Perencanaan Pembelajaran IPS Pembahasan 1. Konsep Kurikulum 2013

persiapan dari pemerintah berupa pelatihan dirasakan belum optimal dan terlalu mendadak. Selain itu, kurangnya kreativitas guru juga mempengaruhi pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPS selama ini. Kreativitas sangat mempengaruhi seorang guru untuk memilih dan menentukan arah kegiatan pembelajaran. Kreativitas yang diperlukan oleh guru seperti menentukan metode pembelajaran hingga skenario pembelajaran agar mampu menciptakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik mulai dari menentukan kegiatan dalam langkah-langkah mengamati, menalar, menanya, mencoba, dan mengkomunikasikan. Meskipun pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPS belum berjalan baik, tapi kegiatan pembelajaran sudah membawa siswa untuk aktif dan guru hanya sebagai fasilitator. Hal tersebut ditunjukkan dengan penggunaan berbagai diskusi dari model cooperative learning dan problem based learning yang biasa digunakan oleh guru dalam setiap pembelajaran sehingga mendukung student center. Selain itu, untuk mendukung pembelajaran IPS dengan pendekatan saintifik adalah dengan memberikan pembelajaran yang kontekstual, dan guru sudah mampu membawa pembelajaran tersebut dengan menunjukkan berbagai fenomena alam dan sosial dalam kegiatan pembelajaran, baik melalui tayangan video, gambar, dan studi kasus.

b. Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran terpadu dalam mata pelajaran IPS merupakan konsep pembelajaran IPS yang mampu menyampaikan materi-materi dari disiplin ilmu sosial secara terpadu, yaitu geografi, ekonomi, sosiologi, dan sejarah. Pembelajaran IPS dalam Kurikulum 2013 telah dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative social studies, dan hal tersebut didukung dari kompetensi yang disusun secara terpadu pada tema tertentu. Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan pembelajaran IPS secara terpadu selama ini berjalan sesuai dengan kompetensi dasar yang sudah ada. Hal itu dikarenakan kompetensi yang kini dalam Kurikulum 2013 memang sudah didesain secara terpadu untuk pelajaran IPS pada jenjang SMP. Jika melihat latar belakang pendidikan setiap guru yang memang bukan dari IPS sendiri, maka banyak guru yang masih merasa kesulitan. Berikut adalah daftar lulusan guru yang mengajarkan IPS pada SMP Negeri 8 Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, dan SMP IT Abu Bakar Yogyakarta. Tabel 5. Daftar Kompetensi Lulusan Narasumber No Informan Lulusan 1 I3 Ekonomi 2 M3 Geografi 3 S2 Ekonomi 4 A1 Arkeologi Meskipun masih berasal dari ilmu-ilmu sosial, tetapi kenyataannya jika hanya mengusai satu bidang studi maka akan kesulitan ketika harus mengajarkan IPS secara terpadu pada tingkat sekolah menengah pertama. Kecenderungan guru ketika mengajar akan lebih banyak porsinya pada bidang yang dikuasai, dan kurang menguasai materi ajar. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam mengajarkan dan mengembangkan afektif dan psikomotorik siswa secara umum sudah terlaksana, guru mengajarkannya secara tidak langsung. Konsep pembelajaran afektif dan psikomotorik diajarkan dengan memasukkan nilai-nilai sikap dan keterampilan pada setiap kegiatan pembelajaran atau pun pada setiap kegiatan siswa.

4. Penilaian Proses dan Hasil Belajar IPS

Penilaian yang digunakan dalam Kurikulum 2013 adalah penilaian autentik. Penilaian autentik atau penilaian asli merupakan penilaian yang mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil. Jadi dalam penilaian autentik, guru tidak hanya menilai hasil belajar siswa saja yang biasa dilakukan diakhir pembelajaran saja, tetapi saat ini guru dituntut untuk mampu memberikan nilai proses siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Penilaian autentik terdiri dari penilaian proses pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran baik sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penilaian yang didesain agar guru mampu melakukan penilaian proses