Analisis Penerapan Aplikasi Nawalib Pada Layanan Terbitan Berseri di Perpustakaan Universitas Negeri Medan

(1)

LAMPIRAN I

Pedoman Wawancara

Berdasarkan teori Technologi Acceptance Models (TAM) , maka topik wawancara yang digunakan ada dua yaitu berdasarkan kebermanfaatan ( usefulness ) dan Kemudahan ( easy of use ) penggunaan sistem aplikasi Nawalib. Dengan indikator sebagai berikut :

1. Kebermanfaatan

a. Mempercepat pekerjaan (work more quickly) b. Meningkatkan kinerja (improve job performance) c. Meningkatkan produktivitas (increase productivity) d. Efektifitas (effectiveness)

e. Mempermudah pekerjaan (make job easier) f. Bermanfaat (useful)

2. Kemudahan

g. Mudah dipelajari (easy to learn) h. Dapat dikontrol (controllable)

i. Jelas & dapat dipahami (clear & understandable) j. Fleksibel (flexible)

k. Mudah untuk menjadi terampil/mahir (easy to become skillful) l. Mudah digunakan (easy to use)


(2)

LAMPIRAN II

Pertanyaan Wawancara

1. Apakah dengan diterapkannya aplikasi Nawalib pada bagian layanan terbitan berseri dapat mempercepat pekerjaan anda ?

2. Apakah dengan diterapkannya aplikasi nawalib pada bagian layanan terbitan berseri dapat meningkatkan kinerja anda dari yang sebelumnya? 3. Apakah dengan diterapkannya aplikasi Nawalibdapat meningkatkan

produktivitas kinerja anda?

4. Apakah aplikasi Nawalib efektif bagi pekerjaan anda pada layanan terbitan berseri?

5. Apakah dengan diterapkannya aplikasi Nawalib dapat mempermudah pekerjaan anda?

6. Apakah aplikasi Nawalib bermanfaat bagi pekerjaan anda dalam mengelola layanan ini?

7. Menurut anda apakah aplikasi Nawalib mudah dipelajari ? 8. Menurut anda apakah aplikasi Nawalib dapat dikontrol?

9. Menurut anda apakah aplikasi Nawalib jelas dan mudah untuk dipahami ? 10. Apakah aplikasi Nawalib fleksibel bagi pekerjaan anda?

11. Dengan aplikasi Nawalib apakah mudah untuk mahir atau terampil dalam mengerjakan tugas anda?


(3)

LAMPIRAN III Hasil Wawancara

Wawancara dengan informan pertama Hari/tanggal: Rabu, 29 juni 2016 Waktu : 09.00 wib

Lokasi : Layanan Terbitan Berseri Perpustakaan Universitas Negeri Medan

Keterangan : P : Peneliti

I1: Pustakawan Penanggung Jawab Layanan Terbitan Berseri

P: Selamat pagi buk I1: Selamat pagi monita

P: Begini buk, seperti yang saya ceritakan sewaktu observasi awal, saya buat penelitian di Perpustakaan UNIMED tentang penerapan aplikasi Nawalib, tapi khusus pada layanan terbitan berseri. Jadi buk saya pake metode wawancara untuk mengumpulkan data, soalnya disini yang diteliti penilaian ibu sebagai pustakawan yang mengelola bagian ini menggunakan aplikasi Nawalib

I1: Jadi apa yang bisa saya bantu?

P: Disini saya membuat beberapa pertanyaan yang akan ibu jawab berdasarkan pendapapat ibu. Pertanyaanya tidak sulit kok buk

I1: Ia ibu akan jawab sesuai penilaian ibu, mudah-mudahan ibu bisa jawab ya

P: Ia buk, kalo begitu kita mulai saja dengan pertanyaan pertama ya I1: Baiklah

P: Menurut ibu, apakah dengan diterapkannya aplikasi Nawalib pada layanan terbitan berseri dapat mempercepat pekerjaan ibu?

I1: Bagaimana ya, kalo di tanya soal mempercepat pekerjaan pastinya tidak karena nawalib ini berbeda dengan sistem sebelumnya. Di nawalib


(4)

absrtak dari setiap artikel ikut kita entri, kalo semakin banyak pekerjaan yang kita buat pastinya waktunya jadi lebih banyak

P: itu artinya dengan diterapkannya aplikasi ini tidak mempercepat pekerjaan ya buk?

I1: ia begitulah

P: baiklah buk kalo begitu. Pertanyaan berikutnya apakah dengan diterapkannya aplikasi Nawalib dapat meningkatkan kinerja ibu dari yang sebelumnya?

I1: Ia kalo itu pasti, karena semakin banyak pekerjaan yang harus dikerjakan membuat saya semakin terpacu untuk lebih banyak bekerja, apalagi kalo pada layanan terbitan berseri bukan hanya melayankan tapi juga mengolah sendiri, mulai dari menginventarisasi, membuat katalog, menulis ke buku induk, memasukkan data ke sistem, hingga menyusun di rak .

P : Berarti ibuk mengolah koleksi disini sendiri? I1: ia monita

P: jadi koleksi yang dimasukkan datanya ke dalam nawalib apa saja buk? I1: Hanya tiga jenis saja Jurnal, majalah, dan bulletin

P: jadi abstraknya diketik ulang atau gimana buk? I1: sejauh ini kami disini mengetik ulang

P: Jadi buk, apakah dengan penerapan aplikasi Nawalib dapat meningkatkan produktivitas kinerja ibuk?

I1: Ia tentu saja, kalo kinerja saya meningkat tentu saja produktivitas kerjanya juga meningkat

P: Apakah aplikasi Nawalib efektif bagi pekerjaan ibuk?

I1: Ya kalo menurut ibuk efektif saja, karena informasi yang dimuat sangat membantu pengguna, informasi yang diberikan tidak hanya menggambarkan jurnal dari fisik namun isinya juga.

P: Apakah dengan diterapkannya aplikasi Nawalib dapat mempermudah pekerjaan ibuk?


(5)

I1: Ia tentu saja, walaupun banyak yang harus dikerjakan namun saya merasa dipermudah melayankan informasi karena semua istilah yang digunakan jelas , dan dapat menggambarkan isi jurnal, jadi kalo mau menelusur informasi lebih mudah.

P: Apakah aplikasi Nawalib bermanfaat bagi pekerjaan anda?

I1: Ya bermanfaat, kalo tidak bermanfaat untuk apa digunakan. Bukan hanya bagi saya tapi pengguna juga merasa senang dengan sistem ini, karena mereka semakin mudah menemukan informasi yang relevan. P: menurut ibuk sendiri apakah aplikasi Nawalib mudah untuk dipelajari? I1: Nawalib ini kan aplikasi yang terbaru di gunakan pada bagian ini,bila

dibandingkan dengan aplikasi sebelumnya , Nawalib lebih rumit dan sulit untuk dipelajari, apalagi bagi pengguna awal. Pada Nawalib kolom pengerjaan lebih banyak dan berpindah-pindah sehingga sulit untuk dipahami, harus sering digunakan sehingga dapat terbiasa.

P: Menurut ibuk apakah aplikasi Nawalib mudah untuk dikontrol?

I1: Begini ya, Nawalib ini kan aplikasi berbayar jadi kalo kita sebagai pengguna tidak bisa secara bebas mengubah atau memodifikasi isi dari Nawalib ini, kita hanya bisa menggunakan apa yang sudah ada, kalo kita ingin mengubah sesuatu kita harus melapor pada vendornya dan membayar. Namun sejauh ini belum ada masalah fatal yang tidak tertangani.

P: Apakah aplikasi Nawalib jelas dan mudah dipahami?

I1: Untuk istilah yang digunakan cukup jelas, namun untuk alur kerjanya lebih rumit, jujur saja saya sendiri pun masih sering lupa atau kebingungan, seperti dikatakan sebelumnya banyak sekali kolom pengerjaan dan berpindah sehingga sulit untuk dipahami.

P: Apakah aplikasi Nawalib fleksibel bagi pekerjaan ibuk?

I1: Kalo masalah fleksibel ya sudah fleksibel , hanya saja dengan sistem ini membutuhkan waktu lebih banyak untuk melakukan pekerjaan, namun tidak menghambat pekerjaan saya.


(6)

P: Dengan menggunakan aplikasi Nawalib apakah mudah untuk menjadi mahir atau terampil dalam mengerjakan tugas?

I1: Ya kalo untuk menjadi terampil atau mahir, tentunya bukan merupakan hal yang mudah, harus melalui bimbingan dan pelatihan. Tapi bukan berarti tidak bisa untuk menjadi mahir, semakin sering sistem digunakan maka akan semakin terbiasa dan mahir. Apalagi bagi pengguna awal tidaklah mudah untuk menjadi terampil.

P: Kalau begitu, apakah aplikasi Nawalib mudah untuk digunakan?

I1: Bila dibandingkan dengan sistem sebelumnya tentu Nawalib jauh lebih rumit, apalagi untuk awal penggunaan. Jujur ibu lebih suka sistem yang lama karena lebih simpel, namun kalo segi informasi Nawalib lebih lengkap dan jelas. Kita kan ingin mempermudah pengguna, jadi kalo lebih banyak bekerja ya tidak masalah. Walau sulit pada awalnya, seiring berjalannya waktu maka akan terasa mudah.

P: Terimakasih ya buk atas waktu dan Informasinya, semua pertanyaan yang ingin saya tanyakan sudah selesai ibuk sudah menjawab dengan sangat baik.

I1: Oh itu saja Monita, saya kira masih banyak lagi pertanyaanya. Nanti kalo masih ada yang kurang jelas bisa ditanyakan lagi

P: Terimaksih buk I1: Ia sama-sama

Wawancara dengan informan kedua Hari/tanggal: Rabu, 29 juni 2016 Waktu : 10.00 wib

Lokasi : Layanan Terbitan Berseri Perpustakaan Universitas Negeri Medan


(7)

P : Peneliti

I2: Pegawai Pembantu P : selamat pagi pak. I2: selamat pagi.

P : saya mahasiswa ilmu perpustakaan USU saya mau buat penelitian di bagian layanan

Terbitan berseri mengenai penerapan aplikasi Nawalib. Jadi saya mau mewawancarai bapak sebagai informan yang ikut membatu entry data di bagian terbitan berseri pada aplikasi nawalib. Jadi bisa kita mulai wawancaranya…?

I2: ya bisa tapi saya gak bisa lama-lama..

P: Oh ia pak gak banyak kok, Cuma beberapa pertanyaan saja. Yang pertama apakah dengan diterapkannya aplikasi nawalib dapat mempercepat pekerjaan bapak..?

I2: gini ya dek , Nawalib ini kan aplikasi yang baru, apalagi pada bagian terbitan berseri paling lama diterapkan, kalo dibanding dengan aplikasi sebelumnya Nawalib memiliki perbedaan, lebih banyak data yang harus kita entri, tentunya membutuhkan waktu lebih banyak untuk melakukan pekerjaan. Itu artinya semakin lama kita melakukan pekerjaan

P : Kalo bisa tau berapa jurnal selesai bapak entri dalam satu hari?

I2: Kira-kira empat jurnal lah dek, soalnya bapak kan ga Cuma di terbitan berseri saja

P : Kalau begitu apakah dengan di terapkannya aplikasi nawalib dapat meningkatkan kinerja bapak dari yang sebelumnya..?

I2: kalo bapak pribadi ya biasa aja, Cuma kalau nawalib lebih banyak item yang di masukkan

P : jadi apaka meningkatkan produktivitas kerja bapak..?

I2: ya biasa aja, bisa di katakana standart lah, sebisa yang saya kerjakan ya saya kerjakan.


(8)

I2: ya efektif, karena dengan nawalib informasi yang di peroleh lebih banyak, bukan hanya menggambarkan fisiknya tapi juga isinya.

P : apakah dengan penerapan aplikasi nawalib mempermudah pekerjaan bapak…?

I2: kalo dari segi pelayanan mempermudah, tapi kalo untuk entri data lebih banyak dan rumit dan banyak.

P : apakah nawalib bermanfaat bagi pekerjaan bapak dalam mengelola layanan ini…?

I2: ya bermanfaat

P : menurut bapak apakah aplikasi nawalib mudah di pelajari…?

I2: bagi pengguna awal ya pasti sulit, karena alur kerjanya yang rumit, banyak kolom pegerjaan dan berpindah pindah. tapi kalo sering di gnakan ya bisa juga.

P : apakah aplikasi nawalib dapat di control..?

I2 : nawalib kan aplikasi berbayar jadi kita tidak bisa sembarangan mengubah atau memodifikasi, harus melalui vendornya, tapi sampai saat ini masalah yang ada masih bisa di atasi.

P : apakah istilah yang ada pada aplikasi nawalib jelas dan mudah di pahami..?

I2 : ya kalo istilah yang di gunakan cukup jelas, tapi kalo untuk alur kerjanya sedikit rumit dan susah di pahami.

P : apakah aplikasi nawalib fleksibel bagi pekerjaan bapak..? I2: ya fleksibel karena pengguna juga merasa sangat terbantu. P : dengan aplikasi nawalib mudah untuk mahir atau terampil dalam mengerjakan tugas..?

I2: ya tidak terlalu mudahlah, apalagi saat awal penggunaan terasa lebih sulit tapi kalo sering sering di gunakan pasti bisa juga.

P : apakah aplikasi nawalib mudah di gunakan..?

I2: kalo sudah terbiasa ya mudah,kalo pemula pasti merasa kesulitan lama lama di gunakan ya mudah juga kan.


(9)

I2: oh, udah..?

P : udah pak, kan tadi juga saya bilang gak banyak banyak, trimakasih ya pak..

I2: oh ia sama sama.

wancara dengan informan Ketiga Hari/tanggal: Rabu, 29 juni 2016 Waktu : 11.00 wib

Lokasi :Layanan Terbitan Berseri Perpustakaan Universitas Negeri Medan

Keterangan : P : Peneliti

I3: Pegawai pembantu

P: Selamat pagi buk..

I3: selamat pagi juga monita, ada yang bisa saya bantu..?

P : oh ia buk, saya mau melakukan wawancara sama ibuk mengenai penelitian saya kemarin. jadi ibuk ada waktu..?

I3: kalo sekarang sih bisa,

P : gitu ya buk, bisa kita langsung mulai saja..? I3: oh boleh silakan.

P : pertanyaan pertama, apakah dengan diterapkannya aplikasi nawalib pada bagian terbitan berseri dapat mempercepat pekerjaan ibuk..? I3: ya kalo dari segi waktu lebih banyak di perlukan, apalagi saat entry

absrtak, kalo sistem yang dulu kan ga ada entry abstrak. P : apakah dapat meningkatkan kinerja ibuk dari sebelumnya..?

I3: kalo kinerja ya, karena semakin banyak pekerjaan maka kita di tuntut untuk lebih giat bekerja, maka kita pun harus lebih giat lagi bekerjanya. P : apakah dapat meningkatkan produktivitas kerja ibuk..?


(10)

P : apakah aplikasi nawalib efektif bagi pekerjaan ibuk pada layanan terbitan berseri..?

I3: ya efektif, soalnya dapat menggambarkan jurnal bukan hanya dengan fisik tapi juga dengan isinya, dan itu sangat membantu pengguna dalam mencari informasi.

P : apakah dengan di terapkannya aplikasi nawalib dapat mempermudah pekerjaan ibuk.?

I3: ia mempermudah, hanya saja waktu pengerjaannya lebih lama. P : jadi apakah aplikasi nawalib bermanfaat bagi pekerjaan ibuk dalam

mengelola layanan ini..?

I3: ya bermanfaat, bukan hanya pengguna yang terbantu. tetapi ilmu saya juga bertambah. ketika saya menginput abstrak jurnal secara tidak langsung saya bisa memahami isi jurnal tersebut secara singkat. P : menurut ibuk apakah aplikasi nawalib mudah di pelajari..? I3: ya mudah kok, Cuma pada awalnya butuh banyak belajar. P : apakah aplikasi nawalib dapat di kontrol..?

I3: ya kalo untuk posisi saya, Cuma dapat hak akses saja selebihnya itu sudah tanggung jawab orang IT, kalo untuk sekedar hak akses saja masih bisa di kontrol kok.

P : menurut ibuk apakah aplikasi nawalib jelas dan mudah di pahami..? I3: ya jelas karena memuat istilah istilah yang mudah di pahami. P : apakah aplikasi nawalib fleksibel bagi pekerjaan ibuk..? I3: ya fleksibel

P : apakah mudah untuk mahir atau terampil dalam mengerjakan tugas pada aplikasi nawalib..?

I3 : menurut saya mudah asalkan mau belajar.

P : apakah aplikasi nawalib mudah untuk di gunakan..? I3: mudah kok, Cuma butuh ketelitian aja.

P : maksudnya..?

I3: ia karna alurnya cukup panjang jadi kita harus lebih teliti dalam melakukan suatu pekerjaan.


(11)

P : oh ia juga ya buk. oh ia sepertinya pertanyaan saya sudah habis, jadi kita akhiri saja wawancara nya ya buk.

I3: ya kalo kamu rasa sudah cukup ya gapapa.

P : sepertinya sudah cukup buk, trimakasih atas waktu nya ya buk.. I3: ia sama sama.

Wawancara dengan informan Keempat Hari/tanggal: Rabu, 29 juni 2016 Waktu : 13.00 wib

Lokasi : Layanan Terbitan Berseri Perpustakaan Universitas Negeri Medan

Keterangan : P : Peneliti

I4: Pegawai pembantu

P: Selamat pagi buk.. I4: pagi..

P : buk, ibuk ada waktu saya boleh ganggu sebentar..? I4: emng ada perlu apa..?

P : ini buk saya mau melakukan wawancara tentang penelitian skripsi saya pada layanan terbitan berseri, dan ibuk sebagai informannya, jadi ibuk ada waktu sebentar kita lakukan wawancara..?

I4: oh ia bisa kok, langsung aja.

P : oh ia makasih buk, jadi langsung saja ya buk. pertanyaan pertama, apakah dengan di terapkannya aplikasi nawalib pada layanan terbitan berseri dapat mempercepat pekerjaan ibuk..?

I4: oh ngaak justru lebih lama karna prosesnya lebih bnyak.

P : kalo gitu apakah dapat meningkatkan kinerja ibuk dari sebelumnya..? I4: ya kalo masalah kinerja kan tergantung kita, kalo kita semangat ya

meningkat kalo kita malas ya pasti gak siap siap lah. P : apakah dapat meningkatkan produktivitas kerja ibuk..?


(12)

I4: itu juga sama halnya dengan yang tadi, tapi kalo di lihat dari persentasenya meningkat kok walaupun sedikit.

P : apakah aplikasi nawalib efektif bagi pekerjaan ibuk pada layanan terbitan berseri..?

I4: efektif kok.

P : apakah dengan di terapkannya aplikasi nawalib dapat mempermudah pekerjaan ibuk..?

I4: ya mempermudah, soalnya alurnya jelas walaupun agak lama. P : jadi apakah aplikasi nawalib bermanfaat bagi pekerjaan ibuk dalam

mengelola layanan terbitan berseri..? I4: ya bermanfaat.

P : menurut ibuk apakah aplikasi nawalib muah untuk di pelajari..? I4: untuk orang awam pasti akan sulit.butuh banyak banyak belajar P : apakah aplikasi nawalib dapat di kontrol..?

I4: dapat kok, sejauh ini belum ada masalah yang serius dengan nawallib tersebut.

P : menurut ibuka apakah aplikasi nawalib jelas dan mudah di mengerti..? I4: cukup jelas kok, karna istilah istilah yang ada di dalamnya mudah

untuh di pahami secara umum.

P : apakah aplikasi nawalib fleksibel bagi pekerjaan ibuk..? I4: fleksibel lah, kalo gak flesibel kan nggak mungkin di pake itu..

P : apakah mudah untuk mahir atau terampil dalam mengerjakan pekerjaan menggunaan aplikasi nawalib..?

I4: mudah kok, kunci nya banyak banyak belajar aja.

P : pertanyaan terakhir, apakah aplikasi nawalib mudah untuk di gunakan..?

I4: kalo menurut saya sih mudah.

P : oke , pertanyaan saya suah habis buk, saya rasa cukup sekian ya buk. I4: oh oke kalo begitu.


(13)

LAMPIRAN IV

Gambar tampilan form aplikasi nawalib pada koleksi jurnal

Gambar tampilan alur memulai entri data pada layanan terbitan berseri


(14)

Gambar form pengisian artikel jurnal baru

Gambar tampilan jurnal baru yang sudah dientri, untuk memasukkan artikel baru kedalam jurnal pilih dan klik create new collection.


(15)

Gambar tampilan artikel jurnal baru yang sudah di entri ke dalam sistem


(16)

LAMPIRAN V


(17)

Daftar Pustaka

Fatmawati, Endang. 2015. “Technology Acceptance Model (TAM) Untuk Menganalisis Penerimaan Terhadap Sistem Informasi Perpustakaan”. Jurnal Iqra 09.

Harnawan. Membangun Perpustakaan Digital : Suatu Tinjauan Aspek Manajemen. Dimuat pad Hasugian, Jonner. 2009. Dasar –dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan:

USU press

Isa, Irwan. 2014. Pentingnya sistem Informasi dalam Keberhasilan Sebuah Proyek. Yogyakarta: Graha Ilmu

Koleksi Perpustakaa Lasa, Hs. 1994. Pengelolaan Terbitan Berkala. Yogyakarta: Penerbit Kanisus McLeod R & Schell GP. 2008. Sistem informasi manajemen, Edisi 10,

terjemahan. Jakarta: Salemba Empat Nawalib, 2007. Advance Library Management

Siste

Nurhidayah, Farida. Pengembangan Koleksi Perpustakaan di Perguruan Tinggi. 2016)

Nurjanah, Yulia. Pengadaan Terbitan Berseri.

Koleksi-Modul-6.pdf (Di akses 02 februari 13.00 wib).

Petunjuk Penggunaan Aplikasi Perpustakaan Digital UNIMED 2014.

Purnomo, Heri 2011. Rangkuman Modul 6 PUST2250 (Buku Materi Pengelolaan Terbitan Berseri). Surakarta: Universitas Terbuka.

Rimbarawa, Kosam. 2009. Manajemen Terbitan Berkala, Jakarta: Hakaeser.

Saleh, Abdul Rahman dan Yuyu Yulia Toha. 1996. Pengelolaan Terbitan Berseri. Jakarta : Universitas Terbuka.

Septiantono, Tri. Sistem Informasi Perpustakaan Digital. Dimuat pada Siregar, Belling. 2012. Terbitan Berseri : Pengelolaan dan Pengolahan. Ed.

Revisi. Medan: Universitas Sumatera Utara

Supsiloani. 2006. Perpustakaan Digital Sebagai Wujud Penerapan Teknologi Informasi di Perpustakaan Perguruan Tinggi. Pustaha : Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi 2.


(18)

Sutabri, Tata 2012. Analisis Sistem Informasi, Yogyakarta: ANDI .

Susilowati, Nurhasanah. 2010. Pengembangan Koleksi Terbitan Berkala pada Perpustakaan PDII LIPI Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Suwarno, Wiji. 2010. Pengetahuan Dasar Kepustakaan. Bogor: Ghalia Indonesia Totterdell, Anne and Harrison, Colin T.. The Library and Information work

Primer. London: Libabry Association Publishing

Utami, Juni Putri & Nelisa, Malta. 2012. Pengelolaan Terbitan Berseri di Perpustakaan Universitas Andalas (UNAND), Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan 01.

Yusuf , Pawit M. dan Suhendar, Yaya. 2005. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Kencana


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif, yaitu menghasilkan dan mengolah data yang deskriptif. Metode deskriptif tidak hanya menggambarkan objek penelitian, tetapi juga disertai penafsiran dan analisis data yang terkumpul, sehingga dapat diamati dan disampaikan kembali. Hasil penelitian seperti transkrip wawancara dengan informan, catatan lapangan, gambar, foto, dan lain sebagainya, bukan merupakan angka-angka. Data diperoleh dengan cara observasi lapangan wawancara informan pada bagian layanan terbitan berseri Perpustakaan Universitas Negeri Medan.

3.2Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Universitas Negeri Medan yang beralamat di jalan Willem Iskandar , Pasar V Medan Estate, Kec.Medan Tembung, Sumatera Utara.

3.3Kriteria Informan

Informan-informan pada penelitian ini adalah pegawai layanan terbitan berseri pada Perpustakaan Universitas Negeri Medan yang terdiri dari satu orang pustakawan dan tiga pegawai pembantu.


(20)

3.4Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini ada dua jenis data yaitu data primer dan data skunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil observasi yaitu dengan melihat sikap pustakawan/pegawai pada bagian layanan terbitan berseri dalam penerapan aplikasi Nawalib dan wawancara terhadap pustakawan dan pegawai bagian layanan terbitan berseri di Perpsutakaan Universitas Negeri Medan mengenai penerapan aplikasi Nawalib dilihat dari faktor kembermanfaatan dan kemudahan penggunaan sistem . Hasil wawancara dapat berupa teks tertulis, gambar dan rekaman suara wawancara. Sedangkan data skunder adalah data yang diperoleh dari dokumen atau studi literatur seperti buku, jurnal, artikel dan situs web yang mendukung.

3.5Teknik Analisis Data

Setelah peneliti memperoleh hasil observasi sikap informan terhadap penerapan aplikasi Nawalib pada bagian terbitan berseri dan wawancara terhadap informan mengenai penilaian pustakawan/pegawai pada layanan terbitan berseri terhadap penerapan aplikasi Nawalib dilihat dari faktor kebermanfaatan dan kemudahan penggunaan sistem, maka data di pilah terlebih dahulu sebelum data-data tersebut disajikan. Untuk menganalisis data-data, dilakukan tiga tahapan, yaitu sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Data-data yang diperoleh dilapangan seperti hasil observasi sikap terhadap penerapan aplikasi Nawalib dan wawancara informan


(21)

mengenai penerapan aplikasi Nawalib akan direduksi yaitu memilih atau menyederhanakan data yang kasar yang berasal dari catatan lapangan, sehingga diperoleh data yang bermakna. Catatan hasil wawancara terhadap informan kemudian disatukan dan disusun menjadi suatu data yang bermakna.

2. Penyajian Data

Penyajian data yang akan digunakan dalam penelitian ini berbentuk teks naratif dan tabel. Untuk mempermudah pemahaman terhadap informasi yang besar jumlahnya, maka dalam penyajian data akan dilakukan penyederhanaan informasi yaitu menyatukan hasil observasi dan wawancara tersebut menjadi satu informasi yang lebih ringkas dan jelas.

3. Verifikasi Data

Tahapan selanjutnya adalah verifikasi dari kegiatan sebelumnya dan dilanjutkan ke penarikan kesimpulan. Pada tahap ini peneliti akan melakukan proses menginterprestasi data-data yang telah dikumpulkan dengan metode wawancara serta observasi sambil melakukan pencocokan terhadap kesimpulan yang akan dibuat. 3.6Pengujian Keabsahan Data

Dalam penelitian inipengecekan keabsahan data dicek melalui teknik Triangulasi ( sumber data, metode, teori )

• Triangulasi Data

Peneliti menggunakan berbagai sumber data seperti hasil wawancara, hasil observasi dan dokumen seperti buku, jurnal dan


(22)

artikel. Peneliti melakukan wawancara dengan informan penelitian untuk mendapatkan data yang lengkap dan relevan sesuai dengan pedoman wawancara serta melakukan observasi langsung pada lokasi penelitian serta di lengkapi dengan studi dokumen.

• Triangulasi Teori

Peneliti menggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut. Teori yang didapatkan oleh peneliti tidak hanya melalui buku tercetak saja melainkan peneliti juga memasukkan teori berdasarkan jurnal, artikel dan situs web yang mendukung.

• Triangulasi Metode

Dalam penelitian ini menggunaan berbagai metode untuk meneliti, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara langsung dengan informan dan ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan untuk melihat sikap informan dalam penerapan sistem tersebut.


(23)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini adalah satu orang pustakawan penanggung jawab bagian layanan terbitan berseri dan tiga pegawai pembantu, berhubung peneliti melakukan praktik kerja lapangan di Perpustakaan Universitas Negeri Medan , maka peneliti tidak merasa kesulitan dalam pendekatan dengan para informan. Berikut adalah karakteristik informan pada penelitian ini:

Table 4.1 Karakteristik Informan

No Kode Informan Informan

1 I1 Pustakawan Penanggung Jawab Layanan

Terbitan Berseri

2 I2 Pegawai Pembantu

3 I3 Pegawai Pembantu

4 I4 Pegawai Pembantu

Sebelum melakukan wawancara peneliti menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan melakukan wawancara, serta menjelaskan apa yang menjadi topik penelitian dan mengapa mereka dipilih untuk menjadi informan. Penelitian ini khusus dilakukan pada bagian layanan terbitan berseri guna mengetahui bagaimanakah penilaian pustakawan/pegawai pada layanan terbitan berseri dengan penerapan aplikasi Nawalib pada bagian tersebut. Wawancara dilakukan pada Rabu, 29 Juni 2015 dimulai sekitar pukul 09.00 wib hingga selesai.


(24)

4.2 Indikator

Setelah memahami literatur yang membahas tentang evaluasi penerimaan sistem informasi, khususnya evaluasi TAM (Technologi Acceptance Models) maka diperoleh dua indikator penilaian dalam wawancara ini , yaitu penilaian terhadap kebermanfaatan penggunaan sistem dan penilaian terhadap kemudahan pengguanan sistem. Kedua indikator tersebut masing-masing memiliki 6 (enam) sub indikator.

Kemudian peneliti membaca pedoman wawancara serta transkip wawancara dan melakukan coding serta memilih data yang relevan yang sesuai dengan pokok pembicaraan dalam wawancara. Sehingga mengasilkan indikator dan sub indikator sebagai berikut:

4.2.1 Kebermanfaatan

Kebermanfaatan disini dimaksudkan untuk menjelaskan sejauh mana pengguna sistem dalam penelitian ini yaitu pustakawan/pegawai meyakini bahwa dengan menggunakan sistem ini akan meningkatkan kinerjanya. Indikator Kebermanfaatan ini memiliki 6 (enam) sub indikator yaitu:

a. Mempercepat pekerjaan (work more quickly) b. Meningkatkan kinerja (improve job performance) c. Meningkatkan produktivitas (increase productivity) d. Efektifitas (effectiveness)


(25)

f. Bermanfaat (useful)

A. Mempercepat Pekerjaan (Work More Quickly)

Dengan menggunakan aplikasi Nawalib pada bagian layanan terbitan berseri akan mempercepat pekerjaan pustakawan/pegawai. Dari pernyataan informan setelah proses wawancara diperoleh hasil sebagai berikut:

I1: Dengan Diterapkannya aplikasi Nawalib pada bagian ini memang membutuhkan waktu lebih lama dalam melakukan pekerjaan karena

lebih banyak item yang harus di isi kedalam sistem, seperti abstrak dari setiap artikel yang harus ikut di entri. Dan abstrak itu harus diketik ulang, atau di scan, lalu diubah dalam format dokumen, lalu di copy kembali kedalam kolom data.

I2: Dengan aplikasi Nawalib pekerjaan semakin lama dikerjakan ,karena lebih banyak data yang harus di entri.

I3: Nawalib merupakan sistem terbaru yang digunakan, bila dibanding sebelumnya sistem ini lebih rumit banyak perbedaan

I4: Karena pengerjaanya lebih rumit dan informasi yang diminta lebih banyak tentunya lebih lama dalam melakukan pekerjaan.

Dari penjelasan informan tersebut maka dapat diketahui bahwa dengan diterapkannya aplikasi Nawalib pada bagian ini pustakawan membutuhkan waktu lebih banyak dalam melakukan pekerjaanya, hal ini disebabkan karena lebih banyak item yang harus di entri seperti abstrak dari artikel. Dari penjelasan


(26)

pustakawan juga diketahui bahwa dalam memasukkan abstrak dari masing-masing artikel membutuhkan proses yang lama, apalagi jika abstrak nya diketik ulang secara manual.

B. Meningkatkan Kinerja (Improve Job Performance)

Dengan diterapkannya aplikasi Nawalib pada layanan ini dapat meningkatkan kinerja pustakawan dari sebelumnya. Dari wawancara informan diperoleh hasil sebagai berikut:

I1: Memang dengan diterapkannya aplikasi Nawalib beban kerja semakin banyak, apalagi untuk koleksi terbitan berseri diolah sendiri bagian terbitan berseri, artinya pustakawan tidak hanya melayankan koleksi, namun juga mengolah koleksi tersebut, mulai dari inventarisasi, pembuatan nomor kelas, penulisan pada kartu, pengentrian data kedalam sistem , hingga penyusunan dengan rapi di rak. Dengan pekerjaan yang semakin banyak pustakawan dituntut untuk lebih rajin dan dipicu untuk lebih banyak bekerja, sehingga dapat meningkatkan kinerja pustakawan.

I2: Ya meningkatkan kinerja, karena semakin banyak beban kerja kita di tuntut untuklebih banyak bekerja

I3: Meningkatkan kinerja, walaupun banyak yang dikerjakan membuat pegawai lebih giat bekerja.


(27)

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa , pustakawan bagian terbitan berseri tidak hanya melayankan koleksi, namun terlebih dahulu harus mengolah koleksi tersebut hingga siap untuk dilayankan. Dengan adanya aplikasi Nawalib memang menambah beban kerja pustakawan, namun hal tersebut tidak mengurangi kinerja pustakawan tersebut malah meningkatkan kinerjanya karena merasa terpicu untuk lebih banyak bekerja.

C. Meningkatkan Produktivitas (Increase Productivity)

Dengan diterapkannya aplikasi Nawalib pada bagian ini dapat meningkatkan produktivitas, artinya semakin banyak produk kerja yang dihasilkan. Dari wawancara informan diperoleh hasil sebagai berikut:

I1: Ya dengan diterapkannya aplikasi Nawalib meningkatkan produktivitas kerja , walaupun beban kerja bertambah. Pustakawan bangga karena hasil kerjanya berguna bagi pengguna. Pengguna dapat mengetahui lebih banyak informasi dari sebuah jurnal, mereka lebih terbantu dengan dimasukkannya artikel setiap jurnal , termasuk penulis setiap artikel beserta abstraknya. Selain itu menambah pengetahuan pustakawan karena memperoleh informasi dari setiap jurnal yang di entri.

I2 : Kalo kinerja meningkat, pastinya produktivitas kerja juga ikut meningkat.


(28)

I3: Ya meningkatkan produktivitas kerja, karena semakin banyak informasi yang dapat diberikan pada pengguna.

I4: Ya meningkatkan produktivitas kerja karena kinerja yang dihasilkan juga meningkat.

Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa dengan diterapkannya aplikasi Nawalib pada bagian ini dapat meningkatkan produktivitas pustakawan. Bukan hanya bagi pengguna , namun bagi pustakawan sendiri juga memperoleh informasi yang lebih banyak.

D. Efektifitas (Effectiveness)

Aplikasi Nawalib efektif digunakan pada bagian layanan terbitan berseri. Artinya aplikasi ini sesuai diterapkan pada layanan ini serta mampu mencapai sasaran yang dituju. Dari wawancara dengan informan maka diperoleh hasil sebagai berikut:

I1: Penerapan aplikasi Nawalib pada bagian terbitan berseri sudah sesuai atau efektif , hanya saja bila dilihat dari segi waktu pengerjaan tugas memang kurang efisien, seperti sudah dijelaskan sebelumnya dengan menggunakan Nawalib beban kerja bertambah dan waktu pengerjaan juga bertambah. Namun karena diseluruh layanan di perpustakaan Universitas Negeri Medan sudah menerapkan aplikasi Nawalib maka layanan ini juga ikut diterapkan. Keuntungannya bila pengguna


(29)

menelusur dengan opac maka koleksi terbitan berseri juga ikut terindeks.

I2:Sudah sesuai, walau lebih rumit namun informasi yang diberikanjauh lebih lengkap

I3: Efektif dari informasi yang diberikan, namun kurang efisien dalam waktu pengerjaan

I4: Sudah efektif, karena dapat menggambarkan isi dari sebuah jurnal bukan hanya dari fisiknya saja.

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa aplikasi Nawalib efektif di terapkan pada layanan ini. Hanya saja bila dari segi waktu lebih banyak dibutuhkan untuk melakukan kerja. Namun hal tersebut tidak menghambat kinerja pustakawan, karena penerapan aplikasi Nawalib memberikan dampak yang positif.

E. Mempermudah Pekerjaan ( Make Job Easier)

Dengan diterapkannya aplikasi Nawalib pada bagian ini dapat mempermudah pekerjaan pustakawan. Artinya pustakawan merasa terbantu dengan adanya aplikasi tersebut, sehingga membuat pustakwan mudah dalam melakukan kerja. Dari wawancara diperoleh hasil sebagai berikut:

I1: Dengan diterapkannya aplikasi Nawalib dapat mempermudah pekerjaan pustakawan, karena semua istilah yang digunakan dapat dipahami.


(30)

Selain itu semua informasi yang dibutuhkan ada didalamnya untuk mendeskripsikan sebuah jurnal.

I2: Ia mempermudah pekerjaan karena semua informasi yang dibutuhkan sudah ada

I3: Mempermudah pekerjaan

I4: Untuk pekerjaan melayankan informasi memang lebih mudah, namun kalo mengerjaakan pekerjaan mengentri data tentu lebih rumit.

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa dengan diterapkannya aplikasi Nawalib pada layanan ini, tidak membuat pustakawan kesulitan dalam mengerjakan tugasnya, justru sebaliknya pustakawan merasa dipermudah dalam pekerjaanya karena informasi yang dibutuhkan untuk mendeskripsikan sebuah jurnal ada didalamnya walaupun dalam mengentri data jurnal justru lebih rumit.

F. Bermanfaat (Useful)

Dengan diterapkannya aplikasi Nawalib pada bagian terbitan berseri pustakawan dapat merasakan manfaatnya. Artinya penerapan sistem tersebut dapat memberikan dampak yang positif bagi pekerjaan pustakawan dan pelayannya. Dari wawancara informan diperoleh hasil sebagai berikut:

I1: Dengan diterapkannya aplikasi Nawalib pustakawan merasakan dampak yang positif. Dalam mengerjakan tugas yang biasanya tidak dilakukan , dapat dilakukan oleh pustakawan. Bukan hanya melayankan koleksi terbitan berseri , melainkan juga mengolahnya.


(31)

Tentunya hal itu akan meningkatkan kinerja pustakawan, hal ini juga berguna untuk meningkatkan pangkat atau golongan pustakawan. Pengguna juga merasakan manfaat dari penerapann Nawalib, mereka menjadi gampang menemukan informasi jurnal atau artikel yang relevan karena dapat melihat dengan jelas abstrak dan pengarang dari setiap artikel jurnal hal ini mereka kemukakan pada pustakawan. Sehingga pustakawan dapat mengatakan sangat bermanfaat dengan diterapkannya aplikasi Nawalib pada layanan tersebut.

I2 : Ya bermanfaat, karena meningkatkan produkrivitas pegawai dan mempermudah pengguna dalam menelusur informasi.

I3: Ya bermanfaat, dengan aplikasi Nawalib kita mengetahui lebih banyak informasi suatu jurnal.

I4: Ya bermanfaat, karena informasi yang diberikan lebih banyak dan lengkap.

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa pustakawan merasakan bermanfaat dengan diterapkannya aplikasi Nawalib pada bagian tersebut baik bagi pekerjaanya dan juga pelayanannya.

4.2.2 Kemudahan

Kemudahan disini dapat diartikan sejauh mana pengguna yakin bahwa dengan menggunakan sistem ini akan membebaskannya dari kesulitan, dalam arti


(32)

an bahwa sistem ini mudah dalampenggunaannya. Untuk indikator kemudahan ini juga terdapat 6 (enam) sub indikator yang mendukung indikator utamanya, yaitu sebagai berikut:

a. Mudah dipelajari (easy to learn) b.Dapat dikontrol (controllable)

c. Jelas & dapat dipahami (clear & understandable) d.Fleksibel (flexible)

e. Mudah untuk menjadi terampil/mahir (easy to become skillful) f. Mudah digunakan (easy to use)

A. Mudah Dipelajari (Easy to Learn)

Aplikasi Nawalib yang sudah diterapkan pada bagian terbitan berseri mudah dipelajari oleh pustakwan, baik dari segi konten maupun istilah yang digunakan. Artinya pustakawan mampu dengan mudah beradaptasi atau memahami aplikasi Nawalib tersebut, sehingga membantu pekerjaannya lebih cepat. Dari wawancara terhadap informan diperoleh hasil sebagai berikut:

I1:Nawalib merupakan aplikasi terbaru yang digunakan pada layanan terbitan berseri. Bila dibandingkan dengan aplikasi sebelumnya , Nawalib lebih rumit dan lebih sulit untuk dipelajari. Aplikasi seelumnya lebih sederhana, semua data jurnal yang akan di entri berada pada satu halaman, sedangkan pada Nawalib kolom pengerjaannya banyak dan berpindah-pindah. Sehingga dapat


(33)

dikatakan aplikasi Nawalib termasuk rumit untuk dipelajari, apalagi untuk pengguna awal.

I2: Bisa dikatakan sulit, apalgi bagi pengguna awal

I3: Bisa dikatakan sulit karena penggunaanya rumit

I4: Bagi pengguna awal tentunya aplikasi ini sulit untuk dipelajari, karena pengerjaan yang termasuk rumit dan banyak kolom pengerjaan.

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa pustakawan/pegawai pada bagian layanan terbitan berseri merasa aplikasi Nawalib tidak mudah untuk dipelajari. Hal ini disebabkan berbagai hal seperti penggunaanya yang termasuk rumit, dimana terdapat banyak kolom pengerjaan dan berpindah pindah untuk memasukkan data suatu jurnal. Ditambah lagi Nawalib merupakan aplikasi terbaru yang digunakan pada bagian ini.

B. Dapat Dikontrol (Controllable)

Aplikasi Nawalib yang sudah diterapkan pada bagian terbitan berseri dapat dikontrol atau dikendalikan. Artinya aplikasi ini dapat di kelola sesuai kebutuhan, bila terjadi masalah dapat ditangani oleh pustakawan sebagai penggunanya. Berdasarkan hasil wawancara informan diperoleh hasil sebagai berikut:

I1:Nawalib merupakan aplikasi yang berbayar, dan tentunya tidak bisa dimodifikasi secara bebas. Bila ingin menambah atau mengurangi konten yang ada tentunya harus melalui vendornya dan kita harus membayar. Hanya mereka yang dapat mengubah konten dari Nawalib


(34)

ini. Itu artinya pustakawan tidak dapat mengendalikan aplikasi ini secara bebas. Putakawan hanya menggunakan sistem saja, bila ada keluhan maka pustakawan melapor kepada bagian yang menangani sistem tersebut didalam perpustakaan, dan merekalah yang akan melapor pada vendor dan mengambil keputusannya. Namun sejauh ini belum ada masalah serius yang terjadi pada penggunaan sistem.

I2: Karena Nawalib merupakan aplikasi berbayar maka pengguna tidak dapat bebas mengubah atau memodifikasi sistem , harus melalui vendor.

I3: tidak mudah untuk dikontrol, karena kita harus melalui persetujuan vendornya

I4: dari segi konten atau modifikasi kita tidak lakukan sendiri harus melalui vendornya, namun untuk konten yang sudah ada dapat digunakan dengan bebas.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa aplikasi Nawalib tidak mudah untuk di kendalikan , karena merupakan aplikasi yang berbayar dimana bila ingin mengubah isi dari sistem tersebut harus melalui pembuatnya dan kita harus membayar lagi. Pustakawan hanya dapat menggunakan sistem tersebut namun tidak bisa memodifikasi sendiri.


(35)

C. Jelas dan Dapat Dipahami (Clear & Understandable)

Aplikasi Nawalib yang sudah diterapkan pada layanan terbitan berseri jelas dan dapat dipahami oleh putakawan. Artinya istilah yang digunakan pada sistem ini jelas dan dapat dimengerti oleh pustakawan sebagai pengguna. Istilah yang digunakan merupakan istilah yang sudah sering didengar dan tidak memuat istilah yang rancu. Dari hasil wawancara terhadap informan diperoleh hasil sebagai berikut:

I1: Dari awal menggunakan sistem ini, pustakawan tidak mendapati masalah dengan istilah atau kata yang digunakan. Artinya semua istilah yang ada jelas dan dapat dipahami. Karena istilah yang digunakan merupakan istilah yang biasa digunakan dalam sistem dan sudah sering didengar. Hanya saja langkah pengerjaan yang banyak membuat pustakawan terkadang kesulitan.

I2: Istilah yang digunakan cukup jelas, hanya perpindahan pengerjaan yang rumit membuat pengguna(pegawai) merasa kesulitan

I3: Istilahnya cukup jelas namun langkah kerjanya yang terkadang sulit dipahami, karena banyak kolom pengerjaan dan berpindah.

I4: Istilah dalam sistem sudah jelas, namun langkah kerja yang banyak dan berpindah sehingga rumit untuk dipahami.

Dari pernyataan diatas maka dapat diketahui bahwa semua istilah yang digunakan dalam aplikasi Nawalib jelas dan dapat dipahami. Tidak memuat istilah


(36)

yang rancu, melainkan menggunakan istilah yang sudah biasa digunakan dalam sistem dan sudah sering didengar namun untuk pengerjaan yang rumit, kolompengerjaan banyak dan berpindah membuat aplikasi ini rumit untuk dipahami.

D. Fleksibel (Flexible)

Aplikasi Nawalib yang diterapkan pada layanan terbitan berseri sudah fleksibel. Artinya aplikasi tersebut sudah sesuai dengan bagian tersebut, baik untuk pekerjaan pustakawannya maupun bagi pelayanannya. Dari wawancara informan diperoleh hasil sebagai berikut:

I1:Dari konten yang dimuat sudah sesuai dengan kebutuhan pustakawan, dimana informasi yang sudah mendeskripsikan sebuah jurnal, bukan hanya fisik melainkan kontennya juga. Pengguna juga merasa senang dengan aplikasi ini, mereka tidajk hanya mengetahui gambaran fisik melainkan isi dari sebuah jurnal. Pustakawan merasa aplikasi ini fleksibel digunakan pada layanan terbitan berseri.

I2: Nawalib bisa dikatakan sudah fleksibel bagi pekerjaan pada bagian ini

I3: Ya Nawalib sudah fleksibel bagi pekerjaan pada bagian ini

I4: Karena informasi yang dimuat sudah menjelaskan sebuah jurnal maka bisa dikatakan sudah fleksibel digunakan pada bagian ini.

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa aplikasi Nawalib sudah fleksibel diterapkan pada bagian layanan terbitan berseri.Karna konten yang


(37)

dimuat sudah mendeskripsikan fisik dan isi sebuah jurnal. Sehingga dapat membantu pengguna lebih mudah menelusur informasi yang dibutuhkan.

E. Mudah Untuk Menjadi Terampil/ Mahir(Easy to Become Skillful)

Aplikasi Nawalib yang diterapkan pada layanan terbitan berseri mudah untuk menjadi terampil / mahir menggunakannya. Artinya pustakawan yang menggunakan aplikasi tersebut mudah memahami aplikasi tersebut, sehingga pustakawan mudah untuk terampil atau mahir dalam menggunakan sistem tersebut. Berdasarkan wawancara informan diperoleh hasil sebagai berikut:

I1:Pustakawan tidak mengatakan mudah ataupun sulit untuk menjadi terampil, bisa dikatakan standar. Pustakawan terkadang bingung atau lupa dalam mengentri data kedalam sistem atau menelusur informasi kembali. Hal ini dikarenakan pengerjaanya yang rumit dan berpindah pindah kolom. Seiring berjalannya waktu dan semakin sering digunakan maka psutakawan akan mahir menggunakan aplikasi tersebut.

I2: Untuk menjadi mahir atau terampil menggunakan dan memahami Nawalib bukan hal yang mudah, harus melalui bimbingan dan pengarahan yang jelas, namun semakin sering digunakan maka akan semakin terampil.


(38)

I3: Karena termasuk rumit dalam melakukan pekerjaan, maka tidak lah mudah untuk menjadi mahir atau terampil melakukan kerja, harus sering digunakan sehingga lebih terbiasa.

I4: Tidak mudah untuk mahir atau terampil harus sering digunakan, apalgi untuk pengguna awal

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa untuk menjadi terampil atau mahir menggunakan aplikasi Nawalib tidaklah mudah apalagi bagi pengguna awal sistem ini. Namun bukan berarti tidak bisa, semakin sering dan lama sistemi tersebut digunakan akan membuat pustakawan/pegawai menjadi mahir/terampil.

F. Mudah Untuk Digunakan (Easy to Use)

Aplikasi yang diterapkan pada layanan terbitan berseri mudah untuk digunakan. Artinya pustakawan merasa mudah melakukan pekerjaan menggunakan Nawalib. Jarang muncul masalah atau kesulitan, artinya kita dapat memahami sistem itu dengan baik. Dari wawancara informan diperoleh hasil sebagai berikut:

I1:Bila dibanding dengan aplikasi sebelumnya , aplikasi nawalib lebih rumit, namun informasi yang dimuat lebih jelas. Awalnya pustakawan merasa kesulitan menggunakan aplikasi tersebut, karena merupakan aplikasi baru dan berbeda dari sebelumnya. Namun setelah melalui pelatihan dan pimbingn pustakawan dapat menggunakan aplikasi ini. Memang untuk pengguna baru termasuk sulit untuk menggunakan


(39)

aplikasi ini, namun bila sudah sering digunakan maka akan terasa mudah untu digunakan dalam melakukan pekerjaan.

I2: Aplikasi ini akan mudah digunakan bila sudah terbiasa atau sering menggunakan, bagi pengguna awal akan terasa sulit.

I3: Sulit bagi pengguna awal, namun semakin sering digunakan akan mudah untuk digunakan.

I4: Untuk awal penggunaan terasa sulit, namun semakin lama semakin terbiasa dan semakin mudah

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa bagi pengguna awal aplikasi Nawalib tidaklah mudah untuk digunakan. Setelah mendapat bimbingan dan pelatihan pustakawan/pegawai akan semakin terbiasa, dan merasa mudah untuk menggunakan aplikasi tersebut. Artinya semakin sering menggunakan sistem tersebut maka akan terasa semakin mudah menggunakannya.

4.3 Rangkuman Penelitian

Rangkuman pada penelitian ini mencakup seluruh data yang diperoleh kemudian dikumpulkan untuk diolah sehingga menghasilkan informasi. Penyajian rangkuman penelitian ini dapat dilihat dari table dibawah ini:


(40)

Table 4.3 Rangkuman Hasil Penelitian

No Indikator Sub indikator

1 Kebermanfaatan a. Mempercepat pekerjaan (work more quickly) b. Meningkatkan kinerja (improve job

performance)

c. Meningkatkan produktivitas (increase productivity)

d. Efektifitas (effectiveness)

e. Mempermudah pekerjaan (make job easier) f. Bermanfaat (useful)

2 Kemudahan a. Mudah dipelajari (easy to learn) b. Dapat dikontrol (controllable) c. Jelas & dapat dipahami (clear &

understandable) d. Fleksibel (flexible)

e. Mudah untuk menjadi terampil/mahir (easy to become skillful)


(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara kepada informan, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan diterapkannya aplikasi Nawalib pada layanan terbitan berseri di Perpustakaan Universitas Negeri Medan membuat pustakawan semakin lama mengerjakan tugasnya, dikarenakan bertambahnya informasi yang harus di entri ke dalam sistem. Namun informasi tersebut berguna untuk membantu pengguna menemukan informasi yang relevan.

2. Dengan diterapkannya aplikasi Nawalib pada layanan terbitan berseri di Perpustakaan Universitas Negeri Medan dapat meningkatkan kinerja pustakawan.

3. Dengan diterapkannya aplikasi Nawalib pada layanan terbitan berseri di Perpustakaan Universitas Negeri Medan dapat meningkatkan produktivitas kinerja pustakawan.

4. Aplikasi Nawalib efektif diterapkan pada layanan terbitan berseri di Perpustakaan Universitas Negeri Medan, walaupun menambah beban kerja pustakawan namun tidak menghambat kinerja justru member dampak yang positf.


(42)

5. Dengan diterapkannya aplikasi Nawalib pada layanan terbitan berseri di Perpustakaan Universitas Negeri Medan dapat mempermudah pekerjaan pustakawan.

6. Penerapan aplikasi Nawalib pada layanan terbitan berseri di Perpustakaan Universitas Negeri Medan bermanfaat bagi pustakawan bukan hanya untuk pekerjaanya melainkan juga untuk pelayanannya.

7. Aplikasi Nawalib termasuk sulit untuk dipelajari dikarenakan banyak kolom pengerjaan dan berpindah-pindah untuk mengentri data satu jurnal, apalagi untuk pengguna awal memerlukan pelatihan dan bimbingan khusus.

8. Karena Nawalib merupakan aplikasi berbayar maka pengguna (pustakawan) tidak dapat secara bebas mengubah atau mengganti konten dari Nawalib, mereka harus melaporkan kepada vendor dan membayar sehingga dapat diubah sesuai kebutuhan. Namun sejauh ini belum terdapat masalah serius pada penggunaan sistem.

9. Istilah yang digunakan pada aplikasi Nawalib jelas dan dapat dipahami oleh pustakawan sehingga mereka mampu mengoprasikan sistem tersebut.

10. Aplikasi Nawalib Fleksibel diterapkan pada layanan terbitan berseri, karena informasi yang dimuat sudah dapat menggambarkan isi dari sebuah jurnal termasuk artikel yang dimuat didalamnya..

11. Untuk dapat mahir/terampil menggunakan aplikasi Nawalib tidaklah mudah ,namun bukan berarti sangat sulit, artinya standar. Namun


(43)

semakin sering digunakan maka pengguna akan semakin lancar dan mahir.

12. Bagi pengguna awal aplikasi Nawalib akan terasa rumit untuk digunakan, apalagi bila sebelumnya menggunakan sistem yang lebih sederhana.

Dari sub indikator diatas dapat dibuat kesimpulan yaitu untuk indikator kebermanfaatan penerapan aplikasi dinilai pustakawan/pegawai bermanfaat, meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja, efektif, namun membuat pustakawan/pegawai membutuhkan waktu lebih lama untuk melakukan pekerjaan karena lebih banyak informasi yang dimasukkan kedalam sistem , terutama pegetikan ulang abstrak setiap artikel dalam sebuah jurnal.

Untuk indikator kemudahan penggunaan sistem secara umum dinilai oleh pustakawan/pegawai bisa dikatakan sulit untuk digunakan terutama bagi pengguna awal, dimana banyak terdapat kolom pengerjaan dan berpindah-pindah. Untuk menjadi terampil atau mahir juga tidak mudah harus melalui bimbingan dan pengarahan. Istilah yang digunakan cukup jelas, namun alur kerja yang rumit mebuat pengguna kesulitan untuk memahami. Namun semakin sering pengguna menggunakan sistem tersebut akan semakin terbiasa dan mahir. Karena Nawalib merupakan aplikasi yang berbayar maka tidak dapat dikontrol secara bebas, bila ingin memodifikasi harus melalui vendor, namun aplikasi ini sudah fleksibel bagi pekerjaan pustakawan/pegawai pada bagian layanan terbitan berseri di Perpustakaan Universitas Negeri Medan.


(44)

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan , maka yang menjadi pertimbangan bagi Perpustakaan Universitas Negeri Medan adalah :

1. Untuk jurnal yang sudah memiliki alamat website abstrak dari setiap artikelnya dapat di copy langsung kedalam sistem sehingga tidak harus diketik ulang.

2. Menyediakan alat scan sehingga abstrak dari jurnal dapat di scan, dan dikonvert kedalam word sehingga dapat di copy langsung.

3. Lebih mengutamakan kelengkapan informasi jurnal yang diterbiatkan oleh Universitas Negeri Medan, sehingga menjadi aset pribadi Perpustakaan. Karena untuk jurnal yang sudah memiliki alamat web sudah memuat keseluruhan isi jurnal beserta artikelnya.

4. Memberikan pelatihan dan bimbingan kepada pustakawan yang lain tentang penggunaan Nawalib pada bagian terbitan berseri, karena sejak aplikasi ini diterapkan hanya satu orang pustakawan yang menangani. 5. Penambahan pegawai yang membantu pada layanan terbitan berseri,

sehingga pekerjaan tidak menumpuk. Karena pada layanan terbitan berseri tidak hanya melayanankan koleksi namun harus mengolah sendiri.


(45)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi

Sistem Informasi terdiri dari dua kata yaitu Sistem dan Informasi. Definisi sistem menurut Isa,Irwan (2014, 6) adalah suatu rangkaian komponen-komponen yang memiliki kaitan satu sama lainuntuk membentuk suatu kesatuan dan bekerjasama untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan yang sama. Sedangkan menurut H.M Jogianto (2001, 2): “Sistem dapat diartikan sebagai kumpulan elemen-elemen yang saling berkaitan dan bertanggung jawab memproses masukan (input) sehingga menghasilkan keluaran (output)”. Sementara Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan alam proses pengambilan keputusan (Sutabri 2012, 22). Dari pengertian dua kata tersebuta maka dapat dikatakan bahwa Sistem Informasi adalah sistem yang saling berhubungan dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang berguna untuk mencapai tujuan tertentu, serta pengambilan keputusan jangka panjang. Sementara informasi dikatakan berkualitas jika memperhatikan aspek relevansi, akurasi, dan tepat waktu. Hadirnya sistem informasi yang ada di perpustakaan akan memberikan kemudahan bagi pengguna (Sutabri 2012, 33).

Jenis sistem informasi yang digunakan untuk sistem informasi perpustakaan menurut Kochtanek dan Matthews (2002), antara lain sebagai berikut:


(46)

1. Sofware Komersial (Commercial Software)

Perpustakaan tidak dapat memodifikasi sistem informasi yang sudah ada tanpa ijin dari vendor pembuat sistem informasi tersebut, yang dikenal dengan nama Independent Software Vendors (ISV). Dengan demikian, perpustakaan akan membeli lisensi sistem informasi tersebut terkait dengan penggunaannya di perpustakaan dan perawatannya. Kelemahannya jika perpustakaan mengimplementasikan jenis sistem informasi yang commercial software adalah perpustakaan tetap terikat dengan ISV namun dalam perkembangan pemakaiannya pihak perpustakaan tidak bisa memodifikasinya secara bebas tanpa ijin dari ISV tersebut.

2. Sistem Terbuka (Open System)

Oleh karena sistem informasi menggunakan bentuk (platform) yang standar maka perpustakaan dapat mengkombinasikan antara sistem informasi yang satu dengan yang lainnya.

3. Sistem Sumber Informasi Terbuka (Open Source System)

Perpustakaan dapat memiliki kode sumber (source code) dari sistem informasi tersebut, sehingga perpustakaan dapat menggunakan, memodifikasi, dan menyebarkan sistem informasi secara bebas.

2.1.1 Karakteristik Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan sistem. Menurut Agus Mulyanto (2009, 2), sistem mempunyai karakteristik sebagai berikut: Komponen Sistem (Components), Batasan Sistem (Boundary), Lingkungan Luar Sistem (environments), Penghubung Sistem (interface), Masukan Sistem (Input), Keluaran (output), Pengolah (proses), Sasaran Sistem (objective), serta Mempunyai Umpan Balik (Feed Back).

2.1.2 Komponen Sistem Informasi

John Burch dan Gary Grudnitski menyatakan: Sistem Informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building


(47)

block), yaitu blok masukan (input block), block model (model block), blok keluaran (output block), blokteknologi (technology block), blok basis data (database block) dan blok kendali(controls block). Sedangkan menurut Isa, Irwan (2014, 7) komponen sistem informasi terdiri dari manusia/pengguna, data/media informasi, prosedur, dan alat bantu.

2.1.3 Penilaian Sistem Informasi

Kegiatan pengelolaan sistem informasi dianggap efisien dan efektif bila komponen perencanaan disusun dengan cermat dan teliti berdasarkan data yang objektif dan akurat, komponen transformasi informai bekerja secara lancar dengan dukungan sarana dan prasrana, biaya dan metode yang memadai. Untuk mengetahui sampai mana komponen-komponen telah beroprasi dengan baik sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diadakan penilaian terhadap sistem informasi tersebut.

Fungsi utama dari penilaian informasi adalah menyediakan informasi sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan. Keputusan itu menyangkut berbagai kemungkinan, misalnya tentang program atau perencanaan, pelaksanaaan atau operasionalataupun tentang administraif. Penilaian merupakan suatu komponen yang penting dalam pengelolaan sistem informasi.

Komponen ini erat kaitannya dengan komponen-komponen lainnya, yakni masukan, proses, dan produk (hasil). Dalam pengelolaan Sistem Informasi terdapat tiga straegi penilaian sistem informasi, yaitu sebagai berikut:


(48)

1. Strategi penilaian masukan yang bertujuan menilai perencananinformasi yang disusun berdasarkan kebutuhan informasi yang nyata.

2. Strategi penilaian proses yang bertujuan menilai pelaksanaan transformasi informasi, mulai dari pengumpulan data, pengolahan, analisis dan penilaian, penyajian dan penyebarluasan, dokumentasi, dan komunikasi yang secara keseluruhanmerupakan suatu proses yang berkesinambungan.

3. Strategi penilaian produk, yang bertujuan untuk menilai produk-produk informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi. (Sutabri 2012, 47)

Penilaian terhadap komponen-komponen tersebut dilakukan dengan menggunakan perangkat kriteria sebagai indikator guna memudahkan pelaksanaan penilaian itu.

2.2Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah sistem berbasis komputer yang membuat informasi tersedia untuk pengguna yang sesuai dengan kebutuhan Schell (2008). Sedangkan menurut Febrian (2004)

Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan sistem yang menyediakan informasi untuk mendukung manajemen. Meskipun demikian, sistem informasi manajeman juga berisi kumpulan manusia dan sumber daya di dalam sebuah organisasi yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan memperoses data untuk menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen dalam aktivitas perencanaan dan pengendalian.

2.3Sistem Informasi Perpustakaan

Sistem informasi perpustakaan dikembangkan dari pemikiran dasar bagaimana kita melakukan otomatisasi terhadap berbagai kegiatan dalam suatu perpustakaan. Sistem Informasi Perpustakaan (SIPERPUS) merupakan sebuah sistem yang terintegrasi untuk menyediakan informasi guna mendukung operasi, manajemen, dan fungsi pengambilan keputusan dalam Perpustakaan. Sistem


(49)

khusus untuk mempermudah pendataan koleksi perpustakaan, katalog, data anggota/peminjam, transaksi dan sirkulasi koleksi perpustakaan. Keseluruhannya bekerja secara sistematis sehingga dapat memperbaiki administrasi dan operasional perpustakaan serta dapat menghasilkan bentuk-bentuk laporan yang efektif dan berguna bagi manajemen perpustakaan (Lutfian 2009, 1). Menurut Harmawan (2009, 1) sistem perpustakaan merupakan sistem automasi perpustakaan. Di dalam sistem perpustakaan terdapat modul-modul yang terintegrasi dari sistem yang satu ke sistem yang lain. Adapun modul-modul yang dapat terintegrasi yaitu:

1.Modul Pengadaan Pengadaan merupakan kegiatan pokok dari perpustakaan atau puast dokumentasi karena kegiatan ini mengusahakan buku-buku yang dibutuhkan ada dalam koleksi. Modul pengadaan ini berfungsi untuk membuat daftar usulan buku dan daftar pengadaan buku. 2.Modul Pengatalogan Katalog adalah daftar barang yang berada pada suatu

tempat, sedangkan katalog perpustakaan adalah daftar bahan pustaka yang ada dalam perpustakaan. Yang tujuannya adalah untuk memudahkan para anggota perpustakaan untuk mengetahui koleksi perpustakaan dengan cepat. Adapun fungsi modul pengatalogan adalah untuk mengelola data koleksi buku maupun koleksi berkala.

3.Modul keanggotaan. Keanggotaan perpustakaan sangat perlu untuk mempermudah pengguna dalam meminjam koleksi perpustakaan. Untuk pengurusan keanggotaan setiap perpustakaan memiliki kebijakan sendiri. 4.Modul keanggotaan berfungsi untuk mengelola data anggota seperti

penambahan, pengeditan dan penghapusan data anggota.

5.Modul sirkulasi dalam kalimat yang sederhana adalah proses edar suatu benda. Jika koleksi yang dimaksud adalah buku maka arti sirkulasi adalah proses peredaran buku dengan berbagai jenis kegiatan transaksi antara pengguna dengan petugas perpustakaan.

6.OPAC Otomasi perpustakaan akan memudahkan pengguna/pustakawan dalam menelusur informasi khususnya katalog melalui OPAC.

Pengguna/pustakawan dapat menelusur suatu judul buku secara bersamaan. Disamping itu, mereka juga dapat menelusur buku dari berbagai pendekatan. Misalnya melalui judul, kata kunci, pengarang, kata kunci pengarang, subyek,


(50)

kata kunci subyek dan sebagainya. Sedangkan apabila menggunakan katalog manual, pengguna/pustakawan hanya dapat akses melalui tiga pendekatan yaitu judul, pengarang, dan subyek (Harmawan 2009, 1).

2.4 Jenis Jenis Evaluasi Sistem Informasi

Ada beberapa model yang biasa dan sering digunakan dalam evaluasi sistem informasi, di antaranya adalah:

1. Technology Acceptance Model (TAM) 2. End User Computing (EUC) Satisfaction 3. Task Technology Fit (TTF) Analysis

4. Human-Organization-Technology (HOT) Fit Model

2.4.1 Technology Acceptance Model (TAM)

Model ini telah banyak digunakan dalam penelitian sistem informasi untuk mengetahui reaksi pengguna terhadap sistem informasi (Landry et al., 2006). Metode TAM ini pertama sekali dikenalkan oleh Davis pada tahun 1989.

TAM adalah teori sistem informasi yang membuat model tentang bagaimana pengguna mau menerima dan menggunakan teknologi. Model ini mengusulkan bahwa ketika pengguna ditawarkan untuk menggunakan suatu sistem yang baru, sejumlah faktor mempengaruhi keputusan mereka tentang bagaimana dan kapan akan menggunakan sistem tersebut, khususnya dalam hal: usefulness (pengguna yakin bahwa dengan menggunakan sistem ini akan meningkatkan kinerjanya), ease of use (di mana pengguna yakin bahwa menggunakan sistem ini akan


(51)

membebaskannya dari kesulitan, dalam artian bahwa sistem ini mudah dalam penggunaannya).

2.4.2 End User Computing (EUC) Satisfaction

Pengukuran terhadap kepuasan telah mempunyai sejarah yang panjang dalam disiplin ilmu sistem informasi. Dalam lingkup end-user computing, sejumlah studi telah dilakukan untuk meng-capture keseluruhan evaluasi di mana pengguna akhir telah menganggap penggunaan dari suatu sistem informasi (misalnya kepuasan) dan juga faktor-faktor yang membentuk kepuasan ini. (Doll et al. 1995 disitasi oleh Chin et al., 2000)

(Gambar 1 : Model Evaluasi End User Computing (EUC) Satisfaction)

Model evaluasi ini dikembangkan oleh Doll & Torkzadeh. Evaluasi dengan menggunakan model ini lebih menekankan kepuasan (satisfaction) pengguna akhir terhadap aspek teknologi, dengan menilai isi, keakuratan, format, waktu dan kemudahan penggunaan dari sistem. Model ini telah banyak diujicobakan oleh peneliti lain untuk menguji reliabilitasnya dan hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna meskipun instrumen ini diterjemahkan dalam berbagai bahasa yang berbeda (Eris L. 2006,1)


(52)

2.4.3 Task Technology Fit (TTF) Analysis

Inti dari Model Task Technology Fit adalah sebuah konstruk formal yang dikenal sebagai Task-Technology Fit (TTF), yang merupakan kesesuaian dari kapabilitas teknologi untuk kebutuhan tugas dalam pekerjaan yaitu kemampuan teknologi informasi untuk memberikan dukungan terhadap pekerjaan (Goodhue & Thompson 1995, disitasi oleh Dishaw et al., 2002). Model TTF memiliki 4 konstruk kunci yaitu Task Characteristics, Technology Characteristics, yang bersama-sama mempengaruhi konstruk ketiga TTF yang balik mempengaruhi variabel outcome yaitu Performance atau Utilization (Eris L. 2006, 3).

2.4.4 Human-Organization-Technology (HOT) Fit Model

Yusof et al. (2006, 10) memberikan suatu kerangka baru yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi sistem informasi yang disebut Human-Organization-Technology (HOT) Fit Model. Model ini menempatkan komponen penting dalam sistem informasi yakni Manusia (Human), Organisasi (Organization) dan Teknologi (Technology). dan kesesuaian hubungan di antaranya.

Komponen Manusia (Human) menilai sistem informasi dari sisi penggunaan sistem (system use) pada frekwensi dan luasnya fungsi dan penyelidikan sistem informasi. System use juga berhubungan dengan siapa yang menggunakan (who use it), tingkat penggunanya (level of user), pelatihan, pengetahuan, harapan dan sikap menerima (acceptance) atau menolak (resistance) sistem. Komponen ini


(53)

juga menilai sistem dari aspek kepuasan pengguna (user satisfaction). Kepuasan pengguna adalah keseluruhan evaluasi dari pengalaman pengguna dalam menggunakan sistem informasi dan dampak potensial dari sistem informasi. User satisfaction dapat dihubungkan dengan persepsi manfaat (usefulness) dan sikap pengguna terhadap sistem informasi yang dipengaruhi oleh karakteristik personal.

Komponen Organisasi menilai sistem dari aspek struktur organisasi dan lingkungan organisasi. Struktur organisasi terdiri dari tipe, kultur, politik, hierarki, perencanaan dan pengendalian sistem, strategi , manajemen dan komunikasi. Kepemimpinan, dukungan dari top manajemen dan dukungan staf merupakan bagian yang penting dalam mengukur keberhasilan sistem. Sedangkan lingkungan organisasi terdiri dari sumber pembiayaan, pemerintahan, politik, kompetisi, hubungan interorganisasional dan komunikasi.

Komponen teknologi terdiri dari kualitas sistem (system quality), kualitas informasi (information quality) dan kualitas layanan (service quality). Kualitas sistem dalam sistem informasi di institusi pelayanan kesehatan menyangkut keterkaitan fitur dalam sistem termasuk performa sistem dan user interface. Kemudahan penggunaan (ease of use), kemudahan untuk dipelajari (ease of learning), response time, usefulness, ketersediaan, fleksibilitas, dan sekuritas merupakan variabel atau faktor yang dapat dinilai dari kualitas sistem. Kualitas informasi berfokus pada informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi termasuk rekam medis pasien, laporan dan peresepan. Kriteria yang dapat digunakan untuk menilai kualitas informasi antara lain adalah kelengkapan,


(54)

keakuratan, ketepatan waktu, ketersediaan, relevansi, konsistensi, dan data entry. Sedangkan kualitas layanan berfokus pada keseluruhan dukungan yang diterima oleh service provider sistem atau teknologi. Service quality dapat dinilai dengan kecepatan respon, jaminan, empati dan tindak lanjut layanan (Eris L. 2006, 5)

2.5 Aplikasi Perpustakaan Digital

Aplikasi perpustakaan digital merupakan sebuah sistem perangkat lunak generik yang meyediakan infrastruktur baik untuk menghasilkan dan mengolah sistem perpustakaan digital yang fungsional untuk menjalankan fungsi perpustakaan digital, maupun untuk mengintegrasikan berbagai perangkat tambahan agar dapat menawarkan fungsi lain yang lebih spesifik bagi keperluan tertentu (Pendit 2008).

2.5.1 Nawalib

Nawalib adalah sistem perpustakaan terintegrasi berbasis web yang dirancang untuk memberikan manajemen dan akses yang efektif untuk kedua bahan perpustakaan baik tradisional dan non-tradisional seperti PDF, URL, gambar dan banyak lagi. Dapat diakses dari browser internet, Nawalib mendukung kegiatan back-office dari pusat informasi sekaligus memberikan kemampuan pengambilan keputusan bagi pengguna akhir. Hal ini baik digunakan untuk kedua bentuk situs baik perpustakaan dengan situs tunggal dan perpustakaan dengan multi-situs.

Nawalib dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pemikiran pustakawan. Program ini dilengkapi dengan cetak label dan kartu katalog, dan untuk menyesuaikan laporan. Menghimpun dan memberikankemampuan pengguna untuk mengaotomatisasi setiap tugas perpustakaan, termasuk Sirkulasi, Katalog,


(55)

Penelusuran, Inventarisasi, Laporan, dan banyak lagi (Pt. Smart Softindo International 2007)

2.6 Kolesi Perpustakaan

Koleksi merupakan salah satu unsur utama dalam perpustakaan, pelayanan tidak dapat dilaksanakan secara maksimal jika tidak didukung dengan adanya koleksi yang memadai. Untuk dapat memberikan pelayanan informasi secara maksimal maka perpustakaan harus menyediakan berbagai informasi atau bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dalam buku Pedoman Pembinaan Koleksi dan Pengetahuan Literatur (1998, 2), ”Koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi”. Sedangkan menurut Ade Kohar (2003, 6), “Koleksi perpustakaan adalah yang mencakup berbagai format bahan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan alternatif para pemakai perpustakaan terhadap media rekam informasi”. Koleksi yang dibutuhkan oleh setiap perpustakaan tidak sama, hal ini tergantung pada jenis dan tujuan perpustakaan yang bersangkutan.

Pada umumnya koleksi perpustakaan tidak hanya mencakup buku, tetapi meliputi segala macam bentuk cetakan dan rekaman (digital). Koleksi tercetak terdiri dari buku, terbitan berseri seperti majalah, jurnal, surat kabar, brosur dan sebagainya, sedangkan koleksi rekaman terdiri dari kaset, audio visual, micro film, mikrofis, piringan hitam, video kaset, CD-ROM (Compact Disk Read Only Memory), koleksi elektronik seperti buku elektronik, jurnal elektronik, surat kabar


(56)

elektronik, dan lain sebagainya dan koleksi bahan grafika seperti kartografi (Yulia 1993, 3).

Dari berbagai jenis koleksi perpustakaan yang ada , terbitan berseri adalah salah satu koleksi yang memberikan informasi penting dalam kegiatan penelitian untuk dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena koleksi terbitan berseri menyajikan penemuan-penemuan terbaru di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya jurnal ilmiah. Koleksi terbitan berseri mempunyai peran antara lain:

a. Memberikan tempat untuk menampung ide, gagasan, pengalaman seseorang. Pemikiran tersebut dituangkan dalam bentuk karangan yang dimuat dalam lembaran-lembaran terbitan.

b.Sebagai media untuk menyebarluaskan hasil penemuan dan pengamatan baru dalam bidang tertentu.

c. Sebagai sumber untuk memperluas wawasan seseorang. (Yulia dan Saleh 1996, 25)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi terbitan berseri mempunyai peranan penting bagi pengguna yang sedang melakukan penelitian dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian, koleksi perpustakaan harus dikembangkan secara teratur dan terencana sehingga koleksi perpustakaan sesuai dengan kebutuhan pengguna, dan layanan perpustakaan dapat di lakukan secara tepat guna dan berhasil guna.

2.7 Pengertian Terbitan Berseri

Perpustakaan merupakan salah satu sarana utama yang dapat mendukung segala kebutuhan informasi secara menyeluruh tanpa membedakan stratifikasinya pada pengguna perpustakaan, Koleksi terbitan berseri ini merupakan sumber


(57)

informasi yang sangat penting dan harus dimiliki oleh setiap perpustakaan. Hal tersebut dapat dikatakan demikian karena terbitan berseri lazimnya memuat informasi masalah maupun peristiwa yang aktual dan mutakhir. Disamping hal tersebut frekuensi terbitan berseri umumnya lebih cepat dari buku dalam waktu yang sama.

Lasa Hs (1994, 97) menyatakan bahwa: “Periodicals adalah suatu publikasi yang direncanakan terbit terus menerus tanpa dibatasi waktu, berisi berbagai bidang, artikel, berita yang ditulis oleh beberapa orang, lembaga maupun organisasi profesi yang membentuk redaksi sebagai penanggung jawab”. Sedangkan dalam Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (2000, 12) mendefenisikan bahwa terbitan berseri adalah terbitan yang diterbitkan terus menerus dengan jangka waktu terbit tertentu.

Menurut Harrod yang dikutip oleh Saleh dan yulia (1996, 3) memberikan defenisi yang lebih rinci mengenai terbitan berseri yaitu:

1.Setiap terbitan yang dipublikasikan dalam bagian-bagian yang berturut-urut, muncul dalam tenggang waktu yang biasanya teratur. Terbitan ini dimaksudkan untuk terbit secara terus menerus dalam waktu yang tidak terbatas. Didalamnya mencakup terbitan berkala (periodicals), koran, buku tahunan, seri monograf yang bernomor dan prosiding, transaction, dan memoar.

2.Suatu buku berisi bagian-bagian atau volume yang diterbitkan secara berturut-turut dengan judul yang sama (seragam). Terbitan ini dimaksudkan untuk terbit secara terus menerus dalam waktu yang tidak terbatas dengan jarak dan waktu terbittidak perlu teratur.

Berdasarkan pengertian diatas dapat dikatakan bahwa terbitan berseri merupakan publikasi yang diterbitkan secara berkesinambungan yang ditulis oleh beberapa orang atau lembaga maupun organisasi berdasarkan nomor urut/secara kronologis dan diterbitkan dalam kurun waktu yang ditentukan.


(58)

2.7.1 Ciri-ciri Terbitan Berseri

Terbitan berseri memiliki perbedaan dengan koleksi lainnya. Siregar, Belling (2012) menyatakan bahwa terbitan berseri berbeda dengan buku teks. Sedangkan menurut Saleh dan Yulia ( 1996, 5) terbitan berseri adalah terbitan yang dipublikasikan dalam bagian yang berturut-turut dengan tenggang waktu tertentu, dengan cirri-ciri sebagai berikut:

1.Satu kali terbit memuat beberapa artikel atau tulisan yang di tullis oleh beberapa orang.

2.Artikel yang menjadi isi terbitan berseri biasanya tidak terlalu panjang di banding dengan tulisan yang di muat dalam buku atau monograf.

3.Tulisan yang di muat menyampaikan informasi seperti berita, peristiwa penemuan dan gagasan-gagasan baru.

4.Di kelola oleh sekelompok orang biasanya di kenal dengan nama redaksi. 5.Merupakan arsip ilmiah yang telah di ketahui orang

6.Terbit secara berkelanjutan atau terus menerus dan memiliki kala terbit yang di sebut dengan frekwensi seperti:

• Harian

• Tengah mingguan/semi weekly

• Mingguan/weekly

• Dwi mingguan terbit sekali dalam dua minggu

• Tengah bulanan/ semi monthly terbit dua kali dalam sebulan

• Bulanan/monthly

• Dwi bulanan terbit sekali dalam dua bulan

• Tiga bulanan terbit sekali dalam tiga bulan

• Enam bulanan terbit sekali dalam enam bulan

• Tahunan/annually

7. Memiliki sistem control internasional di kenal dengan ISSN (International Standard Serial Number)

Sedangkan menurut Lasa Hs (1994, 98). Suatu terbitan dapat dikategorikan sebagai terbitan berseri apabila memiliki ciri-ciri berikut:

• Dalam sekali terbit memuat banyak karangan dengan topik yang berbeda dan ditulis oleh banyak orang.

• Karangan tersebut pada umumnya tidak terlalu panjang seperti pada buku teks.

• Menyampaikan berita dalam berbagai bidang, peristiwa, pengumuman, pemikiran yang dianggap perlu diketahui oleh


(59)

• Dikelola oleh redaksi yang bertanggung jawab atas terbitan ini.

• Terbit terus-menerus dengan memiliki kala, frekuensi terbit tertentu. misalnya: harian, mingguan, tengah mingguan, bulanan, tiga bulanan, dan seterusnya.

• Terdapat ISSN (International Standard Serial Number) sebagai nomor kontrol terbitan berseri

2.7.2 Jenis-jenis Terbitan Berseri

Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Nasional RI (2000, 12) disebutkan ada beberapa jenis terbitan berseri yang dapat dijadikan koleksi perpustakaan antara lain:

1. Majalah (magazine).

2. Serial (serials) termasuk periodical, annual, laporan tahunan (year book), proceeding.

3. Bulletin, diterbitkan oleh badan pemerintah, perkumpulan, badan lain biasanya diberi nomor urut.

4. Pamplet (pamphlet), terdiri dari beberapahalaman tanpa jilid. 5. Abstrak (abstract).

6. Annual.

7. Brosur (brochure).

8. Kumulatif (cumulative), merupakan bibiografi untuk satu tahun atau periode tertentu.

9. Harian (daily) misalnya surat kabar. 10. Jurnal (journal).

11. Berita (news bulletin). 12. Makalah

Menurut Harrod yang dikutip oleh Saleh dan Yulia ( 1996, 9) jenis terbitan berseri meliputi terbitan berkala (periodicals), surat kabar/koran, buku tahunan (annual), seri monografi yang bernomor, prosiding, transaction, dan memoar.

2.7.3Pengadaan Terbitan Berseri

Pengadaan terbitan berseri merupakan penghimpunan bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi suatu perpustakaan. Koleksi yang diadakan hendaknya relevan dan disesuaikan dengan minat dan kebutuhan pengguna perpustakaan,


(60)

sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengadaan koleksi terbitan berseri dapat ditempuh dengan beberapa cara antara lain

1. Pembelian 2. Penukaran

3. Hadiah/sumbangan ( baik berdasarkan permintaan atau tidak permintaan)

4. Penerbitan Sendiri (Siregar 2012, 17)

5. Penggandaan atau reproduksi ( Yusuf dan Suhendar 2005, 32) 2.7.4 Inventarisasi Terbitan Berseri

Langkah awal yang harus dilakukan perpustakaan terhadap terbitan berseri yang diterima baik yang dipesan maupun yang tidak dipesan, mencakup kegiatan penerimaan dan inventarisasi. Kegiatan inventarisasi meliputi beberapa pekerjaan yaitu pemeriksaan, pengecapan, dan pendaftaran ke buku induk (Yusuf dan Suhendar 2005, 33)

Pada waktu penerimaan terbitan berseri harus diperiksa keutuhan terbitannya dan faktur dicocokan dengan terbitan dan kartu pesanan yang ada dalam file perpustakaan. Jika terbitan berseri yang diterima tidak cocok dengan yang tercantum dalam kartu pesanan maka dilakukan klaim kepada toko buku/agen yang mengirim terbitan tersebut. Terbitan berseri yang telah diterima diberi tanda atau cap perpustakaan, selanjutnya diinventarisasi dalam buku/inventaris. Informasi yang dicatat dalam buku induk adalah:

1. Judul terbitan 2. ISSN

3. Penerbit 4. Alamat 5. Kala terbit 6. Harga langganan

7. Asal/sumber. Disini dicatat asal terbitan berseri apakah hasil

pembelian, hadiah dan pertukaran Pengarang (Abdul Rahman Saleh 1996, 44)


(61)

Dibawah ini terdapat contoh kartu inventaris terbitan berseri: (Tabel 2.1 Kartu Registrasi Majalah)

Tabel 2.2 Kartu Inventaris Terbitan Berseri

No

Tgl Terima Nomor Inventaris

Judul VOL,NO,BLN THN

Et

Sumber: Abdul Rahman Saleh 1996, 44

Nomor inventaris dapat dicatat berurutan secara terus-menerus tetapi dapat juga dicatat setiap tahun. Artinya setiap tahun dimulai dari nomor satu. Setelah terbitan berseri dicatat dalam kartu registrasi ataubuku induk/inventarisasi, maka terbitan berseri tersebut dikirim ke bagianpengolahan untuk dibuat katalog dan kelengkapan selanjutnya pada terbitan berseri tersebut.

2.7.5 Pengolahan Terbitan Berseri

Setiap terbitan berseri yang diterima oleh perpustakaan harus segera diproses, agar informasi yang ada di dalamnya dapat secepatnya disebarluaskan kepada pengguna perpustakaan. Keterlambatan pengolahan bahan pustaka berarti menghambat proses penyampaian informasi kepada masyarakat/pengguna. Hal

Kartu Registrasi Majalah

Judul : Kala Terbit :

Issn : Harga Langganan: Penerbit : Beli/Hadiah/Tukar:

Alamat : Subjek :


(62)

pertama yang dilakukan dalam mengolah koleksi terbitan berseri adalah pengklasifikasian. Klasifikasi terbagi menjadi dua jenis yaitu klasifikasi artificial (artificial classification) dan klasifikasi fundamental (fundamental classification) (Suwarno 2010, 118)

Pengkasifikasian secara umum telah dilaksanakan oleh masyarakat, yaitu mengumpulkan satu kelompok, bahan-bahan sejenis atau yang hampir bersamaan antara yang satu dengan yang lainnya. Pekerjaan ini dilaksanakan untuk memudahkan dalam pencarian kembali apabila bahan bahan tersebut dibutuhkan. Demikian pula pengklasifikasian bagi terbitan berseri tidak terkecuali. Klasifikasi bagi terbitanini sangat diperlukan sebab dengan dilaksanakannya klasifikasi akan memudahkan dalam pelayanan. Terbitan yang sejenis atau yang sama menjadi satu kelompok, sedangkan yang hampir sejenis atau berhubungan erat akan berdekatan letaknya. Majalah yang terjilid (dibundel) diangggap sebagai monograf.

Oleh karena itu diproses pengklasifikasinya menurut subjek sebagaimana melakukan klasifikasi terhadap monograf. Untuk menentukan sistem klasifikasi yang dipergunakan sebaiknya sistem klasifikasi yang sudah umum dipergunakan sehingga tidak menyulitkan pelaksanaanya.

Untuk menentukan nomor klasifikasi terbitan berseri isi subjek harus diperiksa dengan teliti walaupun subjek terbitan berseri sudah tertera pada judulnya namun ada terbitan berseri yang meragukan antara lain judul dengan subjeknya. Untuk hal tersebut dapat diketahui dari daftarisi atau informasi lain


(63)

diketahui subjeknya atau masalah yang dikemukakan dalam terbitan berseri itu. Bila subjek telah dapat diketahui maka dapat ditentukan pula nomor klasifikasinya. Menurut Lasa (1994, 34) terdapat beberapa langkah dalam proses pengolahan terbitan berseri yakni:

a. Pemeriksaan

b. Pemberian cap, tanda kepemilikan

c. Pencatatan (dalam kartu registrasi maupun buku inventarisasi) d. Pembuatan kartu catalog

Untuk membuat deskripsi bibliografi katalog terbitan berseri, perpustakaan memerlukan sumber informasi pengatalogan. Sumber informasi tersebut antara lain:

a. Halaman Judul.

b. Halaman lain seperti halaman judul singkat, samping halaman judul, balik halaman judul dan kolofon.

c. Bagian lain dari buku seperti kata pengantar praktis kulit buku teks dan bibiliografis serta indeks.

d. Luar buku (publikasi). ( Suhendar 2005, 44)

Informasi tersebut dapat membantu kataloger untuk menentukan subjek terbitan berseri. Dalam melakukan pengatalogan terbitan berseri ada beberapa informasi yang perlu dicantumkan pada deskripsinya katalog yaitu:

a. Judul majalah, judul pararel, anak judul.

b. Nomor, volume dan tahun terbit pertama kali. Apabila tidak diketahui maka cukup dicantumkan nomor, bulan yang paling lama dimiliki.

c. Frekuensi kala terbit.

d. ISSN (International Standard Serial Number). e. Kota terbit.

f. Nama lembaga.

g. Tahun, volume, nomor maupun bulan majalah yang dimiliki perpustakaan.

h. Nama pemimpin redaksi/editor. Terutama apabila nama itu cukup dikenal oleh kalangan luas.

i. Ukuran tinggi majalah. j. Edisi.


(1)

10. Teman-teman tercintayang sudah membantu peneliti dalam menyelesaikan penuliasan skripsi ini dari awal hingga akhir dan selalu memberi semangat dan motivasi

Medan, 28 Juli 2016 Hormat, Penulis


(2)

DAFTAR ISI

Abstrak. ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... vi

Daftar Gambar ... vii

Daftar Lampiran ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1. ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ... 7

2.1 Sistem Informasi ... 7

2.1.1 Karakteristik sistem ... 8

2.1.2 Komponen Sistem Informasi ... 9

2.1.3 Penilain Sistem Infomasi ... 9

2.2 Sistem Informasi Manajemen (SIM)... 10

2.3 Sistem Informasi Perpustakaan ... 11

2.4 Jenis-Jenis Evaluasi SIM ... 12

2.4.1 Technology Acceptance Model (TAM) ... 13

2.4.2 End User Computing (EUC) Satisfaction ... 13

2.4.3 Task Technology Fit (TTF) Analysis ... .14

2.4.4 Human-Organization-Technology (HOT) Fit Model ... 15

2.5 Aplikasi Perpustakaan Digital ... 17

2.5.1 Nawalib ... 17

2.6 Koleksi Perpustakaan ... 18

2.7 Pengertian Terbitan Berseri ... 19

2.7.1 Ciri-ciri Terbitan Berseri ... 21

2.7.2 Jenis Jenis Terbitan Berseri ... 22

2.7.3 Pengadaan Terbitan Berseri ... 23

2.7.4 Inventarisasi Terbitan Berseri ... 23

2.7.5 Pengolahan Terbitan Berseri ... 25

2.7.6 Penjajaran Terbitan Berseri ... 28

2.7.7 Pelayanan Terbitan Berseri ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Tempat Penelitian ... 30

3.3 Kriteria Informan ... 30

3.4 Data dan Sumber Data ... 31

3.5 Teknik Analisis Data ... 31

3.6 Pengujian Keabsahan Data ... 32


(3)

4.1 Karakteristik Informan. ... 34

4.2 Indikator. ... 35

4.2.1 Kebermanfaatan. ... 35

4.2.2 Kemudahan. ... 42

4.3 Rangkuman Penelitian. ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

5.1 Kesimpulan. ... 52

5.2 Saran. ... 55

DaftarPustaka ... 56


(4)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Kartu Registrasi Majalah. ... 24

2. Tabel 2.2 Kartu Inventaris Terbitan Berseri. ... 24

3. Tabel 4.1 Karakteristik Informan. ... 36


(5)

DAFTAR GAMBAR

1.Gambar 1 : Model Evaluasi End User Computing (EUC) Satisfaction. .... 14 2. Gambar 2 kartu katalog terbitan berseri. ... 28


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Pedoman Wawancara. ... 58

2. Lampiran II Pertanyaan Wawancara . ... 59

3. Lampiran III Hasil Wawancara. ... 60

4. Lampiran IV Gambartampilan form aplikasi nawalib pada koleksi jurnal. ... 72

5. Lampiran V Gambar wawancara dengan informan. ... 75

6. Lampiran surat izin penelitian. ... 76