d. Sinonim yang salah satu anggotanya menjadi istilah bidang tertentu. Misal,
plasenta dan ari-ari; ordonansi dan peraturan; disiarkan dan ditayangkan. e.
Sinonim yang salah satu anggotanya lebih banyak dipakai didalam ragam bahasa tulisan. Misal, selalu dan senantiasa; enak dan lezat; lalu dan
lampau; bisa dan racun. f.
Sinonim yang salah satu anggotanya lebih lazim dipakai di dalam bahasa percakapan. Misal, kayak dan seperti; ketek dan ketiak.
g. Sinonim yang salah satu anggotanya dipakai dalam bahasa kanak-kanak.
Misal, pipis dan berkemih; mimik dan minum; bobo dan tidur, mam mamam dan makan.
h. Sinonim yang salah satu anggotanya biasa dipakai di daerah tertentu saja.
Misal, cabai dan lombok; sukar dan susah; lepau dan warung; katak dan kodok; sawala dan diskusi.
2.5 Pilihan Bahasa
Pilihan bahasa merupakan suatu perwujudan dari penggunaan sebuah bahasa tertentu oleh seorang dwibahasawan setelah ia memutuskan untuk memilih
salah satu bahasa untuk menanggapi kejadian tertentu. Jika seseorang menggunakan lebih dari satu bahasa saat berkomunikasi dengan lainnya, mereka
selalu memilih salah satu bahasa untuk tujuan-tujuan tertentu, orang tertentu dan menggunakan bahasa yang lain untuk tujuan lain, tempat lain dan orang lain.
Dalam menjelaskan perilaku pemilihan bahasa pada masyarakat bilingual, Siregar 1998:50 mengemukakan beberapa hal seperti bahasa apa yang selalu
digunakan dalam interaksi keluarga, atau interaksi intra kelompok etnik sendiri.
Kemudian bahasa yang mana digunakan dalam interaksi inter kelompok etnik yang berbeda, lalu ciri apa yang dapat digunakan untuk menentukan pemilihan bahasa
dalam situasi dan menentukan pemilihan bahasa dalam situasi lainnya. Fissman 1968 mengatakan :
“When speakers use two languages, they will obviously not use both inculturasi all circumstances : in certain situations they will use one, in others, the other.”
Maksudnya : Bila orang dapat menggunakan dua bahasa pada kenyataannya mereka tidak menggunakan kedua-dua bahasa itu dalam semua situasi. Pada
situasi-situasi tertentu mereka akan menggunakan bahasa yang satu dan menggunakan yang satu lagi pada situasi yang lain.
Untuk batasan pemilihan bahasa ini Fissman merangkai sebuah pertanyaan : “Siapa yang berbicara, bahasa apa, kepada siapa dan kapan?”. Dengan demikian
bahwa pemilihan bahasa ini sangat bergantung kepada situasi, tempat, pembicara, mitra bicara, status social, jenis kelamin, dan latar belakang etnis.
Berdasarkan konsep dari Pilihan bahasa diatas, bahwa kaitannya penulis membahas pemakaian verba shikaru dan okoru yang merupakan salah satu verba
yang termasuk ke dalam pilihan bahasa terutama dalam pemilihan katanya yang sesuai dengan kontekstualnya.
BAB III ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA VERBA SHIKARU DAN OKORU
Maka pada Bab III ini penulis mencoba menganalisa pemakaian verba shikaru dan okoru yang sesuai dengan beberapa pendapat dari beberapa ahli
linguistik yang telah dipaparkan sebelumnya.
3.1 Fungsi dan Makna Verba Shikaru dalam Kalimat Bahasa Jepang