Mayoritas warga masyarakat Jati Bening khususnya di Rw 002 melakukan pernikahan pada usia muda yang relatif muda dan hal ini menjadikan
kebiasaan penduduk setempat. Didasari oleh berbagai macam faktor yaitu, Pertama,
Ekonomi yaitu dalam sebuah keluarga yang berekonomi lemah memposisikan anak sebagai beban dalam keluarganya oleh karena itu
anak yang berusia di atas lima belas tahun segera di nikahkan, dengan begitu beban orang tua menjadi lebih ringan.
Kedua, Pendidikan. Tingkat pendidikan yang rendah mendominasi
setiap warga kelurahan jati bening yang rata-rata hanya menyelesaikan pendidikan tingkat dasar saja. Jadi tingkat kedewasaan secara emosional dan
pemahaman mereka akan sesuatu dapat dikatan rendah dan sangat terbatas. Dan yang Ketiga adalah motifasi yang berasal dari orang tua atau dari
anak itu sendiri. Dorongan dari orang tua banyak terjadi untuk mendorong anaknya untuk segera menikah jika mengetahui anaknya sudah mempunyai
pasangan,karna menurut mereka jika di biarkan lama berpasangan timbul kehawatiran akan terjadi perbuatan negatif yang melanggar Agama. Dan bagi
anak itu yang melakukan pernikahan dengan keinginan sendiri hanya untuk menyalurkan kebutuhan biologisnya saja dengan cara yang sah.
B. Maksud dan Tujuan Pernikahan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadits
Islam menilai bahwa pernikahan mempunyai tempat dan kedudukan yang suci dan mulia,oleh karena itu banyak sekali ayat-ayat Al-qur’an dan
Haditsyang menganjurkan untuk menikah bagi mereka-mereka yang telah memenuhi ketentuan-ketentuan yang ada di antara mereka, Surat Ar-Rum
ayat 21 : ☯
☺ ⌧
Artinya: “
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berfikir.”
QS.Ar-Rum: 21. Rumah tangga atau keluarga adalah satu unit masyarakat terkecil dari
suatu masyarakat yang terdiri dari Ayah, Ibu dan Anak, ataupun anggota keluarga yang lainya.
7
Membina rumah tangga merupakan sunnatullah, yang di awali dengan mengikat kedua bani adam, pria dan wanita dengan akad
nikah, yaitu ijab dan qabul dengan tata cara sesuai dengan ajaran Allah. Didalam Hadits pun di jelaskan tentang anjuran menikah bagi orang
yang sudah mampu, yaitu sesuai dengan Hadits Nabi SAW yang di riwayatkan oleh Imam Bukhari :
Artinya: “Wahai segenap pemuda, barang siapa yang mampu memikul beban keluarga hendaklah kawin. Sesungguhnya perkawinan itu lebih
meredam gejolak mata dan nafsu seksual, tetapi barang siapa yang
7
M. Fauzil Adhim, Indahnya Pernikahan Dini, Jakarta : Gema Insani Press. 2002 , h. 28
belum mampu hendaklah dia berpuasa karena puasa itu benteng penjagaan baginya.”
8
Adapun tujuan membina rumah tangga dalam Islam, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hidup cinta mencintai dan kasih mengasihi.
2. Membina kehidupan keluarga yang tenang dan bahagia.
3. Melanjutkan dan memelihara keturunan.
4. Bertaqwa kepada Allah SWT, dan membentengi diri dari
perbuatan maksiat. 5.
Membina hubungan kekeluargaan dan mempererat silaturrahim antar keluarga.
9
Menurut ajaran Islam ketenangan hati dan kehidupan yang aman damai adalah hakekat pernikahan Muslim yang di sebut sakinah. Untuk hidup
bahagia dan sejahtera manusia membutuhkan ketenagan hati dan jiwa yang aman damai. Tanpa ketenagan dan keamanan hati, banyak masalah tidak
terpecahkan,apalagi kehidupan keluarga yang anggotanya adalah manusia- manusia hidup dengan segala cita dan citranya. Disini jelas bahwa pernikahan
pertama-tama berpungsi sebagai ibadah atau taat kepada Allah dan Rasul Nya, dan setiap orang yang akan menempuh mahligai rumah tangga bagi
8
H. R. Bukhari
9
M. Fauzil Adhim,, op. cit. h. 29
kehidupan manusia, sehingga nilai itulah yang akan menjadi landasan dan dasar kehidupan suami istri sesudah rumah tangga berjalan.
10
C. Pernikahan Pada Usia Muda : Tinjauan Agama Dan Psikologis