Dampak Emosional Dampak Sistemik

pada plak yang terakumulasi di antara gigi dan gusi dengan tanda-tanda klinis perubahan warna lebih merah dari normal, gusi bengkak, dan berdarah pada tekanan ringan. Gingivitis akan berkembang menjadi periodontitis jika tidak dilakukan perawatan. Gejala yang dirasakan salah satunya adalah perdarahan gusi ketika menyikat gigi. Selain itu juga dapat terjadi halitosis, resesi gingiva, dan pembentukan saku gusi. Periodontitis yang tidak dirawat akan mengakibatkan kehilangan tulang alveolar di sekitar gigi dan pada akhirnya akan terjadi kehilangan gigi. 22 Karies adalah suatu penyakit pada jaringan gigi yang ditandai kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi yang meluas ke arah pulpa. Karies dapat timbul pada satu permukaan gigi dan dapat meluas ke dentin atau ke pulpa. Apabila tidak dirawat, karies dapat menimbulkan rasa nyeri, infeksi, dan kehilangan gigi. 23 Pada beberapa kasus, ditemukan bahwa karies juga dapat menyebabkan kematian. 10 Trauma atau injuri baik yang langsung mengenai gigi maupun jaringan sekitarnya dapat membuat gigi terlepas dari soketnya. Kehilangan gigi akibat trauma dapat terjadi karena kecelakaan seperti kecelakaan bermotor, bersepeda, serangan pada wajah, dan kontak ketika berolahraga. Kehilangan gigi juga disebabkan oleh perawatan orthodonti. Penelitian yang dilakukan oleh Sanya BO dkk pada masyarakat di Kenya menunjukkan bahwa penyebab utama kehilangan gigi adalah karies 52,6, penyakit periodontal 27,6, dan secara umum akibat trauma dan alasan pencabutan karena perawatan ortodonti sebesar 2 dan 2,2. 24

2.1.2 Dampak Kehilangan Gigi

Kehilangan sebagian maupun seluruh gigi memiliki dampak seperti emosional, sistemik, dan fungsional. 6,8,10

2.1.2.1 Dampak Emosional

Kehilangan gigi dapat menimbulkan berbagai dampak emosional dalam kehidupan sehari-hari. Emosi merupakan pengalaman psikologi yang kompleks dari suatu keadaan pikiran individu sebagai interaksi dari lingkungan luar dan lingkungan dalam. 5 Beberapa dampak yang terjadi diantaranya adalah berkurangnya kepercayaan diri dan keterbatasan aktivitas sosial. Keadaan yang lebih kompleks lagi dari dampak emosional yang terjadi yaitu perasaan sedih dan depresi, merasa kehilangan bagian diri, dan merasa lebih tua. Penelitian Davis dkk menunjukkan 45 dari pasien di London sulit menerima kehilangan gigi dan mengungkapkan adanya dampak emosional akibat kehilangan gigi. 6

2.1.2.2 Dampak Sistemik

Sistemik adalah pengaruh yang ditimbulkan akibat efek lokal. 7 Dampak sistemik antara lain penyakit kardiovaskular, kanker gastrointestinal, dan stroke diakibatkan status rongga mulut yang buruk . 8,10,11 Penyakit-penyakit di atas terjadi karena ketidakcukupan nutrisi karena ketidakmampuan dalam mengunyah makanan sehubungan dengan kehilangan gigi. Hubungan lain kehilangan gigi dengan penyakit kardiovaskular adalah akibat infeksi peradangan pada rongga mulut yang disebabkan penyakit periodontal. Penyakit periodontal dapat menyebabkan disfungsi endotelial, pembentukan plak arteri karotid, dan dapat menyebabkan kemunduran kemampuan antiterogenik dari HDL. 22 Ketidakseimbangan dari konsumsi makanan tersebut akan menimbulkan penyakit kardiovaskular, osteoporosis, dan keganasan gastrointestinal. 10 Kurangnya konsumsi kalsium dan vitamin D yang berasal dari buah-buahan dan sayuran dapat meningkatkan terjadinya osteoporosis. 25 Resiko timbulnya penyakit gastrointestinal seperti kanker esofagus dan kanker lambung dapat juga meningkat sehubungan dengan kehilangan gigi. Kehilangan gigi merupakan suatu gambaran yang buruk dari kondisi kesehatan rongga mulut yang memperantarai penumpukan bakteri pada gigi dan juga sebagai penanda adanya bakteri endogen, khususnya flora gastrointestinal. Penelitian Abnet dkk menunjukkan bahwa pasien yang kehilangan gigi memiliki jumlah flora mulut yang lebih banyak sehingga lebih selektif dalam mereduksi nitrat menjadi nitrit. Nitrit akan bereaksi secara langsung dengan amina dan akan diubah menjadi carsinogenik nitrosiamines. Nitrosiamin yang dihasilkan akan mengakibatkan keganasan pada gastrointestinal. Zat karsinogenik seperti oksigen reaktif dan asetaldehid juga diproduksi oleh bakteri mulut. 10

2.1.2.3 Dampak Fungsional

Dokumen yang terkait

Kebiasaan Memelihara Kebersihan Gigitiruan Pada Masyarakat Pemakai Gigitiruan Sebagian Lepasan Di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2012

3 51 98

Pola Asupan Nutrisi Akibat Kehilangan Sebagian Gigi Pada Masyarakat Yang Tidak Dan Menggunakan Gigitiruan Sebagian Lepasan Di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal

0 26 125

Penatalaksanaan Space Maintainer Lepasan Pada Kehilangan Gigi Molar Susu Bilateral

0 28 30

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gigitiruan Sebagian Lepasan - Kebiasaan Memelihara Kebersihan Gigitiruan Pada Masyarakat Pemakai Gigitiruan Sebagian Lepasan Di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2012

0 0 14

Kebiasaan Memelihara Kebersihan Gigitiruan Pada Masyarakat Pemakai Gigitiruan Sebagian Lepasan Di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2012

0 0 8

KEBIASAAN MEMELIHARA KEBERSIHAN GIGITIRUAN PADA MASYARAKAT PEMAKAI GIGITIRUAN SEBAGIAN LEPASAN DI KELURAHAN TANJUNG REJO KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2012

0 0 16

POLA ASUPAN NUTRISI AKIBAT KEHILANGAN SEBAGIAN GIGI PADA MASYARAKAT YANG TIDAK DAN MENGGUNAKAN GIGITIRUAN SEBAGIAN LEPASAN DI KELURAHAN TANJUNG REJO KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

0 0 13

Lampiran 1 Kerangka Konsep Skripsi Pola Asupan Nutrisi Akibat Kehilangan Sebagian Gigi pada Masyarakat yang Tidak dan Menggunakan Gigitiruan Sebagian Lepasan di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal

0 0 55

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Pola Asupan Nutrisi Akibat Kehilangan Sebagian Gigi Pada Masyarakat Yang Tidak Dan Menggunakan Gigitiruan Sebagian Lepasan Di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal

0 0 11

POLA ASUPAN NUTRISI AKIBAT KEHILANGAN SEBAGIAN GIGI PADA MASYARAKAT YANG TIDAK DAN MENGGUNAKAN GIGITIRUAN SEBAGIAN LEPASAN DI KELURAHAN TANJUNG REJO KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

0 0 13