1
BAB II TELAAH PUSTAKA
2.1 Manajemen Bimbingan dan Konseling
2.1.2 Pengertian Manajemen Bimbingan dan Konseling
Suherman 2007 menjelaskan bahwa manajemen diartikan sebagai keseluruhan aktivitas berupa proses
mengadakan, mengatur, dan memanfaatkan sumber daya yang dianggap penting guna mencapai tujuan
secara efektif dan efisien. Sugiyo 2012 menjelaskan bahwa manajemen bimbingan dan konseling adalah
kegiatan yang diawali dari perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling, pengorganisasian aktivitas
dan semua unsur pendukung bimbingan dan konseling mencapai
tujuan serta
mengevaluasi kegiatan
bimbingan dan konseling untuk mengetahui apakah semua kegiatan layanan sudah dilaksanakan dan
mengetahui bagaimana hasilnya. Gibson dan Mitchel menyatakan
bahwa manajemen
bimbingan dan
konseling adalah aktivitas-aktivitas yang memfasilitasi dan melengkapi fungsi-fungsi keseharian staf konseling
meliputi aktivitas administrative seperti pelaporan dan perekaman,
perenacanaan dan
control anggaran,
manajemen fasilitas dan pengaturan sumber daya. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan
bahwa manajemen bimbingan dan konseling merupakan
2
sebuah upaya untuk menyusun perencanaan dari semua kegiatan BK, dan mengatur segala sesuatu yang
diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan BK, dan pada akhirnya mengukur keberhasilan pelaksanaan kegiatan
BK.
2.1.3 Tujuan Manajemen Bimbingan dan Konseling
Manajemen bimbingan dan konseling mengacu pada tujuan manajemen pendidikan secara umum.
Manajemen bimbingan dan konseling bertujuan untuk mengembangkan diri konseli peserta didik secara
efektif dan efisien. Sugiyo 2012 menjelaskan bahwa setiap organisasi mempunyai yang ingin dicapai, untuk
mencapainya maka
diperlukan adanya
kegiatan manajemen sehingga tujuan dapat dicapai secara efektif
dan efisien. Apabila tujuan manajemen dilakukan secara sistematis maka akan mencapai hasil yang
produktif, berkualitas, efektif dan efisien. Sugiyo 2012 menjelaskan kegiatan manajemen
bimbingan dan konseling dikatakan produktif apabila dapat menghasilkan keluaran baik secara kualitas dan
kuantitas. Kualitas dari layanan bimbingan dan konseling dilihat dari tingkat kepuasan dari konseli yang
mendapatkan layanan
bimbingan dan
konseling. Sedangkan kuantitas dari layanan bimbingan dan
konseling dilihat dari jumlah konseli yang mendapat layanan bimbingan dan konseling. Selanjutnya, efektif
3
berarti kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan tujuan. Keefektifan layanan bimbingan dan konseling
yaitu konseli mampu mengembangkan dirinya secara optimal. Sedangkan, efisien apabila kesesuaian antara
sumber daya dengan keluaran atau penggunaan sumber dana yang minimal dapat dicapai tujuan yang
diharapkan.
2.1.4 Prinsip-Prinsip Manajemen Bimbingan dan Konseling