Ciri-Ciri Usaha Mikro dan Kecil Yang Berhasil Kekuatan Dan Kelemahan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah

Usaha Menengah sesuai Instruksi Presiden No. 10 Tahun 1999 dan terakhir dirubah dengan Undang Undang No.20 Tahun 2008 tentang UMKM, sebagai berikut : a. Usaha Mikro adalah unit usaha yang memiliki nilai aset paling banyak Rp 50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300 juta. b. Usaha Kecil dengan nilai aset lebih dari Rp50 juta sampai dengan paling banyak Rp 500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300 juta hingga maksimum Rp 2,5 milyar c. Usaha Menengah adalah perusahaan dengan nilai kekayaan bersih lebih dari Rp 500 juta hingga paling banyak Rp 10 miliar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan di atas Rp 2,5 miliar sampai paling tinggi Rp 50 miliar.

2.1.3.2 Ciri-Ciri Usaha Mikro dan Kecil Yang Berhasil

Kredit kepada usaha mikro dan kecil merupakan kredit dengan karakteristik yang berbeda dengan kredit kepada usaha menengah dan korporasi. Adapun ciri-ciri usaha mikro dan kecil yang berhasil adalah memiliki kemandirian yang tinggi, komitmen yang tinggi dan pekerja keras, kepercayaan diri yang tinggi, berorientasi pada hasil, siap menerima risiko untuk selalu mencoba yang lebih baik, inovatif terhadap unsur teknologi dan manajemen, membina hubungan akrab dengan pelanggan Alma, 2005. Pelaku UKM memiliki persepsi dalam mengakses kredit dari perbankan yaitu tingginya tingkat suku bunga kredit perbankan; prosedur pengajuan kredit perbankan yang sulit; persyaratan jaminan yang memberatkan. Universitas Sumatera Utara Dilain sisi pihak perbankan memiliki persepsi tentang UKM yaitu anggapan UKM sebagai sektor yang complicated, high risk dan low profit; terbatasnya jaminan yang dimiliki UKM dan sulitnya mendapatkan UKM yang potensial. Persepsi dari kedua belah pihak tersebut secara bertahap sudah mulai menuju kearah perbaikan yaitu melunaknya syarat penyerahan agunan dengan memanfaatkan asuransi kredit, merancang metode monitoring kredit yang lebih khusus, menekan biaya pelayanan kredit yang relative lebih tinggi, dan penyederhanaan proses dan persyaratan persetujuan.

2.1.3.3 Kekuatan Dan Kelemahan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah

Menurut Alma 2005 dapat dikatakan ada empat 4 faktor umum yang mempengaruhi kegagalan usaha kecil, yaitu : a. Manajerial yang tidak kompeten. b. Kurang memberi perhatian. c. Sistem kontrol yang lemah. d. Kurangnya modal. Sedangkan yang mempengaruhi keberhasilan usaha kecil ada empat 4 faktor dasar yaitu : a. Kerja keras, motivasi, dan dedikasi. b. Permintaan pasar akan produk atau jasa yang disediakan. c. Kompetensi manajerial. d. Keberuntungan. Kombinasi antara kekuatan dan kelemahan tersebut sangat menentukan kemampuan UMKM dalam menghadapi tantangan-tantangan yang aktual saat ini yaitu perkembangan produk dan teknologi informasi yang pesat, akses ke pasar dan persaingan semakin bebas. Universitas Sumatera Utara

2.2 Penelitian Terdahulu

Lambok Tampubolon 2002 meneliti “Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL PT. Agkasa II Polonia Medan”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa penyaluran kredit pada usaha kecil harus disertai dengan pengawasan dan pembinaan yang kontinu, agar sasaran penggunaan kredit tercapai, karena banyak kredit digunakan untuk keperluan lain dan bukan untuk pengembangan usaha. Noviarna 2006 dengan judul ”Analisis Sistem Pemberian Kredit pada PT Bank Danamon Indonesia, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan”. Penelitian tersebut menggunakan metode analisis deskriptif dan deduktif. Berdasarkan hasil penelitian dinyatakan bahwa penyaluran kredit pada nasabah tidak sesuai dengan rencana penyaluran kredit yang mana hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kondisi ekonomi yang tidak menentu sehingga menyebabkan terjadinya kenaikan tingkat suku bunga kredit. Disamping itu juga terjadi ketidakefektifan manajemen dalam mengelola perkreditan.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proses penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan kolaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survei literatur. Dalam hal pemberian kredit, maka tiap Bank memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh calon debitor seperti kelengkapan dokumen usaha, agunan yang harus dipenuhi, kondisi usaha yang akan didirikan, serta aspek keuangan usaha kedepannya dalam rangka pemberian kredit kepada calon debitor. Berdasarkan pemaparan yang telah Universitas Sumatera Utara