Tujuan Pengatalogan Fungsi Pengatalogan Terbitan berseri Deskripsi Katalog Terbitan Berseri

2.4.1 Tujuan Pengatalogan

Tujuan pengatalogan perpustakaan pertama sekali dikemukakan oleh cutter pada tahun 1867 . Menurut Hasugian di dalam buku dasar-dasar ilmu perpustakaan dan informasi 2009 : 151 tujuan pengatalogan adalah : 1. Katalog perpustakaan dapat digunakan oleh pengguna untuk menemukan bahan Pustaka yang diinginkanya berdasarkan pengarang, judul, maupun subjeknya. Pengertian ini menjelaskan bahwa fungsi katalog perpustakaan sebagai sarana atau alat bantu dalam temu balik informasi di perpustakaan . 2. Katalog dapat menunjukan dokumen apa saja yang dimiliki oleh sebuah perpustakaan. katalog perpustakaan berfungsi sebagai suatu sistem komunikasi yang dapat menunjukan kekayaan koleksi. 3. Katalog dapat membantu pada pemilihan sebuah buku berdasarkan edisinya , atau berdasarkan karakternya – sastra atau topik . Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pengatalogan adalah sebagai sarana temu balik informasi, sistem komunikasi dan sebagai daftar invertaris koleksi di suatu perpustakaan .

2.4.2 Fungsi Pengatalogan Terbitan berseri

Tulisan, ulasan yang dimuat oleh terbitan berseri ini meruapakan ide atau gagasan asli seorang atau beberapa pengarang yang disusun ringkas sehingga sering disebut dengan literatur primer . terbitan ini sangat berguna untuk memajukan studi dan merupakan sarana yang lebih efektif dalam pengembangan ilmu pengetahuan . Menurut Lasa 1994 : 21 fungsi pengatalogan terbitan berseri sebagai berikut : 1. Dapat memberikan ruang untuk menampung ide, gagasan, pengalaman beberapa orang . dalam lembaran-lembaran itulah dituangkan karangan, ulasan maupun hasil wawancara dengan beberapa ahli . 2. Menyampaikan gagasan, ide dan penemuan baru dalam bidang tertentu . 3. Memberikan gambaran, potret peristiwa kejadian serta situasi yang terjadi di bidang politik, ekonomi, kebudayaan serta perkembangan baru dalam ilmu pengetahuan dan teknologi . Universitas Sumatera Utara

2.4.3 Sumber Informasi Pengatalogan

Sumber informasi dalam pengatalogan deskriptif adalah bagian-bagian dari bahan pustaka atau sumber yang mencantumkan informasi yang dibutuhkan untuk membuat suatu deskripsi katalog sebuah bahan pustaka. Dalam hal ini yang disebut dengan sumber informasi utama yaitu bagian utama dari bahan pustaka tersebut yang memuat informasi yang sangat dibutuhkan dalam pengatalogan. Menurut Buku Terbitan Berseri Pengelolaan dan Pengolahan Siregar, Belling:2013,27 ada beberapa sumber informasi yang perlu diketahui, yaitu : 1. Halaman Judul Title Page Halaman judul merupakan sumber informasi utama. Halaman judul yang dimaksudkan adalah lembaran yang terbit bersamaan dengan nomor terakhir dari suatu volume tersebut. Jika tidak ada halaman judul tersebut karena pengatalog tidak dapat menunggu nomor terakhir volume tersebut untuk dikatalog, maka dapat digunakan kedua. Apabila terbitan pertama juga tidak dimiliki oleh perpustakaan, karena perpustakaan tidak melanggan terbitan berseri tersebut mulai dari nomor pertama maka sebagai sumber informasi utama yang ketiga adalah halaman judul nomor pertama yang dimiliki perpustakaan . 2. Cover Sampul Cover adalah bagian depan muka sebuah terbitan berseri, yang biasanya disain Gambar dan tulisan dibuat menarik. Cover dapat digunakan sebagai sumber informasiterbitan tersebut jika tidak mempunyai halaman judul. 3. Caption Caption adalah judul dan informasi lainya yang diletakan pada bagian atas dari halaman pertama yang berisi teks. Dengan kata lain dapat disebut bahwa caption adalah judul utama headline pada awal teks atau chapter dari suatu buku atau majalah. Dalam bentuk mikro, caption berarti identifikasi singkat tentang bahan fotograf yang dapat dibaca tanpa menggunakan alat baca. 4. Mashead Mashead adalah pernyataan dari judul, kepemilikan,editor,tarifharga berlangganan dan sebagainya dari sebuah terbitan berseri. Untuk koran disebut dengan halaman editorial, yaitu halaman muka sebelah atas koran tersebut. Untuk majalah maupun jurnal biasanya di atas daftar isi majalah tersebut. 5. Halaman Editorial Halaman editorial adalah halaman yang mencantumkan informasi bibliografis terbitan tersebut, yamg mencakup judul, kepemilikan, penerbit, tim editor, frekwensi terbit dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara 6. Kolofon Kolofon adalah sebuah pernyataan yang terdapat pada halaman akhir sebuah terbitan yang memberikan informasi tentang salah satu atau lebih informasi, yaitu judul,pengarang,penerbit,tahun penerbitan atau tahun penerbitan atau tahun pencetakan dan informasi lainya . Deskripsi bibliografi terbitan berseri terdiri dari 8 daerah, tiap daerah mempunyai sumber informasi masing-masing. Jika informasi tidak ditemukan pada sumber yang ditetapkan bagi daerah, maka informasi tersebut harus ditempatkan diantara kurung siku [ ], sedangkan tanda baca yang digunakan sama dengan tanda baca yang digunakan katalogisasi monograf. Menurut Siregar 2013 : 28 sumber informasi tiap daerah deskripsi bibliografi adalah sebagai berikut : 1. Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab, informasinya diidentifikasi dari sumber informasi utama yaitu dari halaman judul. 2. Untuk daerah edisi, daerah penomoran danatau penanda urutan kronologi huruf,serta daerah penerbitan, distribusi, ketiga-tiganya menggunaka sumber informasi utama yaitu halaman judul serta halaman-halaman permulaan lain, kolophon. 3. Sedangkan untuk daerah deskripsi fisik dan daerah seri, informasinya dicatat dari sumber informasi yang berasal dari terbitan berseri yang dikatalog . 4. Terakhir, untuk daerah catatan dan daerah nomor standar, informasinya dapat dicatat dari sumber informasi apa saja. Sumber informasi yang utama menurut prioritas adalah : 1. Judul dan keterangan penanggung jawab : Halaman judul atau pengganti halaman judul 2. Edisi : Halaman judul atau pengganti halaman judul 3. Penomoran : Halaman judul atau pengganti Halaman judul,halaman lain,halaman permulaan pendahuluan. Universitas Sumatera Utara 4. Penerbitan dan distribusi : Halaman judul atau pengganti, halaman judul, halaman lain dan halaman permulaanpendahuluan 5. Deskripsi fisik : Terbitan itu sendiri 6. Seri : Terbitan itu sendiri 7. Catatan : Publikasi itu sendiri 8. Nomor standar ISSN : Publikasi itu sendiri Yang dimaksud halaman lainya adalah seperti sampul, caption,mashead dan halaman editorial. Sumber lain adalah semua sumber yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi terbitan tersebut, baik dalam terbitan maupun dari terbitan lainya, seperti kata pengantar, pendahuluan, teks, lampiran atau bahan yang menyertainya dan sebagainnya. Pencantuman informasi yang diperoleh dari luar sumber informasi utama tersebut dalam katalog dicatat antara kurung siku [ ]. Dalam pengatalogan, pustakawan harus memperhatikan secara cermat beberapa hal yang kemungkinan akan ditemui sehubungan dengan sumber informasi yang digunakan dalam pengatalogan terbitan berseri, antara lain : 1. Judul sebenarnya hanya ditemukan pada satu sumber informasi Jika hal ini ditemui, maka kataloger harus mencantumkan dalam catatan dari mana informasi itu diperoleh, misalnya : Judul hanya pada caption, maka harus dinyatakan dalam catatan. 2. Judul sebenarnya ditemukan pada beberapa lebih dari satu sumber informasi Ada kalanya judul terdapat pada sumber informasi, dengan tampilan yang berbeda, misalnya tampilan judul pada halaman judul dan sampul berbeda. Contoh : halaman judul sebuah jurnal Pada halaman sampul Indonesia Journal of INDONESIA JOURNAL OF Crop Science CROP Volume 1 SCIENCE Ministri of Agriculture Agency for Agriculture Research and Development Agencny for agriculture Research Universitas Sumatera Utara Republic of Indonesia Volume 1, no.1,pp 1-64 januari 1985 3. Dalam satu sumber tercantum lebih dari satu judul sebenarnya Contoh : OR SPEKTRUM Operation research-Spektrum Organ der Deutschen Gesellschaft Fur Operation Research Band 1 helt 1 1979 OR spectrum ISSN 0171-6468 spinger- Velag Berlin Heidelberg New York Jika pustakawan menemui judul seperti ini maka harus ditentukan judul mana yang digunakan sebagai judul sebenarnya 4. Lebih dari satu sumber utama Satu terbitan memiliki dari satu sumber informasi, seperti halaman judul dan halaman judul tambahan, namun memuat informasi yang berbeda. Dalam hal ini pustakawan harus memutuskan judul mana yang digunakan sebagai judul sebenarnya .

2.4.3.1 Peraturan-Peraturan Katalogisasi Deskriptif

Menurut Peraturan Katalogisasi Indonesia Perpustakaan Nasional RI : 1994,27 menjelaskan bahwa 1. Peraturan-peraturan ini didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam ISBDS,International Standard Bibliographic Description for Serials, ISBDS prepared by the joint Working Group set up by the IFLA commitee on Catalouging and the IFLA Commitee on Cataloguing and the IFLA Commitee on Serials Publications. 2. Organisasi dan struktur daripada katalogisasi deskriptif terbitan berseri menurut ISBDS terdiri atas bidang-bidang menurut urutan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Bidang judul dan keterangan penanggung jawab - Judul biasa - Judul paralel - Informasi judul lain judul tambahan dsb - Keterangan penanggung jawab b. Bidang edisi - Keterangan edisi - Keterangan edisi paralel, bila ada - Keterangan penanggung jawab yang berhubungan dengan edisi, bila ada c. Bidang penomoran d. Bidang penerbitan dan distribusi impresum - Tempat penerbitan dan distribusi - Nama penerbitdistributor - Tanggal penerbitan e. Bidang deskripsi fisik - Luasnya bahan - Keterangan ilustrasi - Ukuran - Bahan yang diikutsertakan f. Bidang seri - Judul biasa seri - Judul pararel seri - ISSN - Penomoran - Judul subseri g. Bidang catatan h. Bidang ISSN 3. Penggunaan tanda-tanda baca Pungtuasi Unsur-unsur dari deskripsi bibliografi dipisahkan satu dengan yang berikutnya oleh tanda baca tertentu, termasuk spasi dan pengguna simbol. Berikut ini adalah penggunaaan tanda baca dalam garis besar. Pada penguraian tiap bidang akan diberikan secara terperinci. Tiap bidang dari deskripsi bibliografis, kecuali bidang pertama, didahului oleh titik, spasi, garis, spasi .--, kecuali bidang itu telah dengan jelas dipisahkan dari bidang yang mendahuluinya oleh indensi atau lain-lain cara, umpamanya bidang itu selalu dimulai pada baris yang baru. Tiap unsur pertama dari tiap bidang kecuali unsur pertama dari bidang pertama didahului oleh titik, spasi, garis, spasi. Setiap bidang atau unsur yang tidak terdapat dalam deskripsi diabaikan, demikian juga tanda-tanda baca yang mengapitnya . Universitas Sumatera Utara Bila suatu unsur terakhir dengan suku kata yang dipersingkat biasanya adalah suatu titik, dan tanda baca yang harus mengikutinya adalah suatu titik, maka tanda titik yang menyatakan singkatan kata itu dihilangkan . Simbol simbol berikut yang diapakai di semua bidang 4. Sumber Informasi yang digunakan untuk menguraikan suatau terbitan berseri merupakan dasar dari penguraian terbitan itu sebagai keseluruhan dan diambil dari sumber tertentu menurut urutan prioritas yang telah ditetapkan. Urutan prioritas itu adalah: - halaman judul atau pengganti halaman judul - lain-lain halaman pendahuluan - lain-lain bagian kata pengantar atau pendahuluan, teks, lampiran 5. Sumber utama informasi untuk tiap bidang, sumber utamanya ditentukan. Informasi yang diperoleh dari sumber utama, dimasukan dalam kurung siku [] atau dinyatakan dalam catatan . 6. Bahasa dan abjad daripada deskripsi bibliografis, kecuali bidang pertama, didahului oleh titik, spasi, garis, spasi .--, kecuali bidang itu telah dengan jelas dipisahkan dari bidang yang mendahuluinya oleh indensi atau lain- lain cara, umpamanua bidang itu selalu dimulai pada baris yang baru. 7. Singkatan-singkatan yang ditetapkan dalam ISBD S untuk abjad latin: Bidang 1 dan 2 et al. = et alii and other, dan lain-lain Bidang 4 s.l = sine loco tempat penerbitan tidak diketahui Bidang 4 s.n = sine nomine penerbit atau pencetak tidak diketahui a. Bidang 5 ilus. = ilustrasi b. Bidang 5 cm. = centimetres 8. Pemakaian huruf besar ump. Kata pertama dari judul biasa, seri atau catatan. Lain huruf besar harus diikuti dengan penggunaan bahasa dalam mana informasi diberikan dalam bidang 2,3,4, dan 6 atau bahasa dari kataloger dalam bidang 5, 7 dan 8 9. Contoh-contoh kartu dengan perincian unsur-unsur ISBNS, berikut ini beberapa contoh kartu deskripsi terbitan berseri dengan perincian unsur- unsur dari bidang-bidang ISBD Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa dalam melakukan pada terbitan berseri berpedoman kepada peraturan-peraturan katalogisasi deksriptif dala melakukan pengatalogan . Universitas Sumatera Utara

2.4.4 Deskripsi Katalog Terbitan Berseri

Pada pengatalogan terbitan berseri menggunakan pola-pola deskripsi katalog terbitan berseri. Menurut Siregar 2013 : 40 penulisan deskripsi bibliografi dalam katalog terbagi dalam tiga pola yang dapat digunakan yaitu : 1. Pola berparagraf Membuat susunan deskripsi bibliografi dengan membaginya dalam lima paragraf yang susunanya sebagai berikut : • Judul sebenarnya = judul paralel : judul tambahan atau anak judulpernyataan tanggung jawab pertama; pernyataan penanggung jawab kedua; pernyataan penanggung jawab ketiga.—edisi pernyataan tabggung jawab yang berhubungan dengan edisi tersebut. • Tempat terbit : nama penerbit, tahun terbit – • Jumlah halamanjumlah jilid : ilustrasi ; ukuran + lampiran.-- pernyataan seri : sub seri ; nomor seri, nomor standar seri ISSN • Catatan • Nomor standar ISSN 2. Pola setengah berparagraf Pola setengah paragraf mempunyai prinsip sama dengan pola paragraf, namun jumlah paragrafnya hanya 4 empat. Perbedaan terletak pada paragraf keduadaerah penerbitan digabungkan dengan paragraf pertama. • Judul sebenarnya = judul paralel : judul tambahan atau anak judulpernyataan tanggung jawab pertama; pernyataan penanggung jawab kedua; pernyataan penanggung jawab ketiga.—edisi pernyataan tabggung jawab yang berhubungan dengan edisi tersebut. • Tempat terbit : nama penerbit, tahun terbit – • Jumlah halamanjumlah jilid : ilustrasi ; ukuran + lampiran.-- pernyataan seri : sub seri ; nomor seri, nomor standar seri ISSN • Catatan • Nomor standar ISSN 3. Pola tidak berparagraf Dalam pola penulisan deskripsi bibliografi dilakukan dengan menulis seluruh deskripsi secara bersambung, dan setiap daerah diawali dengan tanda.—kecuali daerah judul. Judul sebenarnya = judul paralel : judul tambahan atau anak judulpernyataan Tanggung jawab pertama; pernyataan tanggung jawab kedua; pernyataan tanggung jawab ketiga.—edisi pernyataan penanggung jawab yang berhubungan dengan edisi tersebut.—tempat terbit : nama penerbit, tahun penerbitan -. – jumlah halamanjumlah jilid : ilustrasi ; ukuran + Universitas Sumatera Utara lampiran.-- penyataan seri : sub seri; nomor seri, nomor standar seri ISSN.—Catatan. – ISSN. Sedangkan didalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi 1994 : 40 pola deskripsi pengatalogan terbitan berseri terbagi dalam beberapa bidang yaitu : 1. Jumlah jilid Unsur pertama dari bidang deskripsi fisik adalah jumlah jilid. Unsur ini hanya diberikan bila terbitan berseri telah berhenti terbit . Contoh : . -- 32 jil. 2. Keterangan ilustrasi Unsur pertama yang merupakan unsur kedua bidang deskripsi fisik, adalah juga unsur fakulatif. Hanya diberikan bila ilustrasi merupakan sifat khas untuk terbitan berseri bersangkutan. 3. Ukuran Publikasi Unsur ketiga dari bidang deskripsi fisik adalah ukuran publikasi, unsur ini dinyatakan dengan ukuran sentimeter. Yang diukur adalah tinggi publikasi, paralel dengan punnggungnya dan dibulatkan ke atas. 4. Keterangan tentang bahan yang diikutsertakan Unsur keempat dari bidang deskripsi fisik adalah keterangan tentang bahan yang diikutsertakan. Unsur ini adalah fakultatif. Keterangan tentang bahan apa saja yang mengikutsertakan suatu terbitan berseri dapat diberikan bila ternyata bahan itu direncanakan untuk dikeluarkan secara teratur dan terus- menerus. Bila tidak demikian maka keterangan ini dapat diberikan dalam catatan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada pola-pola dekskripsi terbitan berseri digunakan untuk mengetahui kondisi fisik suatu terbitan berseri di suatu perpustakaan.

2.4.5 Kendala Pengatalogan terbitan berseri