Uji Toksisitas Akut Uji Toksisitas

13 fisiologik dan patologik terhadap suatu sediaan uji. Uji toksisitas dapat memberikan petunjuk adanya toksisitas relatif dan membantu identifikasi efek toksik bila terjadinya pemaparan BPOM RI, 2011. Pengujian toksisitas konvensional pada hewan coba sering mengungkapkan serangkaian efek akibat pajanan toksikan dalam berbagai dosis untuk berbagai masa pajanan. Penelitian toksikologi biasanya dibagi menjadi tiga kategori: 1. Uji toksisitas akut dilakukan dengan memberikan bahan kimia yang sedang diuji sebanyak satu kali atau beberapa kali dalam jangka waktu 24 jam. 2. Uji toksisitas jangka pendek dikenal dengan subkronik dilakukan dengan memberikan bahan tersebut berulang-ulang, biasanya setiap hari atau lima kali seminggu, selama jangka waktu kurang lebih 10 dari masa hidup atau lima hewan, yaitu tiga bulan untuk tikus atau mencit dan satu atau dua tahun untuk anjing. Namun, dalam hal ini beberapa Pengujian biasa dilakukan menggunakan jangka waktu lebih pendek yaitu dengan pemberian zat selama 28 hari. 3. Uji toksisitas jangka panjang dilakukan dengan memberikan bahan kimia berulang-ulang selama masa hidup hewan coba atau sekurang-kurangnya sebagian besar dari masa hidupnya, misalnya 18 bulan untuk mencit, 24 bulan untuk tikus dan 7 - 10 tahun untuk anjing dan monyet Lu, 1994.

2.5.1 Uji Toksisitas Akut

Uji toksisitas akut adalah suatu pengujian untuk mendeteksi efek toksik yang muncul dalam waktu singkat pemberian sediaan uji yang diberikan dalam dosis tunggal, atau dosis berulang yang diberikan dalam waktu 24 jam. Prinsip Uji toksisitas akut adalah sediaan uji dalam beberapa tingkat dosis diberikan pada Universitas Sumatera Utara 14 beberapa kelompok hewan uji dengan satu dosis perkelompok, kemudian dilakukan pengamatan terahadapefek toksik dan kematian. Hewan mati selama percobaan dan hidup sampai akhir percobaan diotopsi untuk dievaluasi adanya gejala-gejala. Tujuan toksisitas akut adalah untuk mendeteksi toksisitas sari suatau zat, menentukan organ sasaran dan kepekaan spesies, memperoleh informasi awal yang dapat digunakan untuk merancang uji toksisitas selanjutnya serta untuk memperoleh nilai LD 50 atau LC 50 suatu sediaan BPOM RI, 2011. 2.5.2 Lethal Concentration LC 50 LC 50 merupakan konsentrasi yang menyebabkan kematian sebanyak 50 dari organisme uji yang dapat diestimasi dengan grafik dan perhitungan, pada suatu waktu pengamatan tertentu, misalnya LC 50 48 jam dan LC 50 96 jam sampai waktu hidup hewan uji. Klaisfikasi menurut waktu, yaitu uji hayati pendek short term bioassay , jangka menengah intermediate bioassay dan uji hayati jangka panjang long term biassay . Klasifikasi menurut metode penambahan larutan atau cara aliran larutan, yaitu uji hayati statik static bioassay , pergantian larutan renewal biassay , mengalir flow trough bioassay . Klasifikasi menurut maksud dan tujuan penelitian adalah pemantauan kualitas air limbah, uji bahan atau satu jenis senyawa kimia, penentuan toksisitas serta daya tahan dan pertumbuhan organisme uji Ngatidjan, 2006. Dalam hal ini untuk mengetahui zat pencemar terhadap suatu biota dalam perairan, perlu dilakukan suatu uji toksisitas zat pencemar terhadap biota yang ada yaitu dalam bentuk Lethal Concentratian LC 50 . Jadi uji toksisitas digunakan untuk mengevaluasi besarnya konsentrasi toksisitan dan durasi pemaparan yang dapat menimbulkan efek toksik pada jaringan biologis Pratiwi, dkk., 2012. Universitas Sumatera Utara 15

2.6 Uji Aktivitas Enzim Papain