Klasifikasi Model dalam Metode ARIMA Box-Jenkins

terikat atau berhubungan satu sama lain secara statistik maka metode ini akan bekerja dengan baik. Metode ARIMA dinotasikan sebagai : ARIMA p, d, q dengan, p = orde atau derajat autoregressive AR d = orde atau derajat differencing pembedaan dan q = orde atau derajat moving average MA. Dan untuk model ARIMA musiman dinotasikan sebagai : ARIMA p, d, q P, D, Q s dengan, P, D, Q merupakan bagian yang musiman dari model P = orde atau derajat autoregressive AR D = orde atau derajat differencing pembedaan dan Q = orde atau derajat moving average MA. s = jumlah periode permusim.

2.2.2.1 Klasifikasi Model dalam Metode ARIMA Box-Jenkins

Model Box-Jenkins ARIMA dibagi kedalam 3 kelompok, yaitu model autoregressive AR, moving average MA, dan model campuran ARIMA autoregressive moving average yang mempunyai karakteristik dari dua model pertama Hendranata 2003. 1. Autoregressive Model AR Bentuk umum model autoregressive dengan ordo p ARp atau model ARIMA p,0,0 dinyatakan sebagai berikut: dengan, μ = suatu konstanta = parameter autoregresif ke-p Universitas Sumatera Utara e t = nilai kesalahan pada saat t 2. Moving Average Model MA Bentuk umum model moving average ordo q MAq atau ARIMA 0,0,q dinyatakan sebagai berikut: dengan, μ = suatu konstanta θ 1 sampai θ q adalah parameter-parameter moving average e t-k = nilai kesalahan pada saat t – k 3. Model campuran a. Proses ARMA Model umum untuk campuran proses AR1 murni dan MA1 murni, misal ARIMA 1,0,1 dinyatakan sebagai berikut: atau AR1 MA1 dengan, B = backward shift b. Proses ARIMA Apabila nonstasioneritas ditambahkan pada campuran proses ARMA, maka model umum ARIMA p,d,q terpenuhi. Persamaan untuk kasus sederhana ARIMA 1,1,1 adalah sebagai berikut: pembedaan AR1 MA1 pertama Universitas Sumatera Utara c. Model ARIMA dan Faktor Musiman Musiman didefinisikan sebagai suatu pola yang berulang-ulang dalam selang waktu yang tetap. Untuk data yang stasioner, faktor musiman dapat ditentukan dengan mengidentifikasi koefisien autokorelasi pada dua atau tiga time-lag yang berbeda nyata dari nol. Autokorelasi yang secara signifikan berbeda dari nol menyatakan adanya suatu pola dalam data. Untuk mengenali adanya faktor musiman, seseorang harus melihat pada autokorelasi yang tinggi. Secara aljabar adalah sederhana tetapi dapat berkepanjangan. Oleh sebab itu, untuk tujuan ilustrasi diambil model umum ARIMA 1,1,11,1,1 4 sebagai berikut. 2.15 Seluruh faktor dapat dikalikan dan model umum tersebut dapat ditulis dalam bentuk yang disebut “bentuk terurai”. Perkalian pada persamaan 14 menghasilkan persamaan sebagai berikut. 2.16

2.2.3 Tahapan Metode ARIMA

Dokumen yang terkait

Peramalan Nilai Tukar Mata Uang Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat Tahun 2014 dengan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Model Backpropagation

9 94 77

Prediksi Trend Foreign Exchange Euro Terhadap Dollar Amerika Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

5 50 94

Analisis peramalan pendaftaran siswa baru menggunakan metode seasonal arima dan metode dekomposisi: studi kasus lembaga bimbingan belajar SSC Bintaro

9 57 94

Peramalan Kurs Rupiah terhadap Dolar dengan Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik

0 6 49

PERBANDINGAN METODE ARIMA (BOX-JENKINS) DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN (JST) BACKPROPAGATION SEBAGAI METODE PERAMALAN RATA-RATA TEMPERATUR BUMI.

3 6 34

PERBANDINGAN METODE GRADIENT DESCENT DAN GRADIENT DESCENT DENGAN MOMENTUM PADA JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DALAM PERAMALAN KURS TENGAH RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA.

0 1 14

PEMODELAN FORECASTING CONTAINER THROUGHPUT DENGAN METODE ARIMA-BOX JENKINS, JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN HYBRIDA ARIMA-BOX JENKINS-JARINGAN SYARAF TIRUAN

0 0 6

Prediksi Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Indonesia dengan Menggunakan Metode ARIMA Box-Jenkins dan Jaringan Syaraf Tiruan

0 0 8

Peramalan Nilai Tukar (Kurs) Rupiah Terhadap Dolar Tahun 2017 dengan Menggunakan Metode Arima Box-Jenkins

0 7 9

Menentukan tingkat perbandingan optimal parameter metode jaringan syaraf tiruan Backpropagation dan metode deret berkala Box jenkins (arima) sebagai metode peramalan curah hujan (studi kasus: data curah Hujan BMKG Makassar) - Repositori UIN Alauddin Makas

0 2 88