Sasaran Keluarga Berencana Hambatan Dalam Penerimaan Norma Keluarga Kecil

4. Sasaran Keluarga Berencana

Yang menjadi sasaran Keluarga Berencana adalah: a. Pasangan Usia Subur PUS Yaitu pasangan suami istri yang hidup bersama dalam satu rumah atau tidak, dimana istri berumur antara 15-49 tahun. b. Yang tidak termasuk PUS Yaitu semua anggota masyarakat selain dari PUS pemuda-pemudi yang belum menikah, pasangan di atas 45 tahun, orang tua dan tokoh masyarakat. c. Sasaran Institutional Yaitu organisasi-organisasi dan lembaga masyarakat baik pemerintah maupun swasta. d. Wilayah yang kurang pencapaian target KB-nya.

5. Hambatan Dalam Penerimaan Norma Keluarga Kecil

Beberapa alasan dan faktor mengapa norma keluarga kecil belum diterima oleh seluruh masyarakat antara lain: a. Alasan Agama Bagi para pemeluk agama tertentu, merencanakan jumlah anak adalah menyalahin kehendak Tuhan. Kita tidak boleh mendahului kehendak Tuhan apalagi mencegah kelahiran anak dengan menggunakan alat kontrasepsi supaya tidak hamil. b. Sosial Ekonomi Anak dipandang sebagai tenaga kerja yang dapat membantu meningkatkan ekonomi keluarga sehingga mempunyai banyak anak akan banyak tambahan pendapatan yang akan diperoleh. Hal ini memang suatu kenyataan dan benar, tetapi belum diperkirakan nasib anak itu sendiri apakah anak itu Universitas Sumatera Utara memang bisa diharapkan pendidikannya dan masa depannya. Kalau hal ini dipertimbangkan, mempunyai banyak anak malah menjadi beban dan masalah. c. Adat istiadat Adat istiadat atau kebiasaan dari suatu masyarakat yang memberikan nilai anak laki-laki lebih dari anak perempuan atau sebaliknya. Hal ini akan memungkinkan satu keluarga mempunyai banyak anak. Bagaimana kalau keinginan untuk mendapatkan anak laki-laki atau perempuan tidak terpenuhi mungkin akan menceraikan istrinya dan kawin lagi agar terpenuhi keinginan memiliki anak laki-laki ataupun anak perempuan. Disini norma adat istiadat perlu diluruskan karena tidak banyak menguntungkan bahkan banyak bertentangan dengan kemanusiaan. Universitas Sumatera Utara BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep