Dasar Sistem Audio Stereo

6.3.5. Dasar Sistem Audio Stereo

te xt

PENGUAT DAYA

RANGKAIAN PEMROSES

SINYAL

PENGUAT AWAL

EQUALIZER

UNIT TAPE FONOGRAF UNIT TAPE

EKSPANDER

SPEAKER

Luces M. Faulkenberry, 1986, 203

Gambar 6.62: Diagram Modul Sistem Stereo

Masalah yang dapat terjadi pada penguat adalah: -Sinyal terpotong, -Hilangnya sinyal keluaran,

-Suhu berlebih, -Volume tidak berfungsi, -Respon frekuensi yang tidak ba- ik. Gunakanlah penguat sesuai dengan batas-batas yang ada.

● Transduser

Transduser akan mengubah si- nyal elektrik menjadi suara yang dapat didengar. Mungkin anda beranggapan hanya ada satu

Gambar 6.63: Beberapa Contoh Bagian dari transduser , yaitu speaker. Se- Sistem Audio .

cara umum anggapan ini benar, tetapi janganlah beranggapan , ● Prosesor bahwa speaker itu sederhana.

Prosesor ada bemacam-macam, Sistem ini bisa terdiri dari mag-

pada umumnya berfungsi memi-

net permanen standar, tweeter, lih dan memodifikasi sinyal dari

pengeras suara elektro statik

sumber atau prosesor lain tanpa

dan sebagainya. Semua bagian

mengikut sertakan derau atau akan menerima sinyal dan me- sinyal yang tidak akurat.

ngelola daya yang dikirim oleh Prosesor dapat diuji dengan cara

penguat kepadanya. melepas modul tersebut dari sis-

Speaker dapat menyebabkan: tem, kemudian dilihat apakah ma-

sih ada masalah yang sama sete- - Distorsi suara, lah mo-dul dilepas. Akan tetapi, -Penambahan derau dari spea- penguat depan ker preamp harus se- lalu diperiksa, untuk melihat dan -Masalah penguatan karena im-

pedansi tidak sesuai. membandingkan sinyal masukan

Cara untuk memeriksa speaker ● Penguat

de-ngan sinyal keluarannya.

adalah dengan mencoba spea-

Kebanyakan sistem hanya mem- ker pada keluaran penguat kiri dan kanan secara bergantian. punyai satu penguat stereo, dan biasanya dikombinasikan dengan Bila masalahnya mengikuti ber- arti speaker itu rusak.

penguat depan yang terintegrasi dengan penguat. Bagian ini akan menguatkan sinyal (termasuk de- ● Catu daya rau dan sinyal yang cacat) yang di-

Hampir setiap modul mem- punyai catu daya sendiri. Bagi-

terimanya, untuk menggerakkan an ini seharusnya dapat mem- keluaran transduser.

berikan catu dc (tanpa derau dan hum) dan dapat mempertahan- berikan catu dc (tanpa derau dan hum) dan dapat mempertahan-

- Catu dc yang tak murni, akan menimbulkan dengung atau hum pada

audio. -

Bila level dc kurang, maka modul akan kehilangan salah satu atau be- berapa spesifikasinya.

● Sambungan antar modul t terbakar. Masalah yang ada di dalam sistem modular adalah perlunya sambu-

ngan lisrik antar modul berupa kabel dan konektornya. Hal ini biasanya tergantung dari masalah pengawatan dan sambungan fisik. Fungsi sambungan antar modul adalah membawa sinyal (termasuk tanah) dari satu titik ke titik lain.

- Sambungan / konektor korosi atau teroksidasi dapat menyebabkan si- nyal kadang hilang atau ledakan derau yang timbul secara periodik.

- Kawat tanpa isolasi yang baik dapat menimbulkan derau (hum) - Kawat yang saling berdekatan akan menambah kapasitansi, sehingga impedansi menjadi tidak sesuai lagi, khususnya efek frekuensi tinggi dan impedansi tinggi.

- Untuk itu gunakan konektor yang bagus, dan biasanya menggunakan kabel coaxial khusus untuk audio.

Pada sistem modular untuk menghasilkan suara audio yang makin enak untuk didengar, biasanya sebelum prosesor ditambah lagi beberapa mo-

dular yang lain, yaitu equaliser dan ekspander.

x Equaliser

Sebuah equalizer memisahkan informasi audio kedalam lebar frekuensi yang berbeda dan mengontrol kekuatan setiap lebar ‘ band’ pada saat pengguna melakukan pengesetan. Equalizer yang bagus mengizinkan pengguna memilih lebar band yang diinginkan dengan mengatur po- tensiogeser yang ada pada panel. Dan sebenarnya rangkaian equaliser merupakan rangkaian filter aktif yang dapat diatur pada daerah frekuen- si berapa yang akan dihilangkan atau dimunculkan. Jadi disini karena berupa filter aktif pastilah ada unsur penguatan jika dikehendaki pada suatu frekuensi tertentu. Tapi ada juga equaliser yang menggunakan

filter pasif dan penambahan penguatan pada ujungnya. Yang perlu dii- ngat equaliser tidak dapat memperbaiki kualitas dari sinyal yang masuk, kalau sinyalnya tak menghasilkan frekuensi tinggi / rendah, tentunya dengan equaliser tak akan menjadi muncul frekuensi tersebut. Apalagi mengandung noise / desis, ini akan tetap terbawa bahkan untuk equa- liser yang standard akan makin menguatkan noise tersebut.

x Ekspander

Dasar dari expander ditunjukan oleh Gambar 6.64, alat ini akan mendeteksi level sinyal input. Reaksinya dengan meningkatkan

penguatan pada expander untuk input yang besar dan mengurangi penguatan pada expander untuk input yang kecil.

Sinyal Audio

Kiri

1 Expand Kiri

Pengubah

Ke Arus

Kanan

Luces M. Faulkenberry, 1986, 224 Expand Kanan

Gambar 6.64: Blok Diagram Expander

Rangkaian filter mengisolasi beberapa bagian yang mewakili spectrum audio (700 Hz sampai 7KHz ) yang dideteksi. Kemudian, rangkaian

penyearah dan detector mengkonversi audio yang telah difilter menjadi tegangan variabel dc yang berubah didalam bagiannya sesuai level input (ac audio). Dc variabel ini (dalam bentuk arus) digunakan untuk mengontrol sebuah tegangan atau arus baik kanal kiri maupun kanan melalui penguat transkonduktan 1 dan 2, yang memproses sinyal audio. Didalam rangkaian ekspander ada sebuah kapasitor yang menentukan seberapa cepat penguatan dapat berubah. Dan perubahan inilah yang didengar oleh telinga kita. Akan tetapi bila perubahan penguatan terlalu lambat maka tak akan ada suara, dan bila terlalu cepat akan timbul noise. Biasanya yang paling sering rusak adalah penguat 1 dan 2.

Ekspander sederhana seperti ini mempunyai beberapa kelemahan; nada tunggal yang keras dalam perekaman dapat meningkatkan gain keseluruhan spectrum, akibatnya seluruh nada menjadi lebih keras.

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Pengembangan Pengelolaan Laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Boja

0 0 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Peserta Didik di MTs NU 02 Al Ma’arif Boja Kabupaten Kendal

0 0 16

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang Strategi Pembelajaran Discovery-Inquiry Berbantuan CD Interaktif

0 1 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Adiwiyata Di SMA Negeri 2 Demak

0 1 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Pada Proses Pembelajaran Di SMA Negeri 3 Demak

0 0 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Mengajar Guru Bahasa Inggris Pascasertifikasi Di SMA Negeri Sekecamatan Demak Tahun Pelajaran 2013/2014

0 0 22

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Gugus Ki Hajar Dewantara - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Supervisi Klinis Dengan Tehnik Kunjungan Kelas Di Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Ungaran Timur

0 0 29

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PJOK DISD NEGERI GUGUS DWIJA HARAPAN KECAMATAN MIJENKOTA SEMARANG (STUDI MANAJEMEN “JOINT” ARAS GUGUS) Tesis

0 0 17

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Manajemen Sekolah Berbasis Pondok Pesantren Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di SMP NU 06 Kedungsuren Kec. Kaliwungu Kab. Kendal T

0 1 62

TEKNIK GRAFIKA DAN INDUSTRI GRAFIKA

0 3 365