103
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN - LANJUTAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011 Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan
n. Liabilitas Imbalan Kerja - Lanjutan
Entitas mencatat imbalan kerja berdasarkan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003.
Berdasarkan PSAK No. 24 Revisi 2010, beban imbalan paska kerja manfaat pasti ditentukan dengan metode penilaian aktuaris “Projected Unit Credit”. Keuntungan dan kerugian aktuarial
diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial neto yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi jumlah
yang lebih besar di antara 10 dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal tersebut dan 10 dari nilai wajar aset program pada tanggal tersebut.
Keuntungan atau kerugian ini diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja dari karyawan yang diharapkan. Beban jasa lalu yang terjadi ketika memperkenalkan program imbalan
pasti atau perubahan imbalan dari program yang ada diamortisasi selama periode sampai imbalan tersebut menjadi hak atau vested.
o. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Efektif per 1 Januari 2012, Entitas menerapkan PSAK No. 10 Revisi 2010, “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing” yang menggantikan PSAK No. 10, “Transaksi Dalam Mata Uang Asing”, PSAK
No. 11, “Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing”, PSAK No. 52, “Mata Uang Pelaporan” dan ISAK No. 4 atas Paragraf 20, “PSAK 10: Alternatif Perlakuan yang Diizinkan atas
Selisih Kurs”. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap posisi
keuangan atau kinerja Entitas. Standar revisi ini mengatur pengukuran dan penyajian mata uang suatu entitas dimana pengukuran
mata uang harus menggunakan mata uang fungsional sementara penyajian mata uang dapat menggunakan mata uang selain mata uang fungsional.
Dalam menentukan mata uang fungsional, entitas mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut: a.
mata uang yang paling mempengaruhi harga jual untuk barang dan jasa, atau dari suatu negara yang kekuatan persaingan dan perundang-undangannya sebagian besar menentukan harga jual
dari barang dan jasanya; b.
mata uang yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, material dan biaya-biaya lain dari pengadaan barang atau jasa;
c. mata uang yang mana dana dari aktivitas pendanaan antara lain penerbitan instrumen utang dan
ekuitas dihasilkan; d.
mata uang dalam mana penerimaan dari aktivitas operasi pada umumnya ditahan. Entitas menggunakan mata uang Rupiah sebagai mata uang fungsional dan mata uang pelaporan.
Transaksi dalam mata uang asing dicatat kedalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata
uang asing disesuaikan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tanggal terakhir transaksi perbankan pada periode tersebut. Laba atau rugi yang
timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.