58
Sejarah Kebudayaan Islam Kurikulum 2013
Bangsa Romawi dan warga Syria-Kristen diberi hidup dan diizinkan tinggal di Yerusalem dengan hak-hak warga negara secara penuh. Bangsa
Perancis dan bangsa-bangsa Latin diberi hak meninggalkan Palestina dengan membayar uang tebusan 10 dinar setiap orang dewasa, dan 1 dinar untuk
setiap anak-anak. Jika tidak bersedia mereka dijadikan sebagai budak. Namun peraturan seperti ini tidak diterapkan oleh sang sultan secara kaku. Shalahuddin
berkenan melepaskan ribuan tawanan tanpa tebusan sepeser pun, bahkan ia mengeluarkan hartanya sendiri untuk menrbantu menebus sejumlah tawanan.
Shalahuddin juga membagi-bagikan sedekah kepada ribuan masyarakat Kristen yang miskin dan lemah sebagai bekal perjalanan mereka pulang. Ia
menyadari betapa pasukan Salib-Kristen telah membantai ribuan masyarakat Muslim yang tidak berdosa, namun suara hatinya yang lembut tidak tega untuk
melampiaskan dendam terhadap pasukan Kristen. Pada sisi lainnya Shalahuddin juga membina ikatan persaudaraan antara
warga Kristen dengan warga Muslim, dengan memberikan hak-hak warga Kristen sama persis dengan hak-hak warga Muslim di Yerusalem. Sikap
Shalahuddin demikian ini membuat umat Kristen di negeri-negeri lain ingin sekali tinggal di wilayah kekuasaan sang sultan ini. “Sejumlah warga Kristen
yang meninggalkan Yerusalem menuju Antioch ditolak dan bahkan dicaci maki oleh raja Bahemond. Mereka lalu menuju ke negeri Arab di mana kedatangan
mereka disambut dengan baik”, kata Mill. Perlakuan baik pasukan Muslim terhadap umat Kristen ini sungguh tidak ada bandingannya sepanjang sejarah
dunia. Padahal sebelumnya, pasukan Salib-Kristen telah berbuat kejam, menyiksa dan menyakiti warga Muslim.
c. Perang Salib 3
Jatuhnya Yerusalem dalam kekuasaan Shalahuddin menimbulkan keprihatinan besar kalangan tokoh-tokoh Kristen. Seluruh penguasa negeri
Kristen di Eropa berusaha menggerakkan pasukan salib lagi. Ribuan pasukan Kristen berbondong-bondong menuju Tyre untuk berjuang mengembalikan
prestis kekuatan mereka yang telah hilang. Menyambut seruan kalangan gereja, maka kaisar Jerman yang bernama Frederick Barbarosa, Philip August,
kaisar Perancis yang bernama Richard, beberapa pembesar kristen membentuk gabungan pasukan salib. Dalam hal ini seorang ahli sejarah menyatakan
bahwa Perancis mengerahkan seluruh pasukannya baik pasukan darat maupun pasukan larutnya. Bahkan wanita-wanita Kristen turut ambil bagian dalam
59
Buku Siswa Kelas XI MA Keagamaan
peperangan ini. Setelah seluruh kekuatan salib berkumpul di Tyre, mereka segera bergerak mengepung Acre.
Shalahuddin segera menyusun strategi untuk menghadapi pasukan salib. Ia menetapkan strategi bertahan di dalam negeri dengan mengabaikan saran
para Amir untuk melakukan pertahanan di luar wilayah Acre. Jadi Shalahuddin mestilah berperang untuk menyelamatkan wilayahnya setelah pasukan
Perancis tiba di Acre. Pada tanggal 14 September 1189 M. Shalahuddin terdesak oleh pasukan
salib, namun kemenakannya yang bernama Taqiyuddin berhasil mengusir pasukan salib dari posisinya dan mengembalikan hubungan dengan Acre.
Namun setelah mendesak separuh kekuatan Perancis, pasukan Muslim kembali dilemahkan pada hari berikutnya.
Kota Acre kembali terkepung selama hampir dua tahun. Sekalipun pasukan Muslim menghadapi situasi yang serba sulit selama pengepungan ini, namun
mereka tidak patah semangat. Segala upaya pertahanan pasukan Muslim semakin tidak membawa hasil, bahkan mereka merasa frustasi ketika Richard
dan Philip August tiba dengan kekuatan pasukan salib yang maha besar. Sultan Shalahuddin merasa kepayahan menghadapi peperangan ini, sementara itu
pasukan Muslim dilanda wabah penyakit dan kelaparan. Masytub, seorang komandan Salauhuddin akhirnya mengajukan tawaran damai dengan kesediaan
atas beberapa persyaratan sebagaimana yang pernah diberikan kepada pasukan Kristen sewaktu penaklukan Yerusalem dahulu. Namun sang raja yang tidak
mengenal balas budi ini sedikit pun tidak memberi belas kasih terhadap ummat Muslim. la membantai pasukan Muslim secara kejam.
Setelah berhasil menundukkan Acre, pasukan salib bergerak menuju Ascalon dipimpin oleh Jenderal Richard. Bersamaan dengan itu Shalahuddin
sedang mengarahkan operasi pasukannya dan tiba di Ascalon. Ketika tiba di Ascalon, Richard mendapatkan kota ini telah dikuasai oleh pasukan
Shalahuddin. Merasa tidak berdaya mengepung kota ini, Richard mengirimkan delegasi perdamaian menghadap Shalahuddin. Setelah berlangsung perdebatan
yang kritis, akhirnya sang sultan bersedia menerima tawaran damai tersebut. ”Antar pihak Muslim dan pihak pasukan salib menyatakan bahwa wilayah
kedua belah pihak saling tidak menyerang dan menjamin keamanan masing- masing, dan bahwa warga negara kedua belah pihak dapat saling keluar masuk
ke wilayah lainnya tanpa, gangguan apa pun”. Jadi perjanjian damai yang menghasilkan kesepakatan di atas mengakhiri perang salib ke tiga.
60
Sejarah Kebudayaan Islam Kurikulum 2013
Setelah keberangkatan Jenderal Richard, Shalahuddin masih tetap tinggal di Yerusalem dalam beberapa lama. Ia kemudian kembali ke Damaskus
untuk menghabiskan sisa hidupnya. Perjalanan panjang yang meletihkan ini mengganggu kesehatan sultan dan akhirnya ia meninggal enam bulan setelah
tercapai perdamaian, yakni pada tahun 1193 M. Wafatnya Shalahuddin merupakan musibah bagi Islam dan ummat lslam, sungguh tidak ada duka
yang melanda mereka setelah wafatnya empat khalifah pertama yang melebihi duka atas wafatnya Sultan Shalahuddin”.
Shalahuddin bukan hanya seorang Prajurit, ia juga seorang yang mahir dalam bidang pendidikan dan pengetahuan. Berbagai penulis berkarya di
istananya. Penulis yang ternama di antara mereka adalah Imaduddin, sedang hakim yang termasyhur adalah al-Hakkari. Sultan Shalahuddin mendirikan
berbagai lembaga pendidikan seperti madrasah, perguruan, dan juga mendirikan sejumiah rumah sakit di wilayah kekuasaannya.
d. Perang Salib 4