Metode-Metode Keluarga Berencana Gerakan Keluarga Berencana Nasional 1.

masyarakat di seluruh pelosok tanah air dengan kualitas yang tinggi dan kenyamanan yang memenuhi harapan.

3. Metode-Metode Keluarga Berencana

Setiap metode kontrasepsi memiliki keunggulan dan kelemahan. Tidak ada satupun metode yang sesuai untuk semua pemakai, dan sebagian metode seyogyanya tidak digunakan oleh kelompok tertentu karena adanya kontraindikasi. a. Sterilisasi sukarelakontrasepsi mantap kontap  Sterilisasi pria Sterilisasi pria sukarela vasektomimerupakan prosedur yang lebih sederhana, aman, dan biasanya lebih murah daripada sterilisasi wanita. Prosedur vasektomi adalah produser bedah minor rawat jalan yang dilakukan dengan anastesi lokal. Dilakukan satu atau dua insisi kecil di skrotum dan vas deferens dipotong dan diikat atau disumbat dengan cara lain untuk mencegah lewatnya sperma. Teknik ini sangat efektif, dengan angka kegagalan 0,1-0,5 dalam tahun pertama.  Sterilisasi wanita Sterilisasi wanita sukarela dilakukan dengan menyumbat tuba fallopi melalui bedah sehingga telur dan sperma tidak dapat bertemu. Metode- metode yang digunakan untuk sterilisasi wanita berbeda-beda sesuai dengan pendekatan teknik bedah yang digunakan untuk mencapai tuba, saat pelaksanaan prosedur, dan prosedur yang digunakan untuk mencapai tuba. b. Alat kontrasepsi dalam rahim AKDR AKDR adalah sutu alat plastik atau logam kecil yang dimasukkan ke uterus melalui melalui kanalis servikalis. Walaupun mekanisme kerja pasti tidak diketahui, dihipotesiskan bahwa AKDR mengganggu motilitas sperma dan Universitas Sumatera Utara perjalanan ovum, sehingga mencegah pembuahan. Apabila dipasang setelah koitus, AKDR dapat berfungsi sebagai penginduksi abortus. AKDR terdiri dari dua jenis: mengandung obat atau tidak mengandung obat. c. Kontrasepsi oral kombinasi Kontrasepsi oral kombinasi menggunakan estrogen dan progesteron sintetik untuk mencegah kehamilan. Hormon-hormon ini, yang diminum setiap hari, bekerja untuk menghambat ovulasi, mengubah lapisan endometrium, dan menghalangi perjalanan sperma ke dalam uterus dengan mengentalkan mukus serviks. Apabila diberikan dalam regimen khusus pascakoitus, kontrasepsi oral juga dapat bekerja untuk mencegah implantasi telur yang sudah dibuahi. d. Metode hanya menggunakan progesteron Progesteron yang digunakan dalam metode ini meliputi levonorgestrel, medroksiprogesteron asetat, dan norestiteron. Metode ini bekerja untuk mencegah kehamilan dengan mengentalkan mukus serviks, mengubah endometrium menyebabkan implantasi sulit terjadi, dan sering menghambat ovulasi. e. Obat suntik - sebulan sekali Kontrasepsi suntik sebulan sekali mengandung estrogen dan progesteron dan sangat efektif, dengan angka kegagalan kurang dari 1. f. Metode sawarkontrasepsi barier Metode sawar, yang meliputi kondom, spermisida busa, supositoria, tablet, krim, film dan jeli yang larut, diafragma, penutup serviks, dan spons, bekerja dengan mencegah secara mekanis atau kimiawi sperma masuk ke dalam uterus. Walaupun angka efektivitas pemakaian lebih rendah daripada metode hormonal atau bedah, metode-metode sawar menawarkan beberapa keunggulan Universitas Sumatera Utara bagi pemakai dan penyedia layanan. Keunggulan utama bagi pemakai adalah tidak adanya efek samping dan komplikasi jangka panjang. Selain itu, pemakaian kondom dan beberapa metode sawar hingga tahap tertentu mengurangi resiko penularan penyakit menular seksual PMS. Kecuali diafragma dan penutup serviks, yang memerlukan pemeriksaan awak dan penyedia layanan, metode sawar dapat diperoleh melalui gerai nonmedis. g. Keluarga Berencana Alami KBA KBA memerlukan dua tindakan: identifikasi periode subur wanita dan puasa hubungan kelamin selama periode tersebut. Terdapat beberapa metode KBA, antara lain: metode kalender, metode mukus serviks Billings, metode suhu tubuh basal, dan metode simtotermal. Masing-masing menggunakan teknik yang berlainan untuk mendeteksi periode subur dan menganjurkan puasa hubungan kelamin yang berbeda-beda. Efektivitas semua metode KBA bergantung pada motivasi pasangan untuk mencegah kehamilan dan kemampuan untuk menginterpretasi gejala-gejala ovulasi. Secara umum, pemakai yang lebih tua dan berpengalaman yang mungkin lebih jarang berhubungan kelamin memiliki angka kegagalan yang lebih rendah. h. Metode tradisional Di beberapa tempat, wanita masih mengandalkan metode kontrasepsi tradisional: Persatuan Bangsa-Bangsa PBB memperkirakan bahwa 77 juta wanita menggunakan metode tradisional untuk mengontrol kesuburan mereka. Metode-metode ini mungkin berupa alat contohnya spons vagina atau sawar serviks dari lilin, zat misalnya cuci vagina dengan jus lemon, atau pola perilaku seperti periode puasa hubungan kelamin pascapartus yang lama, puasa Universitas Sumatera Utara hubungan kelamin setelah menjadi nenek, koitus interuptus, koitus interkrura dipisahkan oleh busana, dan koitus interfemora di antara paha. i. Metode pascakoitus Metode pascakoitus ditujukan hanya untuk pemakaian darurat dan tidak disarankan untuk digunakan sebagai metode keluarga berencana reguler. Metode ini sangat cocok pada kasus-kasus hubungan kelamin yang tidak direncanakan dan tidak diproteksi, kecurigaan adanya kegagalan kontrasepsi, misalnya kondom yang robek, difragma terlepas, atau pil terlupa, dan pada kasus perkosaan atau incest. j. Menyusui Selain menyediakan makanan ideal bagi bayi dan melindungi bayi dari penyakit termasuk diare, menyusui memiliki efek kontrasepsi selama bulan- bulan pertama pascapartus. Wanita menyusui yang tidak memberikan bayi mereka makanan selain air susu ibu ASI, belum haid, dan kurang dari enam bulan pascapartus memiliki kemungkinan kurang dari 2 untuk hamil. Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara ataupun menetap. Pemilihan jenis kontrasepsi didasarkan pada tujuan penggunaan kontrasepsi, yaitu: a. Menunda kehamilan. Pasangan dengan istri berusia di bawah 20 tahun dianjurkan menunda kehamilannya.  Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan: 1 Reversibilitas yang tinggi karena akseptor belum mempunyai anak. 2 Efektivitas yang relatif tinggi, penting karena dapat menyebabkan kehamilan resiko tinggi. Universitas Sumatera Utara  Kontrasepsi yang sesuai: pil, alat kontrasepsi dalam rahim AKDR mini, cara sederhana.  Alasan: 1 Usia di bawah 20 tahun adalah usia dimana sebaiknya tidak mempunyai anak dulu. 2 Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral karena peserta masih muda. 3 Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda masih sering berhubungan frekuensi tinggi sehingga akan mempunyai angka kegagalan yang tinggi. 4 Penggunaan AKDR mini bagi yang belum mempunyai anak dapat dianjurkan, terutama pada akseptor dengan kontraindikasi terhadap pil oral. a. Menjarangkan kehamilan mengatur kesuburan. Masa saat istri berusia 20-30 tahun adalah masa yang paling baik untuk melahirkan 2 anak dengan jarak kelahiran 3-4 tahun.  Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan: 1 Reversibilitas cukup tinggi. 2 Efektivitas cukup tinggi karena akseptor masih mengharapkan mempunyai anak. 3 Dapat dipakai 3-4 tahun. 4 Tidak menghambat produksi air susu ibu ASI.  Kontrasepsi yang sesuai: AKDR, pil, suntik, cara sederhana, susuk KB.  Alasan: 1 Usia 20-30 tahun merupakan usia terbaik untuk mengandung dan melahirkan. Universitas Sumatera Utara 2 Segera setelah anak lahir, dianjurkan untuk menggunakan AKDR sebagai pilihan utama. 3 Kegagalan yang menyebabkan kehamilan cukup tinggi namun tidakkurang berbahaya karena akseptor berada pada usia yang baik untuk mengandung dan melahirkan. b. Mengakhiri kesuburan tidak ingin hamil lagi. Saat usia istri di atas 30 tahun, dianjurkan untuk mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 anak.  Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan: 1 Efektivitas sangat tinggi karena kegagalan dapat menyebabkan kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak. 2 Reversibilitas rendah. 3 Dapat dipakai untuk jangka panjang. 4 Tidak menambah kelainan yang sudah ada.  Kontrasepsi yang sesuai: kontrasepsi mantap tubektomivasektomi, susuk KB, AKDR, suntikan, pil, dan cara sederhana.  Alasan: 1 Ibu dengan usia di atas 30 tahun dianjurkan tidak hamil lagi atau tidak punya anak lagi karena alasan medis. 2 Pilihan utama adalah kontrasesi mantap. 3 Pada kondisi darurat, kontap cocok dipakai dan relatif lebih baik dibandingkan dengan susuk KB atau AKDR. 4 Pil kurang dianjurkan karena usia ibu relatif tua dan mempunyai kemungkinan timbulnya efek samping dan komplikasi. Universitas Sumatera Utara

4. Sasaran Keluarga Berencana