Penelitian Tahun 2015

(1)

i

-PENERAPAN

PENDEKATAN SAINTIFIK DAN NORMATIF

DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK

Oleh:

Dr. H. MUNDIR, M.Pd

NIP: 1963 1103 199903 1 002

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) JEMBER

2015


(2)

ii

-Normatif dalam Pembelajaran Aqidah

Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah

b. Jenis penelitian

: Kualitatif / Lapangan

c. Kategori Penelitian

: Individu

2. Peneliti

Nama Lengkap

: Dr. H. Mundir, M.Pd

NIP

: 19631103 199903 1 002

Pangkat

: Pembina Tk. I (IV/b)

Jabatan

: Lektor Kepala

Program Studi

: Pendidikan Agama Islam

Jurusan

: Pendidikan Islam

Vak Wajib

: Metode Penelitian

4. Lokasi Penelitian

: Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ath-har

Dusun Kebonsari Desa Benculuk

Kecamatan Cluring Kabupaten

Banyuwangi

5. Biaya

: 14.000.000,00 (Empat Belas Juta Rupiah)

6. Sumber Dana

: DIPA IAIN Jember 2015

Jember, 30 November 2015

Kepala LP2M

Peneliti

Muhibbin, S.Ag, M.Si

Dr. H. Mundir, M.Pd

NIP. 19711110 200003 1 018

NIP. 19631103 199903 1 002


(3)

iii

-inayah-Nya laporan akhir hasil penelitian ini dapat terselesaikan.

Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Agung

Muhammad Saw., para sahabat, tabi in, tabi i t-tabi in, dan melimpah

kepada ummatnya, amiin.

Karya tulis ini merupakan laporan akhir hasil penelitian yang

berjudul

Penerapan Pendekatan Saintifik dan

Normatif

dalam

Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah. Judul ini

mengindi-kasikan bahwa penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif

yang dilakukan dalam rangka mengeksplorasi berbagai hal terkait dengan

penerapan pendekatan saintifik dan normatif dalam pembelajaran Aqidah

Akhlak di Madrasah, mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan,

hingga evaluasinya.

Banyak pihak terkait yang membantu penyelesaian penelitian ini.

Untuk itu, patut kiranya disampaikan terima kasih kepada mereka.

Mereka antara lain adalah Rektor IAIN Jember, Kepala LP2M, kepala

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Athhar dan Al Fatah, dewan guru, karyawan,

dan siswa di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Athhar dan Al Fatah. Semoga

bantuan mereka dicatat oleh Allah sebagai amal sholeh, amiin.

Akhirnya, diharapkan hasil penelitian ini menjadi dasar dan

motivator

bagi

peneliti

dalam

pengembangan

keilmuan

dan

profesionalisme, dan juga bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Ami>n.

Jember, 30 November 2015

Peneliti


(4)

iv

-HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II

KAJIAN TEORITIK ... 10

A. Penelitian Terdahulu ... 10

B. Kajian Teori ... 13

1. Pendekatan Pembelajaran ... 14

2. Pendekatan Saintifik ... 16

3. Pendekatan Normatif ... 19

4. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah

Ibtidaiyah ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 25

B. Lokasi Penelitian ... 25

C. Kehadiran Peneliti ... 26

D. Sumber Data dan Subyek Penelitian ... 26

E. Teknik Pengumpulan Data ... 29

F. Analisis Data ... 29


(5)

v

-B. Penyajian Data dan Analisis ... 33

1. Perencanaan Pendekatan Saintifik dan Normatif

dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah

Ibtidaiyah ... 33

2. Penerapan Pendekatan Saintifik dan Normatif

dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah

Ibtidaiyah ... 42

3. Evaluasi Pembelajaran Aqidah Akhlak yang

Menggunakan Pendekatan Saintifik dan Normatif di

Madrasah Ibtidaiyah ... 47

C. Pembahasan Temuan ... 50

1. Perencanaan Pendekatan Saintifik dan Normatif

dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah

Ibtidaiyah ... 51

2. Penerapan Pendekatan Saintifik dan Normatif

dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah

Ibtidaiyah ... 58

3. Evaluasi Pembelajaran Aqidah Akhlak yang

Menggunakan Pendekatan Saintifik dan Normatif di

Madrasah Ibtidaiyah ... 62

BAB V PENUTUP ... 64

A. Kesimpulan ... 64

C. Saran-saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 70

LAMPIRAN-LAMPIRAN


(6)

vi

-2.1

Perbedaan dan Persamaan

..

13

2.2

Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan

Belajar dan Maknyanya

.

17

3.1

Nama Nama Informan Penelitian

27


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Aqidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu

mata pelajaran rumpun Pendidikan Agama Islam (selanjutnya disingkat

PAI) yang mempelajari tentang keyakinan atau rukun iman. Objek

kajian ini dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap

nama-nama Allah SWT, serta penciptaan suasana keteladanan dan

pembiasaan dalam mengamalkan akhlak mulia atau akhlak yang baik,

dan adab Islami melalui pemberian contoh-contoh perilaku yang baik

dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Secara substansial mata pelajaran Aqidah-Akhlak memiliki

kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk

mempraktikkan

al-akhlakul karimah

dan adab Islami dalam kehidupan

sehari-hari sebagai manifestasi dari keimanannya kepada Allah,

malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir,

serta Qada dan Qadar.

Al-akhlak al-karimah

ini sangat penting untuk

dipraktikkan dan dibiasakan sejak dini oleh peserta didik dalam

kehidupan sehari-hari, terutama dalam rangka mengantisipasi dampak

negatif era globalisasi dan krisis multidimensional yang melanda

bangsa dan negara Indonesia.

Mata Pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan

untuk membekali peserta didik agar dapat: a) menumbuh-kembangkan

aqidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan

pengetahuan,

penghayatan,

pengamalan,

pembiasaan,

serta

pengalaman peserta didik tentang aqidah Islam sehingga menjadi

manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya


(8)

kepada Allah SWT, dan b) mewujudkan manusia Indonesia yang

berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan

sehari-hari baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai

manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.

1

Mata Pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah

merupakan gabungan dari materi aqidah dan materi akhlak. Materi

aqidah lebih menekankan pada aspek keyakinan dan ketuhanan. Aspek

ini sering disebut dengan sikap spiritual (kecerdasan spiritual), atau

disebut kompetensi inti-1, KI). Sedangkan materi akhlak lebih

menekankan pada aspek perilaku sebagai bentuk manifestasi dari

keyakinan dan ketuhanan, yang mengkondisikan lahirnya sikap sosial

(kecerdasan sosial), atau sering disebut kompetensi inti-2, KI-2).

Apabila pendidik berhasil menanamkan aqidah yang kokoh

kepada peserta didik sejak dini (sekolah tingkat dasar, madrasah

ibtidaiyah) melalui pembelajarannya, maka akhlak (perilaku) peserta

didik akan menjadi mulia (baik) karena baik dan buruknya akhlak

(perilaku) peserta didik sangat dipengaruhi oleh kualitas aqidahnya.

Aqidah merupakan urusan hati yang bersifat abstrak dan tidak dapat

diobservasi, namun indikasinya dapat dilihat dari akhlak (perilaku).

Oleh karena itu, akhlak memiliki korelasi yang kuat dengan aqidah.

Apabila aqidah (dalam hati) kokoh atau kuat, maka akhlak (perilaku)

menjadi mulia atau baik, begitu pula sebaliknya. Inilah yang pernah

disampaikan oleh Rasulullah Muhammad saw. melalui

Hadis\

nya.

2

1

Peraturan Menteri Agama RI No. 912 Tahun 2013 Tentang

Kurikulum Madrasah 2013

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab

(Jakarta: Kemenag RI, 2013), 38.

2

Muhyiddin Yahya Bin Syaraf Nawawi,

Hadits Arba’in Nawawiyah (Indonesia)

(Riyadh:


(9)

Artinya: Dari Abu Abdillah Nu man bin Basyir radhiallahuanhu dia

berkata, Saya mendengar Rasulullah shallallahu`alaihi wa

sallam bersabda:

Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat

segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini

dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah

bahwa dia adalah hati . (Riwayat Bukhari dan Muslim).

Akidah, keyakinan atau keimanan ada di dalam hati dan

merupakan dasar atau pondasi dalam beragama. Pengamalan terhadap

syariah atau fikih dalam bentuk ibadah/ muamalah dan

akhlak/perilaku senantiasa berangkat dari akidah, karena pengamalan

tersebut merupakan manifestasi dan konsekuensi dari keyakinan dan

keimanan. Akhlak merupakan sikap hidup dan kepribadian hidup

manusia, yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT (

ibadah

mahd}oh

)

dan hubungan manusia dengan manusia lainnya (

ibadah goiru

mahd}oh). Sikap hidup dan kepribadian hidup mansia akan

terijawantahkan dalam sistem kehidupannya (politik, ekonomi, sosial,

pendidikan, kekeluargaan, kebudayaan/ seni, ilmu pegetahuan dan

teknologi, olahraga/ kesehatan, dan lain-lain) yang dilandasi oleh

akidah yang dimiliki. Apabila akidah kokoh, maka pengamalan

ibadahpun menjadi kuat dan istiqomah, baik ibadah yang langsung

berhubungan dengan Allah maupun yang berhubungan dengan sesame

manusia.


(10)

Madrasah Ibtidaiyah (MI) merupakan pendidikan dasar yang

diselenggarakan oleh Kementerian Agama. Dengan memprogram mata

pelajaran Akidah Akhlak di MI, pemerintah bermaksud membangun

keimanan yang kokoh bagi peserta didik sebagai dasar untuk

berperilaku kepada Allah SWT dan kepada sesama manusia.

Pertanyaan sekarang adalah, bagaimana cara membangun keimanan

yang kokoh tersebut bagi para peserta didik? Apakah keimanan itu

dibangun melalui pembelajaran dengan pendekatan saintifik (ilmiah,

pendekatan berbasis proses keilmuan), dengan cara mengamati,

menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi,

dan mengkomunikasikan.

3

Ataukah keimanan itu dibangun dengan

pendekatan normatif (agama) dengan cara menjelaskan sebuah

fenomena alam melalui dalil nash al-Qur an atau

Hadis\.

Ataukah

dengan

menggunakan

kedua

pendekatan

tersebut

secara

komplemnenter? Begitu juga halnya dengan upaya membiasakan

akhlak yang mulia, haruskah pembiasaan itu dilakukan melalui

pendekatan saintifik, melalui pendekatan normatif, atau dengan kedua

pendekatan tersebut secara komplemnenter?

Pada tataran praktis, kadangkala masih ditemukan hambatan

ketika pendekatan saintifik diterapkan secara bedampingan dengan

pendekatan normatif dalam menjelaskan sebuah pengetahuan

(termasuk persoalan akidah atau keyakinan/keimanan, dan akhlak atau

perilaku). Sebab kedua pendekatan tersebut memiliki metode berfikir

yang

berbeda.

Pendekatan

saintifik,

dengan

basis

filsafat

mengedepankan logika empirisme, sehingga sesuatu yang dikatakan

benar adalah sesuatu yang dapat diukur berdasarkan rasio dan dapat

3

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014


(11)

dibuktikan secara empiris. Sebaliknya, pendekatan normatif yang

berbasis kepada ajaran agama menyatakan bahwa yang benar adalah

sesuatu yang secara normatif memang dikatakan benar oleh ajaran

agama.

4

Perbedaan pendekatan ini memunculkan perdebatan panjang

antara pendukung keduanya. Bahkan masing-masing kelompok

terjebak pada kesempitan subyektivitasnya, saling mengklaim

kebenaran dan saling menyerang. Kaum saintifik memandang bahwa

kebenaran normatif (agama) adalah kebenaran imajiner dan tidak lebih

dari mimpi, sementara kaum normatif (agama) memandang bahwa

kebenaran saintifik adalah kebenaran materi yang tidak dapat

mengantarkan pada kebahagiaan hakiki. Namun akhir-akhir ini,

muncul pandangan perlunya menyandingkan pendekatan saintifik

dengan pendekatan normatif dalam pembelajaran demi pemantapan

aqidah dan pembiasaan akhlak. Persoalan aqidah (keyakinan,

keimanan) ternyata tidak saja dapat didekati dengan pendekatan

normatif, namun juga dapat didekati dengan pendekatan saintifik.

Begitu pula persoalan pembiasaan terhadap akhlak mulia, juga dapat

didekati dengan kedua pendekatan tersebut. Menghadirkan

pendekatan saintifik di sisi pendekatan normatif dalam pembelajaran

Aqidah Akhlak merupakan sebuah upaya untuk memantapkan

keyakinan/keimanan yang tidak saja dapat diterima dan diyakini oleh

hati nurani, namun juga dapat diterima oleh logika atau rasio.

Lebih jauh apabila dilakukan penelusuran kepustakaan terhadap

hasil penelitian yang terkait dengan pembelajaran Aqidah Akhlak,

ternyata banyak pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan

4

Karwadi, integrasi Paradigma Sains dan Agama dalam Pembelajaran Aqidah (Ketuhanan)

Telaah Teorits dari Perspektif Kurikulum Integratif. Artikel dalam

Jurnal Penelitian Agama

Vol.

XVII, No. 3 September-Desember), 517.


(12)

dalam pembelajaran Aqidah dan Akhlak, di antaranya adalah

pendekatan

moral reasoning

(pertimbangan moral),

pendekatan sains,

integrasi pendekatan

sains

dan agama

,

pendekatan qalbu, rasio, dan

keteladanan, pendekatan pembiasaan, keteladanan, dan pemberian

pahala atau sanksi (

reward or punishment

).

5

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Athhar dusun Kebonsari desa

Benculuk dan Madrasah Ibtidaiyah Al Fatah desa Sraten kecamatan

Cluring Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu Madrasah

Ibtidaiyah yang berada di daerah pedesaan yang telah menggunakan

kurikulum 2013 (K-13) untuk kelas I dan kelas IV semester ganjil tahun

pelajaran 2014/2015, namun pada semester genap kembali

menggunakan kurikulum KTSP.

6

Menurut penuturan guru kelas I dan

IV, pembelajaran Aqidah Akhlak sejak masih menggunakan kurikulum

tingkat

satuan

pendidikan

(KTSP)

diupayakan

senantiasa

menggunakan strategi pembelajaran aktif, bahkan sejatinya sudah

menggunakan pendekatan saintifik di samping pendekatan normatif.

Hanya saja pendekatan saintifik dimaksud langkah-langkahnya tidak

serinci seperti yang terdeskripsikan pada K-13 yang menggunakan

langkah 5 M (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/

mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan).

7

Guru

Aqidah Akhlak mencoba menjelaskan rukun iman (untuk kelas I) dan

indahnya nama-nama Allah

al-Asma>u al-Husna>

(kelas IV) berdasarkan

teks ayat al-Qur an dan

Hadis\ disertai

dengan contoh realitas keimanan

5

Sejumlah pendekatan ini merupakan hasil penelusuran terhadap penelitian terdahulu yang

terungkap dalam sub bab Telaah Pustaka.

6

Hal ini dilakukan dalam rangka mematuhi Permendikbud RI No. 160 Tahun 2014 tentang

Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 Dan Kurikulum 2013, Pasal 1, yaitu satuan pendidikan dasar

dan pendidikan menengah yang melaksanakan Kurikulum 2013 sejak semester pertama tahun

pelajaran 2014/2015 kembali melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 mulai semester kedua tahun

pelajaran 2014/2015 sampai ada ketetapan dari Kementerian untuk melaksanakan Kurikulum 2013

7

Permendikbud RI No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan

Pendidikan Menengah (Jakarta: Mendikbud, 2013), hal. 5-6


(13)

dan

al-Asma>u al-Husna>

dalam kehidupan sehari-hari yang rasional

dan dapat dipahami oleh peserta didik. Setelah K-13 digunakan dalam

pembelajaran Aqidah Akhlak, maka pendekatan saintifik menjadi lebih

terarah, terrinci, jelas, dan melengkapi pendekatan normatif yang

selama ini sudah dilakukan.

8

Berdasarkan latar belakang tersebut,

penelitian kali ini mengambil judul penerapan pendekatan saintifik dan

normatif dalam pembelajaran aqidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah.

B. FOKUS PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan

masalah/fokus penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana langkah-angkah perencanaan pendekatan saintifik dan

normatif dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah

Ibtidaiyah?

2. Bagaimana penerapan pendekatan saintifik dan normatif dalam

pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah?

3. Bagaimana

evaluasi

pembelajaran

Aqidah

Akhlak

yang

menggnakan pendekatan saintifik dan normatif di Madrasah

Ibtidaiyah?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan perumusan masalah/fokus penelitian, maka tujuan

dan manfaat kontribusi penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Menganalisis dan mendeskripsikan perencanaan pendekatan

saintifik dan normatif dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di

Madrasah Ibtidaiyah.

8

Hasil wawancara awal dengan guru Aqidah Akhlak kelas I (En Hasanah Idris, S.Pd.I) dan


(14)

2. Menganalisis dan mendeskripsikan penerapan pendekatan saintifik

dan normatif dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah

Ibtidaiyah.

3. Menganalisis dan mendeskripsikan evaluasi pembelajaran Aqidah

Akhlak yang menggnakan pendekatan saintifik dan normatif di

Madrasah Ibtidaiyah?

D. MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, penelitian

ini diprediksi memiliki manfaat/kontribusi sebagai berikut.

1. Penelitian ini mampu menemukan berbagai upaya guru mata

pelajaran Aqidah Akhlak dalam rangka meningkatkan mutu

perencanaan, proses/pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar

Aqidah Akhlak khususnya, dan pembelajaran pendidikan agama

Islam secara umum di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ath-har dusun

Kebonsari desa Benculuk dan Madrasah Ibtidaiyah Al Fatah desa

Sraten kecamatan Cluring kabupaten Banyuwangi.

2. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi para pemerhati

pendidikan dalam rangka peningkatan mutu perencanaan, proses/

pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar mata pelajaran Aqidah

Akhlak khususnya, dan pembelajaran pendidikan agama Islam

secara umum.

3. Penelitian ini menjadi salah satu upaya peningkatan kualifikasi

keilmuan di bidang penelitian tentang peningkatan mutu

perencanaan, proses/pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar

mata pelajaran Aqidah Akhlak khususnya, dan pembelajaran

pendidikan agama Islam secara umum.


(15)

4. Penelitian ini akan menambah khazanah keilmuan bagi peneliti

terkait dengan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu

perencanaan, proses/pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar

mata pelajaran Aqidah Akhlak khususnya, dan pembelajaran

Pendidikan Agama Islam secara umum.


(16)

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. PENELITIAN TERDAHULU

Terkait dengan telaah pustaka, ditemukan sejumlah penelitian

terdahulu yang berkonsentrasi terhadap pembelajaran Aqidah Akhlak

sebagai berikut. Pertama, hasil penelitian Siti Muti ah dengan judul

Implementasi

Pendekatan Moral Reasoning (Pertimbangan Moral) dalam

Pembelajaran Aqidah Akhlak di SMPIT Al Mukminun Ngrambe Kabupaten

Ngawi

(2013).

1

Berdasarkan hasil analisis deskriptif terungkap bahwa

pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlak melalui pendekatan

moral

reasoning

(pertimbangan moral) sudah sesuai dengan karakteristik

pembelajaran Aqidah Akhlak. Guru Aqidah Akhlak telah merancang

pembelajaran melalui kegiatan di kelas mandiri, luar kelas melalui

mentoring dan studi kasus (belajar dari permasalahan). Kendala yang

dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlak adalah

pemahaman dan pembiasaan keagamaan anak didik yang rendah

khusunya dalam baca, tulis al-Qur an, serta pengamalan ibadah

sehari-hari.

Kedua, hasil penelitian Achmad Arifuddin dengan judul

Pendidikan Aqidah Melalui Pendekatan Sains: Telaah Materi Buku Mengenal

Allah Lewat Akal Karya Harun Yahya

(2008).

2

Dengan penelitian pustaka

(

library reseach

), penelitian menunjukkan hasil bahwa pendidikan

1

Siti Muti’ah.

Implementasi Pendekatan Moral Reasoning (Pertimbangan Moral) dalam

Pembelajaran Aqidah Akhlak di SMPIT Al Mukminun Ngrambe Kabupaten Ngawi

(Surakarta:

Universitas Muhammadiyah Surakarta: 2013), 3.

2

Achmad Arifuddin,

Pendidikan Aqidah Melalui Pendekatan Sains (Telaah Materi Buku

Mengenal Allah Lewat Akal Karya Harun Yahya).

(Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga. 2008),


(17)

Aqidah melalui pendekatan sains dalam buku Mengenal Allah Lewat

Akal, memuat materi Aqidah aspek Ilahiyah (ketuhanan); baik

tauhid

rububiyah, tauhid uluhiyah, maupun tauhid asma was-sifat

. Ketiga asas ini

dijelaskan mengunakan pendekatan sains modern dengan bahasa lugas,

persuasif dan mudah dimengerti meskipun bagi orang awam. Dalam

menjelaskan materi Harun Yahya mengunakan beberapa metode

diantaranya: tanya jawab, demonstrasi, dan Amsal.

Ketiga, hasil penelitian Karwadi dengan judul

Integrasi Paradigma

Sains dan Agama dalam Pembelajaran Aqidah (Ketuhanan): Telaah Teoritis

dari Perspektif Kurikulum Integratif

(2008).

3

Melalui penelitian literer atau

library research

, hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi antara

paradigma sains dan agama dalam mengajarkan persoalan aqidah

bukan hanya mungkin, tetapi merupakan sebuah keharusan. Perpaduan

tersebut memungkinkan masalah aqidah tidak dipandang secara

dogmatis semata, sebaliknya ia dapat dijelaskan secara rasional,

sebagaimana dilakukan oleh kalangan saintis. Hal ini menjadi tuntutan

pendidikan Islam sekarang, sebab dalam perspektif

integrated curriculum

pembelajaran hams dilakukan dengan menggunakan paradigma

integratif-interkonektif

, baik pada ranah filofosis, materi, stategi maupun

metode.

Keempat, hasil penelitian Syahril Umamit dengan judul

Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Yogyakarta

II

(2009). Dengan menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis

dan jenis penelitian deskriptif, hasil penelitian menunjukkan bahwa

3

Karwadi. Integrasi Paradigma Sains dan Agama Dalam Pembelajaran Aqidah (Ketuhanan):

Telaah Tcoritis dari Perspektif Kurikulum Integratif. Artikel dalam Jurnal

Penelitian Agama

.

Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga VOL XVII, NO. 3 September-Desember 2008, hal 516-536


(18)

pendektan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran Aqidah

Akhlak adalah pendekatan pendekatan qalbu, rasio, dan keteladanan.

4

Kelima, hasil penelitian Selly Sylviyanah dengan judul

Pembinaan

Akhlak Mulia Pada Sekolah Dasar: Studi Deskriptif pada Sekolah Dasar Islam

Terpadu Nur al-Rahman

(2012).

5

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pelaksanaan pembinaan akhlak mulia pada SDIT Nur al-Rahman

menggunakan tiga metode yaitu pembiasaan, keteladanan, serta

pemberian pahala dan sanksi (

reward

dan

punishment

). Metode

pembiasaan meliputi pembisasaan menerapkan

asmaul husna values

, 5S

(senyum, salam, sapa sopan dan santun), berinteraksi dengan al-Qurán

melalui

Tilawah Tahfiz} Qur’án

(TTQ), shalat berjamaah di masjid, puasa

sunah, serta membiasakan hidup bersih dan disiplin. Dalam pelaksanan

pembinaan akhlak mulia pada SDIT Nur al-Rahman selain dilakukan

oleh pihak sekolah sebagai pendidik, orang tua peserta didik ikut

bekerjasama dengan pihak sekolah yaitu dengan menuliskan

perkembangan anaknya pada buku penghubung yang berupa amalan

sehari-hari seperti

Ş

}alat

dan membaca al-Qurán. Hal ini dimaksudkan

agar pihak sekolah dapat memantau perkembangan peserta didik di

rumah maupun di lingkungan tempat tinggalnya.

Sejumlah penelitian di atas memiliki persamaan dan perbedaan

dengan penelitian yang sedang dilaporkan. Perhatikan tabel 1 berikut.

4

Syahril Umamit.

Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN)

Yogyakarta II

. Tesis. Yogyakarta: Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta, 2009), hal. v

5

Selly Sylviyanah dengan judul Pembinaan Akhlak Mulia Pada Sekolah Dasar (Studi

Deskriptif pada Sekolah Dasar Islam Terpadu Nur Al-Rahman). Artikel dalam

Jurnal Tarbawi.


(19)

Tabel 1

Perbedaan dan Persamaan

Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Yang Akan Dilakukan

Persamaan

Perbedaan

Penelitian

Terdahulu

Penelitian Yg Akan

1

2

3

Penelitian I

Sama dalam aspek

materi, yaitu

pembelajaran Aqidah

Akhlak

Meneliti tentang

pendekatan

moral

reasoning

(pertimbangan

moral)

Meneliti tentang

pendekatan saintifik

dan normatif

(agama)

Penelitian II Sama

dalam aspek

pende-katan, yaitu pendekatan

sains atau saintifik

Jenis penelitian:

penelitian

Kepustaka-an

(

library research

)

Jenis penelitian:

penelitian lapangan

(

field research

)

Penelitian III

Sama-sama meneliti tentang

pendekatan sains atau

saintifik.

Aspek yang diteliti

Aqidah (Ketuhanan)

Aspek yang diteliti

Aqidah

(Ketuhanan) dan

Akhlak

Penelitian IV Sama

dalam aspek materi

yaitu Aqidah Akhlak

Meneliti tentang

pendekatan secara

umum

Meneliti tentang

pendekatan saintifik

dan normatif

(agama)

Penelitian V Sama

dalam meneliti tentang

akhlak atau perilaku

Penelitian lebih

terfokus pada

pembinaan akhlak

mulia

Penelitian lebih luas

dari itu, yaitu

meneliti tentang

aqidah dan akhlak

sekaligus

Sumber Data: Penelitian Terdahulu

B. KAJIAN TEORI

Dalam sub bab kajian teori ini dideskripsikan sejumlah konsep

terkait, yaitu pendekatan pembelajaran, pendekatan saintifik,

pendekatan normatif, dan mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah

Ibtidaiyah.


(20)

1. Pendekatan Pembelajaran

Kurikulum dalam pengertian sempit diartikan sebagai

sekumpulan mata pelajaran. Secara luas, kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu (UU No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat (19).

6

Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi

kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara

yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

7

Pendekatan

pembelajaran masuk dalam dimensi kurikulum yang kedua, yaitu

cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan

ditempuh oleh pendidik dan peserta didik dalam mencapai tujuan

instruksional untuk satuan instruksional tertentu.

8

Pendekatan

pembelajaran adalah suatu titik tolak atau sudut pandang mengenai

terjadinya proses pembelajaran secara umum berdasarkan cakupan

teoritik tertentu.

9

Pendekatan pembelajaran merupakan titik tolak

atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran, yang merujuk

pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya

masih sangat umum, yang mewadahi, menginsiprasi, menguatkan,

dan melatar-belakangi metode pembelajaran dengan cakupan

6

Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional

(Jakarta: Sekretaris Negara Republik Indonesia, 2003), hal. 2

7

Lampiran Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 912 Tahun 2013 Tentang

Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab

(Jakarta:

Kementerian Agama Republik Indonesia, 2003), hal. 2

8

Syaiful Sagala.

Konsep dan Makna Pembelajaran

(Bandung: Alfabeta, 2005), hal. 68

9

Wina Sanjaya.

Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta:


(21)

teoretis tertentu. Ketepatan dalam pemilihan suatu pendekatan akan

menjadi pedoman dalam pemilihan strategi, metode dan media

pembelajaran.

10

Pada tataran praktis (termasuk dalam proses pembelajaran

mata pelajaran Aqidah Akhlak), terdapat banyak pendekatan

pembelajaran yang dapat digunakan, misalnya: pendekatan sintesis

analisis sintesis (SAS), cara belajar siswa aktif (CBSA), pendekatan

proses, contextual teaching and learning (CTL), pembelajaran aktif,

kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM), pendekatan sains atau

saintifik, pendekatan normatif, dan lain-lain.

Semua pendekatan adalah bagus dan memiliki karakteristik

masing-masing

dilengkapi

dengan

sisi

plus-minus

yang

dimilikinya. Oleh karena itu, tidak ada satu pendektan yang lebih

unggul dari pendektan yang lain. Yang diperlukan dalam hal ini

adalah ketepatan pilihan terhadap sebuah pendektan pembelajaran,

dan

bahkan

ketepatan

dalam

mengkolaborasikan

atau

mengintegrasikan dua atau lebih pendakatan dalam sebuah proses

pembelajaran. Memang sudah saatnya dilakukan integrasi dalam

pendekatan pembelajaran pelajaran agama Islam (termasuk Aqidah

Akhlak). Bahkan sejatinya tidak hanya integrasi pada aspek

pendekatan tetapi juga integrasi aspek filosofis, integrasi aspek

metode dan pendekatan riset, integrasi aspek materi, integrasi aspek

strategi, dan integrasi aspek evalasi.

11

10

Milan Rianto.

Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran

. Bahan Ajar Diklat Mata

Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SMA Jenjang Dasar (Malang: Depidinas Dirjen

Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pusat Pengembangan Penataran Guru IPS

dan PMP 2006), hal. 4

11

Muslih Hidayat. Pendekatan Integratif-Interkonektif: Tinjauan Paradigmatik Dan

Implementatif dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Artikel dalam jurnal

TA’DIB

, Vol.

XIX, No. 02, Edisi November 2014 (Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga), 283.

Baca juga Abdur Rahman Assegaf.

Integrasi Sain-Sosial dalam Pembejaran Pendidikan Agama


(22)

Namun pada kesempatan ini hanya akan dideskripsikan

tentang 2 (dua) pendekatan yang terakhir, yaitu pendekatan saintifk

dan pendekatan normatif, karena kedua pendekatan itulah yang

menjadi fokus kajian penelitian.

2. Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik disebut pula dengan pendekatan ilmiah

(

scientific appoach

), yaitu sebuah pendekatan pembelajaran yang

didalamnya terdapat 5 (lima) langkah atau komponen: mengamati,

menanya, mengumpulkan informasi/mencoba,

menalar/mengaso-siasi, dan mengkomunikasikan.

12

Pendekatan saintifik merujuk

pada metode-metode atau teknik-teknik investigasi atas sutu dan

beberapa fenomena/gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau

mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk

dapat disebut ilmiah, metode pencarian (

method of inquiry

) harus

berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi,

empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang

spesifik. Karena itu, metode ilmiah memuat serangkaian aktivitas

pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah

informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan

menguji hipotesis.

Islam

. Artikel pada Seminar Nasional tanggal 15-16 Oktober 2014 oleh PPs UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta Prodi PI.

12

Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103

Tahun 2014 tentang

Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

(Jakarta:

Kemendikbud, 2014), hal. 3. Baca juga: Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang

Implementasi Kurikulum

(Jakarta:

Kemendikbud, 2013), hal. 35. Baca juga: Pardomuan Nauli Josip Mario Sinambela. Kurikulum 2013

dan Implementasinya dalam Pembelajaran. Artikel dalam

Majalah/Jurnal Generasi Kampus

(Campus Generation)

. Volume 6, Nomor 2, September 2013 April. Medan: Universitas Negeri

Medan, 2013), hal. 20


(23)

Kelima langkah pendekatan saintifik di atas dapat dirinci

dalam berbagai kegiatan belajar untuk mengembangkan

kompetensi peserta didik seperti pada tabel 2 berikut.

Tabel 2

Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar

dan Maknanya

Langkah

Pembelajaran

Kegiatan Belajar

Kompetensi yang

Dikembangkan

1

2

3

Mengamati

Membaca, mendengar,

menyimak, melihat

(tanpa atau dengan

alat)

Melatih kesungguhan,

ketelitian, mencari

informasi

Menanya

Mengajukan

pertanya-an tentpertanya-ang informasi

yang tidak dipahami

dari apa yang diamati,

atau pertanyaan untuk

mendapatkan

informa-si tambahan tentang

apa yang diamati

(dimulai dari

perta-nyaan faktual sampai

ke pertanyaan yang

bersifat hipotetik)

Mengembangkan

kreativitas, rasa ingin

tahuu, kemampuan

merumuskan

pertanyaan untuk

membentuk pikiran

kritis yang perlu untuk

hidup cerdas dan

belajar sepanjang

hayat

Mengumpulkan

informasi/men-coba

Melakukan

eksperimen

Membaca sumber

lain selain buku teks

Mengamati objek/

kejadian/aktivitas

Wawancara dengan

nara sumber

Mengembangkan

sikap teliti, jujur,

sopan, meng-hargai

pendapat orang lain,

kemampuan

berko-munikasi, menerapkan

kemampuan

mengumpulkan

imformasi melalui

berbagai cara yang

dipelajari,

mengem-bangkan kebiasaan


(24)

1

2

3

belajar dan belajar

sepanjang hayat

Menalar/meng-asosiasi

Menglolah informasi

yang sudah

dikum-pulkan baik dari

hasil eksperimen

maupun dari

kegia-tan mengamati dan

kegiatan

mengum-pulkan informasi

Pengolahan

informasi yang

dikumpulkan, dari

yang bersifat

menambah keluasan

dan kedalaman

sam-pai kepada

pengola-han informasi yang

bersifat mencari

solusi dari berbagai

sumber ang berbeda

sampai kepada yang

bertentangan

Mengembangkan

sikap teliti, jujur,

disiplin, taat aturan,

kerja keras,

kemampuan

menerapkan prosedur

dan kemampuan

berfikir induktif serta

deduktif dalam

menyimpulkan

Mengkomunikasi

-kan

Menyampaikan hasil

pengamatan,

kesimpulan

berdasarkan hasil

analisis seara lisan,

tertulis, atau media

lainnya

Mengembangkan

sikap teliti, jujur,

toleransi, kemampuan

berkfikir sistematis,

mengung-kapkan

pendapat dengan

singkat dan jelas, dan

mengembangkan

kemampuan

berbahasa yang baik

dan benar


(25)

Pendekatan saintifik diprediksi mampu mengembangkan 3

(tiga) ranah pembelajaran, yaitu ranah sikap, pengetahuan, dan

keterampilan sebagai berikut.

13

1) Ranah sikap, berkembang melalui proses afeksi, menerima,

menjalankan, menghargai, menghayati sampai mengamalkan.

2) Ranah pengetahuan, berkembang melalui aktivitas mengetahui,

memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, sampai

mencipta.

3) Ranah keterampilan, berkembang melalui kegitan mengamati,

menanya, mencoba, menalar, menyajikan, dan mencipta.

Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar

sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang

sangat penting. Dengan lima langkah pembelajaran yang dimiliki,

pendekaan saintifik mampu mengkondisikan proses pembelajaran

menjadi semakin menantang dan menyenangkan. Materi pelajaran

yang semula hanya berhenti pada tataran dogmatis, kini telah

mampu diterima secara rasional dan empiris.

3. Pendekatan Normatif

Pendekatan normatif adalah pendekatan pembelajaran yang

lebih berfokus pada norma-norma atau aturan-aturan yang secara

tekstual telah termaktub dalam sumber ajaran Islam yaitu al-Qur an

dan

Hadis}.

Benar dan salah, baik dan buruk selalu merujuk kepada

ajaran norma yang ada. Dalam pembelajaran Aqidah dan akhlak,

penjelasan yang terkait dengannya senantiasa dikembalikan kepada

teks-teks al-Qur an dan

Hadis}

, serta tidak dikaitkan dengan realitas

kehidupan nyata secara rasional, empiris dan kontekstual. Apabila

13

Tatik Pujiani.

Pendekatan Saintifik dan Penilaian Otentik

(Yogyakarta: Spirit for


(26)

di dalam al-Qur an dan

Hadis}

tidak ditemukan teks-teks atau

keterangan tentang suatu masalah yang sedang dikaji, maka

dirujuklah pendapat para pakar yang telah terbukukan dalam

berbagai kitab. Mereka tidak melakukan terobosan dalam bentuk

inovasi dalam rangka menemukan jawaban terhadap masalah

tersebut. Oleh karena itu pendukung pendekatan normatif sering

disebut dengan kaum tekstualis dan tradisionalis. Pendekatan ini

dapat pula disebut pendekatan bayani (sebagai lawan dari

pendekatan burhani).

14

Pendekatan normatif menjelaskan Aqidah dan Akhlak

berdasarkan informasi wahyu yang tertulis dalam al-Qur an dan

Hadis}

, serta kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama terdahulu.

Secara umum, eksistensi keimanan berkaitan dengan hal hal yang

ghaib, mulai dari Allah hingga qodlo dan qodar, semuanya ghaib,

dalam arti tidak dapat diobservasi, immateri, trancenden dan

seterusnya diakui secara bulat tanpa banyak mengajukan

pertanyaan. Karena keghaiban inilah, persoalan rukun Iman bukan

wilayah akal untuk menjelaskannya, melainkan wilayah keyakinan

yang didasarkan kepada wahyu. Namun demikian, sesuai dengan

keberadaan Islam sebagai agama yang menghargai akal dan ilmu

pengetahuan, wahyu juga memerintahkan manusia untuk

menggunakan akal pikiran dan belajar dari alam agar dapat

meningkatkan pengetahuan tentang Allah dan keimanan

kepada-Nya.

Begitu juga halnya dengan akhlak. Akhlak adalah sebuah

persoalan perilaku manusia yang baik dan buruknya telah

14

Muhammad Azhar. Metode Islamic Studies: Studi Komparatif antara Islamization of

Knowledge dan Scientification of Islam. Artikel dalam Jurnal

Mukaddimah

, Vol. XV, No. 26

Januari–Juni (Yogyakarta: Kopertais Wilayah III, 2009), hal. 62.


(27)

ditetapkan oleh ajaran Islam. Setiap perilaku yang telah ditetapkan

oleh al-Qur an maupun

Hadis}

sebagai perbuatan yang buruk, maka

keputusan itu harus diterima, dengan tanpa mempertimbangkan

apakah keputusan itu bersifat rasional atau tidak, dan empirik atau

tidak.

Namun disisi lain, al-Qur an dan

Hadis}

telah menunjukkan

bahwa akhlak Islam bukan hanya hasil pemikiran terhadap teks-teks

nash al-Qur an dan

Hadis}

dan lepas dari realitas kehidupa,

melainkan merupakan persoalan yang terkait dengan akal, ruh, hati,

jiwa, realitas, dan tujuan yang telah digariskan oleh ajaran Islam.

Dengan demikian, akhlak mulia merupakan sistem perilaku yang

diwajibkan dalam agama Islam melalui al-Quran dan

Hadis}

dengan

memperhatikan kondisi akal, ruh, hati, jiwa, realitas, dan tujuan

yang telah digariskan oleh ajaran Islam.

4. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah

Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah

merupakan bagian dari mata pelajaran dalam rumpun Pendidikan

Agama Islam (PAI) yang terdiri dari al-Qur an

Hadis}

, Aqidah

Akhlak, Fiqh, dan Sejarah Kebudayaan Islam.

Aqidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah

satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang rukun iman yang

dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap

al-asma>

al-husna>,

serta penciptaan suasana keteladanan dan pembiasaan

dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab Islami melalui

pemberian contoh-contoh perilaku dan cara mengamalkannya

dalam kehidupan sehari-hari. Secara substansial mata pelajaran

Aqidah-Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi

kepada peserta didik untuk mempraktikkan

al-akhlakul karimah

dan


(28)

adab Islami

dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dari

keimanannya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,

kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-kitab-kitab-Nya, hari akhir, serta Qada dan Qadar. Al-akhlak

al-karimah ini sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan

sejak dini oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, terutama

dalam rangka mengantisipasi dampak negatif era globalisasi dan

krisis multi dimensional yang melanda bangsa dan Negara

Indonesia.

Mata Pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah

bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat: a)

menumbuh-kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan

pengembangan

pengetahuan,

penghayatan,

pengamalan,

pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang aqidah Islam

sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang

keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT; dan b)

mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan

menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik

dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari

ajaran dan nilai-nilai aqidah Islam.

Mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah berisi

pelajaran yang dapat mengarahkan kepada pencapaian kemampuan

dasar peserta didik untuk dapat memahami rukun iman dengan

sederhana serta pengamalan dan pembiasaan berakhlak Islami

secara sederhana pula, untuk dapat dijadikan perilaku dalam

kehidupan sehari-hari serta sebagai bekal untuk jenjang pendidikan

berikutnya. Ruang lingkup mata pelajaran Akidah-Akhlak di

Madrasah Ibtidaiyah meliputi: aspek akidah (keimanan), aspek

akhlak, aspek adab Islami, dan aspek kisah teladan.


(29)

1) Aspek akidah (keimanan) meliputi:

a)

Kalimat

t{ayyibah

sebagai materi pembiasaan, meliputi:

La> ila>ha

illalla>h, basmalah, alhamdulilla>h, subha>nalla>h, Alla>hu

Akbar, ta’awwuz}, ma>sya Alla>h, assala>mu’alaikum, s}alawat,

tarji’, la> haula wala> quwwata illa>

billa>h,

dan

istigfa>r

.

b)

Al-asma> al-husna>

sebagai materi pembiasaan, meliputi:

al-Ahad,

al-Khaliq, ar-Rahma>n, ar-Rahi>m, as-

Samai’, ar-Razza>q,

Mugni>, Hami>d, asy-Syaku>r, Quddu>s, ash-Shamad,

Muhaimin, ‘Azhi>m, Kari>m, Kabi>r, Ma>lik,

al-Ba>t}in, al-Wa>li>, al-Muji>b, al-Wahha>b, al-’Ali>m,

az}-Z}a>hir, ar-Rasyi>d, al-Ha>di, as-Sala>m, al-Mu’min, al-Lat}i>f,

al-Ba>qi, al-Bas}i>r, al-Muhyi, al-Mumi>t, al-Qawi>, al-Haki>m,

al-Jabba>r, al-Mus}awwir, al-Qadi>r, al-Gafu>r, al-Afuww,

ash-Shabu>r,

dan

al-Hali>m

.

c) Iman kepada Allah dengan pembuktian sederhana melalui

kalimat thayyibah,

al-asma> al-husna>

dan pengenalan

terhadap salat lima waktu sebagai manifestasi iman kepada

Allah.

d) Meyakini rukun iman (iman kepada Allah, Malaikat, Kitab,

Rasul dan Hari akhir serta Qa

d}

a dan Qadar Allah)

2) Aspek akhlak meliputi:

a) Pembiasaan akhlak karimah (mahmudah) secara berurutan

disajikan pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: disiplin,

hidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur nikmat, hidup

sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang,

taat, rukun, tolong-menolong, hormat dan patuh, sidik,

amanah, tablig, fathanah, tanggung jawab, adil, bijaksana,

teguh pendirian, dermawan, optimis, qana ah, dan tawakal.

b) Mengindari akhlak tercela (

maz}mumah

) secara berurutan


(30)

kotor, berbicara jorok/kasar, bohong, sombong, malas,

durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud,

kikir, serakah, pesimis, putus asa, marah, fasik, dan murtad.

3) Aspek adab Islami, meliputi:

a) Adab terhadap diri sendiri, yaitu: adab mandi, tidur, buang

air besar/kecil, berbicara, meludah, berpakaian, makan,

minum, bersin, belajar, dan bermain.

b) Adab terhadap Allah, yaitu: adab di masjid, mengaji, dan

beribadah.

c) Adab kepada sesama, yaitu: kepada orang tua, saudara, guru,

dan teman

4) Aspek kisah teladan, meliputi: Kisah Nabi Ibrahim mencari

Tuhan, Nabi Sulaiman dengan tentara semut, masa kecil Nabi

Muhammad SAW, masa remaja Nabi Muhammad SAW, Nabi

Ismail, Kan an,

S\|a

’labah, Masit

}ah, Abu Lahab, Qaru>n

. Materi

kisah-kisah teladan ini disajikan sebagai penguat terhadap isi

materi, yaitu akidah dan akhlak, sehingga tidak ditampilkan

dalam Standar Kompetensi, tetapi ditampilkan dalam kompetensi

dasar dan indikator.


(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan

kulit ti

f,

dengan jenis penelitian fenomenologi.

Pendekatan kualitatif

jenis fenomenologi digunakan dengan pertimbangan bahwa penelitian

ini dilakukan pada latar alamiah, untuk mengungkap pengalaman

guru Aqidah Akhlak yang sangat pribadi dan laten yang sangat

mungkin berbeda dari satu guru ke guru yang lain, menggunakan

manusia sebagai instrumen utama, dan lebih mementingkan proses

dari pada hasil.

1

Studi kasus dipilih dengan pertimbangan penelitian

dapat dilakukan secara fleksibel (lentur) sesuai temuan di lapangan,

dan memungkinkan adanya upaya menetapkan karakteristik yang

holistik.

B. LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini mengambil lokasi 2 (dua) Madrasah Ibtidaiyah

(MI), yaitu MI Nurul Athhar Kebonsari dan MI Al Fatah Sraten

kecamatan Cluring kabupaten Banyuwangi Jawa Timur.

Kedua MI ini dipilih sebagai setting penelitian karena kedua MI

ini diakui sebagai MI yang berada di wilayah pedesaan, namun

memiliki kualitas pembelajaran yang cukup membanggakan. Salah

satu indikasinya adalah bahwa kedua MI ini berstatus takreditasi

dengan peringkat A.

1

Bogdan, R. dan Biklen, S.K.

Qualitataive Research for Education: An Instroduction to

Theory and Methods

(Boston: Allyn and Bacon, 1992)


(32)

Di sisi lain kedua MI ini sudah melakukan kurikulum 2013,

sekalipun MI Nurul Athhar kembali melaksanakan kurikulum KTSP

sejak semester genap tahun akademik 2014/2015, sementara MI Al

Fatah tetap melaksanakan kurikulum 2013 husus pada mata pelajaran

rumpun agama (Aqidah Akhlak, Al Qur an Hadits, Fiqh, dan Sejarah

Kebudayaan Islam).

C. KEHADIRAN PENELITI

Kehadiran Peneliti.

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak

sebagai instrumen utama yaitu sebagai pelaksana, pengamat, dan

sekaligus sebagai pengumpul data tanpa bantuan orang lain.

Kehadiran peneliti disamping sebagai instrumen juga menjadi faktor

penting dalam seluruh kegiatan penelitian. Karena kedalaman serta

ketajaman analisis data tergantung pada peneliti. Peneliti dalam

penelitian kualitatif merupakan instrumen utama di samping

instrumen yang lain. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di sini sengaja

diinformasikan kepada pihak-pihak terteliti (subyek penelitian) dalam

rangka membangun komunikasi intensif dengan mereka. Sehingga

data yang diperlukan terkait dengan fokus penelitian dapat terkumpul

secara maksimal.

D. SUMBER DATA DAN SUBYEK PENELITIAN

Sumber Data.

Data yang dikumpulkan berasal dari sejumlah

informan yang ditentukan dengan teknik

purposive sampling. Mereka

adalah kepala madrasah dan guru Aqidah Akhlak kelas I dan IV di MI

Nurul Athhar dan MI Al Fatah. Data yang dikumpulkan meliputi data

tentang: bagaimana perencanaan pendekatan saintifik dan normatif

dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Nurul Athhar dan MI Al

Fatah? bagaimana penerapan pendekatan saintifik dan normatif dalam


(33)

pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Nurul Athhar dan MI Al Fatah?

dan bagaimana evaluasi pembelajaran aqidah akhlak yang

menggnakan pendekatan saintifik dan normatif di MI Nurul Athhar

dan MI Al Fatah?

Subjek penelitian kali ini adalah guru mata pelajaran Aqidah

Akhlak di MI Nurul Athhar dusun Kebonsari desa Benculuk dan MI Al

Fatah desa Sraten kecamatan Cluring kabupaten Banyuwangi. Hal ini

dilakukan dengan pertimbangan bahwa di kedua lembaga pendidikan

ini, guru Aqidah Akhlak telah mencoba menerapkan K-13 (kurikulum

2013) dan (KTSP) kurikulum 2016) dalam proses pembelajaran. Di

samping guru, yang menjadi subjek penelitian adalah kepala sekolan

kedua madrasah tersebut.

Khusus K-13 tetap dilaksanakan sampai sekarang oleh guru

Aqidah Akhlak di MI Al Fatah, sementara itu guru Aqidah Akhlak di

MI Nurul Athhar pernah melaksanakan K-13 pada semester ganjil

tahun pelajaran 2014/2015 dan kembali menggunakan KTSP pada

semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini merupakan

keunikan dan keistimewaan yang dimiliki kedua madrasah tersebut.

Berikut ini adalah nama-nama informan yang manjadi sumber data

sekaligus subyek penelitian.

Tabel 3.1

Nama Nama Informan Penelitian

No

Nama Informan

Keterangan

1

2

3

1

Muslih, S.Pd.I

Kepala MI Nurul Athhar

2

En. Hasanah Edris, S.Pd.I

Guru Aqidah Akhlak Kls I MI


(34)

1

2

3

3

H. Mas ud, S.Pd.I

Guru Aqidah Akhlak Kls IV MI

Nurul Athhar

4

Muhammad Nizar, S.Pd.I

Kepala MI Al Fatah

5

Ekmalasari, S.Pd.I

Guru Aqidah Akhlak Kls I MI Al

Fatah

6

Aslihah, S.Pd.I

Guru Aqidah Akhlak Kls IV MI

Al Fatah

Sumber Data: Hasil Penentuan Informan di MI Nurul Athhar dan MI

Al Fatah Tahun Akademik 2015/2016

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi

non-partisipan, wawancara, dan metode dokumenter. Semua metode

tersebut digunakan untuk mengumpulkan data terkait dengan

perencanaan pendekatan saintifik dan normatif dalam pembelajaran

Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah, penerapan pendekatan

saintifik dan normatif dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di

Madrasah Ibtidaiyah, dan evaluasi pembelajaran Aqidah Akhlak yang

menggunakan pendekatan saintifik dan normatif di Madrasah

Ibtidaiyah.

Dengan observasi non-partisipan didapat data tentang:

1. awal waktu masuk dan akhir waktu pulang sekolah,

2. pelaksanaan sholat dhuha,

3. pelaksanaan pengajian TPQ (Taman Pendidikan al-Qur an),

4. awal pelaksanaan proses pembelajaran di kelas,

5. waktu istirahat, dan


(35)

Dengan wawancara didapat data tentang:

1. perencanaan

pendekatan

saintifik

dan

normatif

dalam

pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Nurul

Athhar dan Al Fatah,

2. penerapan pendekatan saintifik dan normatif dalam pembelajaran

Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Athhar dan Al Fatah,

dan

3. evaluasi pembelajaran Aqidah Akhlak yang menggunakan

pendekatan saintifik dan normatif di Madrasah Ibtidaiyah Nurul

Athhar dan Al Fatah.

Dengan metode dokumenter didapat data tentang:

1. jadwal pelajaran MI Nurul Athhar dan Al Fatah,

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlak, kelas I dan IV,

3. profil MI Nurul Athhar dan Al Fatah, dan

4. berbagai kegiatan ekstra keagamaan di MI Nurul Athhar dan Al

Fatah.

F. ANALISIS DATA

n

lisis

Data.

Teknik analisis data penelitian ini menggunakan

teknik analisis kualitatif interaktif model Miles dan Huberman. Teknik

ini terdiri atas pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan atau verifikasi.

2

Teknik ini dilakukan sejak

pengumpulan data hingga penulisan laporan hasil penelitian.

G. KEABSAHAN DATA

Uji Keabsahan Data. Uji keabsahan data dilakukan dalam rangka

meyakinkan pembaca bahwa temuan penelitian ini adalah berkenaan

2

Miles, M.B. dan Huberman, A.M.

Analisis Data Kualitatif

. Buku Edisi Terjemah Bahasa


(36)

dengan perencanaan pendekatan saintifik dan normatif dalam

pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Athhara

dan MI Al Fatah, penerapan pendekatan saintifik dan normatif dalam

pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah, dan evaluasi

pembelajaran aqidah akhlak yang menggnakan pendekatan saintifik

dan normatif di Madrasah Ibtidaiyah.

Dengan demikian, jika penelitian ini diulang kembali, akan

menghasilkan temuan dan kesimpulan yang sama atau mendekati

sama. Bahkan lebih dari itu, temuan penelitian ini benar-benar

berdasarkan apa yang ditemukan di lapangan, bukan karena bias,

motivasi, kepentingan, dan perspektif peneliti.

Untuk menyelesaikan permasahan tersebut, ada beberapa

strategi yang ingin dilakukan, di antaranya adalah sejumlah strategi

yang ditawarkan oleh Lincoln dan Guba berikut.

3

1. Menunjukkan

kredibilitas

dengan

cara

memperpanjang

keterlibatan di lapangan, melakukan pengamatan terfokus, dan

triangulasi.

2. Membuat transferabilitas (

t

ck description

).

3. Dependabilitas (penjelasan tentang adanya perubahan metode).

4. Konfirmabilitas (audit kesesuaian hasil analisis data dengan data

mentah, audit interpretasi dengan informan atau subyek terteliti).

Audit ini dilakukan dengan 2 (dua) teknik, yaitu teknik pengecekan

anggota (member check) dan teknik

Focus Group Discussion

(FGD).

Dari sejumlah strtegi tersebut kali ini yang digunakan untuk

menguji keabsahan data adalah triangulasi sumber dan triangulasi

metode.

3

Yvonna S. Lincoln, and Egon G. Guba,

Naturalistic Inquiry

(Beverly Hills, Calif: Sage 1985),


(37)

YAJIAN DATA DAN ANALISIS

A. GAMBARAN OBYEK PENELITIAN

, y

y

! "#

#" $

y

% &

& #" $ #' !

y

(

.

' )

' #' # #

.

! #' )

y

.

1.

:

2.

& #

: 111235100221

3.

#

:

4.

* #'

:

+

.

. 35

, ! "#"

$ ' !

y

(

' +( -

5.

.

: 00.759.391.6-627.000

6.

'

:

,

&

.

/

7.

- '

: (0333) 393827

8.

0 1

:

9.

01

:

, ! "#"

$

.

!

y

(

' +( -

10.

- ' 01

: (0333) 393827

11.

# '

01

:

2

,

&2

.

. 6

-


(38)

12.

34 54 67879 :;<:;: =

:

> 7879?:@ :A:;

13.

BC:A<:; : =

: 4.847

6

2

14.

D<: <CAE:; FC;:;

:

> 7879?:@ :A:;

15.

BC:AE:; FC;:;

: 656

6

2

E 4G79C<7; 7:H: 8: =5GI J78>:H G:A: =K L<7H: 7

y

: =M8N: <: =

.

1.

O:6:

:

>KOCG C8M<= =:G

2.

>C8: 7L4GH7G7

: 17

MFCA <CA

1936

3.

OD>B:6:

: 112825006071

4.

OD>E:G C

: 111235100210

5.

OPDO

: 60715865

6.

M8:6: <

:

Q8

.

R:A

y

76D=: 84 =OI

. 01

S4A :

DG: <4;34 T:6: <:;U8CG7;F

3:L C5: <4;E:;

y

CV:; F 7P GI57; A 7 Q:V:W76CG

7

D<: <CA>:H G:A: =

:

W4G:9G4H7<:A 7M

8

OI

.

K;H C9

/

OI

.

P7:F :6

:

>6

.26/05.00/

35

.032/11632002

9

W:; : =

:

X:9 :J

/

L4GA 4G<7J79 :<

(

67879

A4 ;H7G7

)

10.

BC:AW:; : =

: 1605

6

²

11. Luas Bangunan

: 678 m²

12. Status Gedung

: Permanen milik sendiri

13. NPWP

: 00.759.411.2-627.000

14. Email

: mialfatahsraten@yahoo.co.id

15. Nama Kepala Sekolah

: Muhamad Nizar, S.Pd.I

Profil kedua madrasah sebagaimana dideskripsikan di atas

menggambarkan secara jelas bahwa kedua madrasah tersebut

merupakan madrasah swasta yang tingkat kualitasnya sudah dapat


(39)

YZ[\] ^ ^ \_ \]

.

`\ aZ] ^ bZY\_ c\ a Z]Z YZ[d_ b Z_ \] Y e] ^\] bZ] ^_ \b \_feYZb \gZbef\_ cZf

y

\] ^YZhef iaec ]

y

\jk\Zbdhfe YZ_ \bl

.

m

.

nop

YAJIAN DATA DAN ANALISIS

`\Y\gd[[\ [he]

y

\qZ\ ]Y\b \Y\]\] aZgZgYZh\h\f_ \]Y\b \Y\b \ Y\]\]\ aZgZgY\b\ge r\f\Z]b e ^f\ aY\]ciaZgb Z_

,

gefb \[efdfdb\]gegd\Z Ye ] ^\] dfdb\] si_dg t\g\ a\c Y\] bdqd\] he ]eaZbZ\]

y

\] ^ be a\c YZfdtdg_ \]

.

lfbZ]

y

\ \]b \f\ \]\ aZgZg Y\b\Y\] he ]

y

\qZ\]Y\b\ b ZY\_ YZh\h\f_ \]ge r\f\b efhZg\c

,

]\ td] YZh\h\f_ \]ge r\f\Z]b e ^f\ a Y\] ciaZgb Z_

,

te]q\YZ g\b d _ eg\bd\]

y

\] ^ b ZY\_ YZhZg\c _ \]

.

ubd qd^ \ [ef\fb Z [\c v\Y\b \

y

\] ^YZh\h\f_ \]YZgZ]Z \Y\ a\c Y \b\

y

\] ^bea\c te] ^\ a\ tZ \] \ aZgZg Y\a\ t [e] b d_ feYd_gZ Y \b \jh\h\f\] Y\b \jY\]

wefZsZ_ \gZY\ a\ tf\] ^_\he ]\fZ_ \]_ egZthda\ ]

.

1.

Perencanaan Pendekatan Saintifik dan Normatif dalam

Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah

x\b \ he a\q\f\] lyZY \c l_ c a\_ tefdh\_ \] t\b \ he a\q\f\]

YZ x \Yf\g\c u[b ZY \Z

y

\c

y

\] ^ te ] ^ ^\[ d] ^_ \] t\b efZ lyZY\c

y

\Zbd b \ dcZYj _ e Z t\] \ ]

,

Y\] _ ek\_ Z] \] Ye ]^\] t\befZ l_ c a\_

y

\Zbd hefZ a\_d

,

[\Z_ hefZ a\_d befc\Y \h laa\c

,

b efc \Y\h geg\t\j

Y\] befc\Y \h aZ] ^_d]^\]

.

x \b efZ

y

\] ^ b ef_\] Y d] ^ Y\ a\ t t\b\ he a\q\f\]lyZY \cl_ c a\_\Y\ a\cge [\ ^\Z[efZ_ db

.

x\b efZ

y

\] ^ bef_ \]Yd] ^ Y\ a\ t t\b\ hea\q\f\] lyZY\c l_ c a\_wefgZz

-13

d] bd__ e a\gux \Yf\g\cu[b ZY\Z

y

\c befY ZfZ \b \g geqdta\ct\b efZge[\ ^\Z[efZ_db

: 1)

te ] ^e ] \ afd_ d]Z t\]

, 2)

Y d\ _ \ aZ t\bg

y

\c\Y \b

, 3)

{| } {

> Al-Husna>

(

al-Ahad

Y\]

al-Khaliq

), 4)

cZY dh [ef gZc

,

_ \gZc g\k\] ^

,

Y \] cZY dh fd_d]

, 5)

\Y\[ t\] Y Z Y\] [ef h\_ \Z\]

, 6)

cZ Y dh_ibif

, 7)

kalimat t}ayyibah Basmalah

, 8)

\gt\ \ a

-

~ dg] \

(

al-Rahman, al-Rahim, al-Sami'

), 9)

\Y\ [ [ea\q\f


(40)

€ ‚ƒ „ …€†

, 10)

€ € ‚ …€ ‡€  €…† ˆ…

, 11)

‰Š ‹€

‰€ Œ ˆ ‡ƒ‹€€Š„€Œˆ€ €ˆ„ ˆ

, 12)

…ƒŽ† € „†‚†€ „€‡ŠŒŠ„

/

Š„Š‡ €‚ŠŽŠ 

.

1

‘ƒ €‡€ …€ Œƒ„†

y

€ Œƒ „ ‡€  ˆ €’€ … …€ Œ€ ‹ƒ’€€ „€ “ ”†€Ž “‡Ž’€ ‡ •ƒ„ ‰†

–

-13

ˆ Œ ˆ‡ ‡ƒ’€ ‰ — ˜

™€ „€ ‰€Ž —‚ Œ†€†

y

€Ž Œƒ„ † „† €Œ€ ‰‰ƒˆ…’€Ž …€ Œƒ „† ‰ƒ‚€€†‚ƒ„†‡ ˆŒ

:

1)

š›œž› Ÿ  ¡ š¢  £

t}ayyibah

,

2)

š›œž›Ÿ

al

Asma> al Husna>

,

3)

¤¥¦š¢ ›  ¥§œ  š£¤

-  š£ ¤ ¨¡¡  ž © ª£

.,

4)

ŽŠ „…€Œ € ‹€ŒˆŽ

, 5)

†€Ž

y

€ ‚ƒ„‹ƒ „†’€‡ ˆ Œƒ„‹ ˆ†

(1)

,

6)

…ƒ Ž† €„†€ ‡Ž’€ ‡Œƒ„ƒ’€…ƒ’€’ ˆ† ‡†‰€Ž«‰€’€‚€Ž

,

7)

†€Ž

y

€ –€’† …€Œ

T{ayyibah

,

8)

š› œž›Ÿ

al

Asma> al Husna>,

9

)

¢¥›¬¥›¡ ­¤šœ›®¯°¡

,

10)

€ ‡Ž’€‡ Œƒ„‹ ˆ† ­¤š œ› ®¯°¡

, 11)

š›œž›

y

¤¥¦§¥¦š¡ °£¥¦§°±š

(2), 12)

š›œž›

y

¤¥¦§¥¦š¡ °£¥¦§°±š

(3),

œ›

13)

¢¥›¬žš›œ¦š§¥¦š¡ °¢°›²š 

.

2

™€ Œƒ „†

-

…€ Œƒ „† † € Œ€ ‰ ‰ƒ€ „€ ‰ˆ‚ Œ€ ‰†€’ Œ†€‡ € ˆŽ ‚ƒ„‚ƒ€ ƒ€ ‰ƒˆ…’€Ž …€ Œ ƒ„† …€ Œ€ ‹ƒ ’€€ „€ “ ”†€Ž “‡Ž’€ ‡ •ƒ„ ‰†

–«‘³

.

´ƒ „† ‡ ˆŒ€€’€Ž…€ Œƒ„†‹ƒ ’€€ „€“ ”†€Ž“‡Ž’€ ‡•ƒ „ ‰†–«‘³ ‡ƒ’€ ‰—‰ƒ …ƒ ‰ Œƒ„

1

€

2.

™€ Œƒ„†“ ”† €Ž“‡Ž’€ ‡‡ƒ ’€ ‰—‰ƒ…ƒ‰Œƒ „

1

†Œ ˆ…ƒ ’†‹ ˆ Œ†

:

„ ˆ‡ ˆ† …€ 

;

‰

y

€Ž€€ Œ€†

;

al-Asma> al-Husna>

(

al-Ahad

€

al-Khaliq

);

‡† ‰€Ž  €‚†—‚ „€Ž† … …ƒ€ „† ŒˆŽ€

;

€ ‡Ž’€ ‡ Œƒ „‹ ˆ†

(

‰†µ€ Œ † ‰ †‹’†  €  Ž†ˆ‹ ‚ƒ„ ‰†Ž

);

€ „€ …ƒ„€¶€ Œ ‚€€

,

‹€ ‡€†€ 

1

Dokumentasi, Kementerian Agama Republik Indonesia.

Buku Guru Akidah Akhlak

Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Madrasah Ibtidaiyah I

. (Jakarta: Direktorat Pendidikan

Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia,

2014), hal. vi

xi. Baca juga Kementerian Agama Republik Indonesia.

Buku Siswa Akidah

Akhlak Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Madrasah Ibtidaiyah I

. (Jakarta: Direktorat

Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik

Indonesia, 2014), hal. v

vi.

2

Dokumentasi, Kementerian Agama Republik Indonesia.

Buku Guru Akidah Akhlak

Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Madrasah Ibtidaiyah IV

. (Jakarta: Direktorat Pendidikan

Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia,

2014), hal. v

viii. Baca juga Kementerian Agama Republik Indonesia.

Buku Siswa Akidah

Akhlak Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Madrasah Ibtidaiyah IV

. (Jakarta: Direktorat

Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik

Indonesia, 2014), hal. vi


(41)

·¸¹ º» ¼½¸ º

;

¸·¸ ¾ ¼¸¹ · ¿

,

º¿· ÀÁ ·¸¹ ¾À¸¹  ¸ ¿Á ¾» ø Á

/

Ä » Å¿Æ

;

·¸¹ ¸ÄÇÆ¸Ä º» Á Å» Ƹ

(

Ç¿· À½ ÄȺÈÁ

).

É»·¸¹ Â Ä ¸¹ ¼¸ º»Á¿ À¹ º ÀÄ Ä » Ƹ Ã Ê Ã¼» ú» Á

2

¸· ¸Æ¸Çû¾¸Â ¸ ¿¾» Á ¿ÄÀº

: 1)

¼» ¼¸Ç¸¼¿Ä ¸Æ ¿¼¸ º

t}ayyibah

(

¾¸ à ¼¸Æ¸Ç

)

·¸¹ËÆ

-

Ë Ã ¼¸¸Æ

-

Ì Àà ¹¸

(

ar-Rohma>n, ar-Rohi>>m

dan

as-Sami’

), 2)

¼» ¹  »¹ ¸ÆË ÆÆ¸Ç ¼» ƸÆÀ¿Ä ¸Æ ¿¼¸ º

t}ayyibah

(

basmalah

)

Í È¼½» º»¹ ÿ

, 3)

¼» ¼¸Ç¸ ¼¿ Ä ¸Æ ¿¼¸ º

t}ayyibah (basmalah) dan

al-Asma> al-Husna>

(al-Rahma>n, al-Rahi>m dan as-Sami’

), 4)

¼» ¹Â » ¹¸Æ à ¿Î¸ º

-

ÿθ º Ë ÆƸÇ

(

al-Rahma>n, al-Rahi>m

·¸¹

as-Sami

)

¼» Æ¸Æ À¿ Ä¿Ã¸Ç Ï¸ ¾ ¿ ÉÀƸ ¿¼¸¹ ·»¹Â ¸¹ º»¹ º¸ Á¸ û ¼Àº

, 5)

¼»¼¾¿¸ øĸ¹ Ã¿Ä ¸½ Á¸ ¼¸Ç ·¸¹ ÃȽ¸¹ ø¹ ºÀ¹· ¸Æ¸ ¼ Ä »Ç¿· À½¸¹

ûǸ Á ¿

-

Ǹ Á ¿

, 6)

¼» ¼¾¿¸Ã¸Ä ¸¹¾» Á¸ÄÇÆ¸Ä ¾¸ ¿ÄÄ»º¿Ä ¸¾»Á ¾¿Å¸ Á¸·¸¹ ¼» ÆÀ· ¸Ç ·¸Æ¸¼ Ä »Ç¿·À½¸¹ ûǸ Á ¿

-

Ǹ Á¿

,

·¸¹

7)

¼» ¹ÂÇ¿¹ ·¸ Á ¿ ¸ÄÇƸĺ» Á ŻƸÐ

3

Ѹ º» Á ¿· ¿¸º¸ ø·¸Æ¸Ç¼¸ º» Á ¿¼¸ º¸½» Ƹ Ò¸ Á¸¹Ë Ó¿·¸ÇËÄÇƸÄ

Ä »Æ¸ Ã Ê Ã»¼»Ãº» Á

1

·¸ ¹

2.

É» Ƹ¹ ÒÀº¹

y

¸ Ô ¾» Á ¿Ä Àº ¿¹ ¿ · ¿½¸½¸ ÁÄ ¸¹ ¼¸ º» Á ¿ËÓ¿·¸ÇË ÄÇƸÄÄ »Æ¸ Ã

ÊÕ

û¼»Ãº»Á

1

·¸ ¹

2.

Ñ ¸ º» Á ¿Ë Ó¿·¸Ç ËÄÇÆ¸Ä Ä »Æ¸ à ÊÕ Ã» ¼» à º»Á

1

¼» Æ ¿½ Àº¿

: 1)

kalimat

t}ayyibah

(

inna>

lilla>hi

wa inna> ilaihi ra>ji’u>n

, 2)

al-Asma> al-H{usna>

(

al-Az}i>m, al-Ha>di>, al-‘Adlu, al-Hakam

),

3)

¿¼¸ ¹Ä »½¸· ¸Ä ¿º¸ ¾

-

Ä ¿º¸ ¾

ËÆƸÇ

, 4)

¸ÄÇÆ¸Ä º»Á½ ÀÒ¿

(

Ç ÈÁ ¼¸ º

,

½¸ º ÀÇ

,

¼» ¹» Ƹ·¸¹ ¿ Ã¿Ä ¸½ ø ¾¸ Á ·¸¹ º¸ ¾¸Ç É¿º¿ Ѹ Ã

y

¿ºÇ¸Ç

),

·¸¹

5)

¸ÄÇÆ¸Ä º»Á ŻƸ

(

Ä ¿Ã¸Ç

S|a’labah

·¸¹ ĿøÇ

Qoru>n

).

É» ·¸¹ Â Ä ¸¹ ¼¸ º»Á ¿ Ë Ó¿·¸Ç ËÄÇÆ¸Ä Ä »Æ¸ Ã

ÊÕ

û ¼»Ãº»Á

2

¼» Æ ¿½ Àº ¿

: 6)

Ä ¸Æ ¿¼¸ º

t}ayyibah

(

assala>mu’alaikum ww

.),

7)

al-Asma> al-H{usna>

(

al-Sala>m, al-Mu'min, al-Lat}i>f

), 8) iman

kepada Nabi dan Rasul, 9) sifat wajib Rasul (

s}idiq, amanah, tablig,

fat}anah

),

10)

¸·¸ ¾ º»ÁǸ·¸½ º»¼¸¹

(

Ç ÈÁ¼¸ º ·¸¹ ¾»Á ¾À¸ º ¾¸ ¿Ä

3

Dokumen, Muhammad Taufiq.

Akidah Akhlak untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas I

(Semarang: CV. Aneka Ilmu, 2009), hal. ix – x


(42)

Ö × ØÙÚÙÛ× ÜÙÝ

), 11)

ÙÖÞ ßÙÖ Üà ßá Ù â Ùãà ß

Ulul Azmi

,

ÚÙÝ

12)

ãáäÙÛ

munafiq

.

4

å× æàÜ ßÙ Þ Ü ÙÛ × çá Ø× ßÙ æ Ùç ÙÝ è éá ÚÙÞ è Ö Þ ßÙÖ Úá ÙÛÙã

,

ÚÙØÙÛ ÚáÖ × ßê ÜØê Ö ÖÙÝÖ×ÚÙßÙÜÜ ÙÛ×çá

y

ÙÝ ëÛ ×çÖÙáÛÚ×Ýë ÙÝèéá ÚÙÞÚ ÙÝ ÜÙÛ × çá

y

ÙÝ ë Û×çÖÙáÛ Ú×Ýë ÙÝ ÙÖ Þ ßÙÖ

,

Ú ÙÝ ÚÙçá ã×æàÜßÙÞ Ü ÙÛ×çá è éá ÚÙÞ áÛà

,

ÙÚÙ ì×ì× ç ÙØÙ Ü ÙÛ× çá

y

ÙÝ ë ìáã Ù Úá Ú×ÖÙÛá Ú× Ý ë ÙÝ Ø× Ý Ú×ÖÙÛÙÝ ã ÙáÝÛáäáÖ ÚÙÝ ÙÚÙ Øà ßÙ

y

ÙÝ ë ß×ìáÞ Û×ØÙÛ Úá Ú×ÖÙÛá Ú× Ý ë ÙÝØ× Ý Ú×ÖÙÛÙÝÝêçÜÙÛ áä

.

í×çÞ ÙÛ áÖÙÝÛÙì×ßì× çáÖ àÛ

.

5

îÙì× ß

4.1

í×Ýë × ßê ÜØê ÖÙ Ýï ÙÛ ×çáè éáÚ ÙÞè Ö Þ ßÙÖð× ßÙãñÚÙÝñò

ó

QIDAH

AKHLAK

1

2

ð×ßÙãñ

,

Ü ÙÛ×çáÝ

y

Ùô

1)

Ü× Ý ë×ÝÙßçàÖ à ÝáÜ ÙÝ

,

2)

Úà ÙÖÙßáÜ ÙÛã

y

ÙÞ ÙÚ ÙÛ

(

ã

y

ÙÞ ÙÚÙÛÙá Ý

)

3)

al-asma> Al-Husna>

(

al-Ahad

dan

al-Khaliq

),

4)

kalimat t}ayyibah Basmalah

,

dan

5)

al-Asma>

al-Husna> (

Rahman, Rahi>m,

al-Sami’

)

ð× ßÙãñ

,

Ü ÙÛ×çá Ý

y

Ùô

1)

Þ á Úà Øì× ç ãáÞ

,

Úáãá Øßá Ý

,

ÖÙãáÞãÙõÙÝë

,

ÚÙÝÞ áÚ à Ø çàÖ à ÝÙÚÙìÜ ÙÝÚá

ÚÙÝ ì× ç ØÙÖ Ùá ÙÝ

,

2)

ÙÚÙìì×ßÙæÙçÚÙÝì× çÜÙá Ý

,

3)

ÙÚÙìÜ ÙÖ ÙÝÚÙÝÜá Ý à Ü

,

ÚÙÝÜ× ßà ÚÙÞ

4)

ç ÙÜ ÙÞ

,

ãêØÙÝ

ã ÙÝÛ à Ý Ö ×ØÙÚÙêç ÙÝëÛ à ÙÚÙÝ

ëà çà

,

ì×çìáöÙç ÙìÙáÖ

5)

Ü× Ý ëÞ áÝ ÚÙçáÞ áÚà ØÖ ê Ûêç

6)

Ü× Ý ëÞ áÝ ÚÙçáìáöÙç ÙÖ ê Û êç

/

æêçêÖÚÙÝìê ÞêÝ ë

,

ÚÙÝ

7)

Ö á ãÙÞÝ Ùìáå à ßÙáÜÙÝÚ ÙÝ ã×ÜàÛ

4

Dokumen, Muhammad Taufiq.

Akidah Akhlak untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV

(Semarang: CV. Aneka Ilmu, 2009), hal. ix – x. Lihat contoh RPP Aqidah Akhlak Kelas I dan

IV K-3 dan KTSP.

5

Wawancara dengan Muslih, S.Pd.I, (kepala MI Nurul Athhar), H. Mas’ud, S.Pd.I (Guru

Aqidah Akhlak kelas IV), dan En. Hasanah Edris, S.Pd.I (Guru Aqidah Akhlak kelas I) pada

tnggal 05 September 2015); wawancara dengan Aslihah, S.Pd.I (Guru Aqidah Akhlak kelas IV,

19 September 2015), dan Ekmalasari, S.Pd.I (Guru Aqidah Akhlak kelas I, 26 September 2015)


(1)

10. Diklat Inovasi Pembelajaran Menyongsong Kurikulum 2013

2013 Prodi Pendidikan Islam PPs STAIN Jember, 17 Juni 2013 11. Lokakarya dan Koordinasi

Kurikulum

2013 Makassar, 1-3 Juli 2013 12. Seminar Internasional:

Eksistensi Islam Politik Pada Pemilu 2014

2014 STAIN Jember, 1 April 2014

13. Peningkatan Kompetensi GPAI SMP Perspektif Kurikulum PAI 2013 (angkatan 3 & 4)5

Senin s.d Rabu / 09 s.d 11 Juni 2014

2014 Kemenag RI di Harris Sunset Road Hotel, Jl. Pura

Mertasari, Bali 80224 (0361) 8947285

14. Workshop Pembinaan Persiapan Akreditasi Program Studi Baru Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

2015 IAIN Jember, 17 September 2015

15. Workshop Teknik Penulisan Karya Ilmiah Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

2015 IAIN Jember, 10-11 Oktober 2015

4. Riwayat Pekerjaan dan Jabatan

No. Jenis Pekerjaan/Jabatan Institusi/Lembaga Tahun

1. Dosen STAI Ibrahimy Genteng

Banyuwangi

1993–Skg. 2. Ka Prodi Pend. Agama

Islam

STAI Ibrahimy Genteng Banyuwangi

2007–2010

3. Dosen STAIDA Blokagung

Banyuwangi

2006–Skg.

4. Dosen STKIP PGRI Luamajang 2006–2011

5. Dosen IAI Ibrahimy Sukorejo

Asembagus

2013–Skg.

6. Dosen IAIN Jember 1999–Skg.

7. Sekjur Tarbiyah STAIN Jember 2003–2006

8. Divisi Bidang Pengembangan dan

Pelaksanaan Jaminan Mutu

PPMP STAIN Jember 2011-2012


(2)

10. Ka Prodi Pendidikan Agama Islam

PPs STAIN Jember 2012–2013 11. Koordinator Prodi PAI &

PBA

PPs STAIN Jember 2013–2014 12. Kajur Pendidikan Islam

FTIK IAIN Jember

FTIK IAIN Jember 2015–Skg.

5. Penghargaan yang pernah diperoleh (5 tahun terakhir) No. Nama Penghargaan Tahun Keterangan

1. Satya Lencana 10 tahun 2011 Penghargaan PNS 10 tahun 2.

6. Publikasi Ilmiah dalam bentuk Jurnal (5 tahun terakhir) No. Judul Artikel Nama Jurnal Volumen dan

Tahun

Nama Lembaga 1. Masalah Penelitian,

Paradigma, dan Konsekwensi Metodologis

Ar-Risalah: Media Keisla-man, Pendidikan, dan Hukum Islam

Vol. V. No. 1. April 2009. ISSN: 1693-0576

STAI Ibrahimy Genteng Banyuwangi. 2. Peningkatan

Efektivi-tas Pembelajaran MK Statistik Pend. Melalui Penerapan Strategi Pemb. Aktif (Students As Teachers)

Fenomena: Jurnal Penelitian STAIN Jember

Vol.8 No.2. Juli 2009. ISSN: 1412-5420

STAIN Jember

3. Evaluasi Program (Landasan Teoritik, Konteks, dan Desain)

Ar-Risalah: Media Keislaman, Pendidikan, dan Hukum Islam

Vol. VI. No. 2. Oktober 2009, ISSN: 1693-0576

STAI Ibrahimy Genteng Banyuwangi. 4. Pemanfaatan

Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran di SMP Bustanul Makmur Genteng Banyuwangi

Fenomena: Jurnal Penelitian STAIN Jember

Vol.9 No.1. April 2010. ISSN: 1412-5420

STAIN Jember

5. Pembinaan Komunitas Muslim melalui Khutbah Jum’at

Ar-Risalah: Media Keislaman, Pendidikan, dan

Vol. 8 No. 2. Oktober 2010 ISSN: 1693-0576

STAI Ibrahimy Genteng Banyuwangi.


(3)

Hukum Islam 6. Pembelajaran

Konstruktivistik

Jurnal

Pendidikan dan Pengemba-ngan Profesi (JP3)

Vol. 1 No. 2. September 2011

STKIP PGRI Lumajang

7. Penerapan Pembelajaran Partisipatif di Perguruan Tinggi

Teknologi Pendidikan: Jurnal Teori dan Praktik

Pendidikan

Tahun 23, Nomor (2) November 2011, ISSN: 0852-1913

FIP

Universitas Negeri

Malang (UM) 8. Konsep Manajemen

Mutu Terpadu: Pengertian, Rasionalitas, dan Perbedaannya dengan Manajemen

Jurnal

Pendidikan dan Pengembangan Profesi (JP3)

Vol. 2 No. 1. Maret 2012

STKIP PGRI Lumajang

9. Peran E-Learning dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran

Edukasi: Jurnal Kajian Ilmu Ilmu

Manajemen & Kependidikan

Vol. 4 No.1. April 2012. ISSN: 2085-5087

STAIN Jember

10. Reorientasi Kurikulum

Pendidikan Pesantren

Al-‘adalah: Jurnal Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan

Vol. 17, No. 1, Mei 2014 ISSN: 1410-7406

STAIN Jember Press

11. Dinamika kurikulum pesantren

Jurnal Al Ittihad Vol. 01 No. 1 Nopember 2014, ISSN: 2407-2095

Prodi PGMI Jur. Tarbiyah STAIN Jember 12. Pemanfaatan Media

Internet Sebagai Sumber Belajar PAI

Al–Fitrah: Jurnal Ilmu Ilmu Pendidikan

Vol. 10, September 2015

Prodi PAI FTIK IAIN Jember 7. Publikasi Ilmiah dalam bentuk buku (5 tahun terakhir)

No. Judul Buku Tahun Nama dan Tempat Penerbit 1. Statistik Pendidikan: Pengantar

Analisis Data untuk Penulisan Skripsi dan Tesis

2013 Pustaka Pelajar Yogyakarta, bekerja sama dengan STAIN Jember Press

2. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

2014 Pustaka Pelajar Yogyakarta, bekerja sama dengan STAIN Jember Press


(4)

8. Pengalaman Penelitian (5 tahun terakhir)

No. Judul Penelitian Tahun Jumlah

Biaya

Sumber Biaya 1. Peningkatan Efektivitas

Pembela-jaran Matakuliah Statistik Pendi-dikan Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif (Students As Teachers)

2009 - DIPA

STAIN Jember

2. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam

Pembelajaran di SMP Bustanul Makmur Genteng Banyuwangi

2010 - DIPA

STAIN Jember 3. Pengaruh Program Sertifikasi Guru

Dalam Jabatan Terhadap Semangat Inovasi Pembelajaran SDN di Kecamatan Klakah Kab. Lumajang

2011 - Mandiri

4. Sertifikasi, Kompetensi dan Inovasi Pembelajaran Dosen Perguruan Tinggi Agama Islam Di Kabupaten Banyuwangi

2012 - DIPA

STAIN Jember 5 Pengembangan Program

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama Unggulan Pondok Pesantren Bustanul Makmur Genteng Banyuwangi

2013 - DIPA

STAIN Jember

6 Peningkatan Mutu Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Unggulan Riyadlul Qori’in Ma’had Dirasatil Qur’aniyah Ajung Jember

2014 - DIPA

STAIN Jember

9. Pengalaman Pengabdian Masyarakat (5 tahun terakhir) No. Judul Pengabdian Kepada

Masyarakat Tahun

Jumlah Biaya dan Sumbernya

Hasil atau Dampak Kegiatan 1 Khotib pada Khutbah Jum’at 2010 - Pengamalan

Materi Khutbah 2 Nara Sumber Ceramah Agama 2010 - Pengamalan

Materi Pengajian 3 Khotib pada Khutbah Jum’at 2011 - Pengamalan


(5)

4 Nara Sumber Ceramah Agama 2011 - Pengamalan Materi Pengajian 5 Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru (PLPG), Asessor

2011 - Pendidik

Profesional 6 Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru (PLPG), Nara Sumber

2011 - Pendidik

Profesional 7 Nara Sumber Ceramah Agama 2012 - Pengamalan

Materi Pengajian 8 Khotib pada Khutbah Jum’at 2012 - Pengamalan

Materi Khutbah 9 Khotib pada Khutbah Jum’at 2013 - Pengamalan

Materi Khutbah 10 Khotib pada Khutbah Jum’at 2014 - Pengamalan

Materi Khutbah 11 Khotib pada Khutbah Jum’at 2015 - Pengamalan

Materi Khutbah 12 Pendidikan dan Latihan Profesi

Guru (PLPG), Nara Sumber

2014 - Pendidik

Profesional 13 Pendidikan dan Latihan Profesi

Guru (PLPG), Nara Sumber

2015 - Pendidik

Profesional 10. Pengamalam dalam kegiatan ilmiah/Seminar/Lokakarya/Workshop

No

. Judul Kegiatan

Tanggal/ Tahun

Tempat dan Penyelenggara

Peran Sebagai 1. Workshop Penguatan

Kelembagaan Prodi-Prodi di Lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam Ibrahimy Genteng Banyuwangi

20-22 Februari 2009

Sekolah Tinggi Agama Islam Ibrahimy Genteng Banyuwangi. STAI Ibrahimy,

Peserta

2. Seminar Penulisan Artikel dalam Jurnal Nasional dan Internasional

19 Maret 2011

Universitas Negeri Malang

Peserta

3. ToT (Training of Trainers) Assessor Fasilitator Diklat Calon Kepala Sekolah Provinsi Jawa Timur

26 Nov. s.d. 02 Des. 2011

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Timur. Trawes-Pasuruan

Peserta

4. Pelatihan Tutor Tutorial Tatap Muka melalui Program Akreditasi Tutor

16-18 Septem-ber 2011


(6)

Universitas Terbuka (PAT-UT)

5. Pemantapan Sistem Penjaminan Mutu Internal dan Pendampingan Re-Akreditasi Program Studi Politeknik Negeri Jember,

27 Sept. 2012

Politeknik Negeri Jember

Peserta

6. Workshop Sistem

Penjaminan Mutu Internal Perguruan Tinggi Menuju Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008,

23/11/20 12 dan 1-2/12/201 2

Kalibaru Cottage Banyuwangi

Peserta

7. Diklat Inovasi Pembelajaran

Menyongsong Kurikulum 2013

17 Juni 2013

Prodi Pendidikan Islam PPs STAIN Jember

Nara Sumber

8. Lokakarya dan Koordinasi Kurikulum

1-3 Juli 2013

Makassar Peserta

9 Seminar Internasional: Eksistensi Islam Politik Pada Pemilu 2014

1 April 2014

STAIN Jember Peserta

10 International Seminar “Media Freedom and Religious Intolerance Challenges of Islamic Studies in Promoting Moderate Islam”

10 Nov. 2015

IAIN Jember Nara

Sumber

11. Bidang mata kuliah keahlian a. Metode Penelitian

b. Statistik Pendidikan

c. Teknologi Pembelajaran (Strategi Pembelajaran, Media Pembelajaran, dan Evaluasi Pembelajaran)

Jember, 30 November 2015 Dosen Ybs,

Dr. H. Mundir, M.Pd NIP. 19631103 199903 1 002