1. Penyaluran Secara Langsung.
Penyerahan secara langsung adalah muzakki menyerahkan zakatnya
langsung kepada mustahiq orang yang berhak menerima. Pada prinsipnya,
dibenarkan oleh Syari’at Islam apabila seseorang yang berzakat langsung memberikan sendiri zakatnya kepada para mustahiq dengan syarat mustahiq
sejalan dengan Firman Allah swt dalam surat at-Taubah: 60.
Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para muallaf yang dibujuk
hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Q.S. At-Taubah 60
Akan tetapi, sejalan dengan firman Allah tersebut, tentu akan lebih utama jika zakat itu disalurkan lewat amil zakat yang amanah, bertanggung
jawab, dan terpercaya. Ini dimaksudkan agar distribusi zakat tepat sasaran sekaligus menghindari penumpukan zakat pada mustahiq tertentu yang kita
kenal sementara mustahiq lainnya karena kita tidak mengenalnya tidak mendapatkan haknya.
11
11
Fakhrudin, Fiqh Dan Menagement Zakat Di Indonesia, Malang: UIN Malang Press, 2008, h. 108.
Adapun golongan penerima zakat adalah sebagai berikut:
12
a. Fakir ialah orang yang tidak berharta dan tidak mempunyai mata pencaharianpenghasilan atau usaha tetap guna mencukupi kebutuhan
hidupnya nafkah, sedangkan yang menanggung atau menjaminnya tidak ada.
b. Miskin ialah orang-orang tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya, meskipun ia mempunyai pekerjaan atau usaha tetap, tetapi hasil usaha itu
belum dapat mencukupi kebutuhannya, dan orang yang menanggung atau menjamin juga tidak ada.
c. Amil ialah orang atau lembaga atau badan yang bertugas mengurus zakat baik menerima, menyalurkan atau mengelola zakat.
d. Muallaf ialah orang yang diharapkan kecenderungan hati dan keyakinannya untuk beriman atau tetap beriman kepada Allah dan mencegah agar mereka
tidak berbuat jahat bahkan diharapkan mereka akan membela atau menolong kaum muslimin.
e. Riqab ialah budak yang sedang berusaha membebaskan dirinya dari majikannya. Perkembangan pengertian budak ialah golongan atau bangsa
yang sedang membebaskan diri dari eksploitasi pihak lain. f. Gharim ialah orang yang karena kesulitan hidupnya terlilit hutang sehingga
tidak dapat membayar hutangnya. Pengertian ini berkembang pada orang
12
Direktorat Pemberdayaan Zakat, Manajemen Pengelolaan Zakat, Jakarta: Departemen Agama RI, 2009, h. 36.
yang dinyatakan pailit dalam usahanya sehingga ia dalam kesulitan memenuhi keperluan hidupnya di samping kewajiban hutang yang harus
dibayar. g. Sabilillah ialah orang yang dalam segala usaha untuk kejayaan agama
Islam. Oleh karena itu sabilillah dapat diartikan pula sebagai usaha perorangan atau badan yang bertujuan untuk kepentingan kejayaan agama
atau kepentingan umum. h. Ibnu Sabil ialah orang yang kehabisan ongkos dalam perjalanan bukan
maksiat, baik karena tidak mencukupi, atau karena kehilangan atau dirampas.
2. Penyaluran Melalui Lembaga