Jenis – Jenis Sambungan Tahanan Lateral Acuan Dua Irisan Tahan Lateral Terkoreksi

Selain itu beberapa hal yang perlu diperhatikan pada perencanaan sambungan berkaitan dengan rendahnya kekuatan sambungan yaitu : 1. Eksentrisitas sambungan yang menggunakan beberapa alat sambung, maka titk berat kelompok alat sambung harus ditempatkan pada garis kerja gaya agar tidak timbul momen yang dapat menurunkan kekuatan sambungan . 2. Sesaran Slip Sesaran yang terjadi pada sambungan kayu terbagi menjadi dua. Sesaran yang pertama adalah sesaran awal yang terjadi akibat adanya lubang kelonggaran yang dipergunakan untuk mempermudah penempatan alat sambung. Selama sesaran awal, alat sambung belum memberikan perlawanan terhadap gaya sambungan yang bekerja. Pada sambungan dengan beberapa alat sambung, kehadiran sesaran awal yang tidak sama diantara alat sambung dapat menurunkan kekuatan sambungan secara keseluruhan. Setelah sesaran awal terlampaui, maka sesaran berikutnya akan disertai oleh gaya perlawanan tahanan lateral dari alat sambung. 3. Mata kayu Adanya mata kayu dapat mengurangi luas tampang kayu sehingga mempengaruhi kekuatan kayu terutama kuat tarik dan kuat tekan sejajar serat.

II.10 Jenis – Jenis Sambungan

Jenis – jenis sambungan dibedakan menjadi sambungan satu irisan menyambungkan dua batang kayu, dua irisan menyambungkan tiga irisan dan seterusnya. Selain itu juga ada dikenal jenis sambungan takik. Menurut sifat gaya Universitas Sumatera Utara yang bekerja pada sambungan, sambungan dibedakan atas sambungan desak, sambungan tarik dan sambungan momen.

II.11 Alat Sambung Mekanik

Berdasarkan interaksi gaya – gaya yang terjadi pada sambungan, alat sambung mekanik di bagi atas dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok yang kekuatan sambungan berasal dari interaksi antar kuat lentur alat sambung dengan kuat desak atau kuat geser kayu.. Kelompok kedua adalah kelompok alat sambung yang kekuatan sambungannya ditentukan oleh luas bidang dukung kayu yang disambungnya. Yang tergolong kelompok pertama adalah paku dan baut. Sedangkan kelompok kedua adalah pasak kayu Koubler, cincin belah split ring , pelat geser, spike grid, single atau double sided toothed plate dan toothed ring. Pada tugas akhir ini yang digunakan adalah alat sambung jenis baut. Berikut akan diuraikan dengan jelas dari alat sambung tersebut. II.11.1 Baut II.11.1.1 Umum Alat sambung baut umumnya terbuat dari baja lunak mild steel dengan kepala berbentuk hexagonal, square, dome atau flat. Diameter baut dipasaran antara 14 – 1,25. Pemasangan baut dilakukan dengan cara diputar dengan bantuan sekrup. Untuk kemudahan sebelum pemasangan, terlebih dahulu dibuat lubang penuntun. Lubang penuntuntidak boleh lebih besar dari D+0,8 mm bila D12,7mm dan D+16 mm bila D ≥12,7 mm. Alat sambung baut digunakan pada sambungan dua irisan dengan tebal Universitas Sumatera Utara minimum kayu samping adalah 30 mm dan kayu tengah adalah 40 mm dan dilengkapi cincin penutup. Alat sambung baut difungsikan untuk menahan beban tegak lurus sumbu panjangnya. Kekuatan sambungan baut bergantung pada kuat tumpu kayu, tegangan lentur baut dan angka kelangsingan. Ketika kelangsingan kecil, baut menjadi sangat kaku dan distribusi tegangan terjadi secara merata.

II.11.1.2 Geometri Sambungan Baut

Untuk baut jarak tepi, jarak ujung dan spasi alat pengencang yang diperlukan dalam perhitungan tahanan acuan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.6 Jarak tepi, jarak ujung dan persyaratan spasi sambungan baut BEBAN SEJAJAR ARAH SERAT KETENTUAN DIMENSI MINIMUM 1. Jarak Tepi b opt LmD 6 1,5D LmD 6 Yang terbesar dai 1,5D atau ½ jarak antar baris alat pengencang tegak lurus 2. Jarak ujung a opt Komponen tarik 7D Komponen tekan 4D

3. Spasi S

opt Spasi dalam baris alat pengencang 4D

4.Jarak antar baris alat

pengencang 1,5D 127 mm lihat catatan 2 dan 3 BEBAN TEGAK LURUS SERAT KETENTUAN DIMENSI MINIMUM Universitas Sumatera Utara 1. Jarak Tepi b opt Tepi yang dibebani 4D Tepi yang tidak dibebani 1.5D 2. Jarak Ujung 4D

3. Spasi Lihat catatan 3

4. Jarak antar baris alat

pengencang : LmD 2 2,5 D Lihat catatan 3 2 lm 6 5 lm + 10 D 8 lihat catatan 3 LmD 6 55D Lihat catatan 3 Catatan : 1. lm adalah panjang baut pada komponen utama pada suatu sambungan atau panjang total baut pada komponen sekunder 2 ls pada suatu sambungan. 2. Diperlukan spasi yang lebih besar untuk sambungan yang menggunakan ring. 3. Spasi tegak lurus arah serat antar alat – alat pengencang terluar pada suatu sambungan tidak boleh melebihi 127 mm, kecuali bila digunakan alat penyambung khusus atau biala ada ketentuan mengenai perubahan dimensi kayu. Untuk lebih jelasnya mengenai jarak tepi, jarak ujung, spasi dsalam baris alat pengencang dan jarak baris antar alat pengencang dapat dilihat pada gambar berikut : A Universitas Sumatera Utara B Gambar 2.19 Geometri sambungan: A Sambungan Horizontal dan B SambunganVertikal

II.11.1.3 Tahanan Terhadap Gaya Lateral a. Lateral Acuan Satu Irisan

Berdasarkan PKKI NI-5 2002 tahanan acuan dari suatu sambungan yang menggunakan alat pengencang baut satu irisan atau menyambung dua komponen diambil sebagai nilai terkecil dari nilai-nilai yang dihitung menggunakan semua persamaan di bawah ini: Tabel 2 .7 Tahanan lateral acuan untuk satu baut untuk dengan satu irisan yang menyambung dua komponen. Moda kelelehan Tahanan lateral Z �� � = 0.83 � �� ��� �θ �� � = 0.83 � �� ��� �θ �� � = 0.93 �1 � �� ��� �θ ���� � = 1.04 �2 � �� ��� 1+2 �e�θ 2.54 2.55 2.56 2.57 Universitas Sumatera Utara ���� � = 1.04 �3 � �� ��� 2+�e�θ �� � = � 1.04 � 2 �θ � � 2 ��� ��� 31+�e �1 = ��e+2�e 2 1+�t+ �t 2 +�e 2 �e 3 −�e1+�t 1+�e 2.60 �2 = −1 + �21 + �e + 2 ��� 1+2�e� 2 3 ��� �s 2 2.61 �3 = −1 + � 21+�e �e + 2 ��� 2+�e� 2 3 ��� �s 2 2.62

b. Tahanan Lateral Acuan Dua Irisan

Tahanan lateral dua irisan pada sambungan baut berbeda dengan tahanan lateral acuan dua irisan pada sambungan paku yang hanya mengalikan dengan dua nilai tahanan lateral acuan satu irisan yang terkecilnya. Pada sambungan baut tahanan lateral acuan dua irisan dihitung sesuai dengan rumus – rumus yang telah ditentukan pada PKKI NI – 5 2002 yaitu sebagai berikut : Tabel 2.8 Tahanan lateral acuan satu baut pada sambungan dua irisan yang menyambung tiga komponen Moda kelehan Tahanan lateral Z �� � = 1.66 � �� ��� �θ �� � = 1.66 � �� ��� �θ ���� � = 2.08 �4 � �� ��� 2+�e�θ �� � = � 2.08 � 2 �θ � � 2 ��� ��� 31+�e 2.58 2.59 2.63 2.64 2.65 2.61 Universitas Sumatera Utara �4 = −1 + � 21+�e �e + ��� 2+�e� 2 3 ��� �s 2 2.62 �� = �� �� 6.63 �� = �� �� 2.64 �θ = 1 + Ө 360 2.65 Dimana F em dan F es adalah kuat tumpu kayu utama dan kuat tumpu kayu samping. Untuk sudut sejajar serat dan tegak lurus serat, nilai kuat tumpu kayu adalah Fe = 77,25 G dan Fe ┴ = 212 � 1.45 � 0.5 .

c. Tahan Lateral Terkoreksi

Tahanan lateral terkoreksi Z’ dihitung dengan mengalikan tahanan lateral acuan yang terkecil dengan faktor – faktor koreksi. Beberapa faktor koreksi pada sambungan baut adalah : 1. Faktor geometri tahanan lateral acuan harus dikalikan dengan faktor geometri sambungan C Δ , dimana CΔ dalah nilai terkecil dari faktor – faktor geometri yang dipersyaratkan untuk jarak ujung atau spasi dalam baris alat pengencang. Jarak ujung. Bila jarak ujung yang diukur dari pusat alat pengencang a lebih besar atau sama dengan a opt pada tabel 2.6 maka C Δ = 10. Bila a opt 2 ≤ a a opt , maka C Δ = a a opt . 2. Spasi dalam baris alat pengencang. Bila Spasi dalam baris alat pengencang s lebih besar atau sama dengan s opt maka C Δ = 1,. Jika 3D ≤ s s opt , maka C Δ = s s opt . 3. Faktor aksi kelompok. Faktor – faktor yang mempengaruhi faktor aksi kelompok Cg adalah kemiringan kurva beban dan sesaran baut, jumlah Universitas Sumatera Utara baut, spasi alat sambung dalam satu baris. Nilai faktor aksi kelompok dapat dihitung dengan persamaan berikut. Cg = 1 �� ∑ �� �� �=1 2.66 Dimana �� = � �1−m 2�� �1+��� m �� �1+m−1+m 2�� � � 1+��� 1−m � 2.67 � = � − √� 2 + 1 2.68 � = 1 + γ � 2 � 1 ��� + 1 ��� � 2.69  ai adalah jumlah alat pengencang efektif pada baris alat pengencang i yang bervadiasi dari 1 hingga ni  ni adalah jumlah alat pengencang dengan spasi yang seragam pada baris ke – i.  γ adalah modulus bebab atau modulus gelincir untuk satu alat pengencang. Ni lai γ diambil sebesar 0.246 1.5 DKNmm.  S adalah spasi dalam baris alat pengencang jarak pusat kepusat antar alat pengencang dalam satu baris.  n f adalah jumlah total alat pengencang  n r adalah jumlah baris alat pengencang dalam sambungan.  EAm dan EAs adalah kekakuan aksial kayu utama dan kayu samping.  R �� = �� min �� max �� min adalah nilai yang terkecil antara��m dan ��s ��max adalah nilai yang terbesar antara ��m dan ��s Universitas Sumatera Utara

II.12 Analisis Kolom Gabungan