Dr. Himawan Estu Bagyo, S.H., M.H.

48  Pengenaan ancaman pidana bagi pelaku membantu melakukan manipulasi data dengan pelaku manipulasi data bertentangan dengan asas hukum pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 KUHP dan Pasal 55 KUHP. Dalam pasal tersebut memuat prinsip hukum:  Ada perbedaan prinsipiil antara pembantuan dalam Pasal 56 KUHP dengan pelaku tindak pidana dalam Pasal 55 KUHP;  Ancaman pidana bagi pelaku pembantu adalah ancaman pidana pokok dikurangi sepertiga, sedangkan pelaku tindak pidana diancam pidana pokok.  Atas dasar pertimbangan tersebut, membuktikan bahwa norma hukum pidana yang dimuat dalam Pasal 55 ayat 1 huruf a Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tidak memberikan jaminan kepastian hukum dan keadilan bagi akuntan publik yang apabila rumusan tersebut dipertahankan penerapannya berpotensi merugikan kepentingan jaminan perlindungan hukum dan konstitusional orang yang menjalankan profesi akuntan publik.  Norma hukum pidana yang dimuat dalam Pasal 55 ayat 1 huruf b tersebut perbuatan yang dilarang sama dengan Pasal 55 ayat 1 huruf a, tetapi berbeda objeknya, yaitu data atau catatan pada kertas kerja atau tidak membuat kertas kerja. Karena memuat perbuatan yang sama, maka analisis hukum Pasal 55 ayat 1 huruf a berlaku juga terhadap analisis hukum Pasal 55 ayat 1 huruf b.  Rumusan norma hukum pidana Pasal 56 yang ditujukan kepada Pihak Terasosiasi sedangkan norma hukum pidana bersumber dari Pasal 55 yang ditujukan kepada akuntan publik, atau subjek hukum yang memiliki kualifikasi yang berbeda, adalah bentuk penerapan hukum yang tidak tepat.  Pihak Terasosiasi adalah Rekan KAP yang tidak menandatangani laporan pemberian jasa, pegawai KAP yang terlibat dalam pemberian jasa, atau pihak, yang menjalankan pekerjaannya atas tanggung jawab akuntan publik. Semestinya rumusan norma hukum pidana dan ancaman pidananya berbeda dengan Pasal 55.

5. Dr. Himawan Estu Bagyo, S.H., M.H.

 Dalam konteks fungsi hukum administrasi, hukum administrasi dimanfaatkan dalam penggunaan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif. 49 Dalam konsep hukum administrasi maka Pemerintah diberi wewenang untuk membuat atau membentuk aturan melaksanakan kekuasaan pemerintahan sekaligus untuk menerapkan sanksi administrasi, keistimewaan hukum administrasi di sini adalah bisa membuat aturan sendiri, menerapkan sendiri, dan menegakkan sendiri. Kedua, mengangkat personil untuk membantu melaksanakan tugas pemerintah. Pemerintah boleh mengangkat personil, mengangkat alat kelengkapannya. Ketiga, mengatur sistem perizinan atau vergunningen . Keempat, memberikan bantuan subsidi kepada rakyat yang karena keadaan tertentu harus dilakukan meskipun Pemerintah dapat melakukan kewenangan di atas, penyelenggara kekuasaan pemerintahan tetap tunduk pada prinsip negara hukum dan negara demokrasi. Prinsip negara hukum syaratkan asas keabsahan dalam tindakan pemerintahan, asas perlindungan HAM, asas pembagian kewenangan dan pemerintahan yang tidak memihak atau imparsial. Dalam konteks demokrasi diperlukan perlindungan hak atas kebebasan dan hak atas persamaan. Dalam hal ini tugas Pemerintah adalah mewujudkan ide keadilan sosial untuk menjaga keseimbangan hak antara persamaan dan hak atas kebebasan;  Dalam kaitannya dengan kegiatan masyarakat, sedapat mungkin tugas Pemerintah adalah melakukan fasilitasi untuk semakin berdaya guna. Dalam hal kegiatan masyarakat yang dapat dilakukan sendiri dan dapat berfungsi dengan baik, Pemerintah tidak diperlukan hadir pada bidang tersebut, sehingga Pemerintah dapat mengurus kegiatan yang lainnya. Oleh sebab itu, untuk kegiatan profesi yang telah tertata dengan baik organisasinya baik dari pengurusan hingga pengawasannya, maka Pemerintah tidak perlu hadir kecuali jika diminta oleh organisasi profesi tersebut agar Pemerintah turut serta menjadi bagian dalam pengawasan atau pembinaan;  Bagian yang kedua, tentang efektifitas sanksi adminstrasi dalam pengaturan kelompok profesi. Maksudnya kewenangan dalam kegiatan profesi adalah kewenangan melalui sistem perizinan. Di luar sistem perizinan maka tidak ada kewenangan Pemerintah yang dapat dijalankan. Izin adalah instrumen yang digunakan Pemerintah untuk mengendalikan aktifitas warga agar tercapai sebuah tujuan tertentu; 50  Dalam konsep norma hukum, izin masuk dalam kategori norma perilaku yaitu kewajiban seseorang untuk mengajukan izin kepada Pemerintah sebelum melakukan aktifitas tertentu yang dilarang. Dalam konteks sanksi administrasi, sanksi hanya dapat diberlakukan kepada yang punya izin yaitu punya izin tetapi menyalahgunakan atau melanggar persyaratan perizinan yang ditetapkan. Dalam hal ini maka adalah wajar jika kepada mereka yang melakukan aktifitas tanpa izin diberikan sanksi yang lebih berat. Oleh sebab itu, kesimpulannya bahwa sanksi pidana akan cocok diberlakukan kepada mereka yang melakukan aktifitas tanpa melalui proses perizinan. Sementara yang memegang perizinan yang tepat adalah sanksi administrasi;  Kedudukan self regulatory merupakan kegiatan profesi bertujuan untuk menjaga kewibawaan profesi. Ada dua hal penting, yaitu pertama kemampuan, berisi dua hal, keterampilan atau skill dan pengetahuan atau knowledge. Kedua adalah integritas atau sikap mental dalam menjalankan profesinya. Semua ini lebih dulu tunduk pada aturan profesi yang disebut sebagai kode etik atau good of conduct. Oleh sebab itu, organisasi profesi dapat membuat aturan profesi yang berisi ketentuan tentang standar profesi, berisi persyaratan administrasi, persyaratan keahlian baik aspek pengetahuan maupun keterampilan, persyaratan menjalankan kegiatan profesi, ada kewajiban dan larangan dalam menjalankan profesi, pemberhentian atau pemecatan bahkan pengaktifan kembali, pengawasan dan pengendalian, serta sanksi administrasi profesi. Dalam hal ini Pemerintah tidak terkait dengan organisasi profesi. Oleh sebab itu, profesi diberi keleluasaan menjalankan organisasi tanpa intervensi Pemerintah;  Relevansi pengaturan kriminalisasi akuntan publik dalam Pasal 55 dan Pasal 56 Undang-Undang Akuntan Publik dengan hakikat profesi. Dalam perspektif hukum administrasi, ketentuan pidana dikategorikan sebagai ultimum remedium yaitu instrumen terakhir untuk upaya memperbaiki keadaan. Mencermati rumusan Pasal a quo maka perbuatan pidana yang terumus dalam Pasal a quo sebenarnya telah tercakup dalam ketentuan pidana sebagaimana diatur dalam KUH Pidana;  Dilihat dari aspek profesi maka bekerja itu masuk hak sosial atau social rights. Dalam konsep HAM, social right itu dikategorikan sebagai positive 51 legal right yang memberikan kewajiban pada negara untuk melakukan pemenuhan atau to fullfil. Oleh sebab itu, melakukan pengaturan yang sifatnya pidana atau kriminal akan berdampak pada terbatasnya hak menjalankan profesi;  Untuk melakukan apakah adanya pelanggaran kode etik atau standar etik tersebut maka diperlukan standar perilaku yang dirumuskan oleh kelompok profesi dimaksud. Oleh sebab itu, perlu dihindarkan intervensi Pemerintah atau penguasa yang dapat menjadi penghambat atau penghalang profesi secara aktif.

6. Dr. Ludovicus Sensi Wandabio