massa adalah media yang digunakan untuk komunikasi missal. Disebut demikian karena sifatnya yang missal, misalnya: pers, radio, film, dan televisi.

e. Komunikasi

Komunikasi dapat digolongkan dalam tiga jenis, yakni persona, kelompok, dan massa. Dari segi sasarannya, maka komunikasi ditujukan/diarahkan ke dalam:

a) Komunikasi Persona

Komunikasi yang ditujukan kepada sasaran yang tunggal. Komunikasi persona efektivitasnya paling tinggi karena komunikasinya timbal balik dan terkonsentrasi.

b) Komunikasi Kelompok

Komunikasi yang ditujukan kepada kelompok tertentu. Bentuk-bentuk komunikasi kelompok adalah: ceramah, brifing, penyuluhan, indoktrinasi, penataran, dan lain-lain. Komunikasi kelompok lebih efektif dalam pembentukan sikap persona daripada komunikasi komunikasi massa, namun kurang efisien. Sebaliknya kurang efektif disbanding dengan komunikasi persona, tapi lebih efisien.

c) Komunikasi Massa

Komunikasi yang ditujukan kepada massa atau komunikasi yang menggunakan media massa. Komunikasi massa sangat efisien karena dapat menjangkau daerah yang luas dan audiensi yang praktis tak terbatas, namun komunikasi massa kurang


(36)

efektif dalam pembentukan sifat persona karena komunikasi massa tidak dapat langsung diterima oleh massa.

f. Efek

Efek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yakni sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Apabila sikap dan tingkah laku orang lain itu sesuai, maka itu berarti komunikasi berhasil, demikian juga sebaliknya. Efek ini sesungguhnya dapat dilihat dari:

a) Personal Opinion

Pendapat pribadi, hal ini dapat merupakan akibat/hasil yang diperoleh dari komunikasi. Personal opinion adalah sikap dan pendapat seseorang terhadap sesuatu masalah tertentu.

b) Public Opinion

Sering diartikan sebagai pendapat umum. Pengertiannya adalah penilaian sosial mengenai sesuatu hal yang penting dan berarti atas dasar pertukaran pikiran yang dilakukan individu secara sadar dan rasional. Public opinion mengandung nilai-nilai psikologis dalam rangka mengarahkan personal opinion.

c) Majority Opinion

Pendapat sebagian terbesar dari publik atau masyarakat. Jika berbicara tentang opini atau pendapat, maka kita sering mendengar opinion leader. Opinion Leader ialah orang yang secara informal membimbing dan mengarahkan suatu opini


(37)

tertentu kepada masyarakat. Opinion Leader merupakan tempat bertanya.

II.1.1.3 Fungsi dan Tujuan Komunikasi

a. Fungsi Komunikasi

Apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta, dan ide maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut:

a) Informasi, pengumpulan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta, pesan, opini, dan komentar yang dibutuhkan agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

b) Sosialisasi (pemasyarakatan), penyediaan sumber ilmu

pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif di dalam masyarakat.

c) Motivasi, menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek dan jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.

d) Perdebatan dan diskusi, menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau


(38)

menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti relevan yang diperkuat untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dengan masalah yang menyangkut kepentingan bersama.

e) Pendidikan, pengalihan ilmu pengetahuan dapat mendorong

perkembangan intelektual, pembentukan watak, serta membentuk keterampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

f) Hiburan, penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan imajinasi dari drama, tari, kesenian, kesusasteraan, music, olahraga, kesenagan kelompok, dan individu.

g) Integrasi, menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu

kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka dapat saling kenal dan mengerti serta menghargai kondisi pandangan dan keinginan orang lain.

b. Tujuan Komunikasi

Pada umumnya komunikasi mempunyai beberapa tujuan, antara lain:

a) Supaya yang kita sampaikan dapat dimengerti, sebagai

komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti apa yang kita maksudkan.


(39)

b) Memahami orang lain. Kita sebagai komunikator harus mengerti benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkan, jangan mereka menginginkan kemauannya.

c) Supaya gagasan dapat diterima orang lain. Kita harus berusaha agar gagasan kita dapat diterima orang lain dengan pendekatan persuasif bukan memaksakan kehendak.

d) Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu.

Menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan. Kegiatan yang dimaksud di sini adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara yang baik untuk melakukannya.

Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa komunikasi itu bertujuan: mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan, dan tindakan; setiap kali kita bermaksud mengadakan komunikasi maka kita perlu meneliti apa yang menjadi tujuan kita (Widjaja,2000:66-67)

II.1.1.4 Dampak Komunikasi

Kegiatan atau upaya komunikasi yang dilakukan tentu juga diharapkan menimbulkan suatu akibat atau hasil yang terjadi pada diri penerima yang sesuai dengan keinginan pihak sumber. Secara umum akibat atau hasil dari komunikasi ini dapat mencakup tiga aspek, sebagai berikut:


(40)

a. Aspek kognitif, yaitu yang menyangkut kesadaran dan pengetahuan.

Misalnya: menjadi sadar atau ingat, menjadi tahu atau kenal. b. Aspek afektif, yaitu menyangkut sikap atau perasaan/emosi.

Misalnya: sikap setuju/tidak setuju, perasaan sedih, gembira, perasaan benci, dan menyukai.

c. Aspek psikomotor, yaitu menyangkut perilaku/tindakan.

Misalnya: berbuat seperti apa yang disarankan atau berbuat sesuatu tidak seperti apa yang disarankan (menentang).

II.1.2 Komunikasi Massa

II.1.2.1 Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa melibatkan jumlah komunikan yang banyak, tersebar dalam area geografis yang luas, namun punya perhatian dan minat pada isu yang sama. Karena itu, agar pesan dapat diterima serentak pada waktu yang sama, maka digunakan media massa seperti surat kabar, majalah, radio, atau televisi. Komunikator dan komunikan serta antarkomunikan relatif tidak saling kenal secara pribadi, anonim, dan sangat heterogen (Vardiansyah,2004:33).

Defenisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Dari defenisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan televisi (dikenal


(41)

sebagai media elektronik); surat kabar dan majalah (disebut sebagai media cetak); serta media film. Film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop.

Defenisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh Gerbner. Menurut Gerbner (1967) “Mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies” (komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.

Defenisi komunikasi massa dari Meletzke memperlihatkan sifat dan ciri komunikasi massa yang satu arah dan tidak langsung sebagai akibat dari penggunaan media massa, juga sifat pesannya yang terbuka untuk semua orang. Dalam defenisi Meletzke, komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung atau satu arah pada publik yang tersebar. Istilah tersebar menunjukkan bahwa komunikan sebagai pihak penerima pesan tidak berada di satu tempat, tetapi tersebar di berbagai tempat.

Defenisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh Wright nampaknya merupakan defenisi yang lengkap, yang dapat menggambarkan karakteristik komunikasi massa secara jelas. Menurut Wright, bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak-carak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut: diarahkan pada khalayak yang relative besar, heterogen dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas; komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya yang besar.


(42)

Kompleksnya komunikasi massa dikemukakan oleh Severin & Tankard Jr., seperti yang disitir Komala, dalam Karlinah, dkk (1999), dalam bukunya Communication Theories: Origins, Methods, And Uses In The Mass Media yang defenisinya telah diterjemahkan oleh Uchjana sebagai berikut: “Komunikasi masa adalah sebagian keterampilan, sebagian seni dan sebagian ilmu. Ia adalah keterampilan dalam pengertian bahwa ia meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokoskan kamera televisi, mengoperasikan tape recorder atau mencatat ketika berwawancara. Ia adalah seni dalam pengertian bahwa ia meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti menulis skrip untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah atau menampilkan teras berita yang memikatbagi sebuah kisah berita. Ia adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikembangkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik”.

Rakhmat merangkum defenisi-defenisi komunikasi massa tersebut menjadi: “komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Ardianto,2004:3-7).

II.1.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa

Melalui defenisi komunikasi massa kita dapat mengetahui karakteristik komunikasi massa. Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut (Ardianto,2004:7-13):


(43)

a. Komunikator terlembaga

Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media cetak maupun elektronik. Berapa orang yang terlibat dalam proses komunikasi massa, berapa macam peralatan yang digunakan, dan berapa biaya yang diperlukan, sifatnya relatif. Namun yang pasti, komunikasi massa itu kompleks, tidak seperti komunikasi antarpersona yang begitu sederhana. b. Pesan bersifat umum

Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apa pun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan. Dengan demikian, kriteria pesan yang penting dan menarik itu mempunyai ukuran tersendiri, yakni bagi sebagian besar komunikan.

c. Komunikannya anonim dan heterogen

Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka.disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.


(44)

d. Media massa menimbulkan keserempakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikasi yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.

e. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan

Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi antarpersona, unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya, pada komunikasi massa, yang penting adalah unsur isi. Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.

f. Komunikasi massa bersifat satu arah

Komunikasi massa adalah komuniksi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpersona. Dengan demikian, komunikasi massa itu bersifat satu arah.

g. Stimulasi alat indra “terbatas”

Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya, adalah stimulasi alat indra yang “terbatas”. Dalam


(45)

komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar. Sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.

h. Umpan balik tertunda (delayed)

Komponen umpan balik atau yang lebih popular dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apa pun. Efektivitas komunikasi sering kali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan.

II.1.2.3 Fungsi Komunikasi Massa

Mengenai fungsi komunikasi massa, maka fungsinya adalah sebagai berikut (Effendy,2000:29-31):

a. Pengawasan (surveillance)

Fungsi pengawasan dapat dibagi menjadi dua jenis:

1) Pengawasan peringatan (warning or beware surveillance)

Pengawasan jenis ini terjadi jika media menyampaikan informasi kepada kita mengenai ancaman taufan, letusan gunung api, kondisi ekonomi yang mengalami depresi, meningkatnya inflasi, atau serangan militer. Peringatan ini dapat diinformasikan segera dan serempak, dapat pula diinformasikan ancaman dalam jangka waktu lama atau ancaman kronis.


(46)

Jenis ini berkaitan dengan penyebaran informasi yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Berita tentang film yang dipertunjukkan di bioskop setempat, harga barang kebutuhan di pasar, produk-produk baru, dan lain-lain adalah contoh-contoh pengawasan instrumental. b. Interpretasi (interpretation)

Yang erat sekali kaitannya dengan fungsi pengawasan adalah fungsi interpretasi media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Contoh yang paling nyata dari fungsi ini adalah tajuk rencana surat kabar dan komentar radio atau televisi siaran. Pada kenyataannya fungsi interpretasi ini tidak selalu berbentuk tulisan, ada kalanya juga berbentuk kartun atau gambar lucu yang bersifat sindiran.

c. Hubungan (linkage)

Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh saluran perorangan. Banyak contaoh mengenai hal ini, misalnya kegiatan periklanan yang menghubungkan kebutuhan dengan produk-produk penjual. Fungsi hubungan yang dimiliki media itu sedemikian berpengaruhnya kepada masyarakat sehingga dijuluki “public making” ability of the mass media atau kemampuan membuat sesuatu menjadi umum dari media massa. Hal ini erat kaitannya dengan perilaku seseorang, baik yang positif konstruktif maupun yang negative destruktif, yang apabila diberitakan oleh media massa, maka segera seluruh masyarakat mengetahuinya.


(47)

d. Sosialisasi

Bagi Dominick, sosialisasi merupakan transmisi nilai-nilai (transmission of values) yang mengacu kepada cara-cara di mana seseorang mengadopsi perilaku dan nilai-nilai dari suatu kelompok. Media massa menyajikan penggambaran masyarakat, dan dengan membaca, mendengarkan, dan menonton maka seseorang mempelajari bagaimana khalayak berperilaku dan nilai-nilai apa yang penting.

e. Hiburan (entertainment)

Bagi Dominick hiburan merupakan fungsi media massa. Mengenai hal ini memang jelas tampak pada televisi, film, dan rekaman suara. Media massa lainnya, seperti surat kabar dan majalah, meskipun fungsi utamanya adalah informasi dalam bentuk pemberitaan, rubrik-rubrik hiburan selalu ada, apakah itu cerita pendek, cerita panjang, atau cerita bergambar.

II.2 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa

Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Tayangan televisi dijejali hiburan, berita dan iklan.

Televisi mengalami perkembangan secara dramatis, terutama melalui pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program televisi kabel menjangkau seluruh pelosok negeri dengan bantuan satelit dan diterima langsung pada layar televisi di rumah dengan menggunakan wire atau microwave (wireless cables) yang membuka tambahan saluran televisi bagi pemirsa. Televisi tambah marak lagi setelah dikembangkannya Direct Broadcast Satrllite (DBS).


(48)

Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni member informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi. Pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi.

Ditinjau dari stimulasi alat indra, dalam radio siaran, surat kabar dan majalah hanya satu alat indra yang mendapat stimulus. Radio siaran dengan indra pendengaran, surat kabar dan majalah dngan indra penglihatan.

1. Audiovisual

Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audiovisual). Karena sifatnya yang audiovisual itu pula, maka acara siaran berita harus dilengkapi dengan gambar, baik gambar diam seperti foto, gambar peta (still picture), maupun film berita, yakni rekaman peristiwa yang menjadi topik berita. Penayangan film berita dalam siaran berita, selain untuk memanfaatkan karakteristik televisi, juga agar penonton memperoleh gambaran yang lengkap tentang berita yang disiarkan serta mempunyai keyakinan akan kebenaran berita.

2. Berpikir dalam gambar

Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi adalah pengarah acara. Bila ia membuat naskah acara atau membaca naskah acara, ia harus berpikir dalam gambar (think in picture). Begitu pula bagi seorang komunikator yang akan menyampaikan informasi, pendidikan atau persuasi, sebaiknya ia dapat melakukan berpikir dalam gambar. Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi


(49)

(visualization), yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Tahap kedua dari proses “berpikir dalam gambar” adalah penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.

3. Pengoperasian lebih kompleks

Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih. Dengan demikian media televisi lebih mahal daripada surat kabar, majalah dan radio siaran.

Pesan yang akan disampaikan melalui media televisi memerlukan pertimbangan-pertimbangan lain agar pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak sasaran. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah:

1. Pemirsa

Sesungguhnya dalam setiap bentuk komunikasi dengan menggunakan media apapun, komunikator akan menyesuaikan pesan dengan latar belakang komunikannya. Namun untuk komunikasi melalui media elektronik, khususnya televisi, faktor pemirs perlu mendapat perhatian lebih. Dalam hal ini komunikator harus memahami kebiasaan dan minat pemirsa baik yang termasuk kategori anak-anak, remaja, dewasa maupun orang-orang. Hal ini perlu, karena berkaitan dengan materi pesan dan jam penayangan.


(50)

2. Waktu

Setelah komunikator mengetahui minat dan kebiasaan tiap kategori pemirsa, langkah selanjutnya adalah menyesuaikan waktu penayangan dengan minat dan kebiasaan pemirsa. Faktor waktu menjadi bahan pertimbangan, agar setiap acara ditayangkan secra proporsional dan dapat diterima oleh khalayak sasaran atau khalayak yang dituju.

3. Durasi

Durasi berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam setiap penayangan acara. Durasi masing-masing acara disesuaikan dengan jenis acara dan tuntutan skrip atau naskah, yang paling penting bahwa dengan durasi tertentu, tujuan acara tercapai. Suatu acara tidak akan mencapai sasaran karena durasi terlalu singkat atau terlalu lama.

4. Metode penyajian

Fungsi utama televisi menurut khalayak pada umumnya adalah untuk menghibur, selanjutnya adalah informasi. Tetapi tidk berarti fungsi mendidik dan membujuk dapat diabaikan. Fungsi nonhiburan dan noninformasi harus tetap ada karena sama pentingnya bagi keperluan komunikator dan komunikan. Agar fungsi mendidik dan membujuk tetap ada, namun tetap diminati pemirsa, caranya adalah dengan mengemas pesan sedemikian rupa, yakni menggunakan metode penyajian tertentu dimana pesan nonhiburan dapat mengandung unsur hiburan.


(51)

II. 3 Teori S-O-R

Pada awalnya teori ini dikenal dengan teori Stimulus-Respon, akan tetapi kemudian DeFleur menambahkan organisme dalam bagiannya sehingga menjadi SOR. Unsur-unsur dasar dalam teori ini terdiri dari Stimulus yakni rangsangan atau dorongan berupa pesan, Organism yakni manusia atau seorang penerima (receiver). Response yaitu reaksi, efek, pengaruh atau tanggapan.

Teori stimulus-respons (R-S), atau yang dikenal dengan teori SOR adalah model komunikasi yang paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin ilmu Psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik. Model tersebut menggambarkan hubungan stimulus-respons (Mulyana, 2005:132).

Teori ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Dengan demikian seseorang dapat menjelaskan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience (Bungin, 2006:275).

Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari:

a) Stimulus (rangsangan) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti di sini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.

b) Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.


(52)

c) Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).

d) Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka

stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku).

Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement memegang peranan penting.

Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel yang penting, yaitu:

a) Perhatian, b) Pengertian, dan

c) Penerimaan.

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap (Effendy, 2003:255-256).

Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi


(53)

dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber (sources) misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat.

Dalam prinsip SOR secara gamblang dijelaskan tentang sebuah proses belajar dimana efek adalah suatu reaksi khusus yang timbul akibat stimulus tertentu. Artinya bahwa orang-orang dapat memprediksi ketertarikan yang erat antara pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa terhadap reaksi yang akan muncul dalam diri penerima (receiver) akibat pesan tersebut (Amir, 2006:55).

Teori SOR ini bilamana dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan, yakni tentang tayangan Kick Andy dan Motivasi Pengembangan Diri di kalangan mahasiswa Fakultas Psikologi USU, maka:

a. Stimulus atau pesannya adalah tayangan Kick Andy di Metro TV yang

hadir setiap hari Jumat dan ditayangkan ulang pada hari Minggu.

b. Organism atau komunikannya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi

USU stambuk 2006-2008.

c. Stimulus atau efeknya adalah adanya perubahan yang dialami oleh

komunikan atau mahasiswa Fakultas Psikologi USU stambuk 2006-2008. Dalam hal ini perubahan yang dimaksud adalah adanya motivasi pengembangan diri yang dirasakan oleh komunikan setelah menyaksikan tayangan Kick Andy tersebut.

Acara Kick Andy yang hadir di Metro TV setiap hari Jumat dan Minggu ini menghadirkan nara sumber dari berbagai golongan usia, status ekonomi dan dari berbagai keterbatasan fisik yang dialami. Dengan menghadirkan nara sumber


(54)

yang kemudian menceritakan pengalaman pribadi yang dialaminya, memberikan satu pembelajaran bagi setiap orang yang mendengarkannya. Keterbatasan yang dimiliki oleh seseorang tidak membatasi dirinya untuk kemudian berprestasi menghasilkan sesuatu yang berguna bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.

Pengalaman yang diceritakan oleh narasumber dalam tayangan tersebut kemudian memberikan efek bagi para penonton yang menyaksikan tayangan tersebut. Dalam penelitian ini, penonton atau komunikan yang diteliti adalah mahasiswa Fakultas Psikologi satambuk 2006-2008. Sedangkan efek yang ditimbulkan tayangan Kick Andy tersebut yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah adanya motivasi pengembangan diri yang dirasakan oleh komunikan.

II.4 Motivasi Pengembangan Diri

Perilaku manusia ditimbulkan atau dimulai dengan adanya motivasi. Banyak psikolog memakai istilah yang berbeda-beda dalam menyebutkan sesuatu yang menimbulkan perilaku tersebut. Ada yang menyebut sebagai motivasi (motivation) atau motif, kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish), dan dorongan (drive).

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Tiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang tersebut; kekuatan pendorong inilah yang disebut motivasi (Rismawaty,2008:49).

Motivasi adalah daya pendorong dari keinginan kita agar terwujud. Motivasi adalah sebuah energi pendorong yang berasal dari dalam sendiri. Energi


(55)

pendorong dari dalam agar apapun yang kita inginkan dapat terwujud. Motivasi erat sekali hubungannya dengan keinginan dan ambisi, bila salah satunya tidak

ada, motivasi pun tidak akan timbul

Pada dasarnya segala sesuatu itu mesti tumbuh dan berkembang. Jika tidak maka ia akan layu dan mati. Demikian juga dengan manusia. Kita perlu dan harus terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri agar bisa tetap bertahan hidup, tumbuh dan berkembang di tengah dunia yang makin hari makin cepat perubahan

dan perkembangannya ini

Bagi kebanyakan orang pengembangan diri masih merupakan kata yang abstrak. Dari sekian banyak pengertian mengenai pengembangan diri, dapat disimpulkan bahwa pengembangan diri dimulai dari pengetahuan tentang:

1. Siapa diri kita

2. Apa yang kita mau dan tujuan kita

3. Apa yang kita punya untuk mencapai tujuan itu

Tiga hal ini menjadi peta dasar untuk pengembangan diri. Untuk mencapai apa yang kita mau kita harus tahu siapa diri kita dan apa yang kita punya untuk mencapai tujuan itu. Dari sana kita bisa menyiapkan diri dengan belajar, berusaha,

dan bekerj

Pengembangan diri adalah pengembangan keseluruhan potensi diri yang mencakup aspek/ranah (Rismawaty, 2008:37-38):

a. Kognitif, yang merujuk pada pengayaan pengasahan otak agar kita

menjadi ‘melek’ berpikir, ‘melek’ teknologi yang merupakan kemampuan substansial dalam kehidupan kita kini dan masa mendatang.


(56)

b. Afektif, yang merujuk pada pengayaan, pengasahan kemampuan berpikir kreatif, motivasi, disiplin, kepercayaan diri, meminimalkan/mengendalikan rasa takut dan kuatir, mengelola stres, ketangguhan diri, aktualisasi diri, tanggung jawab nilai, norma yang kalau semuanya itu direkatkan pada diri kita maka akan memberi kontribusi yang amat bermakna.

c. Psikomotorik, yang merujuk pada pengayaan, pengasahan kemampuan,

keterampilan motorik.

d. Interaktif, yang merujuk pada pengayaan, pengasahan kemampuan

beradaptasi dalam segala situasi, kemampuan berkomunikasi, negosiasi yang amat dituntut dalam kegiatan-kegiatan bisnis serta kegiatan jasa lainnya.


(57)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Psikologi yang terletak di Jalan Dr.Mansyur No.7 Medan. Berbagai data mengenai Fakultas Psikologi peneliti dapatkan dari buku “1 Tahun Psikologi USU”, diskusi dengan mahasiswa Psikologi USU, dan informasi dari bagian kemahasiswaan. Ada pun data-data yang peneliti dapatkan adalah sebagai berikut :

III.1.1 Sejarah Fakultas Psikologi

Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang baru berdiri di Universitas Sumatera Utara. Sebelumnya, Psikologi merupakan sebuah program studi berada di bawah naungan fakultas Kedokteran.

Program studi Psikologi di Universitas Sumatera Utara pertama sekali berdiri pada tahun 1999 melalui Surat Keputusan No. 116/DIKTI/Kep/1999 tentang Pembentukan Program Studi Psikologi di Universitas Sumatera Utara. Setelah dikeluarkannya surat keputusan oleh DIKTI (Dinas Pendidikan Tingkat Tinggi), maka maka rector Universitas Sumatera Utara pun mengeluarkan Surat Keputusan No. 588/JO5/SK/KP/1999 untuk membentuk Tim Persiapan Program Studi Psikologi yang berada di bawah koordinasi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Pada tahun ajaran 1999/2000, Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara menerima mahasiswa angkatan pertama untuk Program Pendidikan Sarjana Strata-1 melalui Ujian Masuk Perguruan


(58)

Tinggi Negeri (UMPTN). Angkatan 1999 merupakan angkatan pertama di Psikologi USU dan pada tahun akademik 2003/2004 mulai menghasilkan lulusan sarjana psikologi yang pertama sekali.

Pada tahun 2005 program studi Psikologi mendapatkan akreditasi. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi mengeluarkan Sertifikat Akreditasi Nomor: 07088/Ak-VIII-S1-001/USUCZI/I/2005 yang menyatakan bahwa program studi Psikologi Fakultas Kedokteran USU terakreditasi dengan Peringkat B (baik).

Maret 2007 merupakan langkah awal dari usaha untuk mendirikan Fakultas Psikologi USU. Hal ini ditandai dengan diajukannya proposal pendirian Fakultas Psikologi kepada Rektor USU. Usaha ini membuahkan hasil dengan dikeluarkannya surat keputusan rektor USU tentang pembentukan Fakultas Psikologi USU. Hingga akhirnya pada tanggal 17 November 2007, Fakultas Psikologi resmi dibuka.

III.1.2 Visi dan Misi Fakultas Psikologi

Selayaknya sebuah instansi pada umumnya, secara khusus lembaga dalam bidang pendidikan Fakultas Psikologi juga memiliki Visi dan Misi, yaitu:

Visi

Pusat pengembangan Ilmu Psikologi di Sumatera. Misi

Menghasilkan ilmuwan dan praktisi di bidang psikologi yang kompeten di dalam penanganan masalah-masalah psikologi dan penelitian kajian psikologi untuk pengembangan ilmu.


(59)

III.1.3 Fasilitas Fakultas Psikologi Adapun fasilitas yang dimiliki adalah:

a) Tahun 1999-2002

Bergabung di Fakultas Kedokteran USU lantai 3 jalan Dr. Mansyur No.5 Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan fasilitas:

1) Dua ruangan kuliah

2) Satu ruangan administrasi merangkap ruang dosen dan ruang rapat 3) Satu ruang unit pelayanan Psikologi.

b) Tahun 2002-sekarang

Memiliki areal kampus sendiri (eks Rumah Sakit Mata Pirngadi Medan) jalan Dr. Mansyur No.7A USU Medan, dengan fasilitas:

1) Tujuh ruangan pejabat dekanat dan administrasi

2) Enam ruangan departemen

3) Empat ruangan unit pelayanan Psikologi 4) Satu ruangan redaksi jurnal

5) Satu ruangan sistem informasi 6) Satu ruangan perpustakaan

7) Enam ruangan kuliah

8) Enam ruangan praktikum

9) Satu ruangan sidang skripsi 10) Kantin

11) Mushola

12) Ruangan pengurus kemahasiswaan


(60)

14) Gudang 15) Lobbi

III.1.4 Jajaran Struktural Fakultas Psikologi

Jajaran struktural Fakultas Psikologi USU tahun 2009 adalah sebagai berikut:

Tabel III.1

Jajaran struktural Fakultas Psikologi USU tahun 2009

1. Prof. dr. Chairul Yoel, Sp.A(K) Dekan

2. Prof. Dr. Irmawati, psikolog Pembantu Dekan I

3. Lili Garliah, M.Si, psikolog Pembantu Dekan II

4. Ferry Novliadi, M.Si Pembantu Dekan III

5. Sri Supriyantini, M.Si, psikolog Ketua Program Studi Sarjana

6. Gustiarti Leila, M.Psi., psikolog Ketua Departemen Psikologi

Industri dan Organisasi

7. Siti Zahreni, M.Psi., psikolog Sekretaris Departemen Psikologi

Industri dan Organisasi

8. Josetta MRT, M.Si., psikolog Ketua Departemen Psikologi

Klinis

9. Juliana Irmajanti Saragih, M.Psi.,

psikolog

Sekretaris Departemen Psikologi Klinis

10. Desvi Yanti Mukhtar, M.Si., psikolog Ketua Departemen Psikologi

Pendidikan


(61)

Pendidikan

12. Eka Ervika, M.Si., psikolog Ketua Departemen Psikologi

Perkembangan

13. Ade Rahmawati, M.Psi., psikolog Sekretaris Departemen Psikologi

Perkembangan

14. Rika Eliana, M.Si., psikolog Ketua Departemen Psikologi

Sosial

15. Ridhoi Meilona, M.Si Sekretaris Departemen Psikologi

Sosial

16. Lili Garliah, M.Si Ketua Departemen Psikologi

Umum dan Eksperimen

17. Etti Rahmawati, M.Si Sekretaris Departemen Psikologi

Umum dan Eksperimen

18. Prof. Dr. Irmawati, psikolog Koordinator Program Pendidikan

Profesi Psikologi Jenjang Megister (P4JM)

19. Fasti Rola, M.Psi., psikolog Sekretaris Program Pendidikan

Profesi Psikologi Jenjang Megister (P4JM)

20. Gustiarti Leila, M.Psi., psikolog Ketua Program P4JM

Kekhususan Psikologi Industri dan Organisasi

21. Eka Ervika, M.Si., psikolog Ketua Program P4JM


(62)

Anak

22. Rodiatul Hasanah, M.Si., psikolog Ketua Program P4JM

Kekhususan Psikologi Klinis Dewasa

23. Sri Supriyantini, M.Si., psikolog Ketua Program P4JM

Kekhususan Psikologi Pendidikan

24. Ari Widiyanta, M.Si., psikolog Koordinator Umum pada Pusat

Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M)

25. Arliza Juairiani, M.Si., psikolog Ketua Bidang Penelitian,

Pengadaan Buku dan Alat Tes Psikologi pada P3M

26. Wiwiek Sulistyaningsih, M.Si., psikolog

Ketua Bidang Pengabdian Pada Masyarakat pada P3M

27. Dr. Namora Lumongga Lubis Kepala Perpustakaan

28. Filia Dina Anggaraeni, M.Pd Kepala Sistem Informasi

29. Raras Sutatminingsih, M.Si., psikolog Kepala Penerbitan dan Jurnal

30. Elvi Andriani, M.Si., psikolog Wakil Kepala Penerbitan dan

Jurnal

31. Etti Rahmwati, M.Si Kepala Laboratorium

32. Drs. Iskandar Muda Pelaksanaan Tugas Bagian

Administrasi Kepegawaian

33. Aswan, SE Pelaksanaan Tugas Bagian


(63)

34. Suhanto Pelaksanaan Tugas Bagian Administrasi Keuangan/PUMC

35. Titiek Herijati, S.Sos Pelaksanaan Tugas Administrasi

Keuangan P4JM

36. Arie Hariani, Amd Staf Subbagian Administrasi

Akademik

37. Rubini Sari Nasution, M.Pd Staf Subbagian Perlengkapan

38. Devi Maya Fita Sari, SH Staf Subbagian Administrasi

Kemahasiswaan

39. Ronal, Amd Staf pada Unit Sistem Informasi

40. Adhaini Aritha, MS Staf pada Unit Perpustakaan

41. Gozali Achmad, Amd Staf Sekretaris P4JM

42. Harsono Petugas Piket Administrasi

Perkuliahan

43. Rahmat Eko Syahputra Petugas Piket Administrasi

Perkuliahan

44. Hendra Petugas Kurir/Pengantar Surat

45. Juliana Petugas Pantry

46. Muhammad Fatoni Petugas Kebersihan Kebun

47. Syahrial Siregar Petugas Jaga Malam/Keamanan

48. Endang Azhari Petugas Jaga Malam/Keamanan

49. Hari Samudra Petugas Jaga Malam/Keamanan

50 Mujiono Petugas Jaga Malam/Keamanan


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Baron, Robert A, Donn Byrne. 2004. Psikologi Sosial. Erlangga, Jakarta. Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. Kencana, Jakarta.

Cangara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Effendy, Onong Uchana. 2001. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya, Bandung.

___________________ . 1993. Dinamika Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

____________________ . 1990. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Citra Aditya Bakti,Bandung.

Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana, Jakarta. Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Media Televisi.

Rineka Cipta, Jakarta.

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Nurudin. 2003. Komunikasi Massa. Cespur, Malang.

Nawawi, Hadari. 1995. Metode Penelitian Bidang Ilmu Sosial. Gajah Mada Press, Yogyakarta

_____________________ 1991. Metode Penelitian Bidang Ilmu Sosial. Gajah Mada Press, Yogyakarta.

Norwood, Michael. 2005 . Akulah Pemenang!. Saujana, Yogyakarta.

Purba, Amir, dkk.2006. Pengantar Ilmu Komunikasi.Pustaka Bangsa Press, Medan.

Rismawati, 2008. Etika Kepribadian. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survey. LP3ES, Jakarta.

Sudjana, Hana dan Awal Kusumah. 2000. Proposal Penelitian di Perguruan


(2)

Jurnal:


(3)

KUISIONER

Tayangan Kick Andy di Metro TV dan Motivasi Pengembngan Diri Petunjuk Pengisian:

1. Kuisioner ini semata-mata untuk keperluan akademis atau penelitian 2. Baca dan jawablah semua pertanyaan secara teliti dan jujur

3. Berilah tanda silang (X) atau contreng (√) untuk jawaban yang Anda anggap benar

4. Nomor responden dan kode di sebelah kanan lembar kuisioner diisi oleh peneliti, Anda diminta untuk mengabaikannya.

Nomor Responden

1 2 I. Identitas Responden

1) Usia: ………tahun 3

2) Jenis kelamin:

a. Laki-laki b. Perempuan 4 3) Angkatan/stambuk:

a. 2006 c. 2008 5

b. 2007 4) Suku bangsa:

a. Batak d. Nias 6

b. Aceh e. Melayu

c. Jawa f.lain-lain: sebutkan…………

5) Jumlah uang saku per bulan:

a. < Rp 500.000,00 c. > Rp 1.000.000,00 7 b. Rp 500.000,00 - Rp 1.000.000,00

II.Variabel Bebas: Tayangan Kick Andy di Metro TV

6) Apakah Anda sering menonton tayangan Kick Andy yang ditayangkan oleh stasiun televisi Metro TV?


(4)

a. Sangat sering (≥ 13 kali) c. Kurang sering (8-10 kali)

b. Sering (10-12 kali) d. Tidak sering (5-7 kali) 8 7) Apakah menurut Anda, materi yang disampaikan dalam tayangan Kick

Andy di Metro TV menarik untuk disaksikan?

a. Sangat menarik c. Kurang menarik 9

b. Menarik d. Tidak menarik

8) Apakah pesan yang disampaikan dalam tayangan Kick Andy di Metro TV dapat memotivasi Anda untuk mengembangkan diri?

a. Sangat termotivasi c. Kurang termotivasi b. Termotivasi d. Tidak termotivasi 10 9) Menurut Anda, apakah waktu penayangan acara Kick Andy di Metro TV

sudah tepat?

a. Sangat tepat c. Kurang tepat

b. Tepat d. Tidak tepat 11

10) Apakah Anda menrasa terganggu dengan jam tayang acara Kick Andy di Metro TV yang hadir pada pukul 21.00 sampai dengan 22.30 WIB?

a. Sangat terganggu c. Kurang terganggu b. Terganggu d. Tidak terganggu 12 11) Menurut Anda, sudah tepatkah hari penayangan acara Kick Andy di Metro

TV yang ditayangkan pada hari Jumat dan tayang ulang pada hari Minggu?

a. Sangat tepat c. Kurang tepat

b. Tepat d. Tidak tepat 13

12) Apakah Anda merasa frekuensi penayangan acara Kick Andy di Metro TV (satu kali siaran langsung dan satu kali siaran ulangan) sudah sesuai atau tidak sesuai?

a. Sangat sesuai c. Kurang sesuai

b. Sesuai d. Tidak sesuai 14

13) Menurut Anda, perlu atau tidak perlukah frekuensi penayangan acara Kick Andy di Metro TV ditambah?

a. Sangat perlu c. Kurang perlu 15


(5)

14) Apakah Anda setuju atau tidak setuju dengan durasi penayangan program acara Kick Andy di Metro TV yang hadir selama 90 menit?

a. Sangat setuju c. Kurang setuju

b. Setuju d. Tidak setuju 16

15) Apakah menurut Anda, penayangan acara Kick Andy di Metro TV yang berdurasi 90 menit sudah mampu memotivasi Anda untuk mengembangkan diri?

a. Sangat mampu memotivasi c. Kurang memotivasi 17 b. Mampu memotivasi d. Tidak mampu memotivasi 16) Setujukah Anda bahwa narasumber yang diundang pada saat penayangan

acara Kick Andy di Metro TV kurang kredibel atau kurang dapat dipercaya?

a. Sangat setuju c. Kurang setuju

b. Setuju d. Tidak setuju 18

17) Apakah narasumber yang diundang pada saat penayangan acara Kick Andy di Metro TV mempengaruhi keinginan Anda untuk menyaksikan tayangan tersebut?

a. Sangat mempengaruhi c. Kurang mempengaruhi b. Mempengaruhi d. Tidak mempengaruhi 19 18) Apakah pengalaman pribadi yang diceritakan oleh narasumber yang

diundang untuk menjadi narasumber mampu memotivasi Anda untuk mengembangkan diri?

a. Sangat mampu memotivasi c.Kurang mampu memotivasi

b. Mampu memotivasi d. Tidak mampu memotivasi 20

III. Variabel Terikat: Motivasi Pengembangan Diri

19) Apakah setelah menyaksikan tayangan Kick Andy menambah/mengembangkan pengetahuan Anda?

a. Sangat menambah pengetahuan

b. Menambah pengetahuan 21 c. Kurang menambah pengetahuan


(6)

20)

termotivasi untuk menambah/mengembangkan pengetahuan Anda? a. Sangat termotivasi c. Kurang termotivasi b. Termotivasi d. Tidak termotivasi 22 21) Apakah Anda menyadari bahwa Anda memiliki keterampilan yang bisa

Anda kembangkan di dalam diri Anda?

a. Sangat menyadari c. Kurang menyadari b. Menyadari d. Tidak menyadari 23 22) Apakah tayangan Kick Andy di Metro TV mampu mengingatkan Anda

bahwa Anda memiliki keterampilan di dalam diri Anda yang dapat dikembangkan?

a. Sangat mampu c. Kurang mampu

b. Mampu d. Tidak mampu 24 23) Apakah Anda termotivasi untuk mengembangkan keterampilan yang Anda

miliki setelah menyaksikan tayangan Kick Andy di Metro TV? a. Sangat termotivasi c. Kurang termotivasi b. Termotivasi d. Tidak termotivasi 25 24) Menurut Anda, apakah kemampuan atau potensi yang dimiliki narasumber

yang dihadirkan dalam acara Kick Andy mampu memberikan inspirasi bagi Anda untuk mengembangkan diri?

a. Sangat mampu c. Kurang mampu

b. Mampu d. Tidak mampu 26

25) Apakah Anda termotivasi untuk mengembangkan kemampuan yang Anda miliki setelah menyaksikan tayangan Kick Andy di Metro TV?

a. Sangat termotivasi c. Kurang termotivasi

b. Termotivasi d. Tidak termotivasi 27 26) Apa saran dan harapan Anda terhadap tayangan Kick Andy yang

ditayangkan di Metro TV tersebut?

……… ………


Dokumen yang terkait

Tayangan The Golden Ways dan Motivasi Diri (Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan The Golden Ways di Metro TV terhadap Peningkatan Motivasi Diri pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area)

0 45 118

Tayangan Mario Teguh The Golden Ways dan Motivasi Pengembangan Diri (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Mario Teguh The Golden Ways di Metro TV Terhadap Motivasi Pengembangan Diri di Kalangan Mahasiswa Fakultas Psikologi USU).

1 39 173

Motivasi Menonton Dan Tayangan Just Alvin Di Metro TV (Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan Just Alvin di Metro TV Terhadap Motivasi Menonton Mahasiswa FISIP USU )

2 45 118

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

2 38 89

Analisis program acara Kick Andy di Metro TV

22 128 84

PROSES PRODUKSI ACARA “KICK ANDY” METRO TV JAKARTA

2 7 101

Analisis Percakapan dalam Acara Kick Andy di Metro TV: Suatu Tinjauan Pragmatik.

0 0 7

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PROGRAM ACARA KICK ANDY DI METRO TV (Studi deskriptif kuantitatif tentang sikap masyarakat Surabaya terhadap program acara Kick Andy di Metro TV episode Mari Berbisnis Di Usia Muda).

0 0 102

MOTIF MAHASISWA SURABAYA MENONTON TALK SHOW KICK ANDY DI METRO TV (Studi Deskriptif Tentang Motif Mahasiswa Surabaya Dalam Menonton Talk Show Kick Andy Di Metro TV).

1 1 92

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PROGRAM ACARA KICK ANDY DI METRO TV (Studi deskriptif kuantitatif tentang sikap masyarakat Surabaya terhadap program acara Kick Andy di Metro TV episode Mari Berbisnis Di Usia Muda)

0 0 28