Penyampaian informasi produk ditinjau dari UU No. 8 Tahun 1999

BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN AGEN ASURANSI DALAM

PENYAMPAIAN INFORMASI PRODUK DITINJAU DARI UU No. 81999

A. Penyampaian informasi produk ditinjau dari UU No. 8 Tahun 1999

Secara umum, informasi adalah suatu fakta yang dikumpulkan secara lengkap dan dikemas dalam suatu berita baik berbentuk lisan maupun tulisan yang fungsinya memberikan pengetahuan terhadap anggota masyarakat. Menurut George R. Terry, Ph.D informasi adalah data yang penting yang memberikan pengetahuan yang berguna 92 . Informasi adalah sesuatu yang dianggap legal di Indonesia, dan bukan merupakan suatu hal yang terlarang karena secara hukum informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan dan tanda- tanda mengandung nilai, makna dan pesan baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun non elektronik. 93 Penyampaian memiliki arti proses, cara, perbuatan menyampaikan. Kata informasi berasal dari kata Perancis kuno informacion tahun 1387 yang diambil dari bahasa Latin informationem yang berarti “garis besar, konsep, ide”. Informasi merupakan kata benda dari informare yang berarti aktivitas dalam “pengetahuan yang dikomunikasikan. 94 92 Informasi, http: Semakin banyak informasi dapat memengaruhi atau www.wikipedia.co.idinformasi.htm . diakses tanggal 2 Agustus 2014 93 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, pasal 1 ayat 1. 94 Informasi, http:id.wikipedia.orgwikiInformasi.htm diakses tanggal 24 Juli 2014. Universitas Sumatera Utara menambah pengetahuan seseorang dan dengan pengetahuan menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan menjelaskan bahwa : 1. Informasi Akurat adalah informasi berdasarkan kejelasan referensi yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.; 2. Informasi Jujur adalah informasi yang sesuai dengan keadaan sebenarnya; 3. Informasi Jelas adalah informasi yang disampaikan secara lengkap; dan d Informasi Tidak Menyesatkan adalah informasi yang tidak menimbulkan perbedaan penafsiran antara konsumen danatau masyarakat dengan PUJK terhadap ketentuan yang dimuat dalam perjanjian. 95 Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. 96 1. Program yang menjanjikan perlindungan terhadap 1 satu jenis atau lebih risiko yang dapat diasuransikan dengan memberikan penggantian kepada perseorangan atau badan hukum karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau akibat tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti; Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangani, yang dimaksud dengan Produk Asuransi adalah: 95 Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan, http:www.ojk.go.iddl.php?i=3279.htm. diakses tanggal 25 Juli 2014. 96 Pengertian Produk dan Jenis Produk, http:www.pengertianahli.com201405pengertian- produk-dan-jenis-produk.html. diaksestanggal 25 Juli 2014. Universitas Sumatera Utara 2. program yang menjanjikan perlindungan terhadap 1 satu jenis atau lebih risiko yang terkait dengan hidup atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan; danatau 3. program yang memberikan jaminan atas kemampuan pihak yang dijamin principal dalam melaksanakan kewajiban sesuai dengan perjanjian pokok antara pihak yang dijamin principal dan pihak penerima jaminan obligee 97 Kristiyanti mengemukakan informasi produk adalah segala informasi mengenai produk yang disampaikan dengan berbagai cara seperi lisan, melalui media ataupun pencatuman dalam kemasan produk. 98 1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang danatau jasa; Hak atas informasi adalah salah satu dari sekian banyak hak-hak yang dimiliki konsumen, sebagaimana dirumuskan didalam pasal 4 UUPK. Adapun hak-hak konsumen tersebut antara lain: 2. Hak untuk memilih barang danatau jasa serta mendapatkan barang danatau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan; 97 Perasurasian, http:www.bapepam.go.idperasuransianregulasi_asuransihtm . diakses tanggal 20 Agustus 2014. 98 Putu Adi Merta Jaya, Ni Nyoman Mas Aryani. “Tanggung Jawab Pelaku Usaha terhadap Konsumen yang Mengalami Kerugian Akibat Tidak Dicantumkannya Informasi Mengenai Komposisi Produk Secara Lengkap”, http:ojs.unud.ac.idindex.phpkerthasemayaarticle viewFile68445172. diakses tanggal 22 Agustus 2014. Universitas Sumatera Utara 3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa; 4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang danatau jasa yang digunakan; 5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut; 6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen; 7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif; 8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi danatau penggantian, apabila barang danatau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya; 9. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya. Berdasarkan peraturan mengenai hak konsumen dalam hal pihak pemegang polis adalah konsumen yang dapat dilihat pada Pasal 4 UUPK, penyampaian informasi ditinjau dari UUPK harus menjaga hak-hak konsumen dan tidak boleh melanggar ketentuan yang berkenaan dengan Pasal 4 UUPK tepatnya butir c yaitu mendapatkan informasi yang benar, jelas dan tidak adanya informasi tertutup mengenai produk asuransi yang dijelaskan oleh pihak agen perusahaan asuransi maupun pihak agen asuransi. Pasal 7 UUPK juga mengatur kewajiban perusahaan asuransi atau agen asuransi sebagai pihak pelaku usaha untuk memberikan informasi yang benar, jelas, jujur mengenai kondisi dan jaminan barang atau jasa yang ditawarkan serta Universitas Sumatera Utara memberikan penjelasan mengenai kegunaan polis asuransi yang akan dibeli oleh calon pemegang polis. Penyampaian informasi untuk menarik minat beli konsumen sering ditafsirkan oleh perusahaan asuransi atau agen asuransi menjadi semacam alat, dengan menghalalkan muatan informasi apa saja untuk menggugah konsumen membeli. Tanpa disadari secara hukum ada informasi-informasi yang dilarang, meskipun menurut pertimbangan teknis pemasaran marketing sangat mungkin menggugah konsumen untuk membeli. Perlunya informasi produk secara lengkap, jelas dan jujur didalam sebuah penyampaian informasi berfungsi agar masyarakat mengetahui fakta mengenai produk asuransi yang sedang ditawarkan dengan menjelaskan kelebihan dari polis asuransi sedang ditawarkan oleh pihak perusahaan asuransi atau agen asuransi, sehingga calon pemegang polis selain mendapatkan benefit mengenai produk asuransi, mereka juga memahami kebutuhan utama yang dibutuhkan pada saat ini terkait dengan polis asuransi yang mereka butuhkan. Pasal 10 UUPK menyangkut larangan yang tertuju pada perilaku. Agen asuransi sebagai pihak pelaku usaha yang tujuannya mengupayakan adanya perdagangan yang tertib dan iklim usaha yang sehat guna memastikan produk yang diperjualbelikan dalam masyarakat dilakukan dengan cara tidak melanggar hukum. Karena ketentuan pasal 10 diatas ini berisi larangan menawarkan, mempromosikan, mengiklankan atau membuat pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan terhadap barang danatau jasa tertentu, maka secara otomatis Universitas Sumatera Utara larangan dalam pasal ini juga menyangkut persoalan representasi sebagaimana diuraikan dalam pasal 9. 99 Walaupun terlihat sama dengan Pasal 9 namun di dalam pasal 10 ini lebih tertuju pada fungsinya. Yang mana dalam Pasal 9 hanya terpacu kepada perilaku pelaku usaha, namun di dalam Pasal 10 terpacu kepada perilaku agen asuransi sebagai pelaku usaha yang bertujuan untuk mengupayakan iklim yang sehat didalam suatu perdagangan. Ketiadaan informasi yang tidak memadai dari pelaku usaha merupakan salah satu jenis cacat informasi yang akan sangat merugikan konsumen. Pentingnya penyampaian informasi yang benar terhadap konsumen pemegang polis mengenai suatu produk, agar konsumen pemegang polis tidak salah terhadap gambaran mengenai suatu produk tertentu. Penyampaian informasi terhadap konsumen pemegang polis tersebut dapat berupa representasi, peringatan, maupun yang berupa instruksi. 100

B. Transparansi Penyampaian Informasi oleh Agen Asuransi terhadap

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Ditinjau Dari Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

0 53 70

Tanggung Jawab Pelaku Usaha Terhadap Penyampaian Informasi Periklanan Barang Produksinya Ditinjau dari Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

1 44 104

Undang Undang No. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

1 1 45

Tanggung Jawab Pelaku Usaha Terhadap Penyampaian Informasi Periklanan Barang Produksinya Ditinjau dari Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

0 0 7

Tanggung Jawab Pelaku Usaha Terhadap Penyampaian Informasi Periklanan Barang Produksinya Ditinjau dari Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

0 0 1

Tanggung Jawab Pelaku Usaha Terhadap Penyampaian Informasi Periklanan Barang Produksinya Ditinjau dari Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

0 0 14

Tanggung Jawab Pelaku Usaha Terhadap Penyampaian Informasi Periklanan Barang Produksinya Ditinjau dari Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

0 0 37

Tanggung Jawab Pelaku Usaha Terhadap Penyampaian Informasi Periklanan Barang Produksinya Ditinjau dari Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

0 0 4

BAB II ASPEK HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN DENGAN KEGIATAN ASURANSI A. Usaha Perasuransian - Pertanggungjawaban Agen Asuransi Dalam Penyampaian Informasi Produk Ditinjau Dari Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pertanggungjawaban Agen Asuransi Dalam Penyampaian Informasi Produk Ditinjau Dari Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

0 0 17