II.3 Kapasitas Jembatan
HANKIN, dan WRIGHT 1958, mengadakan studi perpindahan dari pejalan kaki. Hasilnya bahwa kapasitas jembatan mengenai kecepatan berjalan
rata-rata yang diijinkan untuk satu pejalan kaki tiap meter persegi adalah sampai 0,75 mdet di atas tangga berdasarkan kecepatan 1,52 mdet pada permukaan
datar dan 0,15 mdet secara vertikal pada kecepatan arus dari 50 orang per meter lebar deklantai jembatan per menit. Kepadatan tertinggi dan kelanjutan dapat
dicapai, tetapi hanya dengan mengurangi kenyamanan bagi mereka yang menggunakan jembatan.
Bentuk dan dimensi orang Indonesia pada umumnya lebih kecil dari pada orang barat, standar-standar ini dapat dikurangi sedemikian rupa. Toleransi sosial
masyarakat pengguna jembatan penyeberangan di Indonesia mungkin lebih tinggi dari pada di negara Barat.
II.4 Arus Lalu Lintas
Kendaraan sebagai objek utama pengguna suatu jalan dan merupakan elemen pembentuk arus lalu lintas. Upaya meminimalisasikan konflik antara arus
lalu lintas dengan arus peyeberangan jalan merupakan alasan utama penempatan suatu jenis fasilitas penyeberangan pada suatu ruas jalan. Kendaraan yang terdiri
dari 3 jenis komposisi yang berbeda - beda membentuk volume dan arus lalu lintas yang berbeda - beda pada suatu ruas jalan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
II.5 Hubungan Jumlah Aliran Arus Penyeberang Jalan dan Kendaraan
Penelitian kecelakaan pejalan kaki di penyeberangan yang dilakukan di Inggris membandingkan beberapa variasi hubungan antara arus penyeberang jalan
P dan arus kendaraan V dengan kecelakaan rata-rata di beberapa lokasi, diperoleh hubungan PV² sebagai pengukur tingkat konflik antara arus kendaraan
dan penyeberang jalan pada fasilitas penyeberangan, dimana P adalah arus rata- rata penyeberang jalan per jam di sepanjang daerah pengamatan selama dua jam
sibuk Berdasarkan rumus berikut : P
Rata-rata
= ∑ P
h
h ;.............. ………………………….......…….2.1
Dimana: h = jumlah jam
V adalah arus kendaraan per jam yang lewat dalam dua jam sibuk Berdasarkan rumus berikut :
V
Rata-rata
= ∑ V
h
h ;............................…………………........................2.2
Departement of Transport Road and Local Transport Directorate 1980, menyarankan dalam Departemental Advice Note TA1080 bahwa fasilitas
penyeberangan ditempatkan pada daerah dimana harga PV² lebih besar dari 10
8
, untuk jalan dengan perlindungan harga batas PV² lebih besar yaitu 2.10
8
. Pada lokasijalan dimana harga PV² lebih kecil dari 10
8
maka lokasijalan tersebut ditempatkan pada daerah penyeberangan tidak resmi. Penyeberangan tidak resmi
adalah pejalan kaki yang menyeberang jalan pada suatu lokasijalan yang tidak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
memerlukan fasilitas penyeberangan, karena konflik yang terjadi antara arus kendaraan penyeberang jalan pada lokasijalan tersebut relatif kecil, Department
of Transport 1980. Penentuan fasilitas penyeberangan dapat dilihat pada Gambar 2.2. Kriteria pemilihan penyeberangan sebidang adalah:
Didasarkan pada rumus empiris PV², dimana P adalah arus pejalan kaki yang menyeberang ruas jalan sepanjang 50 m tiap jam-nya pejalan kakijam
dan V adalah arus kendaraan tiap jam dalam 2 dua arah kendaraanjam. P dan V merupakan arus rata-rata pejalan kaki dan kendaraan pada 2 jam
sibuk dengan rekomendasi awal seperti table 2.1 dan Gambar 2.2.
Tabel 2.1. Pemilihan Fasilitas Penyeberangan Sebidang P.V
2
Jam P
OrgJam V
KendaraanJam Tipe Fasilitas
10
8
50-1100 300-500
Zebra Cross ZC
2x10
8
50-1100 400-750
ZC dgn Lampu Pengatur
10
8
50-1100 500
Pelican p
10
8
1100 500
Pelican p
2x10
8
50-1100 700
P dengan Pelindung
2x10
8
1100 400
P dengan Pelindung
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Keterangan : P.V : Nilai untuk menentukan nilai fasilitas penyeberangan, P : Arus pejalan kaki yang
menyeberang diruas jalan sepanjang 50 m tiap jamnya orgjam, V : Arus lalu lintas dalam dua arah tiap jam kendaraanjam.
Sumber: Perekayasan Fasilitas Pejalan Kaki Diperkotaan Dpu-1997
Tabel 2.2 Penentuan Jenis Fasilitas Penyeberangan P.V
2
JAM P
OrgJam V
KendaraanJam Tipe Fasilitas
5x10
8
100-1250 2000-5000
Zebra Cross ZC
10
8
100-1250 3500-7000
ZC dgn lampu pengatur
5x10
8
100-1250 5000
Dengan lampu pengaturjembatan
5x10
8
1250 2000
Dengan lampu pengaturjembatan
10
8
100-1250 7000
Jembatan
10
8
1250 3500
Jembatan
Keterangan : P.V
2
: Nilai untuk menentukan nilai fasilitas penyeberangan, P: Arus pejalan kaki yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menyeberang diruas jalan sepanjang 100 m tiap jamnya orgjam, V: Arus lalu lintas dalam dua arah tiap jam kendaraanjam.
Sumber: Deprtemen Advice Note TA1080
Kriteria pemilihan penyeberangan tidak sebidang adalah : PV² lebih dari 2 x 10
8
. arus pejalan kaki p lebih dari 1.100 orang jam arus kendaraan 2 arah V lebih dari 750 kendaraanjam, yang diambil dari arus
rata-rata selama 4 empat jam sibuk. Pada ruas jalan dengan kecepatan rencana 70 kmjam.
Pada kawasan strategis, tetapi tidak memungkinkan para penyeberang jalan untuk menyeberang jalan selain pada jembatan penyeberangan.
Persyaratanyang harus dipenuhi untuk diadakannya
jembatan penyeberangan agar sesuai dengan yang ditentukandipersyaratkan seperti
aspek keselamatan, kenyamanan dan kemudahan bagi pejalan kaki, maka hal-hal berikut ini harus diperhatikan yaitu :
1. kebebasan vertikal antara jembatan dengan jalan ≥ 5,0 m
2. tinggi maksimum anak tangga diusahakan 15 cm 3. lebar anak tangga 30 cm
4. panjang jalur turun minimum 1,5 m 5. lebar landasan tangga dan jalur berjalan minimum 2,0 m
6. kelandaian maksimum 10 Dasar penetapan kriteria tersebut diatas adalah dengan asumsi kecepatan rata-
rata pejalan kaki pada jalan datar 1,5 mdetik, pada tempat miring 1,1 mdetik, dan pada tempat vertikal 0,2 mdetik.
Departement of Transport, Road and Local Transport, memberi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
rekomendasi dalam dokumen Departemental Advice Note TA1080, bahwa kriteria untuk menentukan tipe fasilitas penyeberangan adalah seperti
ketentuan pada Tabel 2.2.
Fungsi fasilitas Pejalan Kaki Ditinjau dari : Pejalan kaki, untuk memberikan kesempatan bagi lalulintas orang sehingga
dapat berpapasan pada masing-masing arah dengan rasa aman dan nyaman. Lalulintas, untuk menghindari bercampurnya atau terjadinya konflik antara
pejalan kaki dengan kendaraan
Faktor yang harus dipertimbangkan dalam penggunaan fasilitas penyeberangan tidak sebidang menurut Paver Bottomley adalah:
Tingkat keamanan dan keselamatan safety untuk menghindari terjadinya kecelakaan.
Tingkat konflik pejalan kaki dengan kendaraan traffic dengan perhitungan secara kuantitatif.
Efisiensi biaya. Ketepatan penggunaan fasilitas penyeberangan tidak sebidang dari segi
desain dan lokasi, serta kenyamana dan kemudahan penggunaannya. Semua warga harus dilatih untuk menjadi pemakai jalan yang baik pada
semua tingkat umur dan belajar mengenai keselamatan dijalan dan perilaku pejalan kaki.
Hobbs, 1995.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Disamping hubungan PV² dinyatakan sebagai indikasi awal perlunya penyediaan fasilitas penyeberangan, perlu dipertimbangkan juga beberapa hal,
antara lain: a. Headway antar kendaraan.
b. Frekuensi kecelakaan. c. Kapasitas jalan.
d. Lebar jalan. e. Peruntukan jalan.
f. Pemanfaatan lahan di sepanjang jalan.
g. Jarak jalan pejalan kaki rata-rata average walking distance.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.2 Penentuan Jenis Fasilitas Penyeberangan
Sumber: Department of Transport 1980
II.6 Konstruksi Jembatan Penyeberangan