KARAKTERISTIK UMUM 3.61 24.96 3.06 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Prosedur pengambilan data penelitian dilakukan selama 4 bulan dari Mei sampai dengan Agustus 2011, mencakup 50 subjek penelitian yang terpilih secara acak dengan status fisik ASA 1 dan 2 yang menjalani operasi seksio sesaria dengan anestesi regional blok subaraknoid sesuai dengan prosedur penelitian. Subjek penelitian dibagi dalam 2 kelompok, dimana kelompok A sebanyak 25 pasien mendapat Parasetamol 1 gr6 jam intravena dan kelompok B sebanyak 25 pasien mendapat Ketorolak 30 mg6 jam intravena. Tidak ada subjek yang keluar dari prosedur penelitian. Setelah dilakukan pemasukan dan pengolahan data, maka didapatkan hasil-hasil penelitian sebagaimana ditampilkan didalam bab ini.

4.1 KARAKTERISTIK UMUM

Karakteristik umum subjek penelitian dinilai dari umur, berat badan, BMI, jenis suku, tingkat pendidikan, dan PS-ASA. Hasil penelitian terlihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.1-1. Karakteristik umum berdasarkan umur, berat badan dan BMI VARIABEL Kelompok A Parasetamol Kelompok B Ketorolak p Umur Berat Badan BMI 25.88 3.04 65.88 11.33

27.34 3.61 24.96 3.06

66.68 8.01 26.65 2.99 0.99 0.14 NS 0.44 NS NS Uji t-test Umur pasien yang menjadi subjek penelitian pada kedua kelompok dari yang paling muda 20 tahun dan tertua berusia 30 tahun dengan rata-rata 25.88 tahun pada kelompok Parasetamol dan 24.96 tahun pada kelompok Ketorolak. Dengan Uji t-test didapatkan nilai p = 0,99 berarti berbeda tidak bermakna proporsi umur antara kedua kelompok tersebut. Universitas Sumatera Utara Berat badan pada kedua kelompok berkisar 48 kg hingga 88 kg dengan rata- rata 65.88 kg pada kelompok Parasetamol dan 66.68 tahun pada kelompok Ketorolak. Dengan Uji t-test didapatkan nilai p = 0.14 berarti berbeda tidak bermakna proporsi berat badan antara kedua kelompok tersebut. Indeks massa tubuh BMI pada kedua kelompok berkisar 21.33 hingga 34.37 dengan rata-rata 27.34 pada kelompok Parasetamol dan 26.65 tahun pada kelompok Ketorolak. Dengan Uji t-test didapatkan nilai p = 0.44 berarti berbeda tidak bermakna proporsi indeks massa tubuh antara kedua kelompok tersebut. Tabel 4.1-2. Karakteristik umum berdasarkan jenis suku Jenis Suku Kelompok A Kelompok B Total p Parasetamol Ketorolak Batak 13 26,0 15 30,0 28 56,0 Jawa 6 12,0 4 8,0 10 20,0 Melayu 3 6,0 3 6,0 6 12,0 0.78 NS Padang 2 4,0 3 6,0 5 10,0 Aceh 1 2,0 0 0,0 1 2,0 Total 25 50,0 25 50,0 50 100,0 Uji Chi-Square Jenis suku terbanyak pada kedua kelompok penelitian ini adalah Batak, dimana pada kelompok Parasetamol 26 dan kelompok Ketorolak sebesar 30. Jenis suku dianalisa dengan Uji Chi-square untuk menilai perbedaan proporsi antara kedua kelompok penelitian didapatkan p = 0.78 berarti berbeda tidak bermakna pada proporsi jenis suku diantara kedua kelompok. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1-3. Karakteristik umum berdasarkan tingkat pendidikan Tingkat Kelompok A Kelompok B Total p Pendidikan Parasetamol Ketorolak Tidak Sekolah 0 0,0 0 0,0 0 0,0 SD 0 0,0 0 0,0 0 0,0 SMP 2 4,0 3 6,0 5 10,0 0.30 NS SMA 22 44,0 18 36,0 40 80,0 D 3 Sarjana 1 2,0 4 8,0 5 10,0 Total 25 50,0 25 50,0 50 100,0 Uji Chi-Square Tingkat pendidikan terbanyak pada kedua kelompok penelitian ini adalah SMA, dimana pada kelompok Parasetamol 44 dan kelompok Ketorolak sebesar 18. Tingkat pendidikan dianalisa dengan Uji Chi-square untuk menilai perbedaan proporsi antara kedua kelompok penelitian didapatkan p = 0.30 berarti berbeda tidak bermakna pada proporsi tingkat pendidikan diantara kedua kelompok. Tabel 4.1-4. Karakteristik umum berdasarkan status fisik ASA Status Fisik Kelompok A Kelompok B Total p ASA Parasetamol Ketorolak ASA 1 10 20,0 12 24,0 24 44,0 0.56 ASA 2 15 30,0 13 26,0 28 56,0 NS Total 25 50,0 25 50,0 50 100,0 Uji Chi-Square Status fisik ASA pada kedua kelompok ini adalah 1 dan 2, dimana pada kelompok Parasetamol yang terbanyak adalah ASA 2 sebesar 30 dan kelompok Ketorolak yang terbanyak juga ASA 2 sebesar 26. Status fisik ASA diuji dengan Uji Chi-square dengan nilai p = 0.56 berarti berbeda tidak bermakna pada proporsi status fisik ASA diantara kedua kelompok. Universitas Sumatera Utara

4.2 KARAKTERISTIK HEMODINAMIK PRE-OPERASI

Dokumen yang terkait

Perbandingan Efek Analgesia Parasetamol 15 mg/kgBB Intravena Dengan Metamizol 15 mg/kgBB Intravena Sebagai Preventif Analgesia Pada Pembedahan Pasien Anak Dengan Anestesi Umum

2 63 94

Perbandingan Efektifitas Ketamin Dosis 0,12 Mg Kg Jam Dan Fentanil Dosis 1 Mcg Kg Jam Kontinu Intravena Untuk Penanganan Nyeri Pascabedah

0 0 19

Perbandingan Efektifitas Ketamin Dosis 0,12 Mg Kg Jam Dan Fentanil Dosis 1 Mcg Kg Jam Kontinu Intravena Untuk Penanganan Nyeri Pascabedah

0 0 2

Perbandingan Efektifitas Ketamin Dosis 0,12 Mg Kg Jam Dan Fentanil Dosis 1 Mcg Kg Jam Kontinu Intravena Untuk Penanganan Nyeri Pascabedah

0 0 10

Perbandingan efek parasetamol 1 gr 6 jam intravena dan Ketorolak 30 mg 6 jam intravena untuk penanganan nyeri paska pembedahan seksio sesaria dengan anestesi regional blok subaraknoid

0 0 22

Perbandingan efek parasetamol 1 gr 6 jam intravena dan Ketorolak 30 mg 6 jam intravena untuk penanganan nyeri paska pembedahan seksio sesaria dengan anestesi regional blok subaraknoid

0 0 4

Perbandingan efek parasetamol 1 gr 6 jam intravena dan Ketorolak 30 mg 6 jam intravena untuk penanganan nyeri paska pembedahan seksio sesaria dengan anestesi regional blok subaraknoid

0 0 14

Perbandingan efek parasetamol 1 gr 6 jam intravena dan Ketorolak 30 mg 6 jam intravena untuk penanganan nyeri paska pembedahan seksio sesaria dengan anestesi regional blok subaraknoid

1 1 27

Perbandingan efek parasetamol 1 gr 6 jam intravena dan Ketorolak 30 mg 6 jam intravena untuk penanganan nyeri paska pembedahan seksio sesaria dengan anestesi regional blok subaraknoid

0 0 6

Perbandingan efek parasetamol 1 gr 6 jam intravena dan Ketorolak 30 mg 6 jam intravena untuk penanganan nyeri paska pembedahan seksio sesaria dengan anestesi regional blok subaraknoid

0 0 13