apabila tidak diketahui bagaimana cara mengontrol penderita gangguan jiwa. Dalam penelitiannya juga diperoleh bahwa prilaku klien yang tidak terkontrol
membuat keluarga frustasi, kehilangan harapan dan mengalami kecemasan Gamache Tessler, 2000; Lefley, 2001. Keluarga harus sejumlah masalah dari
tingkah laku penderita dengan memberikan perhatian dan memutuskan secara bersama tindakan yang harus dilakukan dengan mencari masukan yang rasional
serta memutuskan pengobatan yang akan diberikan.
2.1.2. Tingkat Kecemasan
Peplau mengidenifikasi ansietas cemas dalam 4 tingkatan, setiap tingkatan memiliki karakteristik lahan persepsi yang berbeda tergantung kemampuan
individu dalam menerima informasi pengetahuan mengenai kondisi yang ada dari dalam dirinya maupun dari lingkungannya Haber et al, 1982 dalam Simanjuntak,
2006 Tingkatan ansietas yaitu :
1. Ansietas ringan : cemas yang normal yang menjadi bagian dari kehidupan sehari- hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan
meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas ini dapat memotivasi belajardan menghasilkan pertumbuhan dan keativitas.
2. Ansietas sedang : cemas yang memungkinkan seseorang unutk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain.
Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
Universitas Sumatra Utara
3. Ansietas berat : Cemas ini sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Individu cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan
spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu ini memerlukan banyak
pengarahan untuk dapat memusatkan pada satu area lain. 4. Panik : Tingkat panic dari ansietas berhubungan dengan terperangah,
ketakutan, dan teror. Rincian terpecah dari proporsinya. Karena mengalami kehilangan kendali, Orang yang mengalami panik tidak
mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Rentang Respon Kecemasan
Respon Adaptif Respon Maladaptif
Ringan Sedang
Berat Panik
2.1.3. Stressor Pencetus Kecemasan
Menurut Carter dan McGoldrick 1989 dalam Simanjuntak 2006 ada dua stressor pencetus terjadi pengalaman ansietas dalam keluarga yaitu:
1. Stressor vertikal, dilalui oleh beberapa generasi keluarga
berdasarkan system kepercayaan dan adanya tabu. Misalkan adanya
Universitas Sumatra Utara
anggota keluarga yang terkena ganguan jiwa merupakan suatu kutukan dari nenek moyangnya.
2. Stressor horizontal, stressor yang diperoleh keluarga dari
lingkungan luar malu dengan anggota keluarganya yang dianggap sebagai aib dan dari dalam lingkungan keluarga keluarga cemas
dengan masa depan anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa March, 1995 dalam Simanjuntak, 2006
2.1.4. Tingkat Kecemasan Menurut HARS Halminton Anxiety Rating Scale