Pembahasan Dan Analisis

D. Pembahasan Dan Analisis

1. Implementasi Strategi Dari Segi “Program”

Dalam melaksanakan program penerapan KTP elektronik, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Nunukan membuat persiapan-persiapan diantaranya adalah :

1) Pembentukan Struktur Organisasi dalam bentuk Kelompok Kerja

Kelompok Kerja pelaksana penerapan e -KTP secara teknis telah diberikan petunjuknya oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia Cq Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil, dimana pokja tersebut terbagi atas Pokja Kabupaten dan Pokja Kecamatan. Merujuk pada petunjuk tersebut, Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Nunukan kemudian membuat Surat Keputusan Bupati dengan Nomor 1076 Tahun 2011 tentang Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Pelaksana Penerapan Kartu Tanda Penduduk Elektronik Tingkat Kabupaten dan Tingkat Kecamatan Tahun 2011 dengan susunan sebagai berikut :

a. Pokja Tingkat Kabupaten Penanggungjawab : Bupati Nunukan

Ketua

: Kadis Kependudukan Dan Pencatatan Sipil

Sekretaris

: Kabid Pendataan Dan Informasi Penduduk

Anggota : Kabag Hukum

Sekretaris DKPS Kabid Pencatatan Sipil Dan Pelayanan Kependudukan Kasi Informasi Dan Pelaporan Penduduk Kasi Pendaftaran Penduduk

Adapun tugas pokja penerapan KTP Elektronik tingkat Kabupaten adalah :

1) Melakukan sosialisasi penerapan KTP Elektronik kepada instansi pemerintah dan non pemerintah ditingkat Kabupaten dan pokja Kecamatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, masyarakat umum dan penduduk

2) Melakukan pengawasan dan supervise pelaksanaan pelayanan KTP Elektronik ditempat-tempat pelayanan

3) Membantu memilah hasil cetakan (print out) surat panggilan wajib KTP per Desa/Kelurahan dan mengirimkan ke Kecamatan

4) Membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan penerapan KTP Elektronik secara massal Kabupaten kepada Gubernur melalui Bupati, tembusannya disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri.

b. Pokja Tingkat Kecamatan Ketua

: Camat Sekretaris

: Kasi Tata Pemerintahan Tiap Kecamatan

Anggota : 2 orang Pelaksana/supervisi teknis tiap Kecamatan

2 orang Operator tiap Kecamatan

1 orang tenaga pendukung pelayanan Seluruh Lurah dan Kepala Desa Tiap Kecamatan Sekretaris Lurah/Sekdes Tiap Kecamatan

1 orang anggota Polsek Tiap Kecamatan

1 orang anggota Puskesmas Tiap Kecamatan

Sedangkan tugas kelompok kerja penerapan KTP Elektronik Tingkat Kecamatan yaitu :

1) Melakukan sosialisasi kepala lingkungan/kepala Dusun, Ketua RT/RW, Tokoh masyarakat, tokoh agama, dan penduduk

2) Menyiapkan tempat pelayanan KTP Elektronik di Kecamatan

3) Membuat Jadwal mobilisasi penduduk dari lingkungan tempat tinggal penduduk ke tempat pelayanan KTP Elektronik

4) Menyampaikan surat panggilan kepada penduduk wajib KTP melalui perangkat Desa/Kelurahan

5) Membuat nomor antrian pelayanan KTP Elektronik di tempat-tempat pelayanan

6) Membantu pelaksanaan pelayanan KTP Eleketronik di tempat-tempat pelayanan

7) Melakukan mobilisasi penduduk dari lingkungan tempat tinggal penduduk ke tempat pelayanan KTP Elektronik

8) Melakukan pemilahan KTP Elektronik per Desa/Kelurahan per lingkungan, dusun atau RT/RW

9) Membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan penerapan KTP Elektronik secara massal kepada Bupati melalui Camat. Tugas masing-masing pokja di atas dapat digambarkan keterkaitannya seperti terlihat pada Gambar 9

Gambar 9 Hubungan Kerja Pokja Kabupaten Dan Pokja Kecamatan

Dari alur tugas dan beban kerja yang tergambar diatas, dikaitkan dengan komposisi kelompok kerja terlihat bahwa sudah memenuhi dan telah terwakili. Walaupun kelompok kerja diatas secara keseluruhan disusun tidak mengikuti petunjuk teknis dari kementerian dalam negeri, dimana ada beberapa jabatan dan instansi yang tidak diakomodir seperti sekretaris daerah, dinas perhubungan, Satpol PP dan unsur lainnya. Namun ketika dikonfirmasikan kepada Kabid Pendataan Dan Informasi Penduduk Fitraeni, S.Sos. dikemukakan bahwa:

walaupun dalam petunjuk dari pusat susunan pokja terdiri dari banyak pihak terkait, termasuk sekda, tata pemerintahan setda Kabupaten, dinas perhubungan, Satpol PP dan unsur lainnya, namun untuk efesiensi, DKPS walaupun dalam petunjuk dari pusat susunan pokja terdiri dari banyak pihak terkait, termasuk sekda, tata pemerintahan setda Kabupaten, dinas perhubungan, Satpol PP dan unsur lainnya, namun untuk efesiensi, DKPS

Kelompok kerja berlaku sejak 09 September 2011, hal ini lambat dibuat karena keterlambatan pemerintah pusat mendistribusikan petunjuk teknisnya, yang mana semula dijadwalkan Agustus 2011 sehingga pelaksanaannya di bulan berikutnya (Fitraeni, S.Sos)

2) Sosialisasi

Sasaran sosialisasi penerapan KTP elektronik adalah instansi terkait dan penduduk, dalam hal ini dimulai dari Ketua RT, Ketua RW, Kelurahan dan Kecamatan untuk menyampaikan kepada masyarakat dan memberikan pengertian bahwa mulai tahun 2011 akan diterbitkan KTP Elektronik yang dilengkapi dengan chip sebagai penyimpan biodata, pas photo, tanda tangan serta sidik jari telunjuk tangan kanan dan kiri penduduk, sehingga tidak boleh diwakilkan.

Dalam pensosialisasian KTP Elektronik, dikoordinir melalui Bidang Pencatatan Sipil Dan Pelayanan Kependudukan Kabupaten Nunukan. Menurut Bapak Zulkifli, S.Sos (Kabid Pencatatan Sipil Dan Pelayanan Kependudukan)

sosialisasi penerapan e -KTP dalam bentuk tatap muka yaitu dimulai dari sosialisasi Kabupaten sampai ke tiap kecamatan diseluruh Kabupaten Nunukan, dengan mengundang tokoh agama, tokoh masyarakat, berbagai organisasi aktif didaerah, lembaga sosial dan penduduk lainnya untuk datang ditempat yang telah disediakan kemudian menjelaskan adanya program penerapan KTP Elektronik di Kabupaten Nunukan. Sehingga sosialisasi ini berlangsung di sepuluh tempat, satu kali di Kabupaten dan Sembilan Kecamatan. Adapun jadwal sosialisasi pelaksanaan penerapan KTP Elektronik secara tatap muka tersebut adalah :

Tabel : 2

Jadwal Sosialisasi Per Kecamatan Dalam Rangka Penerapan

KTP Elektronik

No. Tempat Tanggal Pelaksanaan

1. Kabupaten Nunukan

25 April 2011

2. Kecamatan Lumbis

03 Mei 2011

3. Kecamatan Sembakung

04 Mei 2011

4. Kecamatan Sebatik Barat

05 Mei 2011

5. Kecamatan Sebuku

06 Mei 2011

6. Kecamatan Sebatik

07 Mei 2011

7. Kecamatan Nunukan

08 Mei 2011

8. Kecamatan Nunukan Selatan

09 Mei 2011

9. Kecamatan Krayan

10 Mei 2011

10. Kecamatan Krayan Selatan

11 Mei 2011

Sumber : Data Sekunder DKPS Kabupaten Nunukan Tahun 2011 (wawancara tanggal 08 Desember 2011)

Dari data tersebut, peneliti mengasumsikan bahwa Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil telah berupaya memaksimalkan pensosialisasian KTP Elektronik secara menyeluruh di Kabupaten Nunukan karena jika dilihat dari tabel tersebut, sosialisasi ini dilaksanakan di semua Kecamatan tanpa terkecuali. Ini berarti DKPS sejak awal adanya program ini telah siap dengan segala persiapan baik dari segi bahan sosialisasi maupun dari segi sumber daya manusia dan materi lainnya.

Adapun Bentuk dan suasana sosialisasi dapat dilihat dari rangkaian foto pada Gambar 10 dibawah ini :

Gambar 10 Kegiatan Sosialisasi e -KTP Kabupaten dan Kecamatan

Sumber : Dokumentasi DKPS Kab. Nunukan tahun 2011 Disamping sosialisasi secara tatap muka, dari pantauan peneliti dan hasil

wawancara dengan Kasi Pendaftaran Penduduk “Rusdan, SE” dikatakan bahwa: sosialisasi penerapan e- KTP disebarkan pula melalui berbagai media

diantaranya, media elektronik melalui suara radio Maroni, media Cetak melalui “Radar Tarakan dan Tribun Kaltim’, Baliho diberbagai tempat

strategis, Leaflet serta Stiker yang ditempelkan diberbagai tempat. Hal ini dilakukan dalam rangka memaksimalkan penerapan KTP Elektronik sebagai kebijakan kependudukan, agar masyarakat ikut andil dan antusias dan paham

serta mau untuk mendatangi tempat pelayanan e -KTP karena melihat langsung ajakan tersebut dan tidak hanya mendengar dari mulut kemulut. (wawancara tanggal 08 Desember 2011) serta mau untuk mendatangi tempat pelayanan e -KTP karena melihat langsung ajakan tersebut dan tidak hanya mendengar dari mulut kemulut. (wawancara tanggal 08 Desember 2011)

Gambar : 11 Sosialisasi e -KTP Bentuk Baliho Dan Stiker Sumber : Dokumentasi Peneliti

3) Pembentukan Pelaksana Program (Sumber Daya Manusia) Pelaksana program dalam hal ini sumber daya manusia yang akan menjalankan penerapan e-KTP tidak kalah pentingnya dalam pelaksanaan ini, karena sukses tidaknya program tersebut tentu karena kiprah dan kesiapan serta pengetahuan yang dimiliki oleh penyelenggara itu sendiri. Dalam hal ini sebagaimana petunjuk teknis yang diterbitkan oleh Kementerian Dalam Negeri bahwa petugas pelayanan

penerapan e -KTP adalah operator, petugas pendukung dan supervisor teknis yang mana pengangkatannya ditetapkan dengan Keputusan Bupati Kabupaten Nunukan. Sebagaimana yang peneliti jelaskan sebelumnya, bahwa dalam rangka efisiensi dan efektifitas DKPS dalam menerbitkan Surat Keputusan Bupati, merangkum secara global tanpa mengurangi tujuan yang diinginkan, sehingga operator, petugas pendukung dan supervisor teknis telah berada dalam satu kesatuan sebagai anggota pokja.

Adapun tugas dan fungsi masing-masing petugas tersebut adalah :

1) Operator Jumlah operator yang ditugaskan disetiap tempat pelayanan KTP Elektronik 3 orang untuk mengoperasikan dua set perangkat KTP elektronik. Kualifikasi operator adalah Pegawai Negeri Sipil, bisa mengoperasikan komputer dan telah mengikuti bimbingan teknis operator penerapan KTP elektronik. Operator mempunyai tugas :

1. Melakukan verifikasi biodata penduduk yang terdapat dalam data base kependudukan ditempat pelayanan

2. Melakukan perekaman pas photo, tanda tangan, sidik jari dan iris mata

3. Memastikan keberhasilan perekaman sidik jari penduduk dengan melakukan verifikasi sidik jari. Verifikasi sidik jari dilakukan dengan cara mengulang kembali perekaman sidik jari telunjuk kanan dan kiri yang akan disimpan dalam chip .

4. Meminta penduduk melakukan pengesahan hasil verifikasi data, perekaman pas photo, tanda tangan, sidik jari dan iris dengan cara membubuhkan tanda tangan secara elektronik pada perekam tanda tangan yang disediakan sebagai bukti persetujuan terhadap kebenaran data penduduk yang bersangkutan

5. Melakukan penyimpanan hasil perekaman pas photo, tanda tangan, sidik jari, dan iris serta dokumen pengesahan secara elektronik yang 5. Melakukan penyimpanan hasil perekaman pas photo, tanda tangan, sidik jari, dan iris serta dokumen pengesahan secara elektronik yang

6. Bertanggungjawab terhadap beroperasinya perangkat KTP Elektronik dan perangkat jaringan komunikasi data di tempat pelayanan KTP Elektronik

7. Bertanggungjawab terhadap back up data dan pengamanan database kependudukan

2) Tenaga Pendukung Pelayanan Tenaga pendukung pelayanan KTP Elektronik di tempat pelayanan di tiap Kecamatan di Kabupaten Nunukan, ditempatkan 1 orang mengingat volume pekerjaan dan jumlah penduduk belum signifikan. Adapun tugas tenaga pendukung pelayanan adalah :

1. Menerima surat panggilan dan KTP lama dari penduduk dan mencocokkan dengan daftar penduduk wajib KTP serta memberikan nomor panggilan.

2. Menyerahkan surat panggilan dan KTP lama kepada petugas operator

3. Mengumumkan dan memberitahukan kepada penduduk wajib KTP untuk membersihkan dan mengeringkan jari tangan dan tidak memakai kacamata atau lensa kontak mata sebelum masuk ruangan pelayanan guna mempermudah perekam sidik jari tangan dan iris.

4. Menerima kembali surat panggilan dan KTP lama serta nomor antrian 4. Menerima kembali surat panggilan dan KTP lama serta nomor antrian

5. Menyerahkan kembali KTP lama dan surat panggilan yang telah ditandatangani dan distempel kepada penduduk yang bersangkutan serta menyimpan nomor antrian.

3) Petugas Supervisi Teknis Petugas supervise teknis diutamakan Pegawai Negeri Sipil dan pejabat eselon

IV dan bisa mengoperasikan komputer serta telah mendapat bimbingan teknis penerapan KTP Elektronik. Petugas supervise teknis mempunyai tugas :

1. Melakukan koordinasi dengan pokja ditempat pelayanan dan instansi teknis untuk kelancaran pelaksanaan pelaayanan KTP Elektronik

2. Membuat rencana dan jadwal pelaksanaan pelayanan menggunakan perangkat KTP Elektronik bergerak ( mobile enrollment )

3. Melakukan pengecekan ketersediaan catu daya listrik, kesiapan perangkat, kesiapan tempat dan sarana pelayanan, kesiapan tenaga pendukung dan operator

4. Mengawasi dan mengatur pelaksanaan verifikasi biodata penduduk dan perekaman pas photo, tanda tangan, sidik jari dan iris penduduk.

5. Mengawasi dan mengatur pelaksanaan pelayanan pengambilan KTP Elektronik

6. Melakukan pengiriman hasil verifikasi data penduduk dan hasil perekam pas photo, tanda tangan, sidik jari dan iris penduduk dari tempat pelayanan ke pusat Data Kependudukan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri secara khusus, apabila jaringan komunikasi data tidak berfungsi.

7. Mengontrol dan mengecek back up data dan pengadministrasian pelayanan perekaman dan pelayanan pengambilan KTP Elektronik.

Adapun proses perekrutan ketiga unsur petugas diatas menurut Kabid Pendataan Dan Informasi Penduduk Fitraeni, S.Sos, di serahkan kepada para Camat untuk menunjuknya, dimana dalam hal

ini adalah para staf Kecamatan sendiri dengan kriteria sebagaimana tersebut diatas. Camat kemudian menyurat ke Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Nunukan mengenai nama-nama yang bersangkutan, selanjutnya dibuat Surat Keputusan Bupati. Maka secara personality setiap petugas, DKPS menyerahkan wewenang kepada Camat untuk merekomendasikan (wawancara tanggal 14 Nopember 2011)

Adapun keadaan petugas disetiap kecamatan dapat dilihat dalam tabel 2 berikut ini :

Tabel 3

Keadaan Petugas Pelaksana e -KTP Per Kecamatan

Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Kualifikasi No.

Uraian Jenjang

Adm. Negara 1. Kecamatan Lumbis

1 orang S1

4 orang SMA

Pem. Integritas 2. Kecamatan Sembakung

1 orang S1

4 orang SMA

Pemerintahan 3. Kecamatan Sebatik Barat

3 orang S1

2 Pem. Integritas

2 orang SMA

Adm. Negara 4. Kecamatan Sebuku

1 orang S1

4 orang SMA

Ekonomi 5. Kecamatan Sebatik

2 orang S1

Pem. Integritas

3 orang SMA 1 orang S1

Kesj. Sosial (STKS) 6. Kecamatan Nunukan

4 orang SMA

Pem. Integritas 7. Kecamatan Nunukan Selatan

2 orang S1

1 orang D III

Keuangan

2 orang SMA

Pem. Integritas 8. Kecamatan Krayan

1 orang S1

1 orang D III

Keuangan

3 orang SMA

Ekonomi 9. Kecamatan Krayan Selatan

2 orang S1

Theologi “Kristen”

- Sumber : Olahan Data sekunder DKPS Kabupaten Nunukan

3 orang SMA

Jika dilihat komposisinya, sebesar 55,56% Kecamatan memiliki hanya satu sarjana yang direkrut, selebihnya pendidikan D III dan SMA. Kemudian 33,33% Kecamatan merekomendasikan 2 orang sarjana, dan sebesar 11,11% atau hanya satu Kecamatan merekomendasikan 3 orang sarjana. Kenyataan ini menurut peneliti Jika dilihat komposisinya, sebesar 55,56% Kecamatan memiliki hanya satu sarjana yang direkrut, selebihnya pendidikan D III dan SMA. Kemudian 33,33% Kecamatan merekomendasikan 2 orang sarjana, dan sebesar 11,11% atau hanya satu Kecamatan merekomendasikan 3 orang sarjana. Kenyataan ini menurut peneliti

Selanjutnya jika dikualifikasikan menurut latar belakang pendidikan, petugas tersebut didominasi oleh lulusan sarjana pemerintahan integritas yang merupakan utusan daerah Kabupaten Nunukan yang baru saja menyelesaikan pendidikannya. Sehingga secara umum peneliti menyimpulkan masa kerjanya antara satu sampai dua tahun. Kemudian untuk kualifikasi SMA, menurut Fitraeni, S.Sos “sebagian besar memiliki masa kerja yang lama, dan merupakan karyawan honorer yang kemudian terangkat jadi PNS karena adanya database ” (wawancara tanggal 14 Nopember 2011)

Secara umum, ketiga petugas ini dalam pelaksanaan teknisnya dilapangan bekerja tidak terpisah satu sama lain, dan bekerja secara bergantian sesuai jadwal. Hal ini dilakukan agar pelayanan berjalan terus tanpa istirahat siang, sehingga masyarakat tidak harus menunggu, dengan demikian pelayanan dapat dimaksimalkan. Kenyataan ini peneliti dapatkan melalui observasi dilapangan, dan hasil bincang- bincang dengan operator Kecamatan Nunukan dan Kecamatan Nunukan Selatan (hasil wawancara dan observasi lapangan)

Dari data dan informasi tersebut diatas, menurut penulis perekrutan tersebut

Elektronik membutuhkan kualifikasi khusus karena merupakan kebijakan yang dilatarbelakangi dengan evolusi sistem informasi manajemen, sehingga dibutuhkan seorang sarjana dibidang teknologi informasi agar lebih efektif dan dapat meminimalisir keluhan-keluhan dibidang informatika dengan demikian berimplikasi pada optimalisasi pelayanan.

4) Penyediaan Sarana dan Prasarana

Pada dasarnya penyediaan sarana dan prasarana untuk penerapan KTP Elektronik terbagi atas dua bagian besar, yaitu perangkat dari pusat dan perangkat dari pemerintah Kabupaten/Kota. Sarana dan prasarana dari pusat terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak yang didistribusikan Direktorat Jenderal Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri melalui penyelia dan disampaikan kepada pemerintah Kabupaten Nunukan. Data dan informasi mengenai pembagian penyediaan perangkat sarana dan prasarana terhadap kedua pemerintahan tersebut adalah sebagai berikut : Pada dasarnya penyediaan sarana dan prasarana untuk penerapan KTP Elektronik terbagi atas dua bagian besar, yaitu perangkat dari pusat dan perangkat dari pemerintah Kabupaten/Kota. Sarana dan prasarana dari pusat terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak yang didistribusikan Direktorat Jenderal Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri melalui penyelia dan disampaikan kepada pemerintah Kabupaten Nunukan. Data dan informasi mengenai pembagian penyediaan perangkat sarana dan prasarana terhadap kedua pemerintahan tersebut adalah sebagai berikut :

Adapun jenis dan jumlah perangkat masing-masing disetiap tempat pelayanan KTP Elektronik di setiap Kecamatan di Kabupaten Nunukan sebagaimana tabel berikut :

Tabel 4 Daftar Perangkat Distribusi Pusat Kesetiap Kecamatan Di Kabupaten Nunukan

JENIS

BANYAKNYA Server untuk Database dan AFIS

URAIAN

1 buah Desktop PC

2 buah UPS 1000 VA

2 buah Fingerprint Scanner

2 buah Perangkat

Signature Pad 2 buah Keras

Iris Scanner 2 buah Harddisk Eksternal

1 buah Kamera Digital/Web Kamera

2 buah Tripod

2 buah Operating Sistem (OS)- windows Server

1 buah Database Engine (Standar Edition per 5 User)

1 buah Perangkat

Aplikasi Perekaman Sidik Jari 1 buah Lunak

Anti Virus Client 1 buah Anti Virus Server

1 buah Sumber : Olahan observasi peneliti. Peralatan Diatas, dapat dilihat pada Lampiran 4 1 buah Sumber : Olahan observasi peneliti. Peralatan Diatas, dapat dilihat pada Lampiran 4

Sedangkan perangkat yang harus disediakan oleh pemerintah Kabupaten Nunukan seperti pada tabel berikut :

Tabel 5 Daftar Perangkat Yang Disediakan Pemerintah Kabupaten Nunukan

Genset. Setiap Kecamatan di Kabupaten Nunukan memiliki alat ini, karena merupakan alat

1 Unit vital mengingat kondisi Kabupaten Nunukan

yang minim listrik, dan sering terjadi pemadaman Perangkat KTP Elektronik bergerak ( Mobile Enrollment ). Perangkat ini sedang dalam

1 Unit pemesanan untuk 8 Kecamatan minus Kecamatan

2. Nunukan Selatan, karena dianggap tidak

membutuhkan mengingat akses penduduk ke

tempat pelayanan mudah dan murah. Ruang yang terdiri dari ruang pelayanan dan

3. Server serta ruang untuk melakukan pemilahan dan penyimpanan KTP Elektronik.

Ruang tunggu, yang dilengkapi dengan tempat

duduk dan toilet Kain latar pengambilan pas photo warna merah

Masing-masing

5. dan warna biru

2 Lembar Dibuat sejumlah

dengan minimal rencana pelayanan

6. Nomor antrian wajib KTP

Elektronik setiap harinya

Sumber : Olahan observasi peneliti. Peralatan Diatas, dapat dilihat pada Lampiran 5

Hasil observasi peneliti, didapati bahwa secara umum perangkat ini telah disediakan disetiap Kecamatan, kecuali mobile enrollment . Kemudian perangkat statis yang berfungsi sampai saat ini cuma satu unit karena sebagian kelengkapan Hasil observasi peneliti, didapati bahwa secara umum perangkat ini telah disediakan disetiap Kecamatan, kecuali mobile enrollment . Kemudian perangkat statis yang berfungsi sampai saat ini cuma satu unit karena sebagian kelengkapan

sebenarnya target kita dapat mencapai hingga akhir tahun seandainya alat yang ada, keduanya berfungsi dan tidak mengalami kerusakan. Disebutkannya, di Kecamatan Sebuku misalnya sudah satu bulan lebih tidak beroperasi karena mengalami kerusakan, di Kecamatan Sebatik target yang paling diharapkan mencapai 100% mandek juga karena kameranya rusak (wawancara tanggal 18 Nopember 2011)

Sebelum peneliti kembali dari Kabupaten Nunukan (10 Desember 2011), mobile enrollment bantuan dari pusat telah terdistribusi di Kabupaten Nunukan, dan ketika peneliti menanyakan hal ini kepada ibu Fitraeni, beliau menjelaskan :

Pengadaan mobile enrollment telah kita rencanakan untuk setiap kecamatan minus Kecamatan Nunukan Selatan. Sejak bulan Oktober 2011 telah dipesan bahkan telah ke gudangnya untuk menjemput, namun menurut penyelia, aplikasinya belum siap. Karena itu optimisme mampu mencapai target sepertinya harus tergadai dulu. Sekalipun demikian, jika dibandingkan dengan beberapa Kabupaten di Kaltim, capaian target Kabupaten Nunukan termasuk bagus (wawancara tanggal 10 Desember 2011)

5) Mobilisasi Penduduk Wajib KTP Elektronik Pada prinsipnya mobilisasi penduduk wajib KTP adalah, bagaimana penduduk dapat datang ke tempat pelayanan sesuai dengan jadwal yang tertera dalam surat panggilan, kemudian berjalan lancar, aman, nyaman, tertib dan berhasil melaksanakan penyelesaian proses pelayanan KTP Elektronik. Sehingga dalam hal ini diperlukan kerjasama antara SKPD Kelurahan, Kecamatan dan Disdukcapil.

Adapun tahapan yang dilakukan dalam kegiatan mobilisasi penduduk untuk tiap Kecamatan di Kabupaten Nunukan berbeda-beda, ini tergantung pada kondisi Adapun tahapan yang dilakukan dalam kegiatan mobilisasi penduduk untuk tiap Kecamatan di Kabupaten Nunukan berbeda-beda, ini tergantung pada kondisi

1) Melakukan identifikasi jumlah wajib KTP per desa/kelurahan, jarak tempuhnya dan ketersediaan transportasi ke tempat pelayanan serta waktu luang penduduk diliat dari karakteristik pekerjaannya.

2) Membuat jadwal mobilisasi penduduk wajib KTP

3) Membuat rencana penggunaan kendaraan transportasi dari desa/kelurahan ke tempat pelayanan

4) Membuat rencana pemanggilan penduduk untuk wajib KTP

5) Membuat rencana antisipasi bila terjadi kerusuhan, masalah kesehatan, dan jika surat panggilan hilang. Secara umum, hal-hal diatas secara teknis dikoordinir di kecamatan dan disampaikan kepada penduduk melalui Kelurahan/Desa. Untuk tempat-tempat tertentu pihak Kelurahan/Desa menyampaikan kepada penduduk melalui RT/RW setempat agar lebih efektif. Sebagaimana dinyatakan oleh Lurah Nunukan Selatan Taufik Umar, S.Sos

dalam rangka penerapan KTP Elektronik massal 2011, pihak Kelurahan hanya kebagian koordinasi mobilisasi penduduk dan penyampaian surat panggilan wajib KTP Elektronik. Sehingga staf kelurahan memanfaatkan moment ini untuk mendata keakuratan data penduduk yang masih tinggal aktif di Kelurahan, dan yang sudah meninggalkan tempat tanpa pemberitahuan sebelumnya (wawancara tanggal 15 Nopember 2011)

Sementara ketika peneliti menanyakan kepada salah satu staf Kecamatan Nunukan dan Nunukan Selatan tentang mobilisasi penduduk, menurutnya masyarakat Sementara ketika peneliti menanyakan kepada salah satu staf Kecamatan Nunukan dan Nunukan Selatan tentang mobilisasi penduduk, menurutnya masyarakat

Disamping itu, ketika peneliti menanyakan kepada beberapa penduduk mengapa mereka begitu antusias memenuhi program penerapan KTP Elektronik, jawaban yang didapatkan berbeda-beda, ada yang karena sifatnya gratis, ada yang karena diperintahkan oleh ketua RT, takut tidak punya KTP dan tidak lagi mendapatkan berbagai macam bantuan, dan ada pula karena sangat dimudahkan oleh aparatur. Adapun kemudahan yang dimaksud adalah, bahwa penduduk sekalipun tidak menerima surat panggilan tetapi memiliki KTP lama/nasional dan KK tetap diakomodir untuk dilayani dalam perekaman penduduk. Sebagai perbandingan, di Kota Makassar, misalnya, terdapat banyak keluhan dari masyarakat terkait dengan

pelayanan e -KTP yang tidak mengakomodir keinginan penduduk sekalipun ditempat pelayanan tidak banyak antrian (lihat Tribun Timur, 21 Desember 2011) Ketika peneliti mengkonfirmasi hal ini, Kabid Pendataan Dan Informasi

Penduduk “Fitraeni, S.Sos” menyatakan setiap Kecamatan dalam memobilisasi penduduk berbeda-beda

penanganannya. Tergantung Kecamatan itu apakah daerahnya membutuhkan mobilisasi massal atau tidak dan bagaimana akses penduduk menuju tempat layanan. Masalahnya banyak Kecamatan di Kabupaten Nunukan seperti Kecamatan Sebuku, Sembakung, Lumbis, Krayan dan Krayan Selatan yang penduduknya berada diperkampungan dan terpencil, maka pihak Kecamatan wajib untuk memberikan akses transportasi darat dan laut untuk mengangkut penduduk ke tempat pelayanan KTP Elektronik. Karena itu dalam penanganannya. Tergantung Kecamatan itu apakah daerahnya membutuhkan mobilisasi massal atau tidak dan bagaimana akses penduduk menuju tempat layanan. Masalahnya banyak Kecamatan di Kabupaten Nunukan seperti Kecamatan Sebuku, Sembakung, Lumbis, Krayan dan Krayan Selatan yang penduduknya berada diperkampungan dan terpencil, maka pihak Kecamatan wajib untuk memberikan akses transportasi darat dan laut untuk mengangkut penduduk ke tempat pelayanan KTP Elektronik. Karena itu dalam

2. Implementasi Strategi “Anggaran”

Sri Mulyani Indrawati, pernah menyatakan bahwa optimalisasi fungsi penganggaran sangat diperlukan demi terwujudnya visi, misi, dan program-program pemerintah karena baik dalam cakupan geografis maupun dalam jumlah dan ragam populasi bangsa kita demikian kompleks sehingga pasti menghadapi berbagai permasalahan dan kendala yang kompleks pula, sehingga program, kebijakan maupun kegiatan hanya akan tinggal sebagai dokumen sia-sia dan tidak akan berarti apa-apa jika tidak dikaitkan dengan pembiayaannya. Di sisi lain, keterbatasan anggaran semakin menuntut agar pemanfaatan sumberdaya yang tersedia benar-benar dilakukan secara efektif dan efisien. Kalimat ini tidak mudah untuk disikapi dengan baik jika komitmen semua pihak tidak seiring sejalan.

Sehubungan dengan itu, pemerintah Kabupaten Nunukan menurut Kabid Pendataan Dan Informasi Penduduk “Fitraeni, S.Sos”

pemerintah daerah dalam hal ini Bapak Bupati dan Ibu Wakil Bupati sangat antusias menanyakan kendala yang dihadapi DKPS dalam penerapan KTP Elektronik, dan beliau tidak sungkan menanyakan ketersediaan anggaran yang harus disiapkan untuk mengantisipasi kesuksesan program ini. Namun beliau berpesan bahwa diharapkan seefisien mungkin karena optimalisasi tidak selalu dilihat dari besarnya anggaran, namun bagaimana komitmen semua yang menjalankan program ini untuk bekerjasama dengan baik, apalagi anggaran yang disediakan hampir secara keseluruhan dianggarkan dalam APBD Perubahan 2011 (wawancara tanggal 14 Nopember 2011)

Berangkat dari pernyataan tersebut, Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil kemudian melakukan pengajuan anggaran melalui RKA Perubahan dengan peningkatan yang signifikan. Dan ketika diajukan anggaran ke pemerintah, direspon dengan baik dan bersedia menyiapkan anggaran yang diperlukan mengacu pada juknis dan juklak yang telah diberikan dari pusat, kemudian direspon secara baik pula oleh DPRD Kabupaten Nunukan, dengan harapan program penerapan KTP Elektronik berjalan dengan sukses. Hal ini terungkap ketika peneliti menanyakan kepada Ibu Fitraeni, S.Sos.

Adapun anggaran yang disediakan oleh pemerintah melalui DKPS Kabupaten Nunukan, dijabarkan peneliti berdasarkan program yang telah disebutkan diatas, yaitu

Tabel 6

Anggaran Pengaturan dan Pembentukan Struktur Organisasi

Dalam Bentuk Kelompok Kerja

No.

Uraian

Jumlah Anggran

1. Honorarium Tim Pokja Kabupaten

 Penanggungjawab  Ketua

27.525.000,-  Sekretaris

 Anggota (15 orang) Tim Pokja Kecamatan

 Ketua  Sekretaris

3169.650.000,-  Anggota (287 orang)  Anggota Puskesmas Dan Polisi

Total : Seratus Sembilan Puluh Tujuh Juta Seratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah

Sumber : Hasil olahan data sekunder RKAP SKPD DKPS Kab. Nunukan Tahun 2011

Selanjutnya anggaran untuk sosialisasi KTP Elektronik di Kabupaten Nunukan terdapat dalam tabel berikut :

Tabel 7 Anggaran Sosialisasi

No.

Uraian

Jumlah Anggaran

1. Sosialisasi Tatap Muka Tingkat Kabupaten

Tingkat Kecamatan

Kecamatan Lumbis 12.500.000,- Kecamatan Sembakung

12.500.000,- Kecamatan Sebatik Barat

11.000.000,- Kecamatan Sebuku

12.500.000,- Kecamatan Sebatik

11.000.000,- Kecamatan Nunukan

9.000.000,- Kecamatan Nunukan Selatan

9.000.000,- Kecamatan Krayan

13.000.000,- Kecamatan Krayan Selatan

13.000.000,- 124.645.000,- Sosialisasi Melalui Media Elektronik

2. 20.000.000,- Radio Maroni

3. Stiker 1000 lembar 5.000.000,-

4. Leaflet 1000 lembar 5.000.000,-

5. Baliho 5.000.000,-

Total :

Seratus Lima Puluh Sembilan Juta Enam Ratus Empat 159.645.000,- Puluh Lima Ribu Rupiah

Sumber : hasil olahan dari RKA dan RKAP SKPD DKPS Kab. Nunukan Tahun 2011

Anggaran sosialisasi khusus untuk tatap muka tersebut diatas, sudah termasuk diantaranya biaya makan minum peserta sosialisasi, biaya perjalanan dinas, dan uang saku peserta. Adapun biaya tersebut bervariasi antara satu kecamatan dengan kecamatan lainnya, karena obyek/tempat dan lokasi jangkauan yang berbeda, jumlah Anggaran sosialisasi khusus untuk tatap muka tersebut diatas, sudah termasuk diantaranya biaya makan minum peserta sosialisasi, biaya perjalanan dinas, dan uang saku peserta. Adapun biaya tersebut bervariasi antara satu kecamatan dengan kecamatan lainnya, karena obyek/tempat dan lokasi jangkauan yang berbeda, jumlah

anggaran sosialisasi telah kita tekan sekecil mungkin dengan menjalin kerjasama semua pihak terutama media untuk turut serta berpartisipasi tanpa biaya dari pemerintah daerah. Misalnya dengan Radio Maroni dengan intensifnya mereka menyiarkan sosialisasi KTP Elektronik dalam sehari 6 –8 kali pemutaran, dan juga ditambah dengan dialog interaktif dengan masyarakat yang saat ini telah dilakukan sebanyak 6 kali. Yang paling banyak kita sentuh dalam sosialisasi ini adalah surat pindah datang yang kurang dipahami oleh masyarakat, sehingga kita kesulitan mengakomodir kedatangan mereka ke Kabupaten Nunukan untuk menetap lama. Ditambahkan oleh beliau bahwa sosialisasi ini tidak hanya dianggarkan dari DKPS saja, namun juga dianggarkan pula oleh Kecamatan dan Kelurahan dalam bentuk baliho (wawancara tanggal 08 Desember 2011)

Sedangkan anggaran terhadap pelaksana program dalam hal ini operator, pelaksana teknis dan tenaga pendukung, lebih jelas terdapat pada tabel dibawah ini :

Tabel 8 Anggaran Pelaksanan Program (Sumber Daya Manusia)

Jumlah No.

Uraian

Anggaran (Rp)

1. Honorarium Operator Pelaksana Teknis Tenaga Pendukung

Total 256 orang

2. Penyimpanan, verifikasi data, foto, dan sidik jari 60.272.000,-

Total :

Seratus Tujuh Puluh Lima Juta Empat ratus Tujuh 175.472.000,-

Puluh Dua Ribu Rupiah Sumber : hasil olahan dari RKAP SKPD DKPS Kab. Nunukan Tahun 2011

Untuk anggaran penyediaan sarana dan prasarana di setiap Kecamatan, yang dianggarkan hanya mobile enrollment karena sarana yang lainnya telah tersedia dan disediakan oleh pihak Kecamatan. Adapun besarnya anggaran yang dimaksud, terdapat pada tabel berikut :

Tabel 9

Anggaran Penyediaan Sarana Dan Prasarana

Jumlah No.

Uraian

Anggaran (Rp)

Mobile Enrollment

1. Kecamatan Lumbis 41.350.500,-

2. Kecamatan Sembakung 41.350.500,-

3. Kecamatan Sebatik Barat 41.350.500,-

4. Kecamatan Sebuku 41.350.500,-

5. Kecamatan Sebatik 41.350.500,-

6. Kecamatan Nunukan 41.350.500,-

7. Kecamatan Krayan 41.350.500,-

8. Kecamatan Krayan Selatan 41.350.500,-

Total :

Tiga Ratus Tiga Puluh Juta Delapan Ratus Empat Ribu 330.804.000,-

Rupiah Sumber : hasil olahan sekunder dari RKAP SKPD DKPS Kab. Nunukan Tahun 2011

Sebagaimana peneliti jelaskan sebelumnya bahwa pengadaan mobile enrollment ini sedianya terdistribusi Oktober 2011 namun barangnya untuk pengadaan tiap kecamatan di Kabupaten Nunukan belum datang dan menurut Kabid

Pendataan Dan Informasi Penduduk “Fitraeni, S.Sos” pengajuan mobile enrollment anggarannya sudah tersedia. Harapannya Pendataan Dan Informasi Penduduk “Fitraeni, S.Sos” pengajuan mobile enrollment anggarannya sudah tersedia. Harapannya

Anggaran mobilisasi penduduk diperuntukkan bagi petugas lapangan yang melakukan sortir undangan dan pendistribusian kartu panggilan. Adapun anggarannya adalah sebagai berikut :

Tabel 10 Mobilisasi Penduduk

Jumlah No.

Uraian

Anggaran (Rp)

1. Sortir Undangan 9.071.600,-

2. Distribusi Undangan 90.716.000,-

Total :

Sembilan Puluh Sembilan Juta Tujuh Ratus Delapan 99.787.600,-

Puluh Tujuh Ribu Enam Ratus Rupiah Sumber : hasil olahan dari RKAP SKPD DKPS Kab. Nunukan Tahun 2011

Kabid Pendataan Dan Informasi Penduduk “Fitraeni, S.Sos” secara khusus, memberikan penjelasan mengenai anggaran mobilisasi penduduk, menurut beliau awalnya dianggarkan melalui DKPS kemudian diserahkan langsung ke

setiap Kecamatan. Kekhawatiran DKPS adalah sulitnya pendistribusian dan pertanggungjawabannya yang memakan waktu, sementara program harus segera berjalan dalam tempo yang singkat pula. Adapun mengenai anggarannya, menurut beliau bervariasi, tergantung tingkat kesulitan dan akses transportasi tiap Kecamatan. Misalnya Kecamatan Nunukan Selatan anggarannya Rp. 15.000.000,- tapi Kecamatan Nunukan Rp. 20.000.000,-, begitupun Kecamatan lainnya yang anggrannya lebih besar dari itu. Perbedaan ini karena Kabupaten Nunukan penduduknya lebih banyak, sekalipun akses ke tempat pelayanan lebih mudah, demikian juga dengan setiap Kecamatan. Kekhawatiran DKPS adalah sulitnya pendistribusian dan pertanggungjawabannya yang memakan waktu, sementara program harus segera berjalan dalam tempo yang singkat pula. Adapun mengenai anggarannya, menurut beliau bervariasi, tergantung tingkat kesulitan dan akses transportasi tiap Kecamatan. Misalnya Kecamatan Nunukan Selatan anggarannya Rp. 15.000.000,- tapi Kecamatan Nunukan Rp. 20.000.000,-, begitupun Kecamatan lainnya yang anggrannya lebih besar dari itu. Perbedaan ini karena Kabupaten Nunukan penduduknya lebih banyak, sekalipun akses ke tempat pelayanan lebih mudah, demikian juga dengan

Dari penjabaran anggaran diatas, maka total anggaran yang diperuntakkan bagi program penerapan KTP Elektronik di Kabupaten Nunukan sebagaimana dalam tabel berikut ini :

Tabel 11 Total Anggaran Program Penerapan KTP Elektronik

Jumlah No.

Program

Anggaran (Rp)

Pengaturan dan Pembentukan Struktur

1. 197.175.000,- Organisasi dalam bentuk Kelompok Kerja

2. Sosialisasi 159.645.000,-

3. Pelaksana Program 175.472.000,-

4. Penyediaan Sarana Dan Prasarana 330.804.000,-

5. Mobilisasi Penduduk 99.787.600,-

Total :

Sembilan Ratus Enam Puluh Dua Ribu Delapan ratus 962.883.600,-

Delapan Puluh Tiga Ribu Enam Ratus Rupiah Sumber : Hasil olahan Sekunder RKAP SKPD DKPS Kab. Nunukan Tahun 2011

Jika dilihat dari penjabaran anggaran diatas, anggaran yang dipergunakan dalam rangka koordinasi dan konsultasi serta monitoring penerapan KTP Elektronik tidak kami tampilkan. Hal ini peneliti tidak kemukakan karena tidak langsung menjadi bagian penting dari program yang ada, disamping itu adanya ketidakinginan dari pihak Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil untuk dipublikasikan.

Secara umum peneliti berpendapat, bahwa anggaran yang disediakan oleh pemerintah Kabupaten Nunukan dalam rangka penerapan KTP Elektronik cukup signifikan, karena jika dilihat dari anggaran DKPS diluar gaji PNS sebesar

Rp. 5.856.485.230 maka prosentase yang pergunakan untuk penerapan KTP Elektronik dari Rp. 962.883.600,- adalah 16,44%, sehingga peneliti berasumsi bahwa

pemerintah Kabupaten Nunukan berkomitmen mensukseskan penerapan KTP Elektronik ini. Apalagi anggaran ini, secara keseluruhan dianggarkan untuk tiga bulan terakhir saja.

3. Implementasi Strategi dari segi “Prosedur”

Prosedur pelaksanaan penerapan KTP Elektronik secara massal yang diterbitkan oleh Kementerian Dalam Negeri oleh Direktorat Jenderal Kependudukan Dan Pencatatan Sipil, sesungguhnya diberikan sebagai acuan kerja bagi Kabupaten/Kota dalam mensukseskan penerapan KTP Elektronik ini. Namun dalam pelaksanaannya memberikan wewenang kepada setiap Kabupaten/Kota untuk membuat strategi dalam menjalankan fungsi-fungsi tersebut sesuai dengan karakteristik dan kondisi geografis setiap daerah.

Berdasarkan hal tersebut, kemudian pemerintah Kabupaten Nunukan membagi fungsi-fungsi tersebut dengan mensinergikan tiga Satuan Kerja Perangkat daerah yaitu : Kelurahan/Desa, Kecamatan dan Kabupaten untuk melaksanakan hal tersebut. Implementasinya secara strategis dipusatkan pelayanan perekamannya di Kecamatan dengan proses/proseduralnya sebagaimana dapat dilihat dalam diagram berikut ini :

Prosedur Penerapan KTP Elektronik

Penyampaian surat panggilan dengan jadwal dan waktu tertentu.

Kelurahan Beberapa Desa/Kelurahan mengumpulkan warganya untuk

diangkut ke tempat pelayanan dengan kendaraan yang difasilitasi pemerintah

Penduduk mendaftar dan menyerahkan surat panggilan kepada

petugas, petugas mencocokkan dengan daftar penduduk dan

Kecamatan

selanjutnya memberi tanda lingkaran pada nama yang sesuai surat panggilan serta memberi nmr antrian

Petugas menyerahkan surat panggilan kepada operator untuk verifikasi biodata penduduk,

kemudian memanggil sesuai dengan nomor antrian hingga 10 orang untuk duduk diruang

tunggu yang telah disediakan. Jika ada masyarakat yang belum datang, dapat diganti dengan nomor antrian berikutnya

Operator kemudian memulai proses dgn terlebih dahulu memverifikasi nama dan biodata , menanyakan cacat/tidak. Jika normal dan sesuai, operator kemudian mengambil foto Penduduk

dengan backround merah jika tahun kelahiran ganjil dan background biru jika tahun kelahiran genap. Jika cacat maka difoto dgn memperlihatkan kecacatannya. (angkat tangan yg cacat)

Operator kemudian mempersilahkan penduduk untuk tanda tangan, dan jika yang bersangkutan tidak bisa tanda tangan, operator dapat memandu penduduk dengan membubuhkan garis datar dari kiri kekanan pada signature Pad

Kemudian perekaman iris mata. Selanjutnya perekaman sidik jari dengan urutan : 4 tangan kanan (telunjuk,tengah,

Operator mengarahkan penduduk agar benar-benar mengkondisikan kornea

manis dan kelingking) secara bersamaan, 4 tangan kiri, kemudian jempol kanan dan

mata terlihat secara keseluruhan,

operator merekam iris mata penduduk jempol kiri bersamaan. Jika cacat tanpa

tangan tidak perlu, atau sebahagian saja dengan jarak kurang lebih 5 cm.

Operator kemudian meminta pengesahan

Operator melakukan verifikasi kembali dengan cara membubuhkan kembali tanda

dengan cara merekam sidik jari telunjuk tangan secara elektronik sebagai bukti

kanan dan telunjuk kiri

persetujuan kebenaran data yang bersangkutan.

Penerapan e-KTP secara

Operator kemudian melakukan regular, data kemudian

diterima oleh DKPS dalam database Kecamatan,

pengiriman data dan menyimpannya DKPS

selanjutnya akan diprint kemudian dikirim ke DKPS out.

Secara substansi, prosedur yang dilakukan oleh kabupaten Nunukan telah memenuhi langkah-langkah sebagaimana standar opreasional yang disyaratkan oleh Kemendagri. Jika dikaitkan dengan tempat pelaksanaan pelayanan yang dipusatkan di Kecamatan, Kabupaten Nunukan dengan kondisi geografis dan tofografi yang sulit sebagaimana dijabarkan diprofil Kabupaten, maka pengaturan ini menurut peneliti sudah sangat sesuai. Hal ini menurut peneliti, lebih efisien dan efektif dengan alasan, bahwa jika dipusatkan pelayanannya di Kelurahan/Desa sekalipun mudah aksesnya, namun membutuhkan anggaran yang cukup besar karena pengadaan sarana dan prasarana yang tidak sedikit disamping itu koordinasinya dengan SKPD lain akan membutuhkan banyak proses. Namun jika dipusatkan pula di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil, berimplikasi pada sulitnya akses masyarakat untuk menjangkaunya, proses mobilisasi penduduk akan memakan anggaran yang lebih besar, sehingga inefesiansi. Sehingga menurut peneliti, sudah tepat ketika pusat pelayanan dilakukan di setiap Kecamatan dengan asumsi bahwa jika di Kecamatan proses mobilisasi penduduk membutuhkan anggaran yang lebih kecil, akses ketempat pelayanan yang walaupun disebagian kecamatan cukup sulit juga namun dapat diatasi dengan mobile enrolment nantinya sehingga efektifitasnya dapat diperhitungkan, koordinasinya lebih mudah dan murah, dan masyarakat yang terlambat dapat menjangkaunya sekalipun tidak terpasilitasi dengan mobilitas penduduk.

Kemudian dalam pandangan peneliti, implementasi strategi yang ditetapkan melalui langkah-langkah prosedur yang diterapkan terhadap penduduk ini, tanpa Kemudian dalam pandangan peneliti, implementasi strategi yang ditetapkan melalui langkah-langkah prosedur yang diterapkan terhadap penduduk ini, tanpa

diberlakukan sejak dulu dengan nama IC ( identity Card ). Hal ini terungkap ketika peneliti bertanya pada salah seorang mantan TKI bernama Jumadi bagaimana pendapatnya tentang KTP Elektronik. Dengan sigap dijawabnya:

kalau di Malaysia orang masih kecil sudah punya IC, yang memuat sidik jari dan foto jadi tidak bisa dipinjam atau digandakan karena petugas dapat mendeteksinya. Jadi disana foto dari kecil sampai dewasa itu saja di IC karena berlaku seumur hidup” (wawancara tanggal 15 Nopember 2011).

Dari keterangan ini, peneliti berpendapat prosedur yang diberlakuakn dalam penerapan KTP Elektronik cukup membuat masyarakat yakin dan percaya terhadap program baru ini, sehingga dampaknya animo masyarakat untuk memiliki KTP Elektronik juga tinggi.

Disamping itu dari langkah-langkah dan perlakuan penerapan KTP Elektronik ini, pemerintah kabupaten juga telah menetapkan bahwa setiap penduduk yang kebetulan mempunyai waktu luang membuat e- KTP sekalipun belum waktunya untuk melakukan perekaman dapat diberikan dispensasi, begitupun jika terjadi keterlambatan dari tanggal yang ditentukan masih dapat dilayani.

Dalam melayani masyarakat, setiap Kecamatan diharapkan melakukan pelayanan diluar jam kantor, yaitu hingga pukul 23.00. dengan adanya kebijakan ini,

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, kemudian membuat kebijakan dengan menggilirkan anggota Pokja Kabupaten untuk membantu Kecamatan melayani masyarakat. Hal ini dapat dilihat pada gambar 12 berikut ini :

Gambar 12 Contoh Pembagian Jadwal Pelayanan e -KTP

Memperhatikan berbagai implementasi strategi dan upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Nunukan melalui DKPS, peneliti berpendapat bahwa komitmen dan sinergitas antara DKPS dan instansi terkait dalam mensukseskan penerapan KTP elektronik cukup tinggi. Sehingga, sebagaimana dijelaskan pada latar belakang, dampaknya sangat berpengaruh pada capaian target.

Dengan realisasi sebesar 44,03%, dalam waktu 2 bulan lebih, peneliti berasumsi antusiasme masyarakat dan komitmen pemerintah dan aparatur sesungguhnya sangat siap baik dari sisi sumber daya manusianya maupun dari sisi anggaran. Sepakat dengan Kasi pendataan Penduduk menyatakan, kesiapan itu sebenarnya telah ada sejak bulan Mei 2011, dimana menurut Rusdan, S.Sos, bahwa sejak sosialisasi kita sudah merancang program dan anggarannya, sehingga pada saat

DKPS dapat mensukseskan penerapan KTP Elektronik ini. Sekalipun realisasinya belum mencapai target, namun kami akan berupaya keras untuk tidak menyia-nyiakan waktu yang sisa sedikit ini untuk melayani masyarakat. Sekalipun misalnya untuk tahun 2012 masyarakat harus membayar dalam rangka penerbitan KTP Elektronik, tapi tidak tertutup kemungkinan akan kami berikan konpensasi. Saat ini kami lagi merancang Peraturan Daerah (Perda) untuk KTP Elektronik, dan mudah-mudahan tidak memberatkan masyarakat.

Di kesempatan lain, “Fitraeni, S.Sos” menjelaskan bahwa target ini sesungguhnya sudah lebih dari prosentase yang ada, karena

banyaknya data yang ganda, sehingga jumlah wajib KTP yang ada kurang dari yang sebenarnya. Misalnya di Kecamatan Nunukan Selatan, data terbaru diprediksi hanya sekitar tujuh ribu lebih, begitupun di Kecamatan Nunukan diprediksi empat puluh enam ribu lebih dan Kecamatan Sebatik enam belas ribu lebih. Karena itu, kami optimis bahwa awal tahun depan akan selesai 100%, apalagi sekarang mobile enrollment bisa membantu untuk mengakomodir akses transportasi yang kurang mendukung di tempat pelayanan. Kemarin kita ke Seimanggaris, selama lima hari kami melayani sekitar seribu lebih dengan rata-rata tiga ratus orang perhari. Ini akan kami lakukan terus hingga Sabtu dan Ahad agar bisa maksimal. SKPD ingin berbuat yang terbaik, dan kami punya komitmen untuk mensukseskan program ini (wawancara tanggal 15 Desember 2011)

Ketika ditanya tentang kendala yang dihadapi sehingga target penerapan KTP Elektronik tidak tercapai, jawaban Kabid Pendataan Dan Informasi Penduduk dapat disarikan sebagai berikut:

1. Waktu yang diberikan pusat sangat singkat, kemudian tidak disertai dengan pendistribusian alat yang maksimal. Rencana awal dilaksanakan bulan Agustus molor hingga pertengahan bulan September, itupun baru

dilanjutkan dengan Kecamatan lain pada akhir bulan September namun semuanya hanya satu unit yang berfungsi karena alat yang tersedia dari pusat belum mencukupi dan belum berfungsi. Ditambah lagi sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya bahwa ada dua Kecamatan yang tidak berfungsi alatnya, yaitu Kecamatan Sebuku dan Kecamatan Sebatik yang mengalami kerusakan kamera. Sebenarnya alat itu telah kami kirim ke pusat untuk pergantian, namun penggantinya belum datang. Sekalipun kita telah koordinasi mulai dari korlap, pihak kementerian pusat bahkan dengan penyelianya sendiri, namun sepertinya kesiapan alat dan aplikasi yang menjadi tanggungjawab pusat mengalami kendala teknis dan kurang kesiapan, sehingga kita tidak bisa memaksakan hal ini.

2. Mobilisasi penduduk di beberapa Kecamatan sangat sulit, seperti di Sebuku, Sembakung, Lumbis, Krayan dan Krayan Selatan serta Kecamatan Nunukan sebagian, membutuhkan biaya yang sangat mahal, dan jika dihitung perorangnya bisa mencapai Rp. 300.000,- sampai Rp. 400.000,- sehingga hanya mengandalkan mobile enrollment , dimana alatnya baru 1 (berupa batuan) dan juga terdistribusi di akhir tahun.

3. Kondisi geografis Kabupaten Nunukan tidak memungkinkan untuk membuat kebijakan yang sifatnya menyatukan satu pelayanan. Misalnya Kabupaten Tarakan yang mengklaim terbaik dua di Indonesia dibawah Kota Malang, memang hanya terdiri dari satu pulau, sehingga 3. Kondisi geografis Kabupaten Nunukan tidak memungkinkan untuk membuat kebijakan yang sifatnya menyatukan satu pelayanan. Misalnya Kabupaten Tarakan yang mengklaim terbaik dua di Indonesia dibawah Kota Malang, memang hanya terdiri dari satu pulau, sehingga

4. Kehidupan masyarakat kita di Kecamatan terpencil sarat dengan ketidaktahuan dan ketidaksadaran akan pentingnya administrasi kependudukan, sehingga budaya disuguhi, dimanja dan menunggu masih kental. Akibatnya pemerintah Desa dan Kecamatan kesulitan memobilisasi sekalipun telah dipasilitasi.

Dari beberapa penjelasan diatas, menurut peneliti, hal yang paling menjadi kendala adalah ketidaksiapan pusat menyediakan pasilitas berupa perangkat penerapan KTP Elektronik. Idealnya Kementerian Dalam Negeri sejak tahun 2010, aplikasi dan segala perangkat serta sistem lelangnya telah siap, sehingga begitu memasuki tahun 2011 segala sesuatunya telah tersedia, sehingga pemerintah daerah sisa melaksanakan seluruh standar operasional yang telah ditetapkan, sehingga penerapan KTP Elektronik ini lebih maksimal dan tidak menimbulkan banyak masalah di Kabupaten/Kota.

Dokumen yang terkait

STUDI KANDUNGAN BORAKS DALAM BAKSO DAGING SAPI DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BANGIL – PASURUAN

15 183 17

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

MOTIVASI BERTINDAK KRIMINAL PADA REMAJA(STUDI DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK BLITAR)

3 92 22

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN KESIAPAN KERJA PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

13 162 19

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI MAKANAN DENGAN PERUBAHAN KADAR HEMOGLOBIN PADA ANAK SEKOLAH DASAR (SD)

2 94 23

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

10 119 78

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

THE EFFECTIVENESS OF THE LEADERSHIP'S ROLE AND FUNCTION OF MUHAMMADIYAH ELEMENTARY SCHOOL PRINCIPAL OF METRO EFEKTIVITAS PERAN DAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH METRO

3 69 100

KAJIAN ASPEK HYGIENE SANITASI TERHADAP KONDISI KANTIN MAKANAN JAJANAN ANAK SEKOLAH DASAR (Studi Kasus di Sekolah Dasar Kota Bandar Lampung)

40 194 64