Teknik Penjamin Keabsahan Data

G. Teknik Penjamin Keabsahan Data

Penjamin keabsahan data sangat perlu dilakukan agar data yang dihasilkan dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Pengecekan keabsahan data merupakan suatu langkah untuk mengurangi kesalahan dalam proses perolehan data penelitian yang tentunya akan berimbas terhadap hasil akhir dari suatu penelitian. Untuk membuktikan validitas data yang diperoleh, peneliti meneliti kembali dengan mengambil data-data melalui tiga tahapan, diantaranya yaitu tahap pendahuluan, tahap penyaringan dan tahap melengkapi data yang masih kurang. Dari ketiga tahap itu, untuk pengecekan keabsahan data banyak terjadi pada tahap penyaringan data. Oleh sebab itu, jika terdapat data yang tidak Penjamin keabsahan data sangat perlu dilakukan agar data yang dihasilkan dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Pengecekan keabsahan data merupakan suatu langkah untuk mengurangi kesalahan dalam proses perolehan data penelitian yang tentunya akan berimbas terhadap hasil akhir dari suatu penelitian. Untuk membuktikan validitas data yang diperoleh, peneliti meneliti kembali dengan mengambil data-data melalui tiga tahapan, diantaranya yaitu tahap pendahuluan, tahap penyaringan dan tahap melengkapi data yang masih kurang. Dari ketiga tahap itu, untuk pengecekan keabsahan data banyak terjadi pada tahap penyaringan data. Oleh sebab itu, jika terdapat data yang tidak

Moleong berpendapat bahwa untuk menetapkan keabsahan data (trustworthiness) ada empat kriteria yang dapat digunakan, yaitu:

1. Kredibilitas (credibility), data yang diperoleh merupakan realitas bukan subyektif semata, sekalipun kebenaran mengandung subyektivitas, data harus diakui dan diterima kebenarannya sumber atau subjek penelitian lainnya dan hasilnya dapat dipercaya oleh partisipan, karena satu-satunya penilai yang sah terhadap kredibilitas hasil penelitian adalah partisipan. Untuk itu diperlukan teknik pemeriksaan kredibilitas, antara lain:

a. Memperpanjang keikutsertaan dalam proses penelitian, dengan perpanjangan keikutsertaan, peneliti memiliki kesempatan lebih banyak untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan.

b. Ketekunan pengamatan yaitu dalam mengadakan observasi secara terus menerus terhadap objek penelitian guna memahami gejala lebih mendalam terhadap berbagai aktivitas yang sedang berlangsung dilokasi penelitian.

c. Triangulasi dilakukan untuk memeriksa kredibilitas data meliputi penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori yang berhubungan dengan penelitian.

d. Pengecekan sejawat, yaitu dengan mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan teman-teman sejawat agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran, diskusi ini juga dimaksudkan agar memperkaya pemikiran peneliti. Untuk itu hendaknya rekan sejawat dalam diskusi ini memiliki pengetahuan dan pengamalan dalam bidang yang dipersoalkan, terutama tentang isi maupun metodologinya.

e. Analisis Kasus Negatif, yaitu dengan cara mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola kecendrungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai pembanding.

f. Pengecekan anggota yaitu pengecekan kebenaran informasi kepada para subjek penelitian yang telah ditulis oleh peneliti dalam laporan penelitian. Apa yang disampaikan informan kepada peneliti dilakukan pengecekan ulang sebagai tahap akhir dalam penelitian. Tujuan hal tersebut adalah untuk memudahkan peneliti mengadakan pengecekan terhadap data-data yang telah terkumpul dan mencari kebenaran atau kredibilitas data.

2. Keteralihan (transferability), yaitu dengan melakukan uraian rinci dari datake teori, dari kasus ke kasus lain sehingga setiap pembaca laporan penelitian ini mendapatkan gambaran yang jelas dan dapat menerapkannya pada konsteks lain yang sejenis.

3. Ketergantungan (dependability), yaitu kemampuan memperoleh hasil yang sama jika dilakukan pengamatan untuk yang kedua atau beberapa kali hasilnya secara esensial sama, dengan mengusahakan agar proses penelitian tetap konsisten dengan meninjau ulang semua aktivitas penelitian terhadap data yang diperoleh dengan memperhatikan konsistensi dan realibitas data.

4. Ketegasan (confirmability), yaitu mengusahakan agar data dapat dijamin keterpercayaannya sehingga kualitas data dapat diandalkan dan dipertanggung jawabkan. 135

Sejalan dengan pemikiran di atas, maka untuk menjamin keabsahan data yang diperoleh dari lapangan, data yang ada di analisa dan diperiksa dengan menggunakan indikator-indikator diatas, dengan pertimbangan antara lain:

1. Memeriksa kualitas data yang bertujuan untuk menghilangkan kekhawatiran terjadinya data subyektif yang diperoleh di lapangan. Untuk itu dilakukan pemilihan dan pemilahan data yang diperoleh, 1. Memeriksa kualitas data yang bertujuan untuk menghilangkan kekhawatiran terjadinya data subyektif yang diperoleh di lapangan. Untuk itu dilakukan pemilihan dan pemilahan data yang diperoleh,

2. Melakukan perbandingan dengan memanfaatkan data yang ada untuk menjaga akurasi hasil penelitian sehingga benar-benar valid dan berbeda dengan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan.

3. Untuk memperoleh masukan demi kesempurnaan hasil penelitian, peneliti hendaknya melakukan diskusi dengan rekan-rekan sejawat tentang hasil sementara atau hasil akhir penelitian. Melakukan croscek ulang terhadap sumber-sumber informasi penelitian, baik berkaitan dengan teori yang dikemukakan, maupun terhadap data yang diperoleh di lapangan. Kemudian, menguji dan membandingkannya dengan teori dan data yang sudah ada dan menyesuaikan kembali bilamana diperoleh data terbaru terhadap teori data penelitian yang telah dilakukan.