Metode Penelitian

C. Metode Penelitian

Tahapan yang harus dilakukan pada studi kelayakan ini adalah melakukan analisis masalah dan meneliti aspek-aspek yang berhubungan dengan perancangan kelayakan industri tersebut, yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknik dan teknologi, aspek manajemen operasi dan organisasi, aspek lingkungan dan legalitas, dan aspek finansial. Metode studi kelayakan ini terdiri dari pengumpulan data dan analisis data.

1. Pengumpulan Data

Data dan informasi dikumpulkan untuk keperluan analisis aspek-aspek yang berkaitan dengan proses perencanaan suatu analisis industri. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan pihak terkait serta pakar bidang teknik dan teknologi yang sesuai serta gambaran mengenai berbagai aspek ketersediaan bahan baku dan pasar. Data sekunder diperoleh dari laporan, artikel, jurnal, data statistik dari instansi-instansi pemerintah, swasta, balai penelitian, dan sebagainya. Contoh data yang diperlukan dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1 Jenis Data, Sumber Data, dan Metode Pengumpulan Data yang Diperlukan

Jenis Data

Sumber

Metode Pengumpulan Data

1. Pasar dan Pemasaran

a. Harga jual biskuit

Pasar, swalayan

Survei

b. Jumlah produksi biskuit

BPS

Pengumpulan dokumen

c. Jumlah permintaan biskuit

BPS

Pengumpulan dokumen

d. Jenis biskuit terlaris Swalayan, SPG, konsumen Survei & wawancara

e. Produk subtitusi biskuit

Ahli gizi, konsumen

Wawancara

Pengumpulan dokumen pesaing

f. Daftar industri tepung dan biskuit

Kementerian Perindustrian

Pengumpulan dokumen h.Daerah rawan bencana di Indonesia Mitigasi & bencana

g. Jumlah balita KEP

BPS, BKKBN

Pengumpulan dokumen

2. Teknik dan Teknologi a.Daftar lokasi budidaya lele dumbo

Internet, BPS

Survei

b.Kapasitas produksi lele dumbo

Penghasil ikan lele dumbo

Wawancara

c. Harga ikan lele dumbo/kg

Penghasil ikan lele dumbo

Wawancara

d.Teknologi pembuatan tepung

Wawancara ikan lele dumbo

Inventor & pakar tepung

ikan

e.Mesin dan alat pembuat tepung

Wawancara ikan lele dumbo

Inventor & pakar tepung

ikan

Tabel 3.1 Jenis Data, Sumber Data, dan Metode Pengumpulan Data yang Diperlukan (Lanjutan) Jenis Data

Sumber

Metode Pengumpulan Data

f. Teknologi pembuatan biskuit

Pakar & produsen biskuit

Wawancara

Wawancara h.Daftar lokasi alternatif pendirian

g. Mesin dan alat pembuat biskuit

Pakar & produsen biskuit

Wawancara industri tepung dan biskuit lele

Ahli peruntukan wilayah &

pemerintah setempat

Wawancara j. Metode perencanaan tata letak

i. Metode pemilihan lokasi

Buku & pakar

Wawancara dan site plan

Buku & pakar

3. Manajemen dan Organisasi

a. Daftar jenis bentuk usaha

Undang-undang/ peraturan

Pengumpulan dokumen

Pengumpulan dokumen c.Spesifikasi dan deskripsi

b. Jenis struktur organisasi

Undang-undang/ peraturan

Pengumpulan dokumen pekerjaan

Buku, jurnal

d. Jenis kebutuhan tenaga kerja

Buku, jurnal

Pengumpulan dokumen

4. Lingkungan dan Legalitas a.Jenis SDA yang tersedia di

Wawancara sekitar lokasi industri

Pemerintah Daerah

b. Peruntukan wilayah

Pemerintah Daerah

Wawancara

Pengumpulan dokumen d.Metode pengolahan dan

c. Peraturan Pemerintah

Undang-undang

Wawancara pembuangan limbah

Buku & pakar

5. Finansial

a. Daftar penentuan asumsi

Buku, inventor, investor

Pengumpulan dokumen

Wawancara c.Metode perhitungan PBP, IRR,

b. Daftar harga mesin dan alat yang

Produsen penghasil mesin

Pengumpulan dokumen NPV, B/C Ratio, BEP

Buku, jurnal

d. Jenis analisis sensitivitas

Buku, jurnal

Pengumpulan dokumen

2. Analisis Data

Analisis yang dilakukan meliputi analisis pasar dan pemasaran, teknik dan teknologi, manajemen dan organisasi, lingkungan dan legalitas, dan finansial. Analisis data dilakukan dengan dua metode pendekatan, yaitu analisis secara kualitatif dan kuantitatif.

Aspek-aspek yang dikaji pada analisis pasar dan pemasaran meliputi proyeksi permintaan dan penawaran, pangsa pasar yang mungkin diraih, perilaku konsumen, dan strategi pemasaran untuk mencapai pangsa pasar tersebut. Semua aspek tersebut diukur dengan teknik yang sesuai dengan kebutuhan penelitian dan sumber data yang diperoleh.

Setelah diketahui jumlah permintaan biskuit balita dan jumlah yang diproduksi di Indonesia, maka peluang pasar akan didapatkan dari selisih nilai tersebut. Setelah diketahui pangsa pasar yang dapat diraih, maka diperlukan strategi pemasaran, diantaranya dengan segmentasi (segmenting), penentuan target pasar (targeting), penentuan posisi di pasar (positioning), serta bauran pemasaran (marketing mix). Langkah-langkah dalam analisis pasar dan pemasaran ini dapat dilihat pada Gambar

Mulai

Pencarian data

1. Jumlah permintaan biskuit balita

2. Harga biskuit balita

Analisis peluang pasar biskuit lele

Analisis struktur pasar dengan pesaing

Persentase pangsa pasar yang dapat diraih

Selesai

Gambar 3.2 Alir Proses Analisis Pasar dan Pemasaran

b. Analisis Teknik dan Teknologi

Analisis teknik dan teknologi meliputi ketersediaan bahan baku, penentuan kapasitas produksi dan lokasi, pemilihan teknologi proses, mesin, dan peralatan, neraca massa, dan perencanaan tata letak, kebutuhan luas ruang produksi, dan site plant dari pabrik tersebut. Alir proses analisis aspek teknik dan teknologi dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Mulai

Pencarian data bahan baku

Penentuan alternatif bahan baku

Penentuan alternatif lokasi

Lokasi pabrik terpilih

Penentuan kapasitas produksi

Pemilihan teknologi proses produksi, mesin, dan peralatan

Penyusunan neraca massa

Penyusunan tata letak pabrik dan kebutuhan luas ruang produksi

Selesai

Gambar 3.3 Alir Proses Analisis Aspek Teknik dan Teknologi Ketersediaan bahan baku dianalisis dengan melihat data produksi, penggunaan, dan ekspor

ikan lele dumbo. Jika bahan baku tidak terpenuhi di satu lokasi penghasil ikan lele dumbo, maka dilakukan pencarian terhadap lokasi lain yang juga menghasilkan ikan lele dumbo.

Penentuan kapasitas produksi dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan bahan baku, pasar, dan kemampuan investasi. Ketiga komponen tersebut dianalisis sehinggga didapatkan kapasitas produksi industri tepung dan biskuit berbasis tepung ikan lele dumbo ini.

Penentuan lokasi pabrik dilakukan dengan metode perbandingan eksponensial (MPE). MPE merupakan salah satu metode pengambilan keputusan yang mengkuantifikasi pendapat seseorang atau lebih dalam skala tertentu. Pada prinsipnya ia merupakan metode skoring terhadap pilihan yang ada. Dengan perhitungan secara eksponensial, perbedaan nilai antar kriteria dapat dibedakan tergantung kepada kemampuan orang yang menilai.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pemilihan keputusan dengan MPE adalah sebagai berikut.

1. Penentuan alternatif keputusan.

2. Penyusunan kriteria keputusan yang akan dikaji.

3. Penentuan derajat kepentingan relatif setiap kriteria keputusan dengan menggunakan skala konversi tertentu sesuai keinginan pengambil keputusan.

4. Penentuan derajat kepentingan relatif dari setiap alternatif keputusan.

5. Pemeringkatan nilai yang diperoleh dari setiap alternatif keputusan. (Maarif, 2003) Menurut Maarif (2003), formulasi perhitungan total nilai setiap pilihan keputusan adalah

sebagai berikut: Rkij = derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada keputusan ke-i, yang dapat dinyatakan

dengan skala ordinal (1,2,3,4,5). TKKj = derajat kepentingan kriteria keputusan, yang dinyatakan dengan bobot. n = jumlah pemilihan keputusan m = jumlah kriteria keputusan Hal terpenting dalam penerapan MPE adalah penentuan derajat kepentingan/ bobot dari

setiap kriteria yang ditetapkan, karena akan mempengaruhi nilai akhir dari setiap pilihan keputusan. Bobot memiliki sifat sebagai berikut.

0 <we = “bobot” e = “1,2,…,k” we = “1”> Wk, artinya tujuan/ kriteria e lebih penting dari tujuan/ kriteria k. Ketika We = Wk, artinya tujuan/

kriteria e sama penting dari tujuan/ kriteria k. Berikut ini adalah beberapa metode penentuan bobot.

1. Langsung Artinya pemberian bobot bersifat subjektif, disini pemberian bobot oleh seseorang dilakukan

secara langsung tanpa melakukan perbandingan relatif terhadap kriteria lainnya. Biasanya dilakukan oleh orang yang mengerti, paham, dan berpengalaman dalam menghadapi masalah keputusan yang dihadapi.

2. Metode Eckenrode Konsep ini adalah melakukan perubahan urutan menjadi nilai, dimana urutan 1 dengan tingkat

(nilai) tertinggi, urutan 2 dengan tingkat (nilai) dibawahnya, dan seterusnya.

Pemilihan jenis teknologi dan proses produksi didasarkan pada kemudahan proses produksi dan prakiraan biaya produksi. Pemilihan mesin dan peralatan ditentukan berdasarkan teknologi dan proses produksi yang dipilih. Neraca massa disusun untuk melihat laju alir, jumlah input, dan jumlah output masing-masing komponen bahan pada setiap proses. Neraca energi disusun untuk melihat kesetimbangan energi di setiap proses dan keseluruhan proses serta menghitung jumlah energi yang dibutuhkan pada setiap proses dan keseluruhan proses.

Penentuan tata letak pabrik dilakukan dengan menganalisis keterkaitan antar aktivitas, kemudian menentukan kebutuhan luas ruang dan alokasi area. Untuk menganalisis keterkaitan antar aktivitas, perlu ditentukan derajat hubungan aktivitas. Derajat hubungan aktivitas dapat diberi tanda sandi sebagai berikut.

A (absolutely necessary) menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan harus saling berdekatan dan bersebelahan.

E (especially important) menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan harus bersebelahan. 

I (important) menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan cukup berdekatan. 

O (ordinary) menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan tidak harus saling berdekatan.

 U (unimportant) menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan bebas dan tidak saling mengikat. 

X (undesirable) menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan harus saling berjauhan atau tidak boleh saling berdekatan.

Sandi derajat hubungan aktivitas diletakkan pada bagian dalam kotak peta keterkaitan antar aktivitas. Alasan-alasan yang mendukung kedekatan hubungan meliputi keterkaitan produksi, keterkaitan pekerja, dan aliran informasi. Alasan keterkaitan produksi meliputi urutan aliran kerja, penggunaan peralatan, catatan, dan ruang yang sama, kebisingan, kotor, debu, getaran, serta kemudahan pemindahan barang. Alasan keterkaitan pekerja meliputi penggunaan karyawan yang sama, pentingnya berhubungan, jalur perjalanan, kemudahan pengawasan, pelaksanaan pekerjaan serupa, perpindahan pekerja, dan gangguan pekerja. Alasan informasi meliputi penggunaan catatan yang sama, hubungan kertas kerja, dan penggunaan alat komunikasi yang sama (Apple,1990). Pada peta keterkaitan antar aktivitas, alasan-alasan pendukung ini disesuaikan penempatannya dalam kotak agar tidak tumpang tindih dengan kode derajat hubungan antar aktivitas.

Tahapan proses dalam merencanakan peta keterkaitan antar aktivitas adalah sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi semua kegiatan penting dan kegiatan tambahan.

2. Membagi kegiatan tersebut ke dalam kelompok kegiatan produksi dan pelayanan.

3. Mengelompokkan data aliran bahan atau barang, informasi, pekerja, dan lainnya.

4. Menentukan faktor atau subfaktor mana yang menunjukkan keterkaitan (produksi, pekerja, dan aliran informasi)

5. Mempersiapkan peta aliran aktivitas.

6. Memasukkan kegiatan yang sedang dianalisis ke sebelah kiri peta keterkaitan aktivitas. Urutannya tidak mengikat, namun dapat juga diurutkan menurut logika ketergantungan kegiatan.

7. Memasukkan derajat hubungan antar aktivitas di dalam kotak yang tersedia. Peta keterkaitan antar aktivitas yang telah dibuat kemudian diolah lebih lanjut menjadi

diagram keterkaitan antar aktivitas. Berikut ini tahapan proses pembuatan diagram keterkaitan antar aktivitas.

1. Mendaftar semua kegiatan pada templet kegiatan diagram keterkaitan aktivitas.

2. Memasukkan nomor kegiatan dari peta keterkaitan aktivitas pada sisi pojok dan tengah setiap templet kegiatan diagram keterkaitan aktivitas untuk menunjukkan derajat kedekatan antar aktivitas.

3. Melanjutkan prosedur untuk setiap templet yang tersedia sampai keseluruhan kegiatan tercatat.

4. Menyusun model dalam sebuah diagram keterkaitan aktivitas, memasangkan yang A terlebih dahulu, kemudian E, dan seterusnya.

5. Menggambarkan pola aliran sederhana. Dari hasil lembar kerja diagram keterkaitan antar aktifitas yang telah dilakukan, kemudian

dilakukan pengalokasian aktifitas dengan menggunakan metode Total Closeness Rating (TCR), yang dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan : V(rij) = Derajat hubungan aktifitas yang diberikan pada aktifitas i dan j m

= Jumlah aktifitas

Perancangan tata letak pabrik didasarkan atas diagram alir proses produksi dan diagram keterkaitan aktifitas yang telah ditentukan sebelumnya. Selanjutnya tata letak pabrik disusun dengan denah yang efektif dan efisien serta disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Keefektifan dan keefisienan perancangan pabrik ini diperoleh dari minimalnya jarak perpindahan bahan, keteraturan tempat kerja, dan runutnya aliran proses.

Kebutuhan luas ruang produksi tergantung pada jumlah mesin dan peralatan, tenaga kerja atau operator yang menangani fasilitas produksi, serta jumlah dan jenis sarana yang mendukung kegiatan produksi.

c. Analisis Manajemen dan Organisasi

Kajian terhadap manajemen dan organisasi meliputi pemilihan bentuk perusahaan dan struktur organisasi yang sesuai, kebutuhan tenaga kerja, deskripsi dan spesifikasi kerja, pola rekruitmen, dan penjadwalan implementasi proyek. Alir analisis manajemen dan organisasi ini dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Mulai

Menentukan bentuk usaha yang dipilih

Menentukan struktur organisasi, deskripsi dan spesifikasi

kerja, dan kebutuhan tenaga kerja

Selesai

Gambar 3.4 Alir Analisis Manajemen dan Organisasi

d. Analisis Lingkungan dan Legalitas

Analisis lingkungan meliputi sejauh mana keadaan lingkungan yang dapat menunjang perwujudan pendirian industri, terutama sumber daya yang diperlukan, seperti air, energi, manusia, dan ancaman alam sekitar, serta analisis mengenai dampak lingkungan yang di timbulkan oleh pendirian industri ini. Analisis legalitas meliputi mekanisme perizinan dan peraturan-peraturan yang berlaku.

e. Analisis Finansial

Kriteria-kriteria yang digunakan dalam analisis finansial meliputi net present value, internal rate of return, net benefit cost ratio, break even point, payback period, dan analisis sensitivitas. Kriteria-kriteria ini digunakan untuk melihat kelayakan industri secara finansial.