paling dominan dalam meletakkan dasar bagi perkembangan jiwa keagamaan.
2 Lingkungan institusional yang kuat, yang ikut mempengaruhi perkembangan jiwa keagamaan dapat berupa institusi formal seperti
sekolah ataupun yang non formal seperti berbagai perkumpulan dan organisasi. Kurikulum, hubungan guru dan murid serta hubungan
antara teman dilihat dari kaitannya dengan perkembangan jiwa keagamaan tampaknya ketiga kelompok tersebut ikut berpengaruh
sebab pada prinsipnya perkembangan jiwa keagamaan tidak dapat dilepaskan dari upaya untuk membentuk kepribadian yang luhur.
Pembiasaan yang baik merupakan bagian dari pembentukan moral yang erat kaitannya dengan perkembangan jiwa seseorang.
3 Lingkungan masyarakat, yang memiliki tradisi keagamaan yang kuat akan berpengaruh positif bagi perkembangan jiwa keberagamaan
sebbab kehidupan keagamaan terkondisi dalam tatanan nilai maupun institusi keagamaan. Keadaan seperti ini akan berpengaruh dalam
pembentukan jiwa keagamaan warganya.
4. Metode Penanaman Nilai-Nilai Agama Pada Remaja dan Dewasa
Menurut Jallaluddin R. 2008, ada banyak metode untuk menanamkan nilai agama pada remaja dan dewasa yang terdiri atas:
a. Metode penanaman nilai agama sejak dini
Rasulullah bersabda bahwa setiap anak itu terlahir dalam keadaan fitrah Islam orang tuanyalah yang menjadikan dia majusi, nasrani
atau yahudi. Jadi jika anak ditanamkan nilai agama sejak dini maka ketika dia menginjak usia remaja akan memiliki aqidah agama yang
kuat apabila lingkungan sekitarnya terutama orang tua memberikan stimulus positif. Ketika ia menginjak usia dewasa maka dia akan
lebih mantap pada aqidah agama yang dipeluknya.
b. Metode penanaman nilai agama melalui pembiasaan diri
Setiap orang pasti memiliki kebiasaan yang dilakukannya secara terus menerus dan tanpa disadari sehingga kadang-kadang orang
berfikir mengapa melakukan kegiatan itu sedangkan dalam pikirannya tidak ada niatan untuk melakukan kegiatan itu. Jadi
bagaimana membiasakan kebiasaan yang positif, hal ini dapat dilakukan apabila lingkungan sekitar terutama orang tua
menanamkan nilai-nilai positif sejak dini sehingga hal itu dapat menjadi kebiasaan setiap hari.
c. Metode pendekatan analisis nilai
Memberikan penekanan pada perkembangan kemampuan remaja dan dewasa untuk berpikir secara positif serta mengaplikasikannya pada
kehidupan sehari-hari. Kemudian mereka diberikan keleluasaan untuk beraktivitas serta menilai apakah yang dilakukannya itu
bermanfaat bago orang lain atau tidak sehingga mereka dapat menginstropeksi diri dan biarkan diri mereka sendiri yang menilai.
d. Metode penananaman nilai agama lewat pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik dari ungkapan ini dapat diambil kesimpulan bahwa setiap orang itu pasti memiliki
pengalaman yang berbeda dari pengalaman tersebut metode ini mencoba menanamkan nilai-nilai agama lewat pengalaman orang
yang ceroboh pasti tidak akan mengulangi kesalahan yang pernah dilakukannya dan seorang muslim sejati tidak akan terjerumus pada
lubang yang sama. Dengan
demikian faktor-faktor
yang mempengaruhi
perkembangan keberagamaan pada remaja dan dewasa juga sangat berbeda jika remaja masih dipengaruhi dengan lingungan sekitar
sedangkan dewasa dipengaruhi oleh organiisasi atau tokoh-tokoh yang mereka anggap memiliki pengaruh pada agama.
BAB III METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif sehingga data yang muncul tidak berupa angka-angka, tetapi berupa uraian kata-kata. Sebagaimana
lazimnya penelitian kualitatif, penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, tetapi lebih berorientasi pada pengembangan
dan pengetahuan baru yang diperoleh melalui pengamatan, wawancara, dan studi dokumentasi yang berkaitan langsung dengan fokus penelitian.
Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif artinya penelitian ini berusaha mengungkapkan secara obyektif dan sistematis fakta-fakta yang
ditemukan oleh peneliti di lapangan berkaitan dengan masalah aktivitas
remaja masjid ”Al
-
Baitul Amien” dalam mengembangkan
jiwa keagamaan remaja di Kabupaten Jember. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatau gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian
dilakukan Arikunto, 2002: 309. Proses penelitian ini dimulai dengan eksplorasi yang kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data yang
terseleksi dan terfokus pada bentuk-
bentuk aktivitas remaja masjid Jami’,
pengelolaan aktivitas remaja masjid, faktor yang mendukung dan menghambat terlaksananya aktivitas remaja masjid dalam mengembangkan jiwa keagamaan
remaja di kabupaten Jember.
2. Lokasi Penelitian
Loka
si Penelitian adalah Masjid Jami’ Al
-Baitul Amien kabupaten
Jember. Penentuan lokasi ini didasarkan atas beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1 Masjis Jami’ telah memiliki sarana dan prasarana yang cukup
memadai untuk tempat beribadah, tempat berdakwah, tempat kaderisasi generasi muda dan melakukan kegiatan sosial baik keagamaan maupun
kemasyarakatan, 2 memiliki sumber daya manusia yang cukup berkualitas,