Tech Design Expo (Ekspressionisme)

(1)

TECH DESIGN EXPO (EKSPRESSIONISME)

LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur

Oleh ISRA MIRZA

050406015

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011


(2)

TECH DESIGN EXPO ( EKSPRESSIONISME )

Oleh :

ISRA MIRZA 050406015

Medan, 20 Juni 2011

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. Vinky Rahman, MT NIP. 19660622 199702 1001 Prof. Ir. M. Nawawiy Loebis, M.Phil, Phd

NIP. 19520927 198303 1003

Devin Defriza, ST, MT NIP. 19750810 199802 1001


(3)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)

Nama : Isra Mirza

NIM : 05 0406 015

Judul Proyek Tugas Akhir : Tech Design Expo

Tema : Ekspressionisme

Rekapitulasi Nilai :

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No. Status

Waktu Pengumpulan

Laporan

Paraf Pembimbing

I

Paraf Pembimbing

II

Koordinator TKA-490 1. Lulus

Langsung 2. Lulus

Melengkapi 3. Perbaikan

Tanpa Sidang 4. Perbaikan

Dengan Sidang 5. Tidak Lulus

Medan, 20 Juni 2011

A B+ B C+ C D E

Ketua Departemen Arsitektur,

Ir. Vinky Rahman, MT NIP: 19660622 199702 1001

Koordinator TKA-490,

Ir. Vinky Rahman, MT NIP: 19660622 199702 1001


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah menjadi sumber kekuatan dan penghiburan selama berlangsungnya pengerjaan tugas akhir ini.

Tugas akhir ini mengambil judul: Tech Design Expo. Tugas akhir ini merupakan syarat yang diwajibkan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.

Pada kesempatan ini, dengan tulus dan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar-besarnya kepada pembimbing tugas akhir bapak Prof. Ir. M. Nawawiy Loebis, M.Phil,. PhD dan kepada bapak Devin Defriza, ST. MT sebagai pembimbing tugas akhir, atas kesediaannya membimbing, motivasi, pengarahan, dan waktu beliau kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga penulis tujukan kepada:

1. Allah SWT, zat yang paling mulia, yang selalu membuka pintu rahmat dan

pertolongan-Nya kepada penulis hingga dapat menyelesaikan jenjang pendidikan ini.

2. Orang tua saya yang tercinta, Bapak Refizal dan Ibu Dra. Hilda Yurnani atas segala doa, dukungan, kesabaran, dan segala pengorbanannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

3. Tante saya, Eliafrita atas segala doa, dukungan, kesabaran, dan segala pengorbanannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Abang saya, Syahri Ramadhanul Yurzal, ST, dan adik saya Einil Alem Saadi atas motivasi yang diberikan sehingga menambah semangat penulis menyelesaikan tugas akhir.

5. Hijri Ayu Ardilla dan keluarga, atas motivasi dan kesediaannya membantu penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.


(5)

6. Semua Keluarga Besar penulis yang membantu dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini .

7. Semua teman – teman Studio Tugas Akhir Semester B TA 2010 / 2011, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

8. Semua teman – teman stambuk 2005 sampai 2006 dan adik – adik junior stambuk 2007 sampai 2010 Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

9. Bapak Ir. Vinky Rahman, MT , atas kesediaanya membimbing dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

10. Bapak Wahyu Abdillah, ST dan Ibu R.Lisa Suryani, ST., MT , atas kesediaannya membimbing dan menjadi dosen penguji penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Kiranya Allah SWT memberikan dan melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya bagi mereka atas segala yang telah diperbuat untuk penulis.

Penulis sungguh menyadari bahwa tugas akhir ini mungkin masih mempunyai banyak kekurangan. Karena itu penulis membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi penyempurnaan tugas akhir ini. Dan, akhirnya penulis berharap tulisan ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Medan, 20 Juni 2011 Hormat saya,

Isra Mirza 050406015  


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

SURAT HASILPENILAIAN PROYEK AKHIR (SHP2A) ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Maksud dan Tujuan ... 7

1.3. Masalah Perancangan ... 7

1.4. Pendekatan Masalah ... 8

1.5. Lingkup dan Batasan Perancangan ... 9

1.6. Kerangka Berfikir ... 9

1.7. Metodologi Pembahasan ... 9

1.8. Sistematika Penulisan Laporan ... 11

BAB 2. DESKRIPSI PROYEK ... 13

2.1. Terminologi Judul ... 13

2.1.1. Tinjauan Proyek ... 13

2.1.2. Deskripsi Proyek ... 13

2.2. Lokasi ... 14

2.3. Tinjauan Fungsi ... 24

2.3.1. Deskripsi Penggunaan ... 24

2.3.2. Kegiatan ... 25

2.3.3. Deskripsi Kebutuhan Ruang ... 26

2.3.4. Studi Banding Proyek Sejenis ... 29

2.3.4.1. Jakarta International Expo ... 29

2.3.5 Walt Disney Hall – Frank O. Gehry ... 42

BAB 3. ELABORASI TEMA ... 44

3.1. Elaborasi Tema ... 44

3.1.1. Alasan Pemilihan Tema ... 44

3.2. Tinjauan Umum ... 44

3.2.1. Pengertian Ekspresionis ... 44

3.2.2. Perkembangan Aliran Ekspresionisme ... 45

3.2.3. Karateristik Ekspresionisme ... 49

3.2.4. Karateristik Ekspresionisme Melalui Karya ... 50


(7)

3.4. Studi Banding Tema Sejenis ... 52

3.4.1. Einstein Tower By Eric Mendelson ... 52

3.4.2. Eero Saarinen, Twa Building, New York_Files ... 52

3.4.3. Guggenheim Museum Bilbao , Bilbao, Spain (Frank O.Gehry)... 53

3.4.4. Falling water ... 53

3.4.5. Vitra Design Museum ... 54

BAB 4. ANALISA ... 56

4.1. Analisa Eksisting ... 56

4.1.1. Analisa Lokasi (Posisi Site Terhadap Kota Kawasan Lingkungan) ... 56

4.1.2. Kondisi Eksisting Lahan ... 57

4.1.3. Tata Guna Lahan ... 58

4.1.4. Batas Site ... 61

4.1.5. Sarana dan Prasarana ... 62

4.1.6. Skyline ... 63

4.1.7. Eksisting Bangunan Sekitar Site ... 64

4.2. Analisa Potensi dan Kondisi Site ... 65

4.2.1. Analisa Sirkulasi ... 65

4.2.2. Analisa Pencapaian ... 67

4.2.3. Analisa View ... 70

4.2.4. Analisa Kebisingan ... 73

4.3. Analisa Bangunan ... 76

4.3.1. Sirkulasi dan Penzoningan ... 76

BAB 5. KONSEP PERANCANGAN ... 82

5.1. Konsep Bentukan Massa ... 82

5.2. Konsep Struktur ... 83

BAB 6. HASIL PERANCANGAN ... 84

6.1. Site Plan ... 84

6.2. Groun Plan ... 85

6.3. Denah Lt. 1 ... 86

6.4. Denah Lt. 2 dan Basement ... 87

6.5. Denah Lt. 3 ... 88

6.6. Tampak Depan dan Tampak Samping Kanan ... 89

6.7. Tampak Samping Kiri dan Tampak Belakang... 90

6.8. Tampak Atas ... 91

6.9. Potongan A-A dan Potongan B-B ... 92

6.10.Rencana Pondasi ... 93

6.11.Rencana Pembalokan Lt. 1 ... 94

6.12.Rencana Pembalokan Lt. 2 ... 95

6.13.Rencana Titik lampu/Elektrikal dan Rencana Ducting ... 96


(8)

6.15.Detail Struktur ... 98

6.16.Konsep Rancangan ... 99

6.17.Konsep Struktur ... 100

6.18.Exterior dan Interior Bangunan ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 102


(9)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 2.1. Rutrk Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan ... 15

Tabel 2.2. Kriteria Pemilihan Lokasi ... 18

Tabel 2.3. Kondisi Eksisting Sekitar Site ... 21

Tabel 2.4. Kebutuhan Ruang ... 26

Tabel 3.1. Karakteristik Ekspresionisme Melalui Karya ... 50

Tabel 4.1. Kondisi Eksisting Sekitar Site ... 58

Tabel 4.2. Bangunan Eksisting Sekitar Site ... 64

Tabel 4.3. Keadaan Jalan Eksisting Sekitar Site ... 66

Tabel 4.4. Keterangan Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki ... 67

Tabel 4.5. Keterangan Analisa Pencapaian ke Site ... 68

Tabel 4.6. Analsia Epncapaian terhadap Inti Kota ... 68

Tabel 4.7. Jenis Angkutan Kota yang Melewati Site... 69

Tabel 4.8. Keterangan Penempatan Entrance Berdasarkan Analisa Pencapaian ... 70

Tabel 4.9. Keterangan Analisa View ke Luar Site ... 71

Tabel 4.10. Keterangan Vegetasi Sekitar Site ... 73

Tabel 4.11. Keterangan Analisa Kebisingan ... 74

Tabel 4.12. Deskripsi Pananganan Kebisingan ... 75


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

Gambar 1.1. Kerangka Berfikir ... 10

Gambar 2.1. Peta Wilayah Pembangunan Kota ... 17

Gambar 2.2. Site Jalan H. Adam Malik ... 19

Gambar 2.3. Site Jalan Jawa ... 20

Gambar 2.4. Site Jalan Perintis Kemerdekaan ... 21

Gambar 2.5. Posisi Stie terhadap Kota Medan ... 23

Gambar 2.6. Site Jalan H. Adam Malik ... 29

Gambar 2.7. Building Speccification ... 30

Gambar 2.8. Semeru Room ... 32

Gambar 2.9. Bromo Room... 32

Gambar 2.10. Kerinci Room ... 33

Gambar 2.11. Rinjani Room ... 33

Gambar 2.12. Gambir Expo ... 34

Gambar 2.13. Aerial View Jakarta International Expo ... 35

Gambar 2.14. Denah Jakarta International Expo ... 35

Gambar 2.15. Denah Jakarta Convention Center (JCC) ... 36

Gambar 2.16. Interior JCC ... 37

Gambar 2.17. Layout Ruang Pameran JCC ... 38

Gambar 2.18. Suasana Pameran JCC ... 38

Gambar 2.19. Tiara Convention Center ... 39

Gambar 2.20. Interior Tiara Convention Center ... 39

Gambar 2.21. Denah Balai Raya ... 40

Gambar 2.22. Kondisi Sekitar Site ... 42


(11)

Gambar 3.2. Eksterior Einstein Tower ... 52

Gambar 3.3. Eksterior Eero Saarienn ... 52

Gambar 3.4. Eksterior Gunggenheim Museum Bilbao ... 53

Gambar 3.5. Ekspresi Falling Water ... 53

Gambar 3.6. Batu Susun yang Melapisi Dinding Dalam dan Luar ... 54

Gambar 3.7. Eksterior Falling Water ... 54

Gambar 4.1. Analisa Lokasi Site ... 56

Gambar 4.2. Analisa Kondisi Sekitar Site ... 57

Gambar 4.3. Peta Tata Guna Lahan ... 58

Gambar 4.4. Massa Bangunana Potensial Sekitar Site ... 59

Gambar 4.5. Peruntukan Lahan Berdasarkan Fungsinya ... 60

Gambar 4.6. Analisa Batas Site ... 61

Gambar 4.7. Analisa Sarana dan Prasarana pada Site ... 62

Gambar 4.8. Analisa Skyline ... 63

Gambar 4.9. Skyline ... 63

Gambar 4.10. Analisa Bangunan Eksisting Sekitar Site ... 64

Gambar 4.11. Analisa Sirkulasi Sekitar Site ... 65

Gambar 4.12. Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki ... 66

Gambar 4.13. Analisa Pencapaian ke Site ... 67

Gambar 4.14. Penempatan Entrance Berdasarkan Analisa Pencapaian ... 69

Gambar 4.15. Analisa View ke Luar Site ... 70

Gambar 4.16. Analisa View ke Dalam Site ... 71

Gambar 4.17. Konsep View Vertikal ... 72

Gambar 4.18. Analisa Vegetasi dan Matahari ... 72

Gambar 4.19. Analisa Kebisingan ... 73

Gambar 4.20. Penanganan Kebisingan ... 75


(12)

Gambar 5.2. Struktur Yas Hotel Abu Dhabi... 83

Gambar 6.1. Site Plan ... 84

Gambar 6.2. Groun Plan ... 85

Gambar 6.3. Denah Lt. 1 ... 86

Gambar 6.4. Denah Lt. 2 dan Basement ... 87

Gambar 6.5. Denah Lt. 3 ... 88

Gambar 6.6. Tampak Depan dan Tampak Samping Kanan ... 89

Gambar 6.7. Tampak Samping Kiri dan Tampak Belakang ... 90

Gambar 6.8. Tampak Atas... 91

Gambar 6.9. Potongan A-A dan Potongan B-B ... 92

Gambar 6.10. Rencana Pondasi... 93

Gambar 6.11. Rencana Pembalokan Lt. 1 ... 94

Gambar 6.12. Rencana Pembalokan Lt. 2 ... 95

Gambar 6.13. Rencana Titik lampu/Elektrikal dan Rencana Ducting ... 96

Gambar 6.14. Rencana Sanitasi dan Rencana Titik Kebakaran ... 97

Gambar 6.15. Detail Struktur ... 98

Gambar 6.16. Konsep Rancangan ... 99

Gambar 6.17. Konsep Struktur ... 100


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Medan memiliki penduduk yang berjumlah 1.993.602 dengan kepadatan penduduk 7.520 / km² yang bersifat heterogen. Kota Medan yang sedang berkembang menuju “Medan Metropolitan” membuat aktifitas dan mobilitas masyarakatnya menjadi tinggi. Kegiatan masyarakat menjadi semakin padat dan beragam.

Seiring dengan aktifitas dan mobilitas masyarakat yang tinggi ini, permintaan masyarakat Medan akan teknologi semakin meningkat juga. Seperti kita lihat sekarang ini dari kalangan muda hingga tua, sangat antusias dengan kehadiran teknologi. Apalagi pada masa globalisasi saat ini, semua negara didunia bersaing dengan menciptakan teknologi-teknologi baru. Hasilnya seperti alat telekomunikasi, informasi, transportasi ataupun otomotif, HANKAM dan lain sebagainya. Teknologi ini akan menguntungkan masyarakat untuki kedepannya. Karena hal ini Indonesia tidak boleh ketinggalan teknologi dalam era globalisasi khususnya kota Medan.

Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang mengalami pertumbuhan teknologi yang cukup maju. Buktinya pada tanggal 10 agustus 1995 Indonesia sudah bisa menciptakan pesawat GatotKaca N-250. Keberhasilan memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai teknologi tinggi yang serba canggih ini merupakan suatu lompatan yang sangat berarti dari upaya penguasaan teknologi penerbangan yang mendapat sambutan hangat, tidak saja di Indonesia tetapi juga di luar negeri. Apalagi pesawat N-250 produksi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang sekarang bernama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) adalah satu-satunya pesawat berbaling-baling yang menggunakan teknologi flyby wire yang sangat maju. Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika berbagai kalangan masyarakat Indonesia seperti cendikiawan, alim ulama, serta wakil-wakil rakyat di DPR menyuarakan keinginan mereka untuk menjadikan tanggal 10 Agustus sebagai suatu hari yang pantas dijadikan tonggak


(14)

perjalanan IPTEK bangsa Indonesia. Berdasarkan masukan dari masyarakat tadi, pada tanggal 6 Oktober 1995 Presiden Republik Indonesia melalui Keppres Nomor 71 Tahun 1995 menetapkan tanggal 10 Agustus sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS).

Dengan adanya HAKTEKNAS ini, memberikan semangat kepada bangsa Indonesia untuk berkarya menciptakan teknologi yang canggih demi memajukan kehidupan bangsa Indonesia.

Untuk memperingati HAKTEKNAS ini pemerintah mengadakan Ritech (Research,Innovation Technology) Expo, merupakan pameran tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia untuk memasyarakatkan perkembangan IPTEK, mempromosikan hasil-hasil Riset dan mendorong terjadinya interaksi dan Jaringan komunikasi antar ABG (Academician, Business dan Government).

Tujuan dari Ritech Expo adalah :

a) Mendorong masyarakat Indonesia untuk lebih mencintai hasil produk bangsa sendiri dan meningkatkan kerjasama di bidang Iptek dan Industri. b) Memasyarakatkan berbagai produk hasil Riset dan Inovasi Teknologi yang

dapat dimanfaatkan oleh industri domestik dalam rangka meningkatkan daya saing baik di pasar lokal maupun Internasional.

c) Ajang promosi dan pemasaran produk / hasil Riset dan Inovasi Teknologi Indonesia kepada masyrakat, khususnya untuk kalangan Industri.

d) Feedback bagi peneliti untuk penyempurnaan hasil penelitian yang sesuai dengan permintaan pasar.

e) Bentuk pertanggungjawaban kepada publik atas berbagai temuan dan Inovasi yang dihasilkan oleh lembaga Litbang Pemerintah di dalam negeri. f) Menjalin hubungan kerjasama / kemitraan antara penghasil dan pengguna

dibidang Iptek dan Industri.

Ritech Expo adalah kegiatan tahunan Kementerian Negara Riset dan Teknologi yang dimulai sejak tahun 1989, yang merupakan ajang untuk mensosialisasikan dan memamerkan berbagai hasil riset dan inovasi teknologi yang dilakukan oleh anak bangsa.


(15)

Ritech merupakan event yang sangat strategis untuk menginformasikan kepada masyarakat sampai sejauh mana kemajuan teknologi di Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan industri dalam Negeri.

Kegiatan Ritech Expo merupakan salah satu rangkaian acara peringatan Hari kebangkitan teknologi Nasional yang diperingati setiap tahun yang jatuh setiap tanggal 10 Agustus.

Kronologis

- Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi untuk pertama kalinya menyelenggarakan Pameran Riset dan Teknologi di Hotel Kartika Chandra pada tahun 1989 dan berlanjut setiap tahun hingga tahun 1996.

- Pada tahun 1997, ketika Indonesia dilanda Krisis Moneter, penyelenggaraan Pameran Riset dan Teknologi sempat terhenti sampai dengan tahun 2000.

- Pada tahun 2001 penyelenggaraan Pameran Riset dan Teknologi di selenggarakan kembali dengan nama Pameran Riset Inovasi dan Teknologi ( Reseach Innovation And Technology / RITECH.

Peserta-peserta pameran Ritech ini berasal dari banyak kalangan, contohnya : 1. Instansi Pemerintah pusat dan daerah

2. LPND ristek 3. BUMN

4. Perguruan tinggi negeri dan swasta 5. Kalangan Industri, Bisnis, dan Retail 6. Asosiasi-asosiasi

7. Departemen Pertahanan

8. Pengembang, Pengguna, Produsen, dan Pendayagunaan Produk Inovasi 9. Dan lain sebagainya


(16)

Beberapa contoh sektor/bidang yang di pamerkan dalam Ritech expo : Bidang Perdagangan

Komputer sangat membantu untuk memproses data dalam jumlah yang banyak seperti di tempat-tempat perbelanjaan untuk menyimpan hasil transaksi yang terjadi, inventaris persediaan (stock) barang, pembuatan laporan keuangan, faktur, surat-surat, dokumen dan lain-lain. Selain tunai pembayaran juga dapat dilakukan secara elektronik dengan menggunakan credit card atau debit card.

Bidang Perindustrian

Komputer digunakan di dalam bidang industri (CAM – Computer Aided Manufacturing) untuk menghasilkan produktivitas kinerja yang tinggi, mengurangkan biaya dan menangani masalah kekurangan tenaga kerja. Misalnya, robot diciptakan untuk menjalankan semua kerja dengan mengikuti arahan yang diberikan melalui komputer seperti memasang komponen-komponen kereta atau membukanya kembali, membersihkan minyak dan menyembur cat dalam industri pemasangan kereta. Untuk merancang sebuah mobil digunakan CAD – Computer Aided Design.

Bidang Transportasi

Komputer digunakan untuk mengatur lampu lalu lintas. Di Negara maju kereta dipasang alat navigasi modern untuk menggantikan masinis melalui penggunaan satelit dan sistem komputer. Jalan raya juga dipasang dengan berbagai jenis sensor yang akan memberikan pesan kepada komputer pusat untuk memudahkan pengendalian jalan raya tertentu.

Bidang Rumah Sakit

Pada Rumah Sakit modern, komputer digunakan untuk membantu dokter menjalankan tugasnya seperti mendiagnosis penyakit, menghasilkan gambar sinar-X bergerak (CAT – Computer Axial Tomography), membantu orang cacat seperti menghasilkan alat membaca dengan teks khusus bagi orang tuna netra.


(17)

Selain itu untuk menyimpan riwayat penyakit pasien, penggajian para karyawan RS, mengelola persediaan stock obat-obatan.

Bidang Pendidikan

Penggunaan komputer sebagai alat pembelajaran dikenal sebagai CBE (Computer Based Education). CAI (Computer Assisted Instruction) digunakan para pendidik untuk menyampaikan arahan dalam pelajaran. Selain itu komputer jg dapat digunakan untuk meyimpan data-data pendidik dan para murid, materi belajar, dan soal-soal ujian maupun latihan.

Bidang Seni

Synthesizer kini popular digunakan untuk meniru bunyi alat-alat musik tradisional seperti bunyi gitar dan piano. Komputer juga digunakan dalam berbagai proses penciptaan lagu seperti penyusunan dan rangkaian (sequencing) nada. Grafik komputer merupakan bidang yang pesat dimajukan kini. Komputer juga telah digunakan untuk menghasilkan animasi dalam film-film kartun dan untuk menghasilkan “special effects”.

Bidang Penelitian Ilmu Pengetahuan (Science)

Komputer digunakan untuk penyelidikan tenaga nuklear dan pemrosesan data, penyelidikan kawasan minyak. Komputer juga digunakan untuk penelitian angkasa lepas dan penyelidikan asas dalam sains dan matematik. Komputer juga digunakan dalam ramalan cuaca seperti mengambil gambar awan dan dikirim ke bumi. Di bumi para ahli cuaca akan meramal cuaca pada ketika itu.

Bidang Rekreasi

Komputer digunakan sebagai satu sumber alat rekreasi untuk orang ramai dimana permainan komputer, permainan arked, permainan video dan sebagainya mengandungi banyak cip-cip elektronik di dalamnya.

Komputer juga digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis alat rekreasi yang canggih seperti roller coaster.


(18)

Bidang Pertahanan dan Keamanan

Komputer juga dicipta untuk tujuan perperangan dalam sistem senjata, pengendalian dan komunikasi. Kapal perang dan kapal terbang yang modern dipasang dengan peralatan komputer yang canggih untuk membantu dalam melakukan navigasi atau serangan yang lebih tepat.

Komputer juga digunakan untuk latihan simulasi perperangan bagi calon prajurit untuk mengurangkan biaya.

Bidang Komunikasi

Komputer bisa mengirim dan menerima pesan dari komputer yang lain sampai beribu kilometer jauhnya. Telekomunikasi ialah proses pertukaran pesan di beberapa sistem komputer atau terminal melalui

alat media seperti telepon, telegraf dan satelit. E-Mail ialah surat elektronik yang dikirim melalui komputer, salah satu bentuk komunikasi dengan menggunakan komputer. MODEM (Modulator/Demodulator) diperlukan untuk menukar pesan komputer kepada isyarat audio supaya boleh dihantar melalui telepon.

Bidang Perbankan

Didalam Bank, komputer digunakan sebagai Sistem Uang Elektronik (menggunakan ATM, Kartu Kredit, Debit Card, dll) untuk menyimpan data, memproses transaksi dan pembayaran tagihan secara on-line.

Ritech Expo ini sudah menjadi kegiatan pemerintah tiap tahunnya. Medan termasuk kota yang sudah menjadi bagian dari expo ini. Dengan adanya event ini, pemerintah Medan bekerjasama dengan swasta merencanakan pembangunan wadah untuk diadakannya event sepeti ritech dan ajang pameran teknologi lainnya. Dengan adanya wadah seperti ini,minat masyarakat akan teknologi akan lebih besar serta akan menjadi pusat bisnis dan rekreasi yang ramai didatangi oleh masyarakat Medan. Proyek ini akan diberi nama TECH DESIGN EXPO.


(19)

Fungsi dari Tech Design Expo ini adalah untuk wadahi para peneliti serta peserta pameran Teknology Expo, dan menjual produk yang dihasilkan. Tech Design Expo juga menyediakan tempat yang nyaman bagi para pengunjungnya. Bangunan expo ini direncanakan memiliki desain yang berteknologi dan nyaman, sehingga ramai dikunjungi masyrakat. Pembangunan expo ini juga akan menghasilkan profit yang tinggi, dan memberikan dampak positif ke lingkungan sekitarnya.

1.2 Maksud dan Tujuan

Tujuan dari perencanaan Tech Design Expo ini adalah bagian dari rencana dari Departemen Riset dan Teknologi Republik Indonesia bekerja sama dengan Departemen Perindustrian dan Business Technology Center (BTC) membentuk tim Indonesia Technology Design Power. Menempatkan produk Indonesia menjadi produk yang diterima pasar international. Untuk mencapai itu semua salah satu upaya dalam mendongkrak ekonomi maka dinas daerah terkait menyediakan wadah ataupun ruang untuk mengakomodasikan para peneliti .

Tujuan dari Tech Design Expo adalah Mendorong masyarakat Indonesia untuk lebih mencintai hasil produk bangsa sendiri dan meningkatkan kerjasama di bidang Iptek dan Industri dan Memasyarakatkan berbagai produk hasil Riset dan Inovasi Teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh industri domestik dalam rangka meningkatkan daya saing baik di pasar lokal maupun Internasional.

1.3 Masalah Perancangan

Masalah perancangan adalah perihal yang akan menjadi kendala dalam perancangan Tech Design Expo ini dan seterusnya akan dicari jalan penyelesaian untuk mengatasi masalah tersebut.

Masalah perancangan yang ada pada kasus proyek ini adalah:

 Bagaimana Menjadikan Tech Design Expo ini memiliki desain bangunan yang berhasil dalam mengembangkan teknologi baru bagi para peneliti,para peserta pameran, dan para pengunjung (rekreatif maupun


(20)

konsumen). Juga menjadikan Tech Design Expo menjadi tujuan yang ramai dikunjungi oleh masyarakat Medan.

 Bagaimana merancang suatu desain yang sesuai dengan tema yang dipilih. 1.4 Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah merupakan bentuk pengenalan masalah yang lebih berfokus pada hal yang lebih khusus untuk mencari penyelasaian yang lebih tepat. Dalam hal ini pendekatan pada masalah perancangan Youth Creative Expo.

Pendekatan yang dilakukan berdasarkan:

1). Studi literatur yang berkaitan langsung dengan permasalahan diangkat sehingga mendapatkan informasi dan bahan berupa literatur yang sesuai dengan perencanaan dan perancangan, yang berguna untuk memperkuat fakta secara ilmiah.

2). Studi literatur tentang tema yang terpilih sehingga mendapatkan informasi dan bahan berupa literature yang sesuai dengan perencanaan dan perancangan, yang berguna untuk memperkuat pendekatan dengan tema secara ilmiah. 3). Studi banding terhadap proyek-proyek sejenis dengan melakukan pendekatan

perancangan pada bangunan yang sudah ada baik yang bersumber dari buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.

4). Studi banding terhadap proyek-proyek yang menggunakan tema sejenis dengan menggunakan pendekatan tema pada bangunan yang sudah ada baik yang bersumber dari buku, majalah, internet dan lain sebagainya.

5). Studi lapangan mengenai kondisi sekitar lahan studi dan lingkungan fisik yang berhubungan dengan kasus proyek.

6). Mengadakan wawancara dengan pihak-pihak yang dianggap banyak mengetahui mengenai kasus dalam proyek tersebut sehingga diperoleh kejelasan yang benar-benar dapat dipertanggung jawabkan juga dapat memberikan ide dan inspirasi tersendiri.


(21)

1.5 Lingkup dan Batasan Perancangan

Lingkup atau batasan adalah suatu perihal yang menjadi cakupan, wilayah pembahasan suatu peristiwa agar pembahasannya tersebut tepat sasaran dari tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini akan dibahas sejauh mana hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan Tech Design Expo yaitu dari kesebelas bidang yang berpengaruh terhadap teknologi dan yang dipamerkan pada Ritech Expo. Tech Design Expo ini dikompres menjadi lima bagian besar yaitu Komunikasi, Perindustrian, Transportasi, Informasi, dan Digital. Pemilihan kelima bagian ini idasarkan kebutuhan masyarakat yang sekarang sedang marak-maraknya.

1.6 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir adalah konsep yang meliputi proses pola berfikir dalam melaksanakan sebuah kegiatan sebagai gambaran perencanaan dari seluruh kegiatan yang akan di lakukan. Berikut adalah kerangka berpikir dalam mewujudkan Tech Design Expo;

1.7 Kerangka Berfikir Metodologi Pembahasan a. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan dan membaca bahan – bahan terkait baik itu dari buku, majalah, internet, ataupun koran yang membahas tentang topik yang berkaitan.

b. Studi Lapangan

Dilakukan dengan survey langsung ke lapangan yaitu lokasi perancangan dan wawancara langsung dengan orang pihak yang terkait dan penduduk setempat.

c. Studi Analisa

Menganalisa data dan permasalahan yang muncul, khususnya dalam kaitannya dengan fungsi bangunan sebagai sarana pendidikan serta wisata edukatif dalam bidang perikanan.


(22)

Gambar 1.1. Diagram Kerangka Berfikir Fe e d b a c k

LATAR BELAKANG KASUS

 Departemen Riset dan Teknologi bekerja sama dengan Departemen Perindustrian dan Business Technology Center (BTC) membentuk Indonesia Technolgy Design Power untuk memajukan produk teknologi.

 Medan merupakan kota yang berpotensi untuk mengembangkan teknologi yang baru.

Banyak komuitas – komunitas kreatif di Medan MAKSUD

Tujuan dari Tech Design Expo adalah mendorong masyarakat Indonesia khusunya Medan untuk lebih mencintai produk dalam negeri serta memasyarakatkan hasil produk riset dan inovasi teknologi.

PERMASALAHAN

Bagaimana Menjadikan Tech Design Expo ini memiliki desain bangunan yang berhasil dalam mengembangkan teknologi baru bagi para peneliti dan peserta pameran, dan memberi kesan luar biasa kepada masyarakat.

Tech Design Expo

Tema: Arsitektur Ekspresionisme 

ANALISA

 Analisa kondisi lingkungan yaitu: analisa matahari, vegetasi, sirkulasi, view dari dan ke site dan sempadan bangunan.

 Analisa fungsional yaitu: analisa aktifitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang.

 Analisa penerapan struktur pada bangunan.

KRITERIA dan KONSEP PERANCANGAN

Berdasarkan analisa, peraturan pemerintah, konsep tapak, dan konsep bangunan

D E S A I N

STUDI LITERATUR dan  STUDI BANDING 

 Kajian tema dengan bentuk bangunan.

STUDI SITE 

 Ukuran site  Peraturan

pemerintah  Sempadan

bangunan B t b PENGUMPULAN

DATA 

 Studi literature


(23)

1.8 Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika Penulisan laporan adalah tata cara penulisan laporan sebagai pedoman agar laporan dapat tersusun dengan benar. Berikut adalah sistematika penulisan laporan Tech Design Expo.

 

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisikan uraian tentang latar belakang, maksud dan tujuan, identifikasi permasalahan, pendekatan, lingkup / batasan, kerangka berfikir, dan sistematika penulisan laporan.

BAB 2 DESKRIPSI PROYEK

Berisikan uraian tentang tinjauan umum yang meliputi kasus proyek, tema proyek, status, kepemilikan, sumber dana, luas lahan, lokasi, serta kajian yang menyangkut sosial budaya, tinjauan literatur proyek, serta studi banding proyek sejenis.

BAB 3 ELABORASI TEMA

Berisi tentang kajian mengenai pengertian ,interpretasi dan keterkaitan tema dengan judul serta studi banding terhadap bangunan-bangunan yang menerapkan tema yang sama.

BAB 4 ANALISA PERANCANGAN

Berisikan uraian analisa ruang luar meliputi lokasi, kondisi dan potensi lahan, prasarana, karakter lingkungan, orientasi, pemandangan / view, sirkulasi / pencapaian, ruang dalam: pemakai dan aktivitas, organisasi ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang, bentuk massa / bangunan, sistem struktur, mekanikal / elektrikal, sosial buadaya, kepadatan penduduk, kunjungan kepariwisataan, tingkat pendapatan penduduk.


(24)

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

Berisikan konsep dasar dan konsep lanjutan tentang kompleks, konsep bangunan yang direncanakan, konsep struktur, dan konsep utilitas sebagai keluaran untuk menuju ke hasil perancangan nantinya.

BAB 6 DESAIN

berisikan desain berupa gambar kerja yang merupakan hasil akhir dari semua analisa, data, dan konsep-konsep yang telah dibahas sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan literatur dalam perencanaan ini.


(25)

BAB 2

DESKRIPSI PROYEK

2.1 Terminologi Judul

Terminologi judul adalah pembahasan mengenai pengertian dan makna dari sebuah kata judul agar bisa dipahami tujuan ataupun sasarannya.

Adapun judul dari proyek ini adalah “Tech Design Expo” adalah

Tech/Technology : Teknologi adalah penggunaan dan pengetahuan tentang alat-alat, teknik, kerajinan, sistem atau metode organisasi untuk memecahkan masalah atau membuat perspektif artistik.

Design : Desain merupakan perencanaan dalam pembuatan sebuah objek, sistem, komponen atau struktur.

Expo : Expo yang berasal dari kata Éxpose” yang artinya menampilkan, Expo pada proyek ini merupakan venue untuk pameran/festival.

Dari pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa Tech Design Expo merupakan bangunan dengan fungsi utama untuk festival/exhibition perancangan atau pembuatan alat-alat/sistem (teknologi) baru.

2.1.1 Tinjauan Proyek

Tinjauan Proyek meliputi deskripsi proyek , lokasi proyek , kegiatan pemakai dan pengunjung ,dan studi banding.

2.1.2 Deskripsi Proyek

Tech Design Expo merupakan bangunan komersil yang mempunyai fungsi utama sebagai tempat pameran atau exhibition barang-barang teknologi yang sifat pemakaiannya insidental, artinya kegiatan yang dapat diwadahi tidak secara rutin diselenggarakan. Bangunan ini menyelenggarakan pameran utama yang sudah menjadi ketetapan pemerintah yaitu Kementrian Riset Dan Teknologi Republik Indonesia,yaitu Ritech atau Research, Inovation Technology yang diselengarakan setiap setahun sekali untuk memperingati HAKTEKNAS (Hari Kebangkitan


(26)

Teknologi Nasioal). Kegiatan ini sudah menjadi program pemerintah ( Departemen Riset dan Teknologi ) dan Sumatera Utara yaitu Medan masuk

kedalam program tersebut.

Bangunan Tech Design Expo juga memiliki kegiatan yang akan dilakukan secara rutin yaitu workshop dan kegiatan usaha penjualan barang-barang teknologi yang diwadahi dengan adanya retail. Kegiatan workshop akan dilaksanakan oleh peneliti yang sesuai dengan bidangnya. Untuk pembagian ruang pada fungsi workshop akan dibagi menjadi lima bagian yaitu komunikasi, informasi, industri, transportasi, dan digital. Tidak hanya ritech yang akan diselenggarakan di Tech Design Expo ini, kegiatan lain seperti dari pihak swasta maupun ajang pameran yang bersifat Internasional juga akan diselenggarakan di Tech Design Expo ini.

Maka dari itu pemerintah bekerjasama dengan swasta akan mendanai proyek ini dan sama-sama mengelolanya. Selain dengan swasta, pemerintah juga mengadakan kerjasama antar departemen. Contohnya saja, Departemen Ristek dengan Departemen Perindustrian dan departemen lainnya. Dengan adanya kerjasama ini maka pemilihan site proyek juga harus bersifat profit baik itu terhadap lingkungan sekitarnya. Lembaga yang mengurus Tech Design Expo ini yaitu LIPI ( Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ), BPPT ( Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ), dan BTC ( Business Technology Center ).

Selain fungsi utama, Tech Design Expo juga memiliki fungsi penunjang seperti foodcourt, open space yang dilengkapi dengan sarana teknologi sehingga pengunjung akan ramai datang ke expo ini ( rekreatif ), dan retail yang disediakan yang berfugsi sebagai tempat penjualan dan servis, serta ruang seminar.

2.2. Lokasi

a. Tinjauan Pemilihan Kota Medan

Pemilihan lokasi kota Medan untuk Tech Design Expo:

 Medan merupakan kota menuju metropolitan, kota terbesar ke-3 di Indonesia, dan ibukota Propinsi Sumatera Utara, sehingga menjadikannya pusat kegiatan di Sumatera Utara.


(27)

 Adanya fasilitas bandara taraf internasional sehingga menyebabkan seiringnya dikunjungi wisatawan mancanegara.

 Adanya transportasi darat yang baik menuju kota Medan.  Tingkat ekonomi dan sosial budaya yang cukup tinggi. b. Kriteria Pemilihan Lokasi

Sebagai sebuah bangunan publik, untuk lapisan masyarakat menengah ke atas, hal pertama yang harus dilakukan ialah memilih lokasi yang mendukung keberadaan Tech Design Expo beserta fasilitas pendukungnya tersebut, yaitu :

 Lokasi merupakan daerah wilayah pengembangan.  Berada tidak jauh dari pusat kota.

 Dapat dicapai dengan mudah dari berbagai tempat diseputaran kota Medan, dan transportasi menuju ke lokasi lancar.

 Lokasi dekat dengan fasilitas pendukung seperti rumah sakit, pusat pendidikan, maupun fasilitas akomodasi.

 Memiliki arus lalu lintas dan tingkat kebisingan yang rendah.  Tidak berada pada kawasan perindustrian.

Berdasarkan RUTRK, Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan disesuaikan menjadi 5 Wilayah Pengembangan Pembangunan ( WPP ), yaitu:

Tabel 2.1. RUTRK Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan W

P P

Kecamatan Pusat

Pengembangan Peruntukkan Wilayah Program Kegiatan Pembangunan A M. Belawan M. Marelan M. Labuhan Belawan Pelabuhan,industri, permukiman, rekreasi maritime. Jalan baru, jaringan air minum, septic tank, sarana pendidikan dan permukiman.

B M. Deli Tanjung Mulia

Perkantoran, perdagangan, rekreasi indoor, permukiman. Jalan baru, jaringan air minum,pembuang an sampah, sarana pendidikan .


(28)

C M. Timur M. Perjuangan M. Tembung M. Area M. Denai M. Amplas Aksara Permukiman, perdagangan , rekreasi. Sambungan air minum,Septic tank, jalan baru, rumah permann, sarana pendidikan dan kesehatan. D M. Johor M. Baru M. Kota M. Maimoon M. Polonia Pusat Kota CBD, pusat pemerintahan, hutan kota, pusat pendidikan, perkantoran, rekreasi indoor, permukiman. Perumahan permanent,penang anan sampah, sarana pendidikan. E M. Barat M. Helvetia M. Petisah M. Sunggal M. Selayang M. Tuntungan Sei Sikambing Permukiman, perkantoran, perdagangan, konservasi, rekreasi, lapangan golf dan hutan kota.

Sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan.

Seperti terlihat pada tabel dan berdasarkan RUTRK, WPP E merupakan wilayah yang cocok untuk lokasi site Tech Design Expo ini. Karena wilayah ini merupakan wilayah konservasi, bisnis ,dan rekreasi.


(29)

WPP D 

Pusat Bisnis(CBD), pusat  pemerintahan, 

perumahan, hutan kota  dan pusat pendidikan 

WPP E 

Perumahan,  perkantoran,  konservasi, lapangan  golf dan hutan kota. 

WPP A 

Merupakan  Kawasan  Pelabuhan,  industri,  pergudangan  dan  permukiman 

WPP B 

Merupakan kawasan  perkantorandan  perdagangan 

WPP C 

Merupakan kawasan  pemukiman dan  perdagangan 

Gambar 2.1. Peta Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota

Terdapat beberapa kriteria dalam pemilihan lokasi mengingat fungsi bangunan yang dirancang merupakan bangunan fasilitas edukatif,rekreatif dan bisnis yang bersifat publik dan berskala kota.


(30)

Tabel 2.2 Kriteria Pemilihan Lokasi

No. Kriteria Lokasi

1. Tinjauan terhadap struktur kota

Berada di kawasan sub urban yang merupakan daerah pengembangan perdagangan dan rekreasi.

Berada di dekat jalan besar. 2. Pencapaian

Dapat diakses dari seluruh penjuru kota, baik angkutan umum maupun pribadi.

3. Area pelayanan

Lingkungan sekitar merupakan fungsi-fungsi yang dapat saling mendukung dengan bangunan yang direncanakan atau di sekitar pemukiman yang belum ada fasilitas hiburannya.

4. Peraturan

Tanah milik pemerintah atau pribadi. Nilai lahan cukup tinggi untuk daerah komersil. Untuk pengembangan kawasan permukiman, perdagangan dan

rekreasi, WPP D atau WPP E KDB bangunan 60% KLB bangunan 4-6 lantai


(31)

Alternatif 1

 Lokasi Site : Jl. H. Adam Malik

 Eksisting Site : Lahan kosong dan pemukiman penduduk

 Kecamatan : Medan Barat

 Luas Lahan : ± 42.000 m2

 Lebar Jalan :

- Jl. H. Adam Malik : 20 m - Jl. Sei Deli : 6 m - Jl. Bangun : 5 m

 GSB :

- Jl. H. Adam Malik : 11 m - Jl. Sei Deli : 4 m - Jl. Bangun : 3.5 m  KDB : 60 %

 Batas Tapak :

o Utara : Jl. H. Adam Malik

o Timur : Jl. Sei Deli

o Selatan : Jl. Bangun

o Barat : Jl. H. Adam Malik

Gambar 2.2 Site Jalan H. Adam Malik SITE 


(32)

Alternatif 2

 Lokasi Site : Jl. Jawa

 Eksisting Site : Lahan kosong dan pemukiman penduduk

 Kecamatan : Medan Perjuangan

 Luas Lahan : ± 48.000 m2

 Lebar Jalan :

- Jl. Jawa : 20 m

- Jl. Madura : 8 m - Jl. Timor : 8 m

- Jl. Bali : 8 m

 GSB :

- Jl. Jawa : 11 m

- Jl. Madura : 5 m - Jl. Timor : 5 m

- Jl. Bali : 5 m

 KDB : 60 %


(33)

Alternatif 3

 Lokasi Tapak : Jln. Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Medan Timur, Kotamadya Medan, Sumatera Utara , Indonesia.

 Luas Lahan : + 1,7 Ha (+ 17.000 m2)

 Kontur : Datar

 KDB : 60 %

 KLB : 3-5 lantai  GSB:

o Jln. Perintis Kemerdekaan : 10 meter o Jln. Gaharu : 10 meter o Jln. Kemuning : 4 meter o Jln. Timor : 5 meter

Gambar 2.4 Site Jalan perintis Kemerdekaan Tabel 2.3. Kondisi Eksisting Sekitar Site A. Niaga dan

Perkantoran

B. Universitas C. Rumah Penduduk D. Perkantoran

A

C

D


(34)

Alternatif Lokasi

Kriteria Jl. Jawa Jl. H. Adam Malik Jl. Perintis Kemerdekaan Jarak site dengan

showroom

+ +++ +

Luas Lahan ++ +++ +

Kontur +++ +++ +++

Kondisi Jalan +++ ++ (pada sebelah utara, Jl. Adam Malik tidak memiliki median jalan)

+++ Tingkat kenyamanan ++ +++ ++ Aksesibilitas: - Kenderaan pribadi - Kenderaan Umum - Pejalan kaki

+++ +++ ++

+++ +++

+ (area pejalan kaki pada site sangat minim)

+++ +++ ++

Fasilitas pendukung : - Penginapan / hotel

- Rumah ibadah - Rumah sakit - Pusat perbelanjaan - Pemukiman - Sarana dan prasarana (radius 500m) +++ +++ ++ ++ +++ +++ +++ +++ +++ ++ +++ +++ +++ +++ ++ ++ +++ +++ Kesesuaian dengan RUTRK Medan ++ +++ ++

JUMLAH 37+ 41+ 36+

Dari penilaian di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa perolehan nilai yang sangat seimbang disebabkan karena kedua tapak berada pada kecamatan yang sama yaitu Kecamatan Medan Barat. Tetapi dengan hasil akhir diatas, maka dipilihlah Jl. H. Adam Malik sebagai tapak karena dianggap lebih layak.


(35)

Mungkin satu hal penting yang dapat dicermati, jika lokasi yang dipilih adalah Jl. Balai Kota, dengan sendirinya mengakhiri keberadaan Deli Super Block yang seyogyanya sangat berperan penting bagi pertumbuhan kota ke depannya.


(36)

2.3 TINJAUAN FUNGSI

2.3.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan

Pengguna/ pelaku kegiatan pada kasus Tech Design Expo ini dapat di kelompokkan antra lain :

 Penyelenggara atau penyewa, yaitu orang yang mengorganisir kegiatan.  Pengelola, yaitu pihak yang mengawasi, mengelola, dan memberikan

pelayanan fasilitas yang dibutuhkan penyelenggara.

 Pengelola workshop , yaitu pihak yang akan megelola workshop yaitu termasuk kedalamnya kegiatan penelitian , mengerjakan untuk inovasi suatu teknologi. Para pengelola ini akan didanai oleh Departemen Riset dan Teknologi melalui Pemerintah kota Medan dan Lembaga Ristek. Pengelola ini akan dibagi berdasarkan bidangnya, yaitu :

 Bidang komunikasi

Yaitu para lulusan dibidang komunikasi seperti teknik komunikasi dan jaringan USU dan universitas lainnya di Medan dan dari luar kota, SMK teknik komunikasi dan jaringan Medan.

 Bidang Informasi

Yaitu para lulusan dibidang informasi contohnya seperti Teknik Informatika STMIK-Mikroskil Medan, dan lulusan sederajat lainnya.

 Bidang transportasi

Yaitu para lulusan dibidang mesin, otomotif, dan lainnya seperti Teknik Mesin USU dan lulusan SMK bagian mesin.

 Bidang Digital

Yaitu para lulusan dibidang Elektro, Informatika, digital dan lainnya seperti lulusan Teknik Elektro USU.

 Bidang Perindustrian

Yaitu para lulusan dibidang perindustrian seperti Teknik Industri USU, Teknik Industri LP3I , SMK dan lainnya.


(37)

 Pengunjung terbagi atas dua bagian yaitu pengunjung yang bersifat khusus dan bersifat umum

 Pengunjung bersifat umum yaitu pengunjung yang datang untuk bersifat rekreasi, tertarik menikmati pameran untuk memuaskan rasa keingin tahuannya, Kegiatannya melihat-lihat objek yang dipamerkan dan jika cocok akan membeli objek yang dipilih

 Pengunjung khusus yaitu pengunjung baik domestik maupun manca negara yang mempunyai tujuan bisnis biasanya para pengusaha

2.3.2 Kegiatan

Adapun kegiatan di Tech Design Expo adalah :  Eksibisi/pameran :

 Mengadakan pameran Inovasi Teknologi yang dilaksanakan oleh penyelenggara yang mengorganisir kegiatan pameran.

 Penjualan produk yang akan dipamerkan.  Workshop :

 Melakukan penelitian dan percobaan untuk menemukan inovasi teknologi oleh masing-masing bidang yaitu bidang komunikasi, bidang transportasi, bidang informasi, bidang perindustrian, dan bidang digital. Setiap bidang diorganisir sesuai dengan keahlian dibidangnya.

 Melakukan diskusi secara rutin untuk menciptakan inovasi teknologi, yang akan dilakukan oleh ahli dalam bidangnya masing-masing.

 Retailing :

 Merupakan kegiatan rutin Tech Design Expo yaitu kegiatan menjual barang yang berhubungan dengan teknologi, dan juga adanya servis untuk barang yang dibeli.

 Foodcourt:

 Para pengunjung akan difasilitasi foodcourt untuk tempat makan dan relax, sehinggan pengunjung tidak bosan .


(38)

 Konsultasi dan Informasi

 Para pengunjung juga akan difasilitasi untuk berkonsultasi dan mencari informasi tentang barang yang akan dibeli.

 Seminar

 Mengadakan seminar tentang riset dan teknologi kepada para pengunjung maupun dari lembaga Ristek.

2.3.3. Deskripsi Kebutuhan Ruang

Tabel 2.4 Kebutuhan Ruang

Kelompok

Kegiatan Fungsi Fasilitas Pemakai

Kegiatan Kebutuhan

Ruang Utama Fasilitas

pameran dan workshop Area Pameran Pengunjung Pengelola Karyawan Melihat dan menyaksikan produk inovasi yang sedang dipamerkan. Membeli produk yang dipamerkan Melayani pengunjung yang datang melihat pameran. Melakukan kegiatan inovasi menurut bidangnya masing – masing. Ruang untuk diskusi dan studio kerja bagi masing – masing bidang.

Ruang/stand pameran Kantor eksibisi Ruang kerja Hall

Kasir Gudang KM/Toilet


(39)

Menyimpan barang atau hasil karya yang telah di buat. Fasilitas pelatihan dan seminar Ruang Seminar Pengunjung Pengelola Mengikuti pelatihan dan seminar yang sedang diselenggaraka n Mengisi formulir pendaftaran untuk mengikuti pelatihan maupun seminar. Melayani masyarakat yang mengikuti seminar. Lobby/ Receptionist R. Presentasi R. Audensi R. Persiapan KM/ Toilet Fasilitas Perbelanj aan Pertokoan/ Retail Penyewa Karyawan Pengunjung Mengatur penjualan, melayani pembeli Melihat-lihat, tawar-menawar, belanja, bayar barang belanjaan Toko/Retail

Penunjang Fasilitas

Food Court

Restoran Pengunjung Karyawan Pengelola Memesan makanan dan minuman Makan-minum Melakukan transaksi pembayaran Mencuci Area Makan Kasir Wastafel Dapur/ Pantry R. Penyimpanan makanan Gudang R. Ganti/ Locker KM/ Toilet


(40)

tangan Memasak makanan Mencuci piring Menyimpan makanan Fasilitas layanan publik Pusat Informasi dan layanan publik Pengunjung Pengelola Mencari informasi tentang produk-produk unggulan daerah Sumatera Utara. Memberi informasi, melayani pengunjung Memberikan konsultasi Lobby/Recepsi onist R. Konsultasi Perpustakaan R. Penitipan Barang

Musholla Tenants/pe nyewa Karyawan Pengelola Pengunjung Wudhu Sholat Tempat Wudhu R. Sholat ATM Center Pengunjung Pengelola Mengambil/me narik uang tunai dari Mesin ATM R. ATM Pengelola dan Pelayanan Teknis

Pengelola Ruang Pengelola

Pengelola Melakukan pengelolaan dan manajemen trhadap semua kegiatan yang berlangsung. Lobby/ Receptionist R. Manager R. Staff R. administrasi R. Rapat R. Ganti/ Locker Gudang KM/ Toilet Pergudan gan

Gudang Pengelola Penyewa/ pengusaha Bongkar muat Istirahat Kantor Penerima Gudang Utama R. Istirahat Pos jaga Toilet


(41)

Service R. Service Pengelola Mengawasi keamanan Mengawasi kebersihan Mengawasi mekanikal dan elektrikal Melakukan kegiatan sanitair Mengganti pakaian

R. Operator R. CCTV R. Genset R. Mekanikal Elektrikal R. Air Bersih R. Air Kotor R. Chiller R. Panel dan Trafo R. AHU

Sumber: Hasil olah data primer

2.3.4 Studi Banding Proyek Sejenis 2.3.4.1 Jakarta Internatonal Expo

JIEXPO memili beberapa ruang serbaguna yaitu Gedung Pusat Niaga, Hall A, B, C D, E, Gambir Expo dan Ruang terbuka (Open Space). Tiap ruang serbaguna memiliki spec yang disesuaikan dengan kebutuhan tiap – tiap acara.


(42)

(43)

(44)

FACILITIES Seminar Rooms

Gambar 2.8 Sumeru Room Specification Size : 26 x 35 m High : 5.5 m

Consists of 2 rooms each measuring 26 x 18m Standing Party for 1800 people

Theater Style for 1000 people Class Room for 600 people

Round Table Setting for 400 people

Gambar 2.9 Bromo Room

Specification Size : 36 x 12 m High : 3.5 m Consists of 4 rooms each measuring 9 x 12m Standing party for 600 people

Theater Style for 400 people Class Room for 200 people


(45)

Gambar 2.10 Kerinci Room Specification Size : 36 x 14 m High : 3.5 m

Consists of 4 rooms each measuring 9 x 14m Theater Style for 400 people

Class Room for 200 people

Round Table Setting for 100 people

Gambar 2.11 Rinjani Room Specification Size : 27 x 14 m High : 3.5 m

Consists of 3 rooms each measuring 9 x 14m Theater Style for 300 people

Class Room for 150 people


(46)

Gambar 2.12 Gambir Expo

Situated in an area of 10,000 m2 with a capacity up to 7000 people at a standing party, Gambir Expo is one of a few places that cater for outdoor events in Jakarta. JIExpo located in the north side, with separated direct entry access from the main road in Kemayoran, makes this place easily accessed and suitable for the reception events / weddings, birthdays, as well as corporate.

The lake, which located next to Kampung Betawi, Gambir Expo kemayoran complex, also added as a special attraction for your events. We also provide five-star standard facilities, including catering to support all your event needs.

Gambir Kemayoran Expo, which has a special area within the PRJ Kemayoran Jakarta is currently also completed with a few stalls in that can be permanently and continuously leased throughout the year, and are no longer can be leased during the Jakarta Fair only. At least 157 kiosks can be used for promotion of your products. Traffic access is so easy to get, as well as an addition of the parking facility with the capacity is up to 7000 units of cars, presumably Gambir Expo Kemayoran Jakarta is able to fulfill the needs of Jakarta societies


(47)

Gambar 2.13 Aerial View Jakarta International Expo

Gambar 2.14 Denah Jakarta International Expo

Jakarta Convention Center (JCC)

JCC merupakan Pusat Konvensi di ibukota yang sering dijadikan tempat diselenggarakannya kegiatan-kegiatan berskala nasional maupun internasional, seperti konferensi PBB, pertemuan negara-negara APEC, pertemuan


(48)

Negara-negara GNB. Selain itu sering dijadikan tempat diselenggarakannya acara penganugerahan, pementasan seni, konser musik, dan berbagai pameran.

Beberapa fasilitas yang dimiliki JCC antara lain :  Plennary Hall dengan kapasitas 5000 kursi.

Assembly Hall seluas 3.921 m2 yang dapat dibagi menjadi tiga ruang-ruang kecil.

Dua Exhibition Halls (Hall A seluas 3.060 m2, Hall B seluas 5.850 m2).  13 Flexible Meeting Rooms dengan ukuran yang berbeda-beda.

Main Lobby seluas 5.500m2 yang bersifat multifungsi.

Gambar 2.15 Denah Jakarta Convention Center (JCC) Keterangan :

Ruang Pameran Ruang Pertemuan


(49)

Jakarta Convention Center terdiri atas beberapa hall besar dengan kapasitas yang cukup besar. Plenary Hall yang berbentuk lingkaran, dapat memuat sampai dengan 5000 tempat duduk, merupakan hall utama. Konsep ruang yang fleksibel, memungkinkan fungsi Plenary Hall untuk diubah sesuai dengan kebutuhan, baik untuk kegiatan konvensi maupun pameran. Selain itu terdapat Assembly Hall dengan luas ruang 3.921m2 dapat dibagai menjadi tiga ruangan yang lebih kecil sesuai dengan kebutuhan.

Selain itu terdapat dua ruang pameran besar, yaitu Exhibition Hall A dan Exhibition Hall B, dengan luas total 9.585m2, beberapa ruang pertemuan sedang maupun kecil, dan lobby utama dengan luas 5.500m2, yang dapat digunakan untuk keperluan-keperluan tertentu sesuai dengan kebutuhan acara.

Gambar 2.16 Interior JCC

Plenary Hall dirancang sangat fleksibel, dengan kapasitas sampai dengan 5000 orang, mulai dari kegitan konferensi yang bersifat formal, sampai dengan konser musik yang hingar bingar. Dilengkapi dengan peralatan audio video yang canggih termasuk 64 kamera video, dan sistem penerjemah yang dapat mengakomodasi sampai dengan 8 bahasa. Assembly Hall dapat menampung 2500 orang untuk pertemuan dengan tempat duduk, dan 4500 orang untuk acara dengan berdiri. Ruangnya yang fleksibel memungkinkan berbagai kegiatan untuk dilakukan. Mulai dari gala dinner, ruang kelas, fashion show, launching produk, sampai malam penganugerahan.


(50)

Gambar 2.17 Layout Ruang Pameran JCC

Ruang pameran utama terdiri dari dua bagian, A dan B. Kedua ruangan dihubungkan dengan koridor sehingga memungkinkan kedua ruangan untuk dipakai secara bersama-sama. Selain itu terdapat 13 ruang-ruang pertemuan sedang dan kecil, dengan kapasitas mulai dari 20 orang sampai dengan 1000 orang.

Secara umum, penataan ruang-ruang utama tersebut diletakkan menyebar dengan orientasi utama pada lobby utama. Sirkulasi pengunjung dari lobby utama kemudian dipecah ke ruang-ruang sesuai dengan keperluannya. Hal ini memberi keuntungan jika salah satu ruang saja yang terpakai, pintu masuk tetap melalui lobby utama., sehingga sirkulasi menjadi lebih efisien. Jakarta Convention Center juga mempunyai drop off yang cukup panjang. Hal ini untuk mengakomodasi banyaknya pengunjung yang datang yang mencapai ribuan orang, dan kondisi tapak yang berada di daerah perkotaan yang padat.


(51)

Tiara Convention Center

Convention ini merupakan salah satu tempat yang paling sering dipergunakan oleh masyarakat kota Medan untuk mengadakan pertemuan, seminar, rapat, resepsi, konser musik, pameran, dan lain-lain. Tiara Convention merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh Hotel Tiara Medan.

Convention ini bertingkat tiga dengan full AC yang memiliki enam ruang pertemuan dan ballroom bebas kolom dilengkapi dengan fasilitas yang modern dan up-to-date katering untuk konvensi, konferensi, pameran, seminar dan pernikahan. Convention ini memiliki daya tampung mulai 150 sampai dengan 1500 orang.

Gambar 2.19 Tiara Convention Center


(52)

Tiara Convention Center terdiri dari 5 ruangan utama, yaitu :

1. Balai Raya, merupakan ruang utama tempat berlangsungnya kegiatan antara lain : pertemuan, resepsi, pertunjukan musik, pameran, dan lain-lain. Pada ruangan ini perletakan kursinya tidak permanen, sehingga bisa disesuaikan menurut keperluan konsumen. Ukuran ruang balai raya, 48 m x 28 m x 27 m. 2. Balai Citra, sering digunakan sebagai banquet hall, ukuran ruang 17 m x 23 m. 3. Balai Wara, ukuran ruang 9 m x 18 m.

4. Balai Duta, ukuran ruang 9,6 m x 9 m. 5. Balai Tama, ukuran ruang 7,2 m x 9,5 m.

Gambar 2.21 Denah Balai Raya

Paket perayaan pernikahan Rp. 95.000 / nett / paket

Minimal pemesanan 400 orang, dapatkan :  Ruangan pengantin yang elegan

 Sebotol anggur bersoda non alcohol dan kue  Jalan red carpet dengan ukiran es

 Mencicipi makanan untuk 10 orang  Parkir mobil gratis untuk 10 orang


(53)

Paket Residential Meeting Dapatkan :

 Menginap di kamar superior  Sarapan pagi

 Makan siang  Makan malam  2x coffee break  Fasilitas rapat

 Tambah Rp. 215. 000 untuk satu orang Harga sewa Convention Room

Termasuk dengan : Note pad, pulpen, whiteboard & marker, OHP, slide projector, screen, flipchart, Mini Garden, Laser Pointer dan permen.


(54)

Convention Center ini merupakan fasilitas dari hotel Tiara. Adapun fasilitas yang terdapat di hotel ini yaitu :

 Drugstore  Beauty salon  Business center

 Fitness dan swimming pool

 Parkir kenderaan roda 4 dan roda 2 2.3.5 Walt Disney Hall – Frank O. Gehry

Gambar 2.22 Kondisi Sekitar Site

Bangunan ini berfungsi sebagai bangunan teater hall yang dimiliki oleh Walt Disney.

Frank Gehry menggunakan material Titanium Cladding sebagai material yang melapisi bangunan ini. Bangunan ini oleh beberapa pendapat dianggap sebagai bangunan bertema ekspresionisme. Ciri – cirri desain Frank Gehry pada bangunan ini berupa bentukan Irrational, gigantic proportion, memakai doktrin function follow form dan yang terkahir adalah bangunan in menjauhi kaidah kaidah bangunan modernisme. Bentukan titanium cladding yang emliuk liuk merupakan ekspresi yang diungkapkan gehry pada bangunan ini, material penutup bangunan ini yaitu titanium cladding juga mendukung efek dramatis yang di ciptakan bangunan ini. Jelas terlihat bahwa bangunan Gehry ini mengejar


(55)

bentukan massa irrational. Bentukan ini dibantu dengan software computer yang juga digunakan untuk menciptakan badan pesawat jet yaitu software bernama Dessault.

Gehry konsisten dengan konsep irrational formnya. Ia juga menerapkannya pada ruang dalam, namun walaupun begitu pengunjung tidak akan kesulitan atau tersesat saat berada di dalamnya. Gehry juga mendesain furniture yang ada pada bangunan ini.

Ada beberapa yang berpendapat bahwa bangunan Gehry sangat borosdalam hal material dengan bentukannya yang tanpa fungsi

Dan mendesain bangunannya tanpa menghitung kebutuhan pada cuaca sekitarnya. Dan bangunannya serasa tidak menyatu dengan lingkungan sekitarnya.


(56)

BAB 3

ELABORASI TEMA

3.1 ELABORASI TEMA 3.1.1 Alasan Pemilihan Tema

Bentuk bangunan dapat dicapai melalui beberapa pendekatan yang disesuaikan dengan fungsi bangunan. Hal ini penting karena dalam bangunan komersial bentukdan estetika bangunan lebih berperan untuk kemudahan dalam memberikan kesan dan daya tarik, disamping tetap memperhatikan fungsi ruang dan sistem struktur yang ada dalam bangunan tersebut.

Pengambilan tema Ekspresionisme Disain dalam Arsitektur pada Tech Design Expo adalah untuk menampilkan bentuk bangunan yang dapat mengkomunikasikan perasaan dan emosi yang tercipta pada fungsi tersebut sehingga bentukan bangunan dapat lebih bervariasi dan memiliki daya tarik yang kuat.

3.2 TINJAUAN UMUM 3.2.1 Pengertian Ekspresionis

Ekspresionis berasal dari kata ekspresi. beberapa pengertian ekspresi :  maksud reaksi dari interpretasi terhadap suatu objek

 hasil perpaduan / kombinasi dari unsur, garis, bidang tekstur dan warna dari bentuk-bentuk arsitektur yang menghasilkan suatu pengungkapan maksud dan tujuan bangunan secara meyeluruh

 pernyataan atau pengungkapan perasaan Beberapa pengertian Ekspresionisme :

 Melukiskan dasar-dasar emosi paling dalam dari diri seorang seniman, sedih, marah, takut, dsb

 Aliran yang dominan di Eropa Utara sekitar tahun 1905-1925. Dalam arsitektur, merupakan kelanjutan dari Art Nouveau dan berlanjut setelah


(57)

perang dunia kedua sebagai Brutalisme. Bangunan tidak harus fungsional tetapi menciptakan sensasi dari bentuk-bentuk abstrak.

 Aliran dalam seni pada awal abad 20 yang menekankan pada ekspresi subjektif dari pembuatannya

 Aliran yang menyatakan perasaannya melalui gubahannya, rasa benci, rasa cinta

 Suatu gaya sekitar Perang dunia I yang sangat pribadi, dan sering dieksekusi dengan kegairahan yang kejam

3.2.2 Perkembangan Aliran Ekspresionisme A. Tinjauan umum

Perkembangan arsitektur pada awal abad 20 sangat dipengaruhi oleh keadaan dan suasan politik pada saat itu. Di Eropa terjadi suatu keadaan yang bertentangan dengan kenyataan pada saat itu. Kemandekan ekonomi yang hanya menguntungkan orang-orang kaya, rezim politik yang berkuasa dengan otoriter, suasana yang hancur-hancuran akibat perang mengakibatkan kemelaratan dan kemiskinan rakyat. Namun hal ini semua tertutupi oleh bangunan-bangunan baroque yang megah. karya-karya sastra yang gemilang lukisan-lukisan dan sclupture yang sama sekali tidak mengisyaratkan kebobrokan keadaan pada saat itu.

Keadaan-keadaan tersebut mengakibatkan timbulnya reaksi dari kalangan seniman. Mereka dengan tegas menyatakan perang terhadap seni dari masa lalu: Medieval, Classical, Gothic, Art Nouveau, Romanticism, Impresionist. Berbagai penemuan baru dan inovasi teknologi pada saat itu turut mendorong munculnya usaha-usaha untuk menggantikan seni masa lalu dengan pencarian terhadap paradigma seni yang baru yang berdasarkan pada tingkah laku dan perubahan zaman.

Pendiri Deutsche Werkbund pada tahun 1907 oleh arsitek Jerman, Hermann Muthesius, memberikan kontribusi yang penting bagi konsep baru dalam desain industri, yang sebenarnya berupaya meningkatkan kualitas fabrikasi industri Jerman dengan memadukan Seni dan Industri.


(58)

Seiring dengan semangat Werkbund ini, muncul aliran-aliran baru yang berperan penting dalam usaha mendefenisikan Arsitektur Baru yang melengkapi pendekatan yang didefenisikan oleh Walter Gropius dan Bruno Taut.

Aliran-aliran tersebut diantarnya:

Cubisme, yang berkembang di Prancis pada tahun 1907

Merupakan gerakan artistik sebagai reaksi terhadap penggunaan seni bargambar oleh kaum borjuis yang mengandung maksud - maksud politik. Aliran ini meningkatkan penggunaan bentuk - bentuk abstrak yang bermaksud memurnikan seni, yang berpengaruh terhadap sclupture, seni

graphis, lukisan dan arsitektur

Futurism, berkembang di Italia pada tahun 1909

Merupakan gerakan dalam sastra yang mempengaruhi kelukisan, sclupture dan arsitektur. Manifesto futuris ini secara puitis berusaha menggebrak dan melepaskan diri dari konsep-konsep statis kuno demi dinamisme yang modern

Ekspresionisme, berkembang di Jerman pada tahun 1914

Merupakan usaha penarikan diri ke minat artistik yang bersifat emosional dan sangat pribadi. Aliran ini timbul sebagai reaksi terhadap keadaan Jerman yang hancur-hancuran akibat perang. Merupakan gerakan dalam

seni lukis, seni musik, sastra dan arsitektur.

B. Ekspresionisme secara umum

Seni dimana emosi merupakan pertimbangan yang dominan diklasifikasikan kedalam ekspresionisme. Ekspresionisme memandang sesuatu kepada dunia yang mengungkapkan emosi dan pernyataan-pernyataan secara psikologi dari pada memandang dunia sebagai refleksi dari warna.

Para ekspresionis sadar sepenuhnya terhadap dunia nyata, tetapi menolak ide klasik yang menganggap seni sebagai imitasi dari alam, mereka menggali kedalam alam pikiran, spirit dan imajinasi. Mereka setuju dengan diktum Goethe bahwa perasaan adalah segalannya.


(59)

Lukisan ekspresionisme lebih fokus kepada psikologi dari pada alam, melukiskan dunia yang sukar dipahami dengan tehnik baru dan simbol-simbol baru, penggunaan warna - warna yang bertentangan dan bentuk-bentuk yang tidak lazim. Dissonansi yang berdentum pada musik ekspresionisme bermaksud untuk “membangukan” dari pada melenakan pendengarnya dan sastra ekspresionisme bermaksud mengejutkan pembacanya dengan pengungkapan pernyataan yang subjektif secara fisik maupun psikologi.

Untuk mengungkapkan reaksinya terhadap hal-hal fisik, psikologi dan spritual, para ekspresionis mengubah dan memberi warna pada imajinasinya

menurut perasaannya.

Gambar 3.1 Diagram Pengertian Ekspresionisme Sumber : Hasil Olah Data Primer

C. Sejarah

Bruno taut , pencetus teori Eksprsionisme berpendapat bahwa masyarakat yang baru hanya akan dapat dicapai melalui kebangkitan kembali arsitektur dan seni bangunan yang menawarkan sintesis kebudayaan dari setiap ilmu yang terlibat didalamnya.

Visi taut tentang reunifikasi seni dan arsitektur ini dilatar belakangi oleh Deutscher Werkbund pada tahun 1907 yang dibawah komando pendirinya


(60)

Herman Muthesius, berupaya untuk mendekatkan seni di Jerman dengan industri yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas desain dan fabrikasi Jerman.

Visi Taut ini diwujudkan melalui sebuah kelompok yang disebut Arbeitsratfur Kunst (or soviet for art). Ide-ide kelompok ini diwujudkan melalui sebuah jaringan surat menyurat diantara anggota-anggotanya yang disebut Dieglaserne Kette atau Glass Chain. Diantaranya termasuk Bruno taut, Walter Gpropius dan Han Scharoun.

Arsitek lainnya seperti Hans Poelzig melalui Grosse Schauspielhaus di Berlin, 1919, dan Erich Mendelsohn melalui Einstein Tower di Postdam 1917-1921 secara tepat mewujudkan ide ini ke prakteknya.

Arsitektur ekspresionis mencapai puncaknya pada tahun 1918-1921, yaitu pada masa Jerman mengalami kesulitan ekonomi yang sangat parah yang merupakan ekses dari kekalahan Jerman pada perang dunia I. Pada saat itu nyaris tidak ada bangunan baru sehingga para arsitek hanya bebas menciptakan dan memabngun dalam alam khayal.

Arsitektur ekspresionis dipengaruhi oleh isu-isu pokok yaitu biomorphic, geomorphic, yang terpenting yaitu makhluk (the creatur), seperti yang terlihat pada karya Erich Mendelsohn (Einsten Tower), Gua (the Cave), seperti yang terlihat pada karya Poelzig (Grass Schauspielhaus) dan Kristal (the crystal) yang terlihat pada karya Bruno taut (Glass Pavilion).

Aliran ini perlahan mulai menghilang akibat gempuran-gempuran dari ide-ide lain yang lebih dekat dengan realita kehidupan modern. Puncak kekalahan ekspresionisme terjadi pada tahun 1928, pada Congres Internationaus d’ Architecture Moderne (CIAM) di La Sarraz, Switzerland. Salah seorang arsitek Ekspresionis Hugo Haring yang konsern terhadap bentuk non-normative mengalami kekalahan dari Le Corbusier yang pada saat itu memproklamasikan arsitektur yang fungsinal dan bentuk-bentuk murni geometris sebagai dasar dari arsitektur modern.


(61)

3.2.3 Karateristik Ekspresionisme

Ciri-ciri ekspresionisme berdasarkan buku “Ruang dalam Arsitektur” oleh Cornelius Van De Yen adalah sebagai berikut :

Irasional

Ini merupakan pembelokan dari filsafat objektif dan konsep-konsep statis mengenai ruang yang lebih mengarah ke subjektifitas

Emosional

Dalam pemikirannya, lebih mengutamakan emosi dari pada nalar  Antopomorfik

Proyeksi simbol-simbol organisme kedalam masa arsitektural dimana bangunan dianggap makhluk yang hidup yang menghasilkan bentuk-bentuk

organik dengan garis melengkung dan kurva-kurva  Kristalin

Perwujudan terhadap artistik kristal yang angular dan multi faset. wujud angular mereka merupakan pambagian secara sadar atas geometri

sederhana dari kubus, kerucut piramida dan sebagainya  Utopian

Ini diakibatkan oleh tendensi pada saat itu yang merupakan keputusasaan akibat perang. Banyak bangunan yang tidak dapat tercipta direalita sehingga

para arsitek membangun dalam alam khayal  Monumental

Bagian utama dari komposisi arsitektural biasanya terdiri dari sebuah masa yang sentral, dominan dan menjulang


(62)

3 .2.4. Karateristik Ekspresionisme Melalui Karya

Tabel 3.1 Karakteristik Ekspresionisme Melalui Karya  

Masa Arsitek Karya Ciri-ciri

Ekspresionis Awal

Mchael de Klerk

EigenHaard haousing , 1913-1920, Amsterdam

Menciptakan mbentuk-bentuk kurva dengan menggunakan bata untuk menciptakan sudut-sudut yang dibulatkan

Bruno Taut Glass Pavilion, 1914 Cologne, Jerman

Penggunaan bahan kaca. Atapnya berupa kubah persegi yang terbuat dari kaca sehingga befungsi untuk memasukkan cahaya kedalam ruangan. Dinding terbuat dari glass block, denah berbentuk bulat

Erich Mendelsohn

Einstein Tower, 1917-1921,

Postdam

Menonjolkan efek platis dari beton untuk menciptakan bentuk sclupture yang berbentuk mahkluk yang berotot dalam posisi yang siap menerkam. Atap kubah dipuncak diasosiakan sebagai kepala dan bukaan jendela ditarik kedalam diasosiasikan sebagai mata. Bangunan ini juga menggunakan susdut-sudut yang dibulatkan. Hans

Poelzig

Grosse

Schauspielhaus, 1919, Berlin

Menonjolkan interior dalam bertujuan membawa orang kealam mimpi. Berusaha menggambarkan gua tempat hidupnya Zarathystranya Nietzche yang dipercaya tempat

lahirnya agama dan seni.

Foyernya berbentuk sirkulasi mengelilingi kolam. Puncaknya raungan teater yang langit-langitnya penuh dengan barisan stalagnit-stalagnit ayng tebal yang dicat merah menggantung dengan ratusan lampu warna-warni yang disembunyikan disuatu kedalman, memberi kesan berkilau


(63)

Ekspresionis Akhir Walter Gropius Monumen buat pekerja yang tewas, 1921

Monumen ini terbuat dari beton yang dibentuk bergerigi

Fritz Hoger Chilehaus, 1923, Hanburg

Dibangun di site yang berbentuk segitiga dipusat kota Hanburg. Atap pada salah satu sudut dilancipkan keatas seolah-olah menggambarkan bubungan kapal, menyimpulkan Hanburg sebagai kota pelabuhan

Hugo Haring

Cow Shed on the Garkau farm, 1924-1925,

Lubeck, Jerman

Penggunaaan atap dan sudut yang dibulatkan. Dinding bata yanghorizontal kontras dengan papan-papan vertikal pada loteng jerami dan gudang di cat hijau pada akhir 1930-an

Awal kebangkitan Ekspresionisme Hans Scharoun Berlin philharmonic, 1956-1963

Berbentuk seperti gelombang dengna dinding bertekstur berwarna kuning dan ujng atapnya yang dilancipkan

Jorn Utzon Sydney Opera haouse, 1956-1973, Sydney

Menggunakan efek plastis dari beton. Mengibaratkan kapal yang sedang berlabuh Eero Saarinen TWA JFK Airport, 1956-1962, AS

Menggunakan efek plastis dari beton untuk menggambarkan burung raksasa yang siap terbang. Dengan ruang – ruang yang mengalir yang diibaratkan sebagai urat nadi dari burung tersebut

3.3 INTERPRETASI TEMA

Ekspresionis, melukiskan perasaan yang paling dalam, emosi, sedih, marah dan sebagianya. Ekspresi merupakan cabang dari Analogi Linguistik yang pada dasarnya adalah satu cara untuk menjelaskan bagaimana ungkapan-ungkapan dapat dicapai dengan membatasi komponen-komponen pada elemen-elemen yang bermanfaat, yang kemudian dapat diperhalus atau diperindah sesuai dengan kepantasan tuntutan.

Konsep dasr yang ingin diterapkan pada perancangan Youth Creative Expo ini adalah bagaimana menerapkan Ekspresionis bangunan yang dinamis, aktif dan penuh kenyamanan kedalam bentuk dan karekter bangunan yang dirancang. Sehingga bentuk yang tercipta memiliki karakter yang dinanamis dan


(64)

penuh dengan ketertarikan yang dapat dirasakan oleh masyarakat ketika melihatnya.

3.4 Studi Banding Tema Sejenis

3.4.1 Einstein Tower By Eric Mendelson

Bangunan ini dirangcang oleh Eric Medelson, sebagai Arsiteknya. Sang Arsitek mengekspresikan bangunan rancangannya dari raut muka manusia.

3.4.2. Eero Saarinen, Twa Building, New York_Files

Gambar 3.2. Eksterior Einstein Tower

Sumber : Internet

Gambar 3.3. Eksterior Eero Saarinen

Sumber : Internet

Sang arsitek mengekspresikan bangunan ini yaitu burung yang siap terbang, mengekspresikan pergerakan dan perpindahan, yang berhubungan dengan fungsinya sebagai airport.


(65)

3.4.3. Guggenheim Museum Bilbao , Bilbao, Spain (Frank O.Gehry)

Gambar 3.4. Eksterior Guggenheim Museum Bilbao Sumber : Internet

Eksteriornya mengekspresikan awan yang berombak dan bentukan yang organik.

3.4.4 Falling water

Bangunan ini berusaha untuk mengekspresikan kondisi lingkungan sekitarnya dengan memainkan lempengan balok bermaterialkan batu alam sehingga menimbulkan kesan dinamis dan fleksibel.


(66)

Gambar 3.6 Batu susun yang melapisi dinding dalam dan luar

Gambar 3.7 Eksterior Falling Water

3.4.5 Vitra Design Museum


(67)

Vitra adalah sebuah perusahaan furniture yang menginginkan sebuah bangunan pameran yang atraktif. Bangunan ini terletak dekat dengan pabrik pembuatannya di dekat Basel, tidak jauh dari perbatasan Jerman/Swiss/ Prancis. Sama seperti Frank Gehry, alvaro Siza, Nichoolas Grimshaw, Tadao Ando dan Zaha Hadid juga didatangkan untuk memberi desainnya yang menciptakan penataan antara area industri dan permukiman.

Museum ini memiliki aktifitas pameran desain furniture dan karya Gehry mapu menciptakan ruang yang cocok untu itu. Desainnya mampu mendukung pameran yang diadakan dan bukannya bersaing dengannya.

Dari luar, geometri bangunan ini mungkin terasa asing ketika kita ingin mengunjungi suatu pameran.Tapi kita akan merasa sangat nyaman berada di dalamnya diman kita bisa menikmati pameran arsitektur yang menata tapak Vitra.


(68)

Lokasi proyek terletak di Kota Medan yang merupakan ibukota Propinsi  Sumatera Utara daerah pusat WPP I Sumatera. Berada pada daerah  pengembangan pusat kota yang terletak di Kecamatan Medan Barat  dengan pusat pengembangannya daerah Sei Sikambing Medan. Letak  geografis kota Medan berada pada 2o27’‐2o47’ lintang utara dan 98o35’‐ 98o44’ bujur timur. Berada 2.5‐37.5 meter diatas permukaan laut.  Topografi site datar (tidak berkontur), iklim tropis dengan suhu minimum  antara 23.3o

C‐24.4o

C dan suhu maksimum antara 30.7o

C‐33.2o

C. Lokasi  berada di persimpangan Jalan H. Adam Malik yang merupakan Jalan Arteri  Primer Kota, serta diapit dua jalan lain yaitu Jalan Sei Deli dan Jalan  Bangun. Jalur pada kedua jalan tersebut memiliki dua jalur. 

BAB 4 ANALISA

4.1 Analisa Eksisting

4.1.1 Analisa Lokasi (Posisi Site Terhadap Kota-Kawasan Lingkungan)


(69)

4.1.2. Kondisi Eksisting Lahan

 

Gambar 4.2 Analisa Kondisi Sekitar Site Tabel 4.1 Kondisi Eksisting Sekitar Site

 Lokasi Tapak : Jln. H Adam Malik, Kecamatan Medan Barat, Kotamadya Medan, Sumatera Utara , Indonesia.

 Luas Lahan : + 4,2 Ha (+42.000 m2)

 Kontur : Datar

 KDB : 60 %

 KLB : 3-5 lantai

 Batas Tapak :

o Utara : Jl. H. Adam Malik o Timur : Jl. Sei Deli o Selatan : Jl. Bangun o Barat : Jl. H. Adam Malik

 GSB:

o Jln. H. Adam Malik : 11 meter o Jln. Sei Deli : 4 meter o Jln. Bangun : 4 meter


(70)

A. Universitas dan Perkantoran

B. Rumah Penduduk C. Perkantoran D. Rumah Penduduk

 

4.1.3. Tata Guna Lahan A. Peruntukan lahan.

Di dalam RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kotamadya Medan), lokasi yang berada di daerah persimpangan Jalan H. Adam Malik, Kecamatan Medan Barat, masuk kedalam WPP D (Wilayah Pengembangan Pembangunan D) dengan Sei Sikambing sebagai pusat pengembangan. Sebagai kawasan pusat kota, lokasi ini sangat potensial untuk dibangunnya bangunan yang bersifat rekreatif dan hiburan.

Peta tata Guna Lahan dalam radius 500 meter :

Gambar 4.3 Peta Tata Guna Lahan

Empat unsur potensial dari lokasi ini, yaitu:

Fasilitas Umum  (Sekolah, Rumah  Komersial (Ruko  dan Rukan) 

Kantor Pemukiman 

Komersial  (Restoran, Toko) 


(71)

Terletak di pusat kota

Berada pada kawasan pusat pengembangan kota, perkantoran, dan pemukiman.

Transportasi lancar dan baik

Luas site mendukung, yaitu sebesar 4,2 Ha

Gambar 4.4 Massa Bangunan Potensial Sekitar Site

Melihat dari lokasi site yang berada pada jalan H. Adam Malik , terdapat beberapa bangunan yang dapat menjadi pendukung bagi perletakan Tech Design Expo yang memiliki tujuan sebagai wadah pameran, diantaranya:

 Kampus LP3i

Showroom-showroom mobil Tempat penjualan alat elektronik  Warung Steak and shake

 Rumah Sakit  Mesjid Al-anshar


(72)

   

 

 

Gambar 4.5 Peruntukan Lahan Berdasarkan Fungsinya

Bangunan di sekitar site memiliki KDB 60 % - 75% ,dengan ketebalan bangunan yang relatif tipis . Terdapat jarak antara bangunan dengan badan jalan yang cukup signifikan pada bangunan sekitar site. Oleh karena itu ketebalan massa bangunan sekitar site cenderung tidak terlalu padat . Hal ini dapat membantu dalam memberikan kenyamanan jarak pandang bagi pengguna jalan. Adapun luas dari site adalah : 42.000m2

KDB pada site (65 – 75%) = 60% x Luas site

= 60% x 42.000

= 25.200m2

Tanggapan:

 Desain massa bangunan diharapkan dapat memberikan kelegaan bagi pengguna dengan massa yang tidak terlalu padat .

 Letak massa bangunan di berikan jarak dengan badan jalan untuk menciptakan kenyamanan jarak pandang bagi pengguna jalan .


(73)

4.1.4. Batas Site

SITE

Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan H. Adam Malik

yang merupakan kawasan pemukiman dan perkantoran Utara berbatasan dengan Jalan H.

Adam Malik yang merupakan kawasan pendidikan, pemukiman, dan komersil, terdapat Showroom, bengkel, dan kampus LP3i. Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Bangun dan berseberangan dengan rumah penduduk dan bengkel. Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan Sei

Deli dan pada sisi ini terdapat

Sungai Deli. Area hijau di atas

merupakan area bantaran sungai.


(74)

4.1.5 Sarana dan Prasarana

Prasarana yang mendukung pada site diantaranya :

 Jalan yang cukup lebar pada Jalan H. Adam Malik , memungkinkan sirkulasi kendaraan yang cukup lancar .

 Fasilitas saluran air bersih.  Fasilitas riol kota

 Fasilitas listrik  Fasilitas pedestrian.   Fasilitas telepon.

Gambar 4.7 Analisa Sarana dan Prasarana Pada Site

Sarana yang mendukung pada site meliputi bidang ekonomi , budaya ,dan sosial ,diantaranya:

 Institusi pendidikan.  Pertokoan.


(75)

4.1.6. Skyline

SITE

Gambar 4.8 Analisa Skyline

Gambar 4.9 Skyline

Pada Skyline , terlihat bangunan di sekitar site memiliki ketinggian antara 2-4 lantai. Oleh karena itu diharapkan ketinggian bangunan tidak terlalu menonjol dengan lingkungan sekitar. Banyak cara untuk menonjolkan bangunan selain dari ukuran dan ketinggian. Diharapkan bangunan ini akan menonjol dalam segi

A

B

A

 


(76)

design dan kenyamanan pengguna yang diharapkan akan banyak menarik minat pengguna.

4.1.7. Eksisting Bangunan Sekitar Site

  Gambar 4.10 Analisa Bangunan Eksisting Sekitar Site

Tabel 4.2 Bangunan Eksisting Sekitar Site

Kampus LP3i Nissan Showroom Bengkel

Pegadaian Mesjid Ruko


(77)

Lokasi Site yang berada di sekitar bangunan pendidikan dan bangunan perkantoran, sangat mendukung fungsi site sebagai tempat pameran yaitu Tech Design Expo.

4.2 ANALISA POTENSI DAN KONDISI SITE 4.2.1. Analisa Sirkulasi

           

SITE

 

         

  Keterangan

  Jalan dengan kepadatan Tinggi

  Jalan dengan kepadatan Sedang

  Jalan dengan kepadatan Rendah

Gambar 4.11 Analisa Sirkulasi Sekitar Site

A

B

C


(78)

Tabel 4.3 Keadaan Jalan Eksisting Sekitar Site

A. Jln . H. Adam Malik

B. Jln . H. Adam Malik

C. Jln. Bangun D. Jln. Sei Deli

Jalan H. Adam Malik pada sisi ini

merupakan jalur terpadat pada kawasan ini tetapi hanya memiliki satu

arah pergerakan kendaraan dengan lebar jalan ± 20 m.

Jalan H. Adam Malik pada sisi ini juga memiliki lebar

jalan ±20 m. tetapi intensitas kepadatannya sedikit di bawah

sisi utara site.

Jalan Bangun memiliki lebar

jalan 6m. merupakan jalan dengan kepadatan terendah pada site.

Jalan Sei Deli juga memiliki lebar jalan 6 m tetapi

lebih banyak dilintasi oleh penduduk setempat. SITE Tanggapan:

 Jalan Sei Deli akan dijadikan sebagai tempat untuk mengakses kenderaan ke dalam site. Ini dilakukan untuk menghindari kemacetan pada Jalan H. Adam Malik. Tetapi masalahnya yaitu lebar bersih jalan Sei Deli hanya 5m. Adapun penyelesaian yang dilakukan yaitu selebar 5m bagian tapak dari sisi ini akan dijadikan perlebaran jalan Sei Deli tetapi hanya digunakan hanya untuk akses ke dalam site. Sedangkan untuk akses keluar site akan diletakkan pada jalan H. Adam Malik sebelah Barat.


(79)

Tabel 4.4 Keterangan Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki

Keterangan

Jalur Pedestrian pada Jln H. Adam Malik memilki intensitas yang sedang , kebanyakan dilalui oleh mahasiswa dan karyawan kantor. Trotoar kurang terdefinisi dengan baik , dan cenderung terhalangi oleh dagangan bunga pohon.

Jalur Pedestrian pada Jln Sei Deli dan Jln Bangun tidak terdefinisi dengan baik. Jalur pedestrian ini hanya dilalui oleh penduduk setempat. Jalur pedestrian pada kedua jalan tersebut memiliki intensitas yang sedang.

4.2.2. Analisa Pencapaian

           

SITE

 

       

Gambar 4.13 Analisa Pencapaian Ke Site

Tabel 4.5 Keterangan Analisa Pencapaian Ke Site Tanggapan:

 Jalur Pedestrian pada Jln H. Adam Malik baiknya diperlebar agar dapat menampung pejalan kaki ingin menuju bangunan pada site.


(80)

Keterangan

 

Pencapaian yang diakses melalaui Jalan Gatot Subroto

  Pencapaian yang diakses melalaui Jalan T. Amir Hamzah   Pencapaian yang dapat diakses melalui Jalan Putri HIjau

Analisa Pencapaian terhadap Inti Kota

Tabel 4.6 Analisa Pencapaian Terhadap Inti Kota

WPP Cakupan Kecamatan Inti Kota Pencapaian

A 1. Kec. Medan Belawan 2. Kec. Medan Marelan 3. Kec. Medan Labuhan

Belawan Pencapaian dapat diakses melalui Jalan arteri kota primer dan dapat ditempuh dari inti pengembangan kota menuju lokasi selama ± 1 jam.

B Kec. Medan Deli Tanjung Mulia Dari pusat pengembangan kota menuju lokasi dapat ditempuh selama ± 45 menit.

C 1. Kec. Medan Timur 2. Kec. Medan perjuangan 3. Kec. Medan Tembung 4. Kec. Medan Area 5. Kec. Medan Denai 6. Kec. Medan Amplas

Aksara Pencapaian dapat diakses dari pusat pengembangan kota yaitu Aksara menuju lokasi dapat ditempuh selama ± 35 menit. Sedangkan dari lokasi terjauh yaitu Kecamatan Medan Amplas menempuh waktu selama ± 90 menit.

D 1. Kec. Medan Johor 2. Kec. Medan Kota 3. Kec. Medan Baru 4. Kec. Medan Maimoon 5. Kec. Medan Polonia

Inti Kota Pencapaian dapat diakses dari inti kota yaitu kawasan Kantor Walikota Medan dapat ditempuh ± 15 menit, sedangkan dari kawasan terjauh yaitu Kec. Medan Johor ditempuh selama ± 30 menit.

E 1. Kec. Medan Barat 2. Kec. Medan Petisah 3. Kec. Medan Sunggal 4. Kec. Medan Selayang 5. Kec. Medan Tuntungan

Sei Sikambing Pencapaian dapat diakses melalui jalur arteri kota primer melalui Jalan Gatot Subroto dan Jalan Lingkar pendukungnnya ditempuh selama ± 90 menit. sedangkan dari titik terjauh yaitu Kec. Medan Tuntungan ditempuh selama ± 100 menit.


(1)

6.14. Rencana Sanitasi Dan Rencana Titik Kebakaran


(2)

6.15. Detail Struktur


(3)

6.16. Konsep Rancangan


(4)

6.17. Konsep Struktur


(5)

6.18. Exterior dan Interior Bangunan


(6)

DAFTAR PUSTAKA

 D.K..Chink, Francis, Arsitektur Bentuk, Ruang dan Susunannya, Penerbit Erlangga, Jakarta

De Chiara, John, Joseph & Callender, (1973), Times Saver Standard For Building Type, Mc Graw Hill Book Company, New York.

Neufert, Ernst, (1997), Data Arsitek Jilid 1 Edisi 33, Terjemahan Sunarto Tjahjadi, PT. Erlangga, Jakarta.

Neufert, Ernst, (1997), Data Arsitek Jilid II Edisi 33, Terjemahan Sunarto Tjahjadi, PT. Erlangga, Jakarta.

 Medan Dalam Angka, 2006

Laporan Tugas Akhir : Medan International Exhibition and Convention Centre, Fakultas Teknik, Arsitektur USU, Medan 2005.

 Oxford Advanced Learner’s dictionary.

 WJS Poerwadarminta, (1976), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Akustik Lingkungan, Jakarta: Erlangga.

Quentin Picard, (2002) Architect Hand book, United Kingdom: Blackwell Science Ltd.

Snyder, James C.& Catanese, Anthony J. (1989) Pengantar Arsitektur, Jakarta: Erlangga.

www.evolo.us www.luxigon.com