persiapan dari pemerintah berupa pelatihan dirasakan belum optimal dan terlalu mendadak.
Selain itu, kurangnya kreativitas guru juga mempengaruhi pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPS selama
ini. Kreativitas sangat mempengaruhi seorang guru untuk memilih dan menentukan arah kegiatan pembelajaran. Kreativitas yang
diperlukan oleh guru seperti menentukan metode pembelajaran hingga
skenario pembelajaran
agar mampu
menciptakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik mulai dari menentukan
kegiatan dalam langkah-langkah mengamati, menalar, menanya, mencoba, dan mengkomunikasikan.
Meskipun pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPS belum berjalan baik, tapi kegiatan pembelajaran sudah membawa siswa
untuk aktif dan guru hanya sebagai fasilitator. Hal tersebut ditunjukkan dengan penggunaan berbagai diskusi dari model
cooperative learning dan problem based learning yang biasa digunakan oleh guru dalam setiap pembelajaran sehingga
mendukung student center. Selain itu, untuk mendukung
pembelajaran IPS dengan pendekatan saintifik adalah dengan memberikan pembelajaran yang kontekstual, dan guru sudah mampu
membawa pembelajaran tersebut dengan menunjukkan berbagai fenomena alam dan sosial dalam kegiatan pembelajaran, baik melalui
tayangan video, gambar, dan studi kasus.
b. Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu dalam mata pelajaran IPS merupakan konsep pembelajaran IPS yang mampu menyampaikan materi-materi
dari disiplin ilmu sosial secara terpadu, yaitu geografi, ekonomi, sosiologi, dan sejarah. Pembelajaran IPS dalam Kurikulum 2013
telah dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative social studies, dan hal tersebut didukung dari kompetensi yang disusun
secara terpadu pada tema tertentu. Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan pembelajaran IPS
secara terpadu selama ini berjalan sesuai dengan kompetensi dasar yang sudah ada. Hal itu dikarenakan kompetensi yang kini dalam
Kurikulum 2013 memang sudah didesain secara terpadu untuk pelajaran IPS pada jenjang SMP. Jika melihat latar belakang
pendidikan setiap guru yang memang bukan dari IPS sendiri, maka banyak guru yang masih merasa kesulitan. Berikut adalah daftar
lulusan guru yang mengajarkan IPS pada SMP Negeri 8 Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, dan SMP IT Abu Bakar
Yogyakarta. Tabel 5. Daftar Kompetensi Lulusan Narasumber
No Informan
Lulusan 1
I3 Ekonomi
2 M3
Geografi 3
S2 Ekonomi
4 A1
Arkeologi
Meskipun masih berasal dari ilmu-ilmu sosial, tetapi kenyataannya jika hanya mengusai satu bidang studi maka akan
kesulitan ketika harus mengajarkan IPS secara terpadu pada tingkat sekolah menengah pertama. Kecenderungan guru ketika mengajar
akan lebih banyak porsinya pada bidang yang dikuasai, dan kurang menguasai materi ajar.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam mengajarkan dan mengembangkan afektif dan psikomotorik siswa secara umum sudah
terlaksana, guru mengajarkannya secara tidak langsung. Konsep pembelajaran
afektif dan
psikomotorik diajarkan
dengan memasukkan nilai-nilai sikap dan keterampilan pada setiap kegiatan
pembelajaran atau pun pada setiap kegiatan siswa.
4. Penilaian Proses dan Hasil Belajar IPS
Penilaian yang digunakan dalam Kurikulum 2013 adalah penilaian autentik. Penilaian autentik atau penilaian asli merupakan penilaian yang
mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil. Jadi dalam penilaian autentik, guru tidak
hanya menilai hasil belajar siswa saja yang biasa dilakukan diakhir pembelajaran saja, tetapi saat ini guru dituntut untuk mampu
memberikan nilai proses siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Penilaian autentik terdiri dari penilaian proses pembelajaran dan
penilaian hasil pembelajaran baik sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penilaian yang didesain agar guru mampu melakukan penilaian proses