Pengujian lengkung pengubahan bentuk

Har di Sudjana ƒ‰‡ͶͶͺ Tabel 10.8 Ukuran bahan uji dan perbandingannnya terhadap duri pelengkung dan jarak tumpuan. Diameter Nominal d mm Diameter rol penumpu mm Jari-jari pelengkung mm Jarak antara tumpuan,L mm 10 20 – 30 10 – 15 200 13 20 – 30 10 – 15 260 20 50 – 60 25 – 30 400 30 50 – 60 25 – 30 600 45 50 - 60 25 – 30 900 Kedudukan bahan uji dan pemberian beban dalam proses pengujian lengkung beban. Kedudukan bahan uji harus ditempatkan ditengah-tengah pada tumpuan yang terdapat pada mesin uji dengan jarak sesuai dengan table, sedangkan pembebanan harus diberikan secara perlahan-lahan dengan penambahan beban tidak lebih dari 3kgmm 2 setiap detiknya. Gambar 10.35 Kedudukan bahan uji dalam pengujian lengkung beban

b. Pengujian lengkung pengubahan bentuk

Pengujian lengkung pengubahan bentuk berbeda dengan pengujian lengkung beban, kendati bahan uji yang diuji diperkirakan memiliki sift yang sulit untuk dibentuk melalui pengerjaan dingin cold working processes, namun pada dasarnya proses pengujian lengkung penguaban bentuk ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh bahan uji ini dapat dibengkok atau dibentuk tanpa pemanasan. Oleh karena itu didalam prosesnya diperlukan pengamatan yang cermat serta memperhatikan berbagai aturan yang ditentukan dalam pengujian. Di unduh dari : Bukupaket.com Har di Sudjana ƒ‰‡ͶͶͻ Pengujian dengan metoda sederhana. Proses pengujian lengkung pengubahan bentuk ini tidak memerlukan mesin uji yang khusus yang paling penting adalah mesin yang mampu membrikan gaya tekan serta memiliki kelengkapan sebagai pendukung bahan uji selama pengujian, bahkan tidak memerlukan pengukur tekanan sebagaimana mesin yang digunakan pada mesin uji lengkung beban, namun berbagai ketentuan yang berlaku seperti bentuk dan ukuran spesiment serta rol penumpu dan duri pelengkung ditetapkan secara spesifik. Bentuk dan ukuran spesiment Bentuk dan ukuran spesiment untuk pengujian lengkung pengubahan bentuk memiliki ketentuan ukuran sebagaimana terlihat pada gambar 10.36 berikut. Gambar 10.36 Dimensi specimen pengujian lengkung pengbahan bentuk Lebar b : Lebar minimum = tebal a maks. 4 x a atau d 30 mm. Panjang L : L = D + 3a + 40 + diameter rol penumpu. D = Tebal duri pelengkung, nilainya disesuaikan dengan kekuatan tarik bahan uji, misalnya untuk baja Karbon : BJ .34 = 0,5a, BJ. 42 = a, BJ 50 = 1,5a Di unduh dari : Bukupaket.com Har di Sudjana ƒ‰‡ͶͷͲ Rol penumpu biasanya ditentukan sebesar 50 mm Kedudukan rol penumpu harus dapat distel agar dapat menyesuaikannya dengan kebutuhan jarak ukur L menurut kebutuhan pengujian sesuai dengan ketebalan bahan uji sebagaimana ditentukan pada ketentuan ukuran bahan uji. Demikian pula dengan kedudukan duri pelengkung dibuat agar dapat berputar me-nyesuaikan dengan kesejajaran rol penumpu. Gambar 10.37 Kedudukan specimen pada landasan Pembebanan pertama diberikan hingga diperkirakan ujung duri pelengkung sejajar dengan per-mukaan rol penumpu. Pembebanan dilanjutkan hingga diperkirakan benda uji membentuk sudut 140 gambar 10.38 Di unduh dari : Bukupaket.com Har di Sudjana ƒ‰‡Ͷͷͳ Gambar 10.38 Pembebanan dalam pengujian lengkung Jika pada pem-bentukan sudut hingga 140 tidak terdapat keretak- an, maka pembentukan dilakukan dengan mengubah posisi penekanan pada landasan hingga membentuk 180 dengan bantuan balok pengisi. Gambar 10.39 Pengujian Lengkung ini pada umumnya digunakan pada baja lunak atau dalam kebutuhan bahan baja lembaran sheet metal dan disebut sebagai pengujian lengkung tunggal. P kg Balok penekan Test piece Landasan Sudut bengkokan radius Gambar 10.39 P kg Balok penekan Balok pengisi Test piece Landasan Gambar 10. 40 Pengujian lengkung tunggal Di unduh dari : Bukupaket.com Har di Sudjana ƒ‰‡Ͷͷʹ Pengujian bengkokan tunggal pada sheel metal gambar 10.39 Gambar 10.41 Pengujian bengkokan tunggal Gerakana persiapan Satu gerakan Gambar 10.42 Gerak bengkokan 180 Gerakana persiapan Satu gerakan Gambar 10.43 Gerak bengkokan 90 Di unduh dari : Bukupaket.com Har di Sudjana ƒ‰‡Ͷͷ͵

4. Pengujian Pukul Takik Impact Test