a.
Monokokus monococcus, bila kokus hidup menyendiri.
b.
Diplokokus diplococcus, bila kokus membentuk koloni terdiri dari dua kokus.
c.
Streptokokus streptococcus, bila koloni berbentuk seperti rantai.
d. Stafilokokus staphylococcus, bila koloni bakteri kokus membentuk
untaian seperti buah anggur.
e.
Sarsina Sarcina, bila koloni bakteri mengelompok serupa kubus.
f.
Tetrakokus tetracoccus, bila koloni terdiri dari empat kokus.
3. Spiril spirillum Spiril merupakan bakteri yang berbentuk bengkok atau berbengkok-
bengkok seperti spiral. Bakteri yang berbentuk spiral sangat sedikit jenisnya. Golongan ini merupakan golongan yang paling kecil jika dibandingkan dengan
golongan basil dan golongan kokus. Bakteri yang berbentuk spiral tidak banyak jumlahnya.
2.4 Escherichia coli
Escherichia coli umumnya hidup pada saluran pencernaan manusia dan hewan sehingga kontaminasi bakteri ini pada makanan biasanya berasal dari
kontaminasi air yang digunakan. Bahkan makanan yang sering terkontaminasi oleh Escherichia coli diantaranya ialah daging ayam, daging sapi, daging babi
selama penyembelihan, ikan dan makanan-makanan hasil laut lainnya, telur dan produk olahannya, sayuran, buah-buahan, sari buah, serta bahan minuman seperti
susu dan lainnya Supardi dan Sukamto, 1998.
Klasifikasi Escherichia coli adalah sebagai berikut: Superdominan
: Phylogenetica Filum
: Proteobacteria Kelas
: Gamma Proteobacteria Ordo
: Enterobacteriales
Universitas Sumatera Utara
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Esherichia
Spesie : Escherichia coli
2.4.1 Patofisiologi Escherichia coli diklasifikasikan berdasarkan sifat virulensinya yaitu:
A. Enteropathogenic Escherichia coli EPEC EPEC merupakan penyebab diare pada bayi, khususnya di negara
berkembang. EPEC melekat pada sel mukosa usus kecil yang mengakibatkan diare disertai muntah-muntah dan demam, yang biasanya susah diatasi namun
tidak kronis. B. Enterotoxigenic Escherichia coli ETEC
ETEC merupakan penyebab diare pada musafir dan bayi, terutama di daerah beriklim tropis. ETEC menyebabkan diare yang disertai dengan kram dan
suhu turun atau tidak demam. Diare yang disebabkan oleh ETEC hampir sama dengan kolera karena terganggunya proses pencernaan akibat infeksi bakteri.
C. Enteroinvasive Escherichia coli EIEC Infeksi dari EIEC hampir sama dengan penyakit yang disebabkan oleh
Shigella. Penyakit ini disertai dengan demam dan kram pada perut sehingga mengakibatkan colonic phase with bloody and mucoid stools. Infeksi EIEC
ditemukan pada cemaran makanan dan air dan dapat juga ditularkan dari orang ke orang.
D. Enterohemorrhagic Escherichia coli EHEC EHEC menyebabkan hemorrhagik kolitis, yaitu diare yang disertai dengan
hemolitik syndrome HUS dan thrombositopenia. Kasus HUS merupakan penyebab gagal ginjal pada anak-anak di amerika serikat Miliotis, 2003.
E. Enteroaggregative Escherichia coli EAEC EAEC menyebabkan diare dan kronis yang gejalanya timbul dalam
jangka waktu lebih dari 14 hari. Organisme ini juga menyebabkan penyakit akibat
Universitas Sumatera Utara
makanan di negara berkembang. Patogenesis EAEC penyebab diare tidak terlalu dipahami, meskipun melekat pada mukosa intestinal dan menghasilkan
entorotoksin dan sitotoksin. Entorotoksin dan sitotoksin yang dihasilkan dapat menyebabkan kerusakan mukosa, pengeluaran mukus, dan terjadinya diare pada
manusia Brooks,
2001.
2.5 Kolifrorm